Anda di halaman 1dari 9

MULAWARMAN DENTAL JOURNAL VOL.1. NO.

1 MARET 2021
E-ISSN : XXXX-XXXX

Artikel Penelitian

UJI EFEKTIVITAS ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN SEMBUNG


(Blumea balsamifera (L.) DC) TERHADAP GINGIVA TIKUS WISTAR PUTIH
PASCA INDUKSI Porphyromonas gingivalis

Madherisa Paulitaa, Cicih Bhakti Purnamasarib, Sinar Yanic, Nuryanni Dihin Utamid,
Masyhudie

a
Program Studi Kedokteran Gigi, Fakultas Kedokteran, Universitas Mulawarman bDepartemen
Ilmu Pendidikan Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Mulawarman cDepartemen
Biologi Oral, Fakultas Kedokteran, Universitas Mulawarman
d
Staff Pengajar Departemen Periodonti, Program Studi Profesi Dokter Gigi, Fakultas Kedokteran, Universitas
Mulawarman
e
Departemen MIkrobiologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Mulawarman

Email: Madherisa22@gmail.com

Abstrak

Gingivitis adalah inflamasi pada gingiva yang secara klinis ditandai dengan pembengkakan dan pendarahan.
Salah satu penyebab gingivitis adalah Porphyromonas gingivalis (P.gingivalis). Terapi tambahan pada
gingivitis berupa pemberian agen antiinflamasi untuk mengurangi dan menghilangkan inflamasi. Sembung
(Blumea balsamifera (L) DC) memiliki efek antiinflamasi melalui kandungan senyawa flavonoid, tannin, dan
alkaloid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas antiinflamasi ekstrak etanol daun sembung
pada gingiva tikus wistar putih jantan pasca diinduksi P.gingivalis. Penelitian menggunakan trueexperimental
dengan metode Posttest Only with Control Group Design. Bakteri yang digunakan adalah P.gingivalis ATCC®
33277. Penelitian ini terdiri dari 5 kelompok perlakuan menggunakan ekstrak etanol daun sembung dengan
konsentrasi 200 mg/kg BB, 400 mg/kg BB, 600 mg/kg BB, natrium diklofenak 24 mg/kg BB tikus dan aquades
steril. Data diperoleh dengan mengukur diameter edema gingiva. Analisis statistika menggunakan One Way
Anova dan Post Hoc Test LSD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun sembung memiliki
efek inflamasi pada edema gingiva. Penurunan edema pada dosis 200 mg/kg BB sebesar 0.27 mm
dibandingkan dengan dosis 400 mg/kg BB sebesar 0.28 mm dan dosis 600 mg/kg BB sebesar 0.28 mm. Ekstrak
etanol daun sembung dosis 200 mg/kg BB paling efektif menurunkan inflamasi pada gingiva tikus wistar putih
jantan pasca induksi P.gingivalis.

Kata kunci: Porphyromonas gingivalis, Blumea balsamifera (L.) DC, Antiinflamasi, Gingivitis

1
MULAWARMAN DENTAL JOURNAL VOL.1. NO.1 MARET 2021
E-ISSN : XXXX-XXXX

Abstract

Gingivitis is clinically characterized by swelling and bleeding in gingiva. It can caused by Porphyromonas
gingivalis (P.gingivalis) infecion. One of additional therapy for gingivitis is by antiinflammatory agents to
reduce and eliminate inflammation. Sembung (Blumea balsamifera (L) DC) has anti-inflammatory effect due
it’s active substance such as flavonoid, tannins, and alkaloids. This study aimed to determine the
antiinflammatory effectiveness of the sembung leaf ethanol extract as antiinflammatory in wistar rats gingival
induced by P.gingivalis. The study was a true-experimental method with the Posttest Only and Control Group
Design method. The bacteria used was P.gingivalis ATCC® 33277. This study consisted of 5 treatment groups
using ethanol extracts of sembung leaves with a concentration 200 mg/kg BW, 400 mg/kg BW, 600 mg/kg
BW, sodium diclofenac 24 mg/kg BW and sterile aquades. Data obtained by measuring the diameter of the
gingival edema. Statistical analysis by using One Way Anova and Post Hoc LSD Test. The results showed that
ethanol extract of sembung leaves has an inflammatory effect on gingival edema. Reduction of edema at a
dose of 200 mg / kg BW by 0.27 mm compared with a dose of 400 mg/kg BW by 0.28 mm and a dose of 600
mg/kg BW by 0.28 mm. Compared to other group, concentration 200 mg/kg BW was the most effective dose
in reducing inflammation in the gingiva of male white wistar rats after P.gingivalis induction.

Keywords: Porphyromonas gingivalis, Blumea balsamifera (L.) DC, Antiinflammatory, Gingivitis

PENDAHULUAN Bakteri gram negatif anaerob ini


Gingivitis merupakan salah satu merusak sel host dengan
penyakit periodontal yang paling umum mengekspresikan faktor virulensi berupa
dijumpai di masyarakat mencapai 25,9% lipopolisakarinda (LPS) dari dinding selnya
pada Tahun 2013 dan menempati yang dapat meningkatkan aksesnya ke
peringkat kedua setelah karies gigi yang jaringan gingiva, sehingga menimbulkan
menjadi masalah penyakit rongga mulut reaksi inflamasi yang menyebabkan
dari total jumlah penduduk Indonesia1. peningkatan jumlah produksi sel
Secara klinis gingivitis ditandai dengan inflamatori neutrofil4. Inflamasi
inflamasi pada gingiva margin tanpa merupakan suatu respon fisiologis tubuh
disertai kehilangan tulang dan perlekatan terhadap berbagai rangsangan yang
jaringan ikat. Gingiva margin tampak disebabkan oleh infeksi, zat kimia yang
merah (eritema), bengkak (edema) dan merusak atau cedera jaringan akibat
akan mudah berdarah saat probing2. trauma fisik5.
Salah satu bakteri patogen pada penyakit Perawatan inflamasi pada
periodontal adalah Porphyromonas penyakit periodontal biasanya dilakukan
gingivalis3. untuk meredakan inflamasi dan
mencegah kerusakan jaringan lebih lanjut

2
MULAWARMAN DENTAL JOURNAL VOL.1. NO.1 MARET 2021
E-ISSN : XXXX-XXXX

akibat proses inflamasi. Tindakan bertujuan untuk mengetahui efek


perawatan yang umum dilakukan berupa antiinflamasi ekstrak etanol daun
kontrol plak menggunakan sikat gigi, sembung pada gingiva tikus wistar putih
pembersih interdental, benang gigi dan jantan yang diinduksi Porphyromonas
pembersihan gigi (scalling atau root gingivalis.
planing) serta pemberian terapi
tambahan berupa obat non steroid anti METODE PENELITIAN

inflammatory drugs (NSAID)6. NSAID Desain dan Lokasi Penelitian

dapat meredakan reaksi inflamasi dengan Jenis penelitian ini adalah

baik, tetapi pada penggunaannya dapat penelitian eksperimental laboratorium

memberikan efek samping terhadap dengan rancangan penelitian The Post-

saluran pencernaan seperti ulkus peptik7, Test Only Control Group Design.

sehingga dibutuhkan alternatif lain dalam Penelitian ini dilakukan di Laboratorium

mengatasi inflamasi dengan efek samping Farmakologi Fakultas Kedokteran

yang relatif lebih kecil dari obat modern, Universitas Mulawarman.

seperti penggunaan obat tradisional8. Sampel Penelitian

Sembung (Blumea balsamifera [L.] Sampel yang digunakan sebanyak

DC) merupakan tanaman yang 25 ekor tikus wistar jantan (Rattus

dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia novergicus) dengan berat badan 150-250

sebagai obat tradisional karena gram, berusia 3- 4 bulan dan dalam


mengandung metabolit sekunder berupa keadaan sehat. Sampel dibagi menjadi
flavonoid, alkaloid, tannin, terpenoid, lima kelompok yaitu kelompok perlakuan
steroid dan komponen fenolik9. Air 200 mg/kg BB, 400 mg/kg BB dan 600
rebusan daun sembung (Blumea mg/kg BB, kontrol positif dan kontrol
balsamifera [L.] DC) oleh suku Dayak negatif dengan 5 ekor tikus tiap
Tunjung di daratan wilayah Kabupaten kelompok. Penelitian ini telah
Kutai Barat dan Bagian Utara Kawasan mendapatkan persetujuan kelayakan etik
penyangga Danau Semayang dan Danau dari Komisi Etik Penelitian
Melintang digunakan sebagai penurun Kesehatan Fakultas Kedokteran
tekanan darah tinggi dengan meminum Universitas Mulawarman dengan nomor
air rebusan daunnya10. Penelitian ini 116/KEPKFK/VII/2019.

3
MULAWARMAN DENTAL JOURNAL VOL.1. NO.1 MARET 2021
E-ISSN : XXXX-XXXX

Metode alumunium foil kemudian disterilkan


Pembuatan ekstrak daun dengan autoclave dengan suhu 1210C
sembung dilakukan dengan metode selama 15 menit. BHI-B yang sudah steril
maserasi menggunakan bahan dasar daun kemudian diambil sebanyak 2 ml yang
sembung yang dilarutkan dengan etanol dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan
96% hingga didapatkan ekstrak yang ditambahkan satu ose biakan bakteri
kental. Pembuatan kultur bakteri P.gingivalis, perlakuan ini dilakukan
P.gingivalis menggunakan media BHI-A dengan melewatkan di atas lampu spiritus
dan BHI-B. Pembuatan BHI-A dengan cara yang menyala. Tabung reaksi dimasukkan
4,7 gram BHI-A dicampur dengan 100 ml ke dalam anaerob jar dan inkubasi selama
aquades steril dalam tabung Erlenmeyer, 24 jam pada suhu 370C. Pertumbuhan
kemudian ditambah hermin 50 µl dan Porphyromonas gingivalis ditandai
vitamin K 10 µl lalu dihomogenkan. Media dengan adanya kekeruhan pada media
ditutup dengan alumunium foil kemudian cair, kemudian dilakukan pengenceran
disterilkan dengan autoclave dengan untuk mendapatkan suspensi yang setara
suhu 1210C selama 15 menit, setelah itu dengan standar MrFarland 0,5 yang
dituangkan pada petridish dengan diukur menggunakan spektrofotometer.
diameter 10 cm yang telah disterilkan Sampel diinduksi bakteri
setebal 4 mm dan ditunggu sampai padat. P.gingivalis pada sulkus gingiva rahang
Tahap selanjutnya penanaman bakteri P. bawah dengan konsentrasi 1,5x108
gingivalis, kemudian BHI-A dan CFU/ml sebanyak 0.02 ml selama 2 hari
P.gingivalis tadi dimasukkan kedalam hingga terjadi gingivitis. Pada hari ke-2
inkubator selama 1 x 24 jam kemudian setelah induksi P.gingivalis, dilakukan
koloni P.gingivalis dipanen. pemberian natrium diklofenak dosis 24
Pembuatan suspensi P.gingivalis mg/kgBB, kelompok kontrol negatif
dengan komposisi 3,7 gram BHI-B dan diberikan aquades steril, kelompok
ditambahkan dengan 100 ml aquades perlakuan diberikan ekstrak etanol daun
dengan menggunakan tabung sembung dosis 200 mg/kgBB, dosis 400
Erlenmeyer, kemudian ditambahkan mg/kgBB dan dosis 600 mg/kgBB secara
vitamin K 10 µl dan hermin 50 µl lalu intraoral. Tikus dikorbankan pada hari ke-
dihomogenkan. Media ditutup dengan

4
MULAWARMAN DENTAL JOURNAL VOL.1. NO.1 MARET 2021
E-ISSN : XXXX-XXXX

5 dengan dilakukan euthanasia dengan terdistribusi normal dilanjutkan dengan


cara memberikan over dosis ketamin. uji One Way Anova dilanjutkan LSD
Analisis Data sedangkan pada data yang tidak
Hasil pengamatan dilakukan terdistribusi normal dilakukan uji Kruskal
dengan menggunakan jangka sorong Wallis dan dilanjutkan Mann Whitney-U.
digital untuk mengukur diameter edema
HASIL DAN PEMBAHASAN
gingiva. Analisis data dengan
Gambaran klinis pada kelompok
menggunakan SPSS lalu dilakukan uji
kontrol dan kelompok perlakuan sebagai
normalitas dengan menggunakan berikut:
Shapiro-Wilk Test pada data yang

(1) (2)

Gambar 1. (1) Gambaran klinis hari ke-1 pada kelompok kontrol. (2) Gambaran klinis hari ke-1 pada
kelompok perlakuan, terlihat gambaran kemerahan dan pembengkakan pada daerah
gingiva(tanda panah)

(1) (2)

Gambar 2. (1) Gambaran klinis hari ke-3 pada kelompok kontrol. (2) Gambaran klinis hari ke-3 pada
kelompok perlakuan, terlihat gambaran kemerahan dan pembengkakan pada daerah gingiva
(tanda panah)

5
MULAWARMAN DENTAL JOURNAL VOL.1. NO.1 MARET 2021
E-ISSN : XXXX-XXXX

(1) (2)

Gambar 3. (1) Gambaran klinis hari ke-5 pada kelompok kontrol dengan pemberian aquades steril. (2)
Kelompok perlakuan dengan pemberian ekstrak etanol daun sembung dosis 200 mg/kg BB

Berdasarkan gambaran klinis pada perlakuan, hari ke-5 terlihat gambaran


tikus diatas didapatkan bahwa pada hari klinis tidak ada pembengkakan walaupun
ke-1 terlihat warna kemerahan dan masih terlihat kemerahan pada gingiva.
pembengkakan pada margin gingiva, hari Hasil pengamatan diameter edema
ke-3 terlihat gambaran kemerahan dan gingiva dengan menggunakan jangka
pembengkakan pada kelompok sorong digital disajikan pada Gambar 4.

Kontrol Positif Kontrol Negatif Dosis 1 Dosis 2 Dosis 3

2.8 3 2.88 2.95 2.97 2.89


2.45 2.58 2.63 2.66
2.28 2.35 2.31 2.35 2.38

Hari ke 1 Hari ke 3 Hari ke-5

Gambar 4. Grafik Diameter Edema Gingiva (mm)

Berdasarkan hasil penelitian secara mg/kg BB lebih tinggi dibandingkan


keseluruhan, kelompok perlakuan dosis dengan kelompok lainnya. Hasil
600 mg/kg BB pada hari ke-1, hari ke-3 penelitian ini berbeda dengan penelitian
maupun hari ke-5 mengalami yang dilakukan oleh Yan et al (2015) yang
peningkatan rata-rata edema gingiva dikutip oleh Rahardjo (2016) menyatakan
yang konsisten. Rata-rata edema gingiva bahwa penilaian efek antiinflamasi yang
pada kelompok perlakuan dosis 600 dinilai berdasarkan berat edema kaki

6
MULAWARMAN DENTAL JOURNAL VOL.1. NO.1 MARET 2021
E-ISSN : XXXX-XXXX

tikus yang diinduksi dengan karagenan farmakologis sebagaimana yang


menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun diharapkan dan adanya modifikasi obat
sembung dosis 92 mg/kg BB mampu karena perkembangan fisiologis tubuh
mengurangi edema sampai 6,4% pada dan menjadikan keterbatasan yang tidak
tikus11. dapat dikontrol oleh peneliti12.

Hasil penelitian yang didapatkan Penelitian yang juga dilakukan

menyatakan bahwa pemberian dosis Sudharmayanti (2004) menyatakan

terkecil dari daun sembung 200 mg/kg BB bahwa ekstrak daun sembung dosis 7

dapat mengurangi edema gingiva, namun gr/kg BB memiliki efek menghambat

efek farmakologis ekstrak etanol daun bobot granuloma pada tikus putih betina

sembung berbanding terbalik dengan yang mengalami inflamasi akibat induksi

dosis yang diberikan. Hal ini pektin13. Hal inilah yang dapat

memperlihatkan bahwa dosis 400 mg/kg menjelaskan mengapa ekstrak etanol

BB dan dosis 600 mg/kg BB yang diberikan daun sembung yang diberikan dalam

lebih tinggi justru memiliki efek dosis tinggi (600 mg/kg BB) menghasilkan

farmakologi lebih kecil dibandingkan efek yang lebih kecil dibandingkan

dengan dosis 200 mg/kg BB. Dikutip dari dengan pemberian dosis yang lebih kecil

Dewi (2003) menyatakan bahwa kolerasi (200 mg/kg BB), karena pada pemberian

antara obat dengan efek klinis yang dosis kecil, ekstrak etanol daun sembung

teramati dapat dipastikan bahwa efek sudah memiliki efek sebagai

farmakologis yang diinginkan hanya akan antiinflamasi.

muncul bila kadar obat dalam darah Senyawa flavonoid yang merupakan
mencapai nilai tertentu. Bila melampaui salah satu kandungan dalam daun
kadar optimal, maka efek toksiklah yang sembung yang diduga memiliki
diperkirakan akan muncul12. Dewi (2003) kemampuan sebagai antiinflamasi yang
juga menjelaskan bahwa takaran (dosis) mampu menghambat pelepasan
suatu obat bukanlah merupakan tolak mediator-mediator inflamasi seperti
ukur yang baik untuk menilai keberhasilan histamin dan prostaglandin. Menurut
terapi. Kegagalan terapi dapat terjadi Jayasekara (2002) yang dikutip Soemarie
disebabkan karena dosis obat yang (2016) menyatakan bahwa mekanisme
diberikan tidak memberikan efek antiinflamasi yang dilakukan oleh

7
MULAWARMAN DENTAL JOURNAL VOL.1. NO.1 MARET 2021
E-ISSN : XXXX-XXXX

flavonoid dapat melalui beberapa jalur SIMPULAN DAN SARAN


yaitu menghambat pelepasan asam Berdasarkan hasil penelitian dapat
arakidonat. Terhambatnya aktivitas disimpulkan bahwa : Ekstrak etanol daun
enzim COX pada daerah radang akan sembung (Blumea balsamifera (L.) DC)
menyebabkan kurang tersedianya memiliki efek antiinflamasi yang efektif
substrat arakidonat bagi jalur dalam menurunkan diameter edema
siklooksigenase dan jalur lipooksigenase gingiva dengan dosis 200 mg/kgBB
yang pada akhirnya akan menekan jumlah sebesar 0.27 dibandingkan dengan dosis
prostaglandin dan mediator inflamasi 400 mg/kg BB sebesar 0.28 mm dan dosis
lainnya14. 600 mg/kgBB sebesar 0.28 mm. Saran :
Hasil penelitian ini sejalan dengan perlu dilakukan penelitian uji fitokimia
penelitian yang dilakukan Sudharmayani lebih lanjut untuk mengetahui kandungan
(2004) dan Yan et al (2015) dengan dan kadar zat yang berperan sebagai
menggunakan bahan yang sama yaitu antiinflamasi dari ekstrak daun sembung
daun sembung dosis 7 gr/kg BB dan 92 (Blumea balsamifera [L.] DC), perlu
mg/kg BB dengan menggunakan metode dilakukan penelitian mengenai efektivitas
berbeda untuk menghasilkan edema ekstrak daun sembung bakteri lain
terbukti mampu mengurangi edema penyebab penyakit periodontal.
akibat proses inflamasi11,13. Hal ini sejalan
dengan penelitian yang sudah dilakukan DAFTAR PUSTAKA
bahwa pemberian ekstrak etanol daun 1. National Institute of Health Research
and Development (NIHRD). Indonesia
sembung pada dosis 200 mg/kg BB
Basic Health Research (RISKESDAS).
mampu mengurangi efek inflamasi pada (2013). Jakarta: Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia; 2013.
gingiva akibat induksi Porphyromonas
h. 111
gingivalis. Penurunan edema pada dosis
200 mg/kg BB sebesar 0.27 mm 2. Newman, M. G., akei, H.H.,
Klokkevold, P. R., Carranza, F. A.,
dibandingkan dengan dosis 400 mg/kg BB (2006). Carranza’s Clinical
sebesar 0.28 mm dan dosis 600 mg/kg BB Periodontology 10h edition. St. Louis,
Missouri: Saunders, Elsevier Inc.
sebesar 0.28 mm.
3. Susilawati, I.D.A., (2008). “Induksi
Porphyromonas gingivalis terhadap
Aktivitas Kolagenolisis Netrofil pada

8
MULAWARMAN DENTAL JOURNAL VOL.1. NO.1 MARET 2021
E-ISSN : XXXX-XXXX

Kolagen Tipe IV (Studi in vitro 10. Setyowati, F. M. (2010).


Mekanisme Kolagenolisis Plak Etnofarmakologi dan Pemakaian
aterosklerotik). Disertasi. Malang: Obat Suku Dayak Tunjung Di
Program Pascasarjana Universitas Kalimantan Timur. XX, 104 - 112.
Brawijaya.
11. Rahardjo, Setyo. 2016. 18 Review
4. Suwandi,T. (2010). Perawatan Awal Tanaman Sembung [Blumea
Penutupan Diastema Gigi Goyang balsamifera (L)]. Fakultas Kedokteran
Pada Penderita Periodontitis Kronis Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Dewasa. Jurnal PDGI. ISSN; 0024- Prosiding Seminar Nasional
9548. Vol 59(3) Hal 105-109. Tumbuhan Obat Indonesia Ke-50.

5. Baratawidjaja, K. G., & Rengganin, I. 12. Dewi, Kartika. (2003) Pemantauan


(2013). Imunologi Dasar (10 ed.). Kadar Obat dalam Terapi. Bandung:
Jakarta: Fakultas Kedokteran Fakultas Kedokteran:Universitas
Universitas Indonesia. Kristen Maranatha.

6. Stephen, J. M., (2012). Gingivitis 13. Sudarmayanti, Eka (2004) Uji Efek
Medication, MedScape References: Ekstrak Daun Sembung (Blumea
http://emedicine.medscape.com/arti Balsamifera (L) DC) Dosis 7 Gr/Kg BB
cle/763801-medication. Diakses pada Terhadap Bobot Granuloma Pada
tanggal 13 Juni 2017 pukul 11.00. Tikus Putih Betina Inflamasi Akibat
Pektin. Fakultas Farmasi Universitas
7. Katzung, B. G. (2013). Farmakologi Surabaya.
Dasar dan Klinik (12 ed., Vol. 2).
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran 14. Soemarie, YB., (2016). Uji Aktivitas
EGC. Antiinflamasi Kuersetin Kulit Bawang
Merah (Allium cepa L) Pada Mencit
8. Nugroho, A. E. (2012). Manggis Putih Jantan. Jurnal Ilmiah Ibnu Sina,
(Garcinia mangostana L) : Dari Kulit 1(2), 163-172.
Buah Yang Terbuang Hingga Menjadi
Kandidat Suatu Obat. Yogyakarta:
Universitas Gajah Mada.

9. Balangcod, T.D., Vallejo, V. L., Patacsil,


M., Apostol, O., & Laruan, L. M.,
(2012) Phytochemical Screening And
Antibacterial Activy Of Selected
Medicinal Plants Of Bayabas, Sablan,
Benguet Province, Cordillera
Administrative Region, Luzon,
Philippines. Indian Journal Of
Traditional Knowlwdge, XI, 580-585.

Anda mungkin juga menyukai