Anda di halaman 1dari 7

E-Prodenta Journal of Dentistry. 2022.

6(1) 566-572

DOI : http://dx.doi.org/10.21776/ub.eprodenta.2022.006.01.5
E-ISSN : 2597-4912

UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL KECAMBAH KACANG HIJAU (Vigna radiata) SEBAGAI
ANTIFUNGI TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO

Lukman Hakim Hidayat1, Viranda Sutanti2, Nenny Prasetyaningrum2, Naufal Fadhli Hardickdo3

1
Departemen Penyakit Mulut, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Brawijaya
2
Departemen Biologi Oral, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Brawijaya
3Program Studi Sarjana Kedokteran Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Brawijaya
Korespondensi: Lukman Hakim Hidayat, Email: lukmandentist@gmail.com

ABSTRAK

Latar Belakang: Oral candidiasis adalah infeksi oportunis rongga mulut yang disebabkan oleh Candida albicans. Namun
perawatan menggunakan obat yang saat ini tersedia dapat menimbulkan efek samping. Maka dari itu diperlukan alternatif lain
seperti Kecambah Kacang Hijau (Vigna radiata). Tanaman ini memiliki zat aktif berupa flavonoid dan fenol yang berfungsi sebagai
penghambat pertumbuhan Candida albicans. Tujuan: untuk membuktikan efektivitas ekstrak etanol kecambah kacang hijau
(Vigna radiata L) sebagai antifungi terhadap Candida albicans secara in vitro. Metode: Penelitian ini merupakan rancangan
eksperimental murni menggunakan metode dilusi cair. Penelitian diawali dengan penelitian pendahuluan menggunakan ekstrak
dengan konsentrasi 12000 mg/ml, 6000 mg/ml, 3000 mg/ml, 1500 mg/ml, 750 mg/ml, dan 375 mg/ml yang kemudian dilanjutkan
uji perapatan dengan konsentrasi 9000 mg/ml, 8400 mg/ml, 7800 mg/ml, 7200 mg/ml, 6600 mg/ml, 6000 mg/ml, 5400 mg/ml,
dan 4800 mg/ml. Penelitian ini menggunakan kontrol negatif (konsentrasi ekstrak 0%) dan kontrol postif (nistatin 1%). Hasil:
ekstrak dengan konsentrasi 9000 mg/ml dapat membunuh Candida albicans secara in vitro. Analisis data menggunakan uji
Kruskal-Wallis dengan α=0,05 menunjukkan hasil signifikan dan uji korelasi Spearman menunjukkan arah korelasi negatif yang
berarti semakin tinggi konsentrasi ekstrak yang digunakan, semakin sedikit koloni Candida albicans yang terbentuk. Kesimpulan:
ekstrak Kecambah Kacang Hijau mampu membunuh Candida albicans dengan konsentrasi sebesar 9000 mg/ml.

Kata Kunci: Candida albicans, ekstrak Kecambah Kacang Hijau, antifungi, dilusi cair

ABSTRACT

Background: Oral candidiasis is an opportunistic infection of the oral cavity caused by Candida albicans. However treatments
using currently available drugs can cause side effects. Therefore another alternative is needed such as Green Bean Sprouts (Vigna
radiata). This plant has active substances in the form of flavonoids and phenols which function as inhibitors of the growth of
Candida albicans. Objective: to prove the effectiveness of ethanolic extracts of mung bean sprouts (Vigna radiata L) as an
antifungal against Candida albicans in vitro. Method: This research was a purely experimental design using the liquid dilution
method. The study began with a preliminary study using extracts with concentrations of 12000 mg / ml, 6000 mg / ml, 3000 mg
/ ml, 1500 mg / ml, 750 mg / ml, and 375 mg / ml which was then continued with a concentration test with a concentration of
9000 mg / ml , 8400 mg / ml, 7800 mg / ml, 7200 mg / ml, 6600 mg / ml, 6000 mg / ml, 5400 mg / ml, and 4800 mg / ml. This
study uses a negative control (extract concentration of 0%) and positive control (nystatin 1%). Result: extract with a
concentration of 9000 mg / ml can kill Candida albicans in vitro. Data analysis using the Kruskal-Wallis test with α = 0.05 showed
significant results and the Spearman correlation test showed a negative correlation direction which meant the higher the
concentration of the extract used, the fewer colonies of Candida albicans formed. Conclusion: Green Bean Sprout extract can
kill Candida albicans with a concentration of 9000 mg / ml.

Keywords: Candida albicans, Green Bean Sprouts extract, antifungal

566
PENDAHULUAN kecambah sendiri di definisikan sebagai
pertumbuhan kecil yang baru muncul dari biji
Oral candidiasis (kandidiasis mulut)
dan hidupnya masih tergantung pada
adalah salah satu infeksi oportunis dalam
persediaan makanan yang terdapat dalam biji.
rongga mulut. Penyebab utama dari
Kecambah tersebut akan tumbuh dan
terbentuknya lesi ini adalah jamur Candida
berkembang menjadi seedling (semai/anakan),
albicans1. Infeksi oportunistik adalah infeksi
yang pada tahap selanjutnya akan tumbuh
mikroba yang biasanya tidak menyebabkan
menjadi tumbuhan dewasa6. Tauge merupakan
penyakit tetapi menjadi patogenik pada
sumber makanan yang banyak mengandung
immunocompromised host (defisiensi imun)2.
protein, asam amino, vitamin B, C, E, dan
Gambaran klinis kandidiasis mulut sangat
mineral7. Selain itu tauge juga memiliki
bervariasi dengan gejala mulai dari
kandungan antioksidan berupa flavonoid dan
asimtomatik, gatal, dan sensasi terbakar.
fenolik8.
Beberapa faktor predisposisi dapat
menyebabkan Candida albicans dari flora Penelitian ini adalah bertujuan untuk
normal mulut berubah menjadi organisme membuktikan efektivitas ekstrak etanol
pathogen/virulent. Faktor ini meliputi faktor kecambah Vigna radiata L (kacang hijau)
lokal seperti gigi tiruan, merokok, steroid sebagai antifungi terhadap Candida albicans
inhalasi, hiperkeratosis, ketidakseimbangan secara in vitro.
mikroflora, kuantitas dan kualitas saliva, dan
METODE PENELITIAN
faktor sistemik seperti penyakit imunosupresif,
kemoterapi, dan penyakit defisiensi imun3. Penelitian ini menggunakan rancangan

Obat yang sering digunakan untuk penelitian experimental post control design

mengobati kandidiasis oral adalah nystatin. only. Sampel yang digunakan untuk penelitian
Nystatin adalah membrane-active polyene ini adalah jamur Candida albicans dari

macrolide yang diproduksi oleh strain Laboratorium Mikrobiologi Fakultas kedokteran

Streptomyces noursei yang dapat tersedia Universitas Brawijaya Malang. Variabel bebas

dalam berbagai bentuk, seperti suspensi oral, dalam penelitian ini adalah ekstrak etanol

krim topikal, dan pastille oral4. Namun kecambah kacang hijau. Variabel terikat dalam

penggunaan nistatin sebagai obat anti jamur penelitian ini adalah pertumbuhan jamur

per oral memiliki beberapa efek samping. Candida albicans. Penelitian dilakukan di

Adapun efek samping yang bisa ditemukan Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran

ketika menggunakan nystatin secara oral Universitas Brawijaya Malang pada bulan

adalah mual, muntah, dan diare. Sedangkan September - Oktober 2019.

pemakaian nystatin secara topical meskipun


Identifikasi jamur Candida albicans
jarang dilaporkan adalah terjadinya iritasi5.
dilakukan menggunakan pewarnaan Gram dan
Berkaitan dengan masalah diatas, perlu dicari
uji Germ Tube. Pewarnaan Gram dilakukan
bahan lain yang memiliki sifat anti jamur
dengan cara meneteskan kristral violet, lugol,
dengan harapan aman untuk digunakan.
alkohol 96%, dan safranin secara bergantian
Perkecambahan adalah proses
pada preparat Candida albicans. Setiap tetesan
terbentuknya kecambah (plantula). Adapun
dibilas menggunakan air mengalir, kemudian
567
preparat diamati menggunakan mikroskop g. Untuk mengetahui KBM (kadar bunuh
pembesaran 1000x. Adapun uji Germ Tube minimum) dilakukan dengan
dengan cara memasukkan 3 tetes serum ke menginkubasikan kembali konsentrasi yang
dalam tabung reaksi, mengambil koloni jamur telah ditetapkan sebagai KHM dan tanpa
menggunakan pipet Pasteur. Kemudian penambahan mikroba uji ataupun agen
memasukkan ke dalam tabung reaksi, inkubasi antimikroba. Inkubasi dilakukan selama 18 –
pada suhu 37oC selama 2 hingga 4 jam. 24 jam. Tabung reaksi yang tetap terlihat
Selanjutnya meneteskan koloni dalam serum jernih setelah inkubasi ditetapkan sebagai
pada gelas objek dan ditutup dengan cover KBM .
glass, amati di bawah mikroskop dengan h. Dilakukan penghitungan jumlah koloni
perbesaran 40x. dengan colony counter.

Uji efektivitas ekstrak kecambah Kacang Data yang diperoleh dilakukan uji
Hijau dilakukan dengan metode dilusi tabung. normalitas menggunakan uji Shapiro-Wilk,
Prosedur dari metode dilusi cair adalah sebagai kemudian dilanjutkan uji non parametrik
berikut: menggunakan uji Kruskal Wallis untuk melihat
a. Disediakan 6 tabung reaksi, kemudian diberi apakah ada perbedaan pengaruh berbagai
tanda besarnya konsentrasi larutan ekstrak konsentrasi ekstrak terhadap Candida albicans.
kecambah Kacang Hijau yang dicampur Setelah itu dilakukan uji Mann Whitney untuk
dalam saboroud dextrose liquid (SDL), yaitu mengetahui kelompok mana yang berbeda
9000 mg/ml, 8400 mg/ml, 7800 mg/ml, secara signifikan. Setelah dilakukan uji Mann
7200 mg/ml, 6600 mg/ml, 6000 mg/ml, whitney dilanjutkan dengan uji korelasi
5400 mg/ml, dan 4800 mg/ml. spearman untuk mengetahui hubungan antar
b. Volume yang digunakan dalam setiap plate variabel.
adalah 1 ml
HASIL
c. Setelah dicampur kemudian diinkubasi pada
suhu 37oC selama 18 hingga 24 jam Metode yang digunakan adalah metode
d. Setiap tabung reaksi ditetesi dengan jamur dilusi tabung (Gambar 1). Konsentrasi yang
uji yaitu Candida albicans digunakan adalah konsentrasi 4800 mg/ml,
e. Semua tabung reaksi diinkubasi pada suhu 5400 mg/ml, 6000 mg/ml, 6600 mg/ml, 7200
37oC selama 18 hingga 24 jam mg/ml, 7800 mg/ml, 8400 mg/ml, 9000 mg/ml,
f. Dilakukan pengamatan cairan di tabung nistatin 1% sebagai kontrol (+), dan
yang merupakan petunjuk Candida albicans konsentrasi 0% sebagai kontrol (-).
yang tumbuh dan telah diinkubasi dengan
menganalisis tingkat kekeruhannya.
Kejernihan larutan agen antifungi pada
konsentrasi terkecil yang terlihat jernih
tanpa adanya pertumbuhan koloni
ditetapkan sebagai KHM (kadar hambat
Gambar 1. Hasil Uji Dilusi Tabung
minimum).

568
Nilai KHM setelah diinkubasi selama 24 800000
jam pada suhu 37oC pada uji perapatan ini tidak 700000
600000
dapat dievaluasi dikarenakan warna ekstrak 500000
400000
yang keruh. Penelitian dilanjutkan dengan 300000
200000
streaking hasil uji dilusi tabung pada media 100000
0
agar dan diinkubasi selama 24 jam pada suhu

K (-)
4800 mg/ml
5400 mg/ml
6000 mg/ml
6600 mg/ml
7200 mg/ml
7800 mg/ml
8400 mg/ml
9000 mg/ml
K (+)
37oC.

Gambar 3. Grafik Rerata Jumlah Koloni Candida


albicans

Gambar 2. Hasil Streaking


Berdasarkan hasil penelitian tersebut
maka semakin tinggi konsentrasi ekstrak
Berdasarkan hasil streaking (Gambar
kecambah kacang hijau maka semakin sedikit
2.)pada media agar menunjukkan bahwa pada
jumlah koloni jamur Candida albicans. Hal ini
konsentrasi 4800 mg/ml, 5400 mg/ml, 6000
menunjukkan bahwa ekstrak etanol kecambah
mg/ml, 6600 mg/ml, 7200 mg/ml, 7800 mg/ml,
kacang hijau memiliki efek antifungi terhadap
dan 8400 mg/ml masih ditumbuhi koloni
Candida albicans secara in vitro. Nilai KBM
Candida albicans. Sedangkan pada konsentrasi
ditentukan dari hasil perhitungan koloni
9000 mg/ml tidat terdapat pertumbuhan koloni
menggunakan colony counter. Didapatkan KBM
Candida albicans. Penelitian dilanjutkan dengan
ekstrak kecambah kacang hijau pada
uji pengulangan sebanyak empat kali tiap
konsentrasi 9000 mg/ml atau 9 gram/ml. Kadar
konsentrasi. Hasil penghitungan jumlah koloni
bunuh minimal ditunjukkan dengan nilai koloni
Candida albicans tampak pada tabel 1.
jamur kurang dari 0,1% original inoculum. Nilai
Tabel 1. Hasil penghitungan jumlah koloni
original inoculum pada penelitian ini adalah
Candida albicans
182, maka KBM dapat ditentukan apabila
Konsen Jumlah Koloni Rerat
nilainya kurang dari 0,182.
trasi I II III IV a
K(-) 884 555 720 844 7514 Data hasil penelitian terlebih dahulu
676 758 217 979 07,5 dilakukan uji normalitas dengan uji normalitas
K(+) 0 0 0 0 0
4800 186 160 178 153 169,2 Saphiro-wilk. Pada kadar bunuh minimum
mg/ml 5 (KBM) didapatkan data tidak berdistribusi
5400 177 150 148 156 157,7
mg/ml 5 normal, dimana (p<0,05), sehingga uji
6000 129 125 145 138 134,2 selanjutnya dilakukan dengan Kruskal wallis.
mg/ml 5
6600 98 105 123 118 111 Pada uji Kruskal wallis data dinyatakan terdapat
mg/ml perbedaan yang berarti apabila nilai Asymp
7200 90 61 94 88 83,25
mg/ml signifikansi <0,05. Hasil uji Kruskal wallis pada
7800 61 53 62 57 58,25 KBM menunjukkan bahwa nilai Asymp
mg/ml
signifikansi sebesar 0,00 (p,0,05). Dapat
8400 15 17 19 18 17,25
mg/ml disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang
9000 0 0 0 0 0
berarti pada berbagai konsentrasi ekstrak
mg/ml
569
kecambah kacang hijau terhadap jumlah koloni mempunyai 15 atom karbon yang tersusun
Candida albicans. Setelah dilakukan uji Kruskal dalam konfigurasi C6-C3-C6, artinya kerangka
wallis maka untuk megetahui kelompok mana karbonnya terdiri atas dua gugus C6 (cincin
yang berbeda secara signifikan dilakukan uji benzena tersubstitusi) disambungkan oleh
Mann Whitney. Kelompok dinyatakan berbeda rantai alifatik tiga karbon10. Flavonoid
secara signifikan apabila nilai signifikansi merupakan senyawa polar, maka flavonoid
<0,05. Pada uji Mann whitney ini jumlah koloni akan larut baik dalam pelarut polar seperti
jamur hampir semuanya berbeda secara etanol, metanol, butanol, aseton,
signifikan, kecuali pada konsentrasi 9000 dimetilformamida dan lain lain10. Flavonoid
mg/ml dan kontrol (+). Hal ini dikarenakan memiliki sifat lipofilik yang terbukti dapat
jumlah koloni pada kedua kelompok tersebut menghambat pertumbuhan C. albicans dengan
sama-sama 0. Setelah dilakukan uji Mann cara denaturasi protein, mengganggu lapisan
whitney kemudian dilanjutkan dengan uji lipid, dan mengakibatkan kerusakan dinding
korelasi spearman untuk mengetahui hubungan sel11. Fenol (C6H6OH) merupakan senyawa
antar variabel. Pada uji spearman data organik yang mempunyai gugus hidroksil yang
dinyatakan terdapat hubungan antara variabel terikat pada cincin benzena. Senyawa fenol
konsentrasi ekstrak dan jumlah koloni apabila memiliki beberapa nama lain seperti asam
nilai signifikansi Sig (2-tailed) <0,05. Pada uji karbolik, fenat monohidroksibenzena, asam
ini didapatkan nilai signifikansi Sig (2-tailed) fenat, asam fenilat, fenil hidroksida,
0,00<0,05. Maka dapat disimpulkan terdapat oksibenzena, benzenol, monofenol, fenil hidrat,
hubungan antara variabel konsentrasi ekstrak fenilat alkohol, dan fenol alcohol12. Berdasarkan
dan jumlah koloni. Selanjutnya melihat dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
tingkat keeratan hubungan (koefisien korelasi) Anastasia (2015)13 dalam, senyawa fenol
didapatkan koefisien korelasi sebesar -0,990 bersifat polar Sedangkan fenol sebagai
atau sangat kuat. Angka koefisien korelasi antijamur memiliki kemampuan menghambat
bernilai negatif yakni -0,990 sehingga aktivitas jamur dengan cara denaturasi protein
hubungan antara kedua variabel tersebut tidak pada dinding sel sehingga merusak susunan
searah dan dapat diartikan bahwa semakin dan mengubah mekanisme permeabilitas dari
ditingkatkan konsentrasi ekstrak kecambah mikrosom, lisosom, dan dinding sel14. Dinding
kacang hijau (Vigna radiata) maka jumlah sel Candida spp. tersusun dari manoprotein dan
koloni jamur Candida albicans akan semakin protein-protein spesifik, seperti chitinase,
menurun. enolase, helicase dan HSP70, yang menempel
pada lapisan-lapisan glucans dan kitin15.
PEMBAHASAN
Senyawa fenolik dapat mendenaturasi protein,
Flavonoid adalah metabolit sekunder yaitu kerusakan struktur tersier protein
dari polifenol, ditemukan secara luas pada sehingga protein kehilangan sifat-sifat aslinya.
tanaman serta makanan dan memiliki berbagai Terdenaturasinya protein dinding C. albicans
efek bioaktif termasuk anti virus, anti-inflamasi, akan menyebabkan kerapuhan pada dinding sel
kardioprotektif, antidiabetes, anti kanker, anti tersebut sehingga mudah ditembus zat aktif
9
penuaan, antioksidan dan lain-lain . Senyawa lainnya yang bersifat fungistatik. Jika protein
flavonoid adalah senyawa polifenol yang yang terdenaturasi adalah protein enzim maka
570
enzim tidak dapat bekerja yang menyebabkan SARAN
metabolisme dan proses penyerapan nutrisi
Penelitian lebih lanjut terhadap ekstrak
terganggu16. Komponen fenol pada flavonoid
kecambah kacang hijau (Vigna radiata) secara
menyebabkan denaturasi enzim yang
in vivo pada hewan coba diperlukan untuk
bertanggung jawab terhadap germinasi spora
mendapatkan hasil yang lebih sahih
atau berpengaruh terhadap asam amino yang
terlibat dalam proses germinasi17. Sel ragi
Candida spp. dapat melakukan adhesi ke dalam DAFTAR PUSTAKA

sel epitel yang kemudian membentuk germ


tube dan mengalami pertumbuhan dengan 1. Nur’aeny, Nanan et al. 2017. “Profil oral
terlebih dahulu mensekresi enzim fosfolipase candidiasis di bagian ilmu penyakit mulut
untuk merusak membran sel epitel tersebut15. RSHS Bandung periode 2010-2014” dalam
Berdasarkan tabel 1, dapat dilihat pada Majalah Kedokteran Gigi Indonesia Volume
kontrol (-) rerata jumlah koloni Candida 3 No. 1. Bandung: Departemen Ilmu
albicans berjumlah 751407,5. Sedangkan pada Penyakit Mulut, Fakultas Kedokteran Gigi,
kontrol (+) tidak ditemukan koloni Candida Universitas Padjadjaran
albicans. Selanjutnya pada ekstrak kecambah 2. Dorland, W.A. Newman. 2015. Kamus
kacang hijau konsentrasi 4800 mg/ml Saku Kedokteran Dorland; Edisi 29.
didapatkan rerata jumlah koloni Candida Jakarta: Buku Kedokteran EGC
albicans sebanyak 169,25. Jumlah ini terus 3. Prayudha, Satrya Ayu. 2012. Kandidiasis
menurun seiring dengan naiknya konsentrasi Mulut sebagai Indikator Penyakit Sistemik.
yang digunakan hingga pada akhirnya pada Yogyakarta. Bagian Ilmu Penyakit Mulut,
konsentrasi 9000 mg/ml tidak ditemukan koloni Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas
Candida albicans. Gadjah Mada, Yogyakarta
Pada gambar 1 yaitu gambar dari hasil 4. Lyu, Xin, Chen Zhao, Zhi-min Yan, dan
uji dilusi tabung. Dapat dilihat secara berurutan Hong Hua. 2016. Efficacy of nystatin for
dari paling kiri merupakan tabung dengan the treatment of oral candidiasis: a
ekstrak kecambah kacang hijau dengan systematic review and meta-analysis. Drug
konsentrasi 9000 mg/ml, 8400 mg/ml, 7800 Design, Development and Therapy
mg/ml, 7200 mg/ml, 6600 mg/ml, 6000 mg/ml, 2016:10 1161–1171
5400 mg/ml, dan 4800 mg/ml. Sedangkan pada 5. Aronson, Jeffrey K. 2009. Meyler’s Side
gambar 2 merupakan hasil streaking dari Effect of Antimicrobial Drugs. Jakarta:
masing-masing tabung tersebut. Lalu pada Elsevier
gambar 3 disajikan grafik yang 6. Kasmiyati, Sri, Santosa, Irfan Dwidja
mempresentasikan rerata jumlah koloni Priyambada, Kumala Dewi dan Rintawati
Candida albicans dari hasil streaking tersebut. Sandradewi. “Perkecambahan Biji Dan
Pertumbuhan Kecambah Varietas Sorgum
KESIMPULAN (Sorghum bicolor L.) Pada Cekaman Krom
Ekstrak kecambah kacang hijau (Vigna Heksavalen” dalam BIOMA Vol. 17 No. 1.
radiata) terbukti efektif sebagai antifungi
Candida albicans secara in vitro
571
Yogyakarta: Fakultas Biologi Universitas Antifungi Antara Ekstrak Metanol Kulit
Gadjah Mada. Batang Kasturi Dengan Ketokonazol 2%
7. Andrianto, T.T. dan Indarto N. 2004. Terhadap Candida albicans IN VITRO.
Budidaya dan Analisis Tani Kedelai, Kacang Banjarmasin: Berkala Kedokteran, Vol.12,
Hijau, Kacang Panjang. Yogyakarta: No.2, Sep 2016:271-278
Absolut 15. Tyasrini, Endah, Triswaty Winata, dan
8. Nurung, Sri Handriyani HR. 2016. Susantina. 2006. Hubungan antara Sifat
Penentuan Kadar Total Fenolik, Flavonoid, dan Metabolit Candida spp. dengan
dan Karotenoid Ekstrak Etanol Kecambah Patogenesis Kandidiasis. Jurnal
Kacang Hijau (Vigna radiata L.) Kedokteran Maranatha. Vol. 6, No.1, Juli
Menggunakan Spektrofometer UV-VIS. 2006: 52-67
Makassar: Fakultas Kedokteran dan Ilmu 16. Septiadi, Tedi, Delianis Pringgenies, dan
Kesehatan Universitas Islam Negeri Ocky Karna Radjasa. 2013. Uji Fitokimia
Alaudin dan Aktivitas Antijamur Ekstrak Teripang
9. Zuraida, Sulistyani, Dondin Sajuthi, dan Keling (Holoturia atra) Dari Pantai
Irma Herawati Suparto. 2017. Fenol, Bandengan Jepara Terhadap Jamur
Flavonoid, dan Aktivitas Antioksidan pada Candida albicans. Journal Of Marine
Ekstrak Kulit Batang Pulai (Alstonia Research. Volume 2, Nomor 2, Tahun
scholaris R.Br). Bogor. Jurnal Penelitian 2013, Halaman 76-84
Hasil Hutan Vol. 35 No. 3, September 17. Kusumawati, Eko, Anita Apriliana, dan
2017: 211-219 Selviawati. 2017. Identifikasi Senyawa
10. Arifin, Bustanul dan Sanusi brahim. 2018. Metabolit Sekunder Dan Uji Aktivitas
Struktur, Bioaktivitas, dan Antioksidan Ekstrak Etanol Herba Meniran (Phyllanthus
Flavonoid. Padang. Jurnal Zarah, Vol. 6 No. niruri L.) Terhadap Candida Albicans
1 (2018), Halaman 21-29 Menggunakan Metode Difusi Cakram.
11. Putri, Apriska Mega Sutowo. 2016. Efek Jurnal Ilmiah Manuntung, 3(1), 1-6, 2017
Antifungi Ekstrak Daun Kenikir (Cosmos
caudatus Kunth.) terhadap Pertumbuhan
Candida albicans secara in vitro. Masters
thesis, Universitas Sebelas Maret.
12. Nair CI, Jayachandran K, Shashidar S.
2008. Biodegradation of phenol. African
Journal of Biotechnology. 7. 4951-4958
13. Lestari, Dwi Marga, Nurul Mahmudati,
Sukarsono, Nurwidodo, dan Husamah.
2018. Aktivitas Antioksidan Ekstrak Fenol
Daun Gayam (Inocarpus fagiferus Fosb).
Malang. Biosfera Vol 35, No 1 Januari 2018
: 37 – 43
14. Siddik, Muhammad Baihaqi, Lia Yulia dan
Edyson. 2016. Perbandingan Efektivitas
572

Anda mungkin juga menyukai