6(1) 566-572
DOI : http://dx.doi.org/10.21776/ub.eprodenta.2022.006.01.5
E-ISSN : 2597-4912
UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL KECAMBAH KACANG HIJAU (Vigna radiata) SEBAGAI
ANTIFUNGI TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO
Lukman Hakim Hidayat1, Viranda Sutanti2, Nenny Prasetyaningrum2, Naufal Fadhli Hardickdo3
1
Departemen Penyakit Mulut, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Brawijaya
2
Departemen Biologi Oral, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Brawijaya
3Program Studi Sarjana Kedokteran Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Brawijaya
Korespondensi: Lukman Hakim Hidayat, Email: lukmandentist@gmail.com
ABSTRAK
Latar Belakang: Oral candidiasis adalah infeksi oportunis rongga mulut yang disebabkan oleh Candida albicans. Namun
perawatan menggunakan obat yang saat ini tersedia dapat menimbulkan efek samping. Maka dari itu diperlukan alternatif lain
seperti Kecambah Kacang Hijau (Vigna radiata). Tanaman ini memiliki zat aktif berupa flavonoid dan fenol yang berfungsi sebagai
penghambat pertumbuhan Candida albicans. Tujuan: untuk membuktikan efektivitas ekstrak etanol kecambah kacang hijau
(Vigna radiata L) sebagai antifungi terhadap Candida albicans secara in vitro. Metode: Penelitian ini merupakan rancangan
eksperimental murni menggunakan metode dilusi cair. Penelitian diawali dengan penelitian pendahuluan menggunakan ekstrak
dengan konsentrasi 12000 mg/ml, 6000 mg/ml, 3000 mg/ml, 1500 mg/ml, 750 mg/ml, dan 375 mg/ml yang kemudian dilanjutkan
uji perapatan dengan konsentrasi 9000 mg/ml, 8400 mg/ml, 7800 mg/ml, 7200 mg/ml, 6600 mg/ml, 6000 mg/ml, 5400 mg/ml,
dan 4800 mg/ml. Penelitian ini menggunakan kontrol negatif (konsentrasi ekstrak 0%) dan kontrol postif (nistatin 1%). Hasil:
ekstrak dengan konsentrasi 9000 mg/ml dapat membunuh Candida albicans secara in vitro. Analisis data menggunakan uji
Kruskal-Wallis dengan α=0,05 menunjukkan hasil signifikan dan uji korelasi Spearman menunjukkan arah korelasi negatif yang
berarti semakin tinggi konsentrasi ekstrak yang digunakan, semakin sedikit koloni Candida albicans yang terbentuk. Kesimpulan:
ekstrak Kecambah Kacang Hijau mampu membunuh Candida albicans dengan konsentrasi sebesar 9000 mg/ml.
Kata Kunci: Candida albicans, ekstrak Kecambah Kacang Hijau, antifungi, dilusi cair
ABSTRACT
Background: Oral candidiasis is an opportunistic infection of the oral cavity caused by Candida albicans. However treatments
using currently available drugs can cause side effects. Therefore another alternative is needed such as Green Bean Sprouts (Vigna
radiata). This plant has active substances in the form of flavonoids and phenols which function as inhibitors of the growth of
Candida albicans. Objective: to prove the effectiveness of ethanolic extracts of mung bean sprouts (Vigna radiata L) as an
antifungal against Candida albicans in vitro. Method: This research was a purely experimental design using the liquid dilution
method. The study began with a preliminary study using extracts with concentrations of 12000 mg / ml, 6000 mg / ml, 3000 mg
/ ml, 1500 mg / ml, 750 mg / ml, and 375 mg / ml which was then continued with a concentration test with a concentration of
9000 mg / ml , 8400 mg / ml, 7800 mg / ml, 7200 mg / ml, 6600 mg / ml, 6000 mg / ml, 5400 mg / ml, and 4800 mg / ml. This
study uses a negative control (extract concentration of 0%) and positive control (nystatin 1%). Result: extract with a
concentration of 9000 mg / ml can kill Candida albicans in vitro. Data analysis using the Kruskal-Wallis test with α = 0.05 showed
significant results and the Spearman correlation test showed a negative correlation direction which meant the higher the
concentration of the extract used, the fewer colonies of Candida albicans formed. Conclusion: Green Bean Sprout extract can
kill Candida albicans with a concentration of 9000 mg / ml.
566
PENDAHULUAN kecambah sendiri di definisikan sebagai
pertumbuhan kecil yang baru muncul dari biji
Oral candidiasis (kandidiasis mulut)
dan hidupnya masih tergantung pada
adalah salah satu infeksi oportunis dalam
persediaan makanan yang terdapat dalam biji.
rongga mulut. Penyebab utama dari
Kecambah tersebut akan tumbuh dan
terbentuknya lesi ini adalah jamur Candida
berkembang menjadi seedling (semai/anakan),
albicans1. Infeksi oportunistik adalah infeksi
yang pada tahap selanjutnya akan tumbuh
mikroba yang biasanya tidak menyebabkan
menjadi tumbuhan dewasa6. Tauge merupakan
penyakit tetapi menjadi patogenik pada
sumber makanan yang banyak mengandung
immunocompromised host (defisiensi imun)2.
protein, asam amino, vitamin B, C, E, dan
Gambaran klinis kandidiasis mulut sangat
mineral7. Selain itu tauge juga memiliki
bervariasi dengan gejala mulai dari
kandungan antioksidan berupa flavonoid dan
asimtomatik, gatal, dan sensasi terbakar.
fenolik8.
Beberapa faktor predisposisi dapat
menyebabkan Candida albicans dari flora Penelitian ini adalah bertujuan untuk
normal mulut berubah menjadi organisme membuktikan efektivitas ekstrak etanol
pathogen/virulent. Faktor ini meliputi faktor kecambah Vigna radiata L (kacang hijau)
lokal seperti gigi tiruan, merokok, steroid sebagai antifungi terhadap Candida albicans
inhalasi, hiperkeratosis, ketidakseimbangan secara in vitro.
mikroflora, kuantitas dan kualitas saliva, dan
METODE PENELITIAN
faktor sistemik seperti penyakit imunosupresif,
kemoterapi, dan penyakit defisiensi imun3. Penelitian ini menggunakan rancangan
Obat yang sering digunakan untuk penelitian experimental post control design
mengobati kandidiasis oral adalah nystatin. only. Sampel yang digunakan untuk penelitian
Nystatin adalah membrane-active polyene ini adalah jamur Candida albicans dari
Streptomyces noursei yang dapat tersedia Universitas Brawijaya Malang. Variabel bebas
dalam berbagai bentuk, seperti suspensi oral, dalam penelitian ini adalah ekstrak etanol
krim topikal, dan pastille oral4. Namun kecambah kacang hijau. Variabel terikat dalam
penggunaan nistatin sebagai obat anti jamur penelitian ini adalah pertumbuhan jamur
per oral memiliki beberapa efek samping. Candida albicans. Penelitian dilakukan di
Adapun efek samping yang bisa ditemukan Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran
ketika menggunakan nystatin secara oral Universitas Brawijaya Malang pada bulan
Uji efektivitas ekstrak kecambah Kacang Data yang diperoleh dilakukan uji
Hijau dilakukan dengan metode dilusi tabung. normalitas menggunakan uji Shapiro-Wilk,
Prosedur dari metode dilusi cair adalah sebagai kemudian dilanjutkan uji non parametrik
berikut: menggunakan uji Kruskal Wallis untuk melihat
a. Disediakan 6 tabung reaksi, kemudian diberi apakah ada perbedaan pengaruh berbagai
tanda besarnya konsentrasi larutan ekstrak konsentrasi ekstrak terhadap Candida albicans.
kecambah Kacang Hijau yang dicampur Setelah itu dilakukan uji Mann Whitney untuk
dalam saboroud dextrose liquid (SDL), yaitu mengetahui kelompok mana yang berbeda
9000 mg/ml, 8400 mg/ml, 7800 mg/ml, secara signifikan. Setelah dilakukan uji Mann
7200 mg/ml, 6600 mg/ml, 6000 mg/ml, whitney dilanjutkan dengan uji korelasi
5400 mg/ml, dan 4800 mg/ml. spearman untuk mengetahui hubungan antar
b. Volume yang digunakan dalam setiap plate variabel.
adalah 1 ml
HASIL
c. Setelah dicampur kemudian diinkubasi pada
suhu 37oC selama 18 hingga 24 jam Metode yang digunakan adalah metode
d. Setiap tabung reaksi ditetesi dengan jamur dilusi tabung (Gambar 1). Konsentrasi yang
uji yaitu Candida albicans digunakan adalah konsentrasi 4800 mg/ml,
e. Semua tabung reaksi diinkubasi pada suhu 5400 mg/ml, 6000 mg/ml, 6600 mg/ml, 7200
37oC selama 18 hingga 24 jam mg/ml, 7800 mg/ml, 8400 mg/ml, 9000 mg/ml,
f. Dilakukan pengamatan cairan di tabung nistatin 1% sebagai kontrol (+), dan
yang merupakan petunjuk Candida albicans konsentrasi 0% sebagai kontrol (-).
yang tumbuh dan telah diinkubasi dengan
menganalisis tingkat kekeruhannya.
Kejernihan larutan agen antifungi pada
konsentrasi terkecil yang terlihat jernih
tanpa adanya pertumbuhan koloni
ditetapkan sebagai KHM (kadar hambat
Gambar 1. Hasil Uji Dilusi Tabung
minimum).
568
Nilai KHM setelah diinkubasi selama 24 800000
jam pada suhu 37oC pada uji perapatan ini tidak 700000
600000
dapat dievaluasi dikarenakan warna ekstrak 500000
400000
yang keruh. Penelitian dilanjutkan dengan 300000
200000
streaking hasil uji dilusi tabung pada media 100000
0
agar dan diinkubasi selama 24 jam pada suhu
K (-)
4800 mg/ml
5400 mg/ml
6000 mg/ml
6600 mg/ml
7200 mg/ml
7800 mg/ml
8400 mg/ml
9000 mg/ml
K (+)
37oC.