Anda di halaman 1dari 6

Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia - www.onlinedoctranslator.

com

Jurnal Kedokteran Gigi Padjadjaran. 2019; 31(2): 106-111.

Penghambatan namnam (Cynometra caulifloraL.) ekstrak daun


pada pertumbuhanPorphyromonas gingivalis

Zakiyya Ulpiyah1, Amandia Dewi Permana Shita1*, Melok Aris Wahyukundari2

1 Jurusan Biomedik, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember, Indonesia


2 Departemen Periodonsia, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember, Indonesia

ABSTRAK

Pengantar:Porphyromonas gingivalispertumbuhan harus dicegah untuk meminimalkan peradangan


pada jaringan periodontal. Herbal antibakteri perlu diperhatikan karena ada efek samping yang
ditimbulkan oleh obat antibakteri sintetik. Namnam (Cynometra cauliflora L.) daun dikenal memiliki efek
antibakteri. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis potensi hambat, dan konsentrasi hambat tertinggi
ekstrak daun namnam terhadap pertumbuhanPorphyromonas gingivalis.Metode:24 sampel dibagi
menjadi 6 kelompok. Kelompok kontrol positif diberi klorheksidin 0,2%, dan kelompok perlakuan diberi
ekstrak daun namnam dengan berbagai konsentrasi (100%, 80%, 60%, 40%, dan 20%). Cakram yang
ditetesi berbagai konsentrasi ekstrak daun namnam dan klorheksidin 0,2% diletakkan pada media yang
telah diinokulasi denganP. gingivalis, kemudian diinkubasi pada suhu 37ºC selama 48 jam. Zona hambat
diukur dengan menggunakan jangka sorong.Hasil:Konsentrasi 100% memiliki rata-rata nilai zona
hambat tertinggi yaitu 11,43 mm. Kandungan ekstrak daun namnam yang berfungsi sebagai antibakteri
adalah tanin, flavonoid, triterpenoid, saponin dan kuinon.Kesimpulan:Ekstrak daun namnam dapat
menghambat pertumbuhanP. gingivalis. Ekstrak daun namnam 100% memiliki zona hambat antibakteri
tertinggi.

Kata kunci: Antibakteri, ekstrak daun namnam, penyakit periodontal,Porphyromonas gingivalis

p-ISSN 1979-0201; e-ISSN 2549-6212; Tersedia dari:http://jurnal.unpad.ac.id/pjd/article/view/18540 DOI:


10.24198/pjd.vol30no3.18540
Penyerahan: 02 Sep 2018; Diterima: 18 Juni 2019; Dipublikasikan online: 31 Juli 2019

PENGANTAR Penyakit periodontal adalah hasil interaksi yang


kompleks antara biofilm subgingiva dan sel imun tubuh
Prevalensi gangguan kesehatan gigi dan mulut masih yang menyebabkan inflamasi pada jaringan periodontal
relatif tinggi (25,9%).1Salah satu penyakit yang banyak sebagai respon melawan bakteri. Penyakit periodontal
terjadi di masyarakat adalah penyakit periodontal. Hasil meliputi gingivitis dan periodontitis. Gingivitis adalah
Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 2012 menunjukkan penyakit periodontal yang hanya menyerang gingiva,
bahwa penyakit periodontal menempati urutan kedua sedangkan periodontitis adalah penyakit periodontal
dengan prevalensi ±70% penduduk Indonesia.1 yang menyerang

*
Penulis koresponden: Amandia Dewi Permana Shita, Departemen Biomedik, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember,
Indonesia. Jalan Kalimantan No.37, Jember, Jawa Timur, Indonesia, 68121. Telepon: +62 813-3601-2472; Surel:sial.drg.
fkg@unej.ac.id

106
Penghambatan ekstrak daun namnam (Cynometra cauliflora L.) (Ulpiyah et al.)

struktur yang lebih dalam. Penyakit ini dapat menyebabkan Penelitian terhadap daun namnam sangat
gusi berdarah, bau mulut, gigi goyah hingga kehilangan terbatas sampai saat ini belum ada penelitian
gigi, mengganggu proses pengunyahan.2 yang menguji antibakteri ekstrak daun namnam (
Penyebab penyakit periodontal bersifat Cynometra caulifloraL.) melawanP. gingivalis
multifaktorial dengan bakteri pada plak sebagai bakteri. Berdasarkan uraian di atas maka tujuan
penyebab utamanya. Di antara patogen periodontal penelitian ini adalah menganalisis potensi
lainnya,P.gingivalismerupakan salah satu patogen hambat, dan konsentrasi hambat tertinggi ekstrak
penting dalam penyakit periodontal.2Bakteri ini daun namnam terhadap pertumbuhanP. gingivalis
merupakan bakteri gram negatif anaerobik, yang .
memiliki beberapa faktor virulensi seperti enzim,
lipopolisakarida, fimbria, dan membran protein luar, METODE
yang dapat merusak jaringan periodontal secara
langsung maupun tidak langsung dengan Jenis penelitian ini adalah eksperimen laboratorium.
menginduksi inflamasi.3Jika jumlahP. gingivalis koloni Desain penelitian adalah post-test only control group
meningkat, kerusakan jaringan periodontal juga design. Penelitian ini menggunakan total 24 sampel
meningkat. Untuk mencegah munculnya kerusakan yang terbagi menjadi 6 kelompok yaitu kelompok K+
jaringan periodontal, pertumbuhanP.gingivalisharus (klorheksidin glukonat 0,2%) dan ekstrak daun namnam
dihambat.4 konsentrasi 100, 80, 60, 40 dan 20%.
Salah satu cara untuk menghambat pertumbuhan Prosedur penelitian meliputi persiapan
mikroorganisme adalah dengan kontrol plak. Kontrol plak panggung, efek penghambatan, zona penghambatan
dapat dilakukan secara mekanis dengan menyikat gigi yang pengukuran dan analisis data. Tahap persiapan
bergantung pada motivasi. Motivasi individu dapat menurun meliputi identifikasiP. gingivalis bakteri dengan
seiring berjalannya waktu. Oleh karena itu, bahan kimia pewarnaan gram, identifikasi daun namnam,
antiplak digunakan untuk mendukung kontrol plak secara sterilisasi alat menggunakan autoklaf pada suhu
mekanis.5 121ºC selama 30 menit, ekstraksi daun namnam,
Pengendalian plak secara kimiawi dilakukan pembuatan media dan suspensi bakteri.
dengan menggunakan obat kumur yang Ekstraksi daun namnam dilakukan dengan
mengandung bahan antibakteri untuk teknik remaserasi. Daun namnam dicuci dengan air
membersihkan area yang tidak tertutup sikat gigi.6 bersih kemudian dikeringkan selama 10 hari,
Penggunaan obat kumur non herbal dalam waktu kemudian dioven pada suhu 40ºC selama 4 hari.
lama menimbulkan reaksi alergi atau kelainan pada Daun kering dihaluskan dengan blender dan diayak
rongga mulut. Misalnya, penggunaan chlorhexidine dengan ayakan 80 mesh.13Serbuk daun namnam
dalam waktu lama dapat menyebabkan sensasi yang telah diayak diambil 200 gram dan dimasukkan
terbakar, perubahan persepsi rasa dan munculnya ke dalam toples tertutup, kemudian ditambahkan
noda pada gigi.7Oleh karena itu, perlu dicari bahan 1000 ml metanol. Tahap maserasi dilakukan selama
alternatif dari bahan herbal untuk mendapatkan efek 48 jam sambil diaduk setiap delapan jam
samping yang minimal. Salah satu bahan alam yang menggunakan batang pengaduk kemudian
saat ini dikembangkan sebagai bahan antibakteri diregenerasi selama 48 jam.13,14Filtrat diuapkan
adalah daun namnam (Cynometra caulifloraL.). dengan rotary evaporator pada suhu 50ºC hingga
Namnam adalah nama spesies pohon berbuah diperoleh ekstrak pekat dengan konsentrasi 100%.
dari suku polong-polongan (Leguminosae atauFabaceae Kemudian ekstrak diencerkan hingga konsentrasi 80,
) yang sering dijumpai di daerah dataran rendah yang 60, 40 dan 20%. Hasil pengenceran disaring
basah.8Tumbuhan ini merupakan salah satu jenis menggunakan spuit filter dan dimasukkan ke dalam
tumbuhan asli Indonesia yang langka. Juga, tanaman ini tabung eppendorf.13
tumbuh di Asia Tenggara dan India.9Tumbuhan ini Tahap selanjutnya adalah pembuatan media
sering dimanfaatkan buahnya untuk dimakan segar dan Brain Heart Infusion Broth (BHI-B) dan Brain Heart
daunnya untuk obat diare.10Daun namnam Infusion Agar (BHI-A). Setelah pembuatan media,
mengandung senyawa kimia seperti flavonoid, dilanjutkan dengan pembuatan suspensiP.gingivalis
terpenoid, tanin, saponin antibakteri.11,12 bakteri.P.gingivalisdigunakan dalam penelitian ini

107
Jurnal Kedokteran Gigi Padjadjaran. 2019; 31(2): 106-111.

diperoleh dari Laboratorium Mikrobiologi Fakultas


Kedokteran Gigi Universitas Jember. Bakteri itu telah
diidentifikasi sebagai murniP. gingivalis ATCC 33277.Satu
salep dariP.gingivalisdari galur murni dimasukkan ke dalam
tabung vakum yang berisi 2 mL media BHI-B. Tabung
vakum dimasukkan ke dalam desikator dan diinkubasi pada
suhu 37°C selama 24 jam. Kemudian dilakukan
pengenceran dengan menambahkan akuades steril dan
dihomogenkan dengan mixing vortex, hingga
absorbansinya mencapai 0,5 Mc Farland diukur dengan
menggunakan densitometer.
Prosedur selanjutnya adalah tahap uji efek Gambar 1. Pengukuran zona hambat
antibakteri. Sebanyak 100 µL suspensi bakteri
dilanjutkan dengan uji statistik Tukey-HSD. Semua uji
diteteskan pada masing-masing media kultur. Suspensi
data menggunakan taraf signifikansi 95% (α = 0,05).
diratakan pada permukaan media biakan dengan
menggunakan cotton swab steril. Pada kertas cakram
HASIL
sebanyak 24 lembar masing-masing dipress dengan
13µL ekstrak daun namnam 5 konsentrasi dan
Hasil penelitian daya hambat ekstrak daun
Chlorhexidine 0,2% menggunakan mikropipet yang
namnam (Cynometra cauliflora
diberi ujung berwarna kuning kemudian ditunggu
L.) aktifP.gingivalispertumbuhan diperoleh zona hambat
selama satu menit hingga terserap. Cakram kertas
di sekitar kertas cakram di semua kelompok penelitian.
ditempelkan pada setiap permukaan media biakan yang
Hasil data penelitian disajikan pada Tabel 1.
telah diinokulasi bakteri dengan menggunakan pinset
steril15. Petridish dimasukkan ke dalam desikator Tabel 1. Diameter zona hambat daun namnam
kemudian diinkubasi selama 48 jam pada suhu 37ºC ekstrakP.gingivalispertumbuhan
dengan posisi terbalik untuk mencegah uap air jatuh ke Grup Diameter zona hambat (X ± SD) (mm)
dalam media sehingga tidak mengganggu K+ 13.61±1.71
pertumbuhan bakteri.16. 100% 11,43±0,66
Prosedur selanjutnya adalah tahap pengukuran 80% 11,05±0,84
zona hambat dengan menggunakan digital shear term 60% 10.62±0.64
dengan ketelitian 0,01 mm dan dicatat. Cara mengukur 40% 10,03±1,32
diameter zona hambat adalah dengan mengukur 20% 8,59±1,03
diameter panjang (a) ditambah diameter pendek (b) Catatan: X: Berarti; SD: Standar deviasi; K+: Kelompok kontrol positif
kemudian dibagi menjadi 217(Gambar 1). (Chlorhexidine gluconate 2%); *perbedaan yang signifikan
Data hasil penelitian berupa uji statistik
Saphiro-Wilk dan Levene dengan menggunakan Hasil uji One Way Anova menunjukkan
software Statistical Product and Service Solution perbedaan yang signifikan antara semua
(SPSS). Data yang dihasilkan berdistribusi normal kelompok penelitian (p < 0,05). Selanjutnya
dan homogen, sehingga dapat dilakukan uji dilakukan uji Tukey-HSD untuk mengetahui
statistik parametrik One-Way ANOVA kemudian perbedaan antara 2 kelompok penelitian (Tabel 2).

Tabel 2. Uji Tukey-HSD diameter zona hambat ekstrak daun namnam padaP.gingivalispertumbuhan
Nilai P
Grup
K+ 100% 80% 60% 40% 20%
K+ - 0,105 0,041* 0,013* 0,003* 0,000*
100% 0,105 - 0.996 0,897 0,491 0,019*

80% 0,041* 0.996 - 0,993 0,777 0,052


60% 0,013* 0,897 0,993 - 0,972 0,146
40% 0,003* 0,491 0,777 0,972 - 0,459
20% 0,000* 0,019* 0,052 0,146 0,459 -

108
Penghambatan ekstrak daun namnam (Cynometra cauliflora L.) (Ulpiyah et al.)

Hasil uji Tukey-HSD pada Tabel 2 konsentrasi. Hal ini diduga karena semakin besar
menunjukkan perbedaan yang signifikan antara K konsentrasi suatu ekstrak maka semakin tinggi pula
+ grup dengan 80, 60, 40 dan 20% grup; dan kandungan senyawa antibakterinya sehingga kemampuan
kelompok 100% dengan 20% (p<0,05). Sedangkan antibakterinya semakin meningkat. Jika dibandingkan
pada kelompok lainnya tidak terdapat perbedaan dengan klorheksidin glukonat 0,2%, ekstrak daun namnam
yang nyata (p>0,05), yang berarti diameter zona konsentrasi 100% memiliki diameter zona hambat yang
hambat antara kedua kelompok hampir sama. lebih kecil. Berdasarkan uji Tukey-HSD didapatkan nilai p =
0,105 yang menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan
yang bermakna antar kelompok sehingga dapat dikatakan
DISKUSI bahwa ekstrak daun namnam konsentrasi 100% dan 0,2%
chlorhexidine gluconate memiliki kemampuan yang hampir
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya sama dalam menghambat pertumbuhanP. gingivalis.
hambat ekstrak daun namnam (Cynometra cauliflora Penelitian ini membuktikan bahwa ekstrak daun namnam
L) pada pertumbuhanP. gingivalis. Ekstrak daun mampu menghambat pertumbuhanP. gingivalis. Hal ini
namnam dibuat dengan metode remaserasi. sesuai dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan
Berdasarkan penelitian sebelumnya, metode bahwa ekstrak daun namnam memiliki aktivitas antibakteri
ekstraksi remaserasi menghasilkan rendemen
ekstrak paling tinggi dibandingkan dengan metode . Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian lain
21

lainnya. Hal ini dikarenakan waktu kontak antara yang menyatakan bahwa ekstrak daun namnam
pelarut dan simplisia pada metode remaserasi lebih memiliki efek antibakteri, namun secara
lama dibandingkan dengan metode lain seperti Staphylococcus epidermidisdanPseudomonas
perkolasi, maserasi dan reperolasi.18 aeuruginosabakteri22. Peneliti lain juga
Pelarut yang digunakan dalam proses menyatakan bahwa ekstrak metanol daun
remaserasi adalah metanol. Penggunaan metanol namnam memiliki aktivitas antibakteri yaitu pada
dalam penelitian ini karena metanol mampu melarutkan Staphylococcus aureustapi tidak masukE.coli13.
lebih banyak senyawa fitokimia dibandingkan pelarut Sifat antibakteri yang terdapat pada ekstrak daun
lainnya. Metanol memiliki gugus polar yang lebih kuat namnam adalah tanin, flavonoid, triterpenoid,
dari gugus nonpolar, sehingga mampu mengekstrak saponin dan kuinon.13, 23, 24. Masing-masing zat
lebih banyak komponen bioaktif yang memiliki sifat aktif tersebut memiliki mekanisme yang berbeda
polar lebih tinggi seperti saponin, kuinon, flavonoid dan sebagai antibakteri.
tanin. Hal ini terlihat dari struktur kimia metanol yang Flavonoid bekerja sebagai antibakteri
mengandung gugus hidroksil (polar) dan karbon dengan menghambat pembentukan DNA dan RNA
(nonpolar).19. yang berperan dalam ikatan hidrogen sehingga
Metode uji daya antibakteri yang digunakan basa asam nukleat menumpuk dan permeabilitas
dalam penelitian ini adalah metode difusi cakram. dinding sel bakteri, lisosom dan mikrosom rusak.
Media yang akan diuji dimasukkan ke dalam 25. Flavonoid juga dapat membentuk senyawa
desikator dengan kondisi terbalik. Hal ini dapat kompleks dengan protein ekstraseluler sehingga
mencegah droplet uap air jatuh ke media yang telah menyebabkan kerusakan membran sel bakteri dan
ditanami bakteri, droplet tersebut dapat diikuti dengan pelepasan senyawa intraseluler.26.
mempengaruhi hasil akhir inkubasi20. Selain itu, flavonoid juga mampu menghambat
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua sitokrom C reduktase sehingga penggunaan oksigen
kelompok ekstrak daun namnam memiliki daya hambatP. pada bakteri akan terhambat.27.
gingivalis pertumbuhan. Diameter zona hambat ekstrak Senyawa tanin akan merusak membran sel bakteri
daun namnam konsentrasi 100%, 80%, 60%, 40% dan 20% dengan mengubah permeabilitas dan mengganggu
berturut-turut adalah 11,43 mm, 11,05 mm, 10,62 mm, kekuatan proton membran sitoplasma yang melarutkan
10,03 mm dan 8,59 mm. Hal ini menunjukkan adanya lemak. Dalam konsentrasi yang lebih rendah, tanin akan
peningkatan diameter zona hambat seiring dengan mengaktifkan sistem enzim dalam sel bakteri13. Sedangkan
peningkatan konsentrasi ekstrak, sehingga ekstrak daun saponin akan berikatan dengan membran sitoplasma
namnam konsentrasi 100% memiliki kemampuan daya sehingga tegangan permukaan akan menurun dan
hambat yang paling besar dibandingkan ekstrak lainnya. menyebabkan pelepasan intraseluler

109
Jurnal Kedokteran Gigi Padjadjaran. 2019; 31(2): 106-111.

senyawa27. Senyawa lain yaitu kuinon bersifat Kesehatan Gigi dan Mulut. Jakarta: Kementerian
antibakteri dengan membentuk kompleks ireversibel Kesehatan Republik Indonesia; 2012.
dengan asam amino nukleofilik sehingga protein sel 2. Newman M, Takei H, Klokkevold P, Carranza
tidak dapat berfungsi secara normal.28. Periodontologi Klinis F. Carranza. 12thed.
Kekuatan daya antibakteri dapat dibedakan Philadelphia: Saunders-Elsevier; 2015.
menjadi tiga yaitu diameter zona hambat kurang 3. Bagaimana KY, Lagu KP, Chan KG. Porphyromonas
dari 10 mm dikategorikan lemah, diameter zona gingivalis: Gambaran Umum Patogen Periodontopatik
hambat 10-20 mm dikategorikan sedang dan di bawah Garis Gusi. Mikrobiol Depan.
diameter zona hambat lebih dari 20 mm 7: 53. DOI:10.3389/fmicb.2016.00053
dikategorikan kuat29. Oleh karena itu, daya 4. Jandik KA, Belanger M, Low SL, Dorn BR, Yang
antibakteri ekstrak daun namnam terhadap MC, Progulske-Fox A. Perbedaan Invasif
pertumbuhanP.gingivalisdapat dibagi menjadi antara Strain Porphyromonas gingivalis Dari
dua kategori yaitu ekstrak daun namnam Situs Periodontal yang Sehat dan Berpenyakit.
konsentrasi 20% termasuk dalam kategori lemah, J Periodontal Res. 2008; 43(5): 524-30. DOI:
sedangkan ekstrak daun namnam konsentrasi 10.1111/j.1600-0765.2007.01064.x
100%, 80%, 60%, 40% dalam kategori sedang. 5. Menon L, Ramamurthy J. Pemandangan Baru dalam
Perbedaan ukuran zona hambat dan kekuatan Kontrol Plak. IOSR J Dent Med Sci. 2014; 13(3): 64- 8.
antibakteri dipengaruhi oleh beberapa hal, antara DOI:10.9790/0853-13356468
lain tingkat kepekaan organisme uji, kecepatan 6. Santana W, Thahar B, Mardiati E, Salim J. Pengaruh
difusi senyawa antibakteri dan konsentrasi obat kumur yang mengandung alkohol dan obat
senyawa antibakteri.30. Penelitian ini masih kumur bebas alkohol terhadap kekuatan rantai
terbatas pada pengujian efek antibakteri, daya pembusukan. Padjadjaran J Dent. 2017;
terutamaP.gingivalisbakteri pada ekstrak daun 29(3): 196-203. DOI:10.24198/pjd.
namnam. Artikel ini masih dalam tahap penelitian vol29no3.14476
pendahuluan, hanya dipelajari nilai hambatannya 7. Kaur P, Singh H, Khatri A, Aulakh KS. Evaluasi dan
saja tanpa nilai MIC, sehingga penelitian ini perlu Perbandingan Efek Samping Jangka Pendek Obat
dilanjutkan. Penelitian lebih lanjut tentang uji Kumur Chlorhexidine 0,2% dan 0,12%. J Adv Med
toksisitas dan biokompatibilitas, sertain vivo Dent Sci Res. 2015; 3(3): 26-8.
Penelitian terhadap ekstrak daun namnam juga 8. Purwantoro RS, Satyanti A, Yuswandi AY.
diperlukan sebelum ekstrak ini dapat digunakan Namnam (Cynometra cauliflora L.) di Kebun
pada manusia. raya Bogor: Tingkat Kejadian Buah Rendah
Penelitian ini masih memerlukan penelitian lebih dan Studi Laju Perkembangan Buah. Prosiding
lanjut untuk menentukan Minimum Inhibitory Seminar Nasional IPA Dasar ke-7; 20 Februari
Concentration (MIC) ekstrak daun namnam terhadap 2010; Malang, Indonesia. Malang: Universitas
P.gingivalis. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut Brawijaya; 2010.
untuk menguji potensi lain dari ekstrak daun 9. Verheij EWM, Coronel RE. PROSEA = Sumber
namnam misalnya sebagai antijamur, antioksidan, Daya Nabati Asia Tenggara. 2, Buah-buahan
antikanker dan antidiabetes. yang dapat Dimakan. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama; 1997.
KESIMPULAN 10. Tiranda R, Suseno AD. Informasi Singkat Benih
Cynometra cauliflora L. Informasi Singkat
Ekstrak daun namnam dapat menghambat pertumbuhan Benih. 2013; 170: 1-2.
P. gingivalis. Ekstrak daun namnam 100% memiliki 11. Abd Aziz AF, Iqbal M. Aktivitas Antioksidan dan
zona hambat antibakteri tertinggi. Komposisi Fitokimia Cynometra cauliflora. J
Exp Integr Med. 2013; 3(4): 337- 41. DOI:
REFERENSI 10.5455/jeim.250813.or.086
12. Adawiah, Sukandar D, Muawanah A. Aktivitas
1. Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Kesehatan. Antioksidan dan Kandungan Komponen Bioaktif
Rencana Program Pelayanan Sari Buah Namnam. J Kim Valensi J Penelit

110
Penghambatan ekstrak daun namnam (Cynometra cauliflora L.) (Ulpiyah et al.)

Pengembang Ilmu Kim. 2015; 1(2): 130-6. DOI: 21. Maharani T, Sukandar D, Hermanto S.
10.15408/jkv.v0i0.3155 Karakterisasi Senyawa Hasil Isolasi dari
13. Sumarlin LO, Suprayogi A, Rahminiwati M, Ekstrak Etil Asetat Daun Namnam (Cynometra
Tjahja A, Sukandar D. Bioaktivitas Ekstrak cauliflora L.) yang Memiliki Aktivitas
Metanol Daun Namnam Serta Kombinasinya Antibakteri. J Kim Valensi. 2016; 2(1): 55-62.
dengan Madu Trigona. J Tek Industri Pangan. DOI:10.15408/jkv.v2i1.3084
2015; 26(2): 144-54. DOI:10.6066/ 22. Waty F. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun
jtip.2015.26.2.144 Namnam (Cynometra cauliflora L.) Terhadap
14. Puspitasari AD, Proyogo LS. Perbandingan Staphylococcus epidermidis dan
Metode Ekstraksi Maserasi dan Sokletasi Pseudomonas aeruginosa [tesis kecil].
terhadap Kadar Fenolik Total Ekstrak Metanol Yogyakarta: Universitas Atma Jaya; 2016.
Daun Kersan (Muntingia calabura). Cendekia 23. Sukandar D, Amelia ER. Karakterisasi Senyawa
Eksata. 2017; 2(1): 1-8. Aktif Antioksidan dan Antibakteri Dalam
15. Fatimah IA. Pengaruh Ekstrak Flavonoid Ekstrak Etanol Namnam (Cynometra cauliflora
Rendah Nikotin Limbah Daun Tembakau L.). J Kim Valensi. 2013; 3(1): 35-40. DOI:
Kasturi (Nicotiana tabaccum L.) terhadap 10.15408/jkv.v3i1.327
pertumbuhan Mikroba Rongga Mulut [tesis 24. Abd Aziz AF, Iqbal M. Aktivitas Antioksidan dan
minor]. Jember: Universitas Jember; 2016. Komposisi Fitokimia Cynometra cauliflora. J
16. Patel JB, Cockeril III FR, Bradford PA, Eliopoulus Exp Integrasi Med. 2013; 3(4): 337- 41. DOI:
GM, Hindler JA, Jenkins SG, dkk. Standar 10.5455/jeim.250813.or.086
Kinerja untuk Pengujian Kerentanan 25. Cushnie TP, Domba AJ. Aktivitas Antimikroba
Antimikroba; Ke dua puluh lima informasi dari Flavonoid. Agen Antimikroba Int J. 2005;
Suplemen. Institut Standar Tenaga Kerja Klinik. 26(5): 343-56. DOI:10.1016/j.
2015; 35(3): M100-S25. ijantimicag.2005.09.002
17. Rosidah AN. Daya Antibakteri Ekstrak Daun 26. Ngajow M, Abidjulu J, Kamu VS. Pengaruh
Kendali (Hippobroma longiflora [L]G.Don) Antibakteri Ekstrak Kulit Batang Matoa
terhadap Pertumbuhan Streptococcus mutans (Pometia pinnata) Terhadap Bakteri
[minor thesis]. Jember: Universitas Jember; Staphylococcus aureus secara In Vitro. J MIPA
2014. UNSRAT Online. 2013; 2(2): 128-32. DOI:
18. Pratiwi E. Perbandingan Metode Maserasi, 10.35799/jm.2.2.2013.3121
Remaserasi, Perkolasi dan Reperkolasi dalam 27. Cavalieri SJ. Manual Pengujian Kerentanan
Eksraksi Senyawa Aktif Androglapholide dari Antimikroba. Washington DC: Masyarakat
Tanaman Sambiloto (Andrographis paniculata Amerika untuk Mikrobiologi; 2009.
(burm.f) Nees) [minor thesis]. Bogor: Institut 28. Perspektif Pandey AK, Kumar S. Tentang Produk
Pertanian Bogor; 2010. Tumbuhan Sebagai Agen Antimikroba: Sebuah
19. Romadanu R, Hanggita S, Lestari SD. Pengujian Tinjauan. Farmakologi. 2013; 4(7): 469-80. DOI:
Aktivitas Antioksidan Ekstrak Bunga Teratai 10.5567/farmakologi2013.469.480
(Nelumbo nucifera). J Fishtech. 2014; 3(1): 1-7. 29. Davis WW, Gemuk TR. Metode Piringan Disk
Mikrobiologi Uji Antibiotik. App Mikrobiol.
20. Putra IMAS. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak 1971; 22(4): 659-65.
Etanol Daun Sirsak (Annonae muricata L.) 30. Prescott LM, Harley JP, Klein DA. Mikrobiologi.
dengan Metode Difusi Agar Cakram Terhadap 6th ed. New York: Pendidikan Tinggi McGraw-
Escherichia coli. Obat. 2015; 1(1): 15-19. Hill; 2005.

111

Anda mungkin juga menyukai