Gambar 1. Hasil Identifikasi Jamur secara Gambar 2. Hasil Identifikasi Jamur secara
makroskopis mikroskopis
Shapiro-Wilk
Konsentrasi Stati
Pada perbandingan P1 terhadap
stic Df Sig. kelompok perlakuan lain menunjukkan
Daya 50% ,863 4 ,272
hambat perbedaan yang signifikan antar 2
25% ,729 4 ,024
kelompok. Begitu pula perbandingan
12,5% ,945 4 ,683 perlakuan P2 dengan kelompok perlakuan
6,25% ,863 4 ,272 yang lain menunjukkan adanya perbedaan
3,125% ,863 4 ,272 yang signifikan antar 2 kelompok. Namun
pada perbandingan perlakuan antara P3 &
Kontrol ,945 4 ,683
Positif P4, P4 & P5, P5 & K(-) didapatkan nilai p
Kontrol ,729 4 ,024 value 0,099, 0,178 dan 0,063 yang
Negatif
menandakan bahwa tidak ada perbedaan
yang signifikan. Hal tersebut dapat
Uji Kruskal Wallis dilakukan untuk disebabkan beberapa faktor seperti jenis
melihat perbedaan rerata diameter zona mikroba, metode sintesis nanopartikel dan
hambat jamur Candida albicans pada setiap konsentrasi nanopartikel yang
kelompok. Hasil uji didapatkan nilai p digunakan.(24)
value < 0,001 (p<0,05), yang menunjukkan
bahwa daya hambat bawang dayak terhadap PEMBAHASAN
jamur uji memiliki perbedaan yang
bermakna antar dua kelompok perlakuan. Rerata perhitungan zona hambat
minyak atsiri bawang dayak menunjukkan
Tabel 3. Uji Kruskal Wallis bahwa diameter zona hambat terkecil yaitu
Daya hambat 2,75 mm dengan konsentrasi 3,125% dan
Kruskal-Wallis H 25,562 zona hambat terbesar pada konsentrasi 50%
Df 6 dengan diameter 9,25 mm, yang memiliki
Asymp. Sig. ,000 kriteria hambatan sedang, namun dari
semua kelompok perlakuan didapatkan
bahwa zona hambat terbesar dihasilkan
Uji Mann Whitney bertujuan untuk oleh kontrol positif dengan diameter 20 mm
melihat perbedaan daya hambat dari setiap yang memiliki kriteria hambatan kuat. Hal
kelompok. ini disebabkan karena mekanisme kerja
flukonazol yang sudah teruji pasti dan
bekerja dengn cara menghambat biosintesis
ergosterol sehinga menyebabkan terjadinya
perubahan fungsi membran sel menjadi sumuran yang tidak ditumbuhi jamur
tidak stabil dan setelah beberapa lama akan Candida albicans.
rusak kemudian sel jamur akan mati.(5)
Hasil penelitian ini berbeda dengan
Daya hambat minyak atsiri bawang penelitian yang telah dilakukan oleh Woris
dayak yang lebih lemah dari kontrol positif (2017) dan Natalia (2015). Pada penelitian
dapat disebabkan juga karena kandungan Woris, dkk yang didapatkan hasil bahwa
senyawa metabolit sekunder yang bawang dayak dapat menghambat
berpotensi menghambat jamur uji pada pertumbuhan jamur Trichophyton
minyak atsiri bawang dayak lebih rendah mentagrophytes dengan konsentrasi 60%
daripada senyawa aktif yang terkandung menghasilkan diameter zona hambat 26,70
pada kontrol positif. Zona hambat yang mm, dengan kriteria kuat.(12) Hal ini
terbentuk berbeda-beda menandakan dikarenakan pada penelitian ini
bahwa adanya kemampuan ekstrak yang menggunakan jamur uji yang berbeda
berbeda pula dalam menghambat dengan penelitian yang dilakukan
pertumbuhan jamur Candida albicans yang sebelumnya. Penelitian yang dilakukan
dipengaruhi besarnya konsentrasi ekstrak oleh Natalia (2015), yang mendapatkan
dari masing-masing kelompok, semakin hasil bahwa tidak terbentuk zona hambat di
banyak ekstrak yang diberikan akan sekitar kertas cakram. Hal tersebut
menghasilkan zona hambat yang semakin menandakan tidak adanya hambatan
luas, ini disebabkan karena semakin banyak pertumbuhan jamur Malassezia furfur oleh
zat aktif yang terkandung dalam ekstrak ekstrak etanol umbi bawang dayak.(35)
tersebut.(31) Perbedaan hasil ini dapat terjadi karena
metode dan jamur uji yang digunakan
Hasil perlakuan dari kontrol negatif
berbeda. Metode Kirby baurer merupakan
pada penelitian ini yang menggunakan
metode yang menggunakan kertas cakram
DMSO 10% sebagai pelarut Minyak atsiri
yang terisi bahan uji, diletakkan diatas
bawang dayak tidak memberikan zona
media yang terdapat mikroba, sehingga
hambat terhadap jamur Candida albicans,
diduga senyawa metabolik sekunder tidak
terlihat dari meratanya pertumbuhan jamur
dapat berdifusi ke dalam sel.
disekitar sumuran. Pelarut DMSO 10%
merupakan pelarut organik dan tidak Hasil penelitian ini menujukkan
bersifat bakterisidal, Hal ini menandakan bahwa bawang dayak dapat menghambat
bahwa sampel jamur Candida albicans pertumbuhan jamur Candida albicans dan
yang digunakan dalam penelitian ini terbukti sebagai antijamur, yang
tumbuh dengan baik dan membuktikan pula menujukkan bahwa hipotesis pada
bahwa DMSO 10% tidak memiliki potensi penelitian ini diterima.
sebagai antifungi. Selain itu, hasil
SIMPULAN
penelitian yang telah dilakukan pada
penelitian ini gambar dicantumkan pada 1. Bawang dayak dapat menghambat
lampiran, dengan menggunakan Minyak pertumbuhan Candida albicans secara In
atsiri bawang dayak pada konsentrasi 50%; Vitro.
25%; 12,5%; 6,25% dan 3,125% untuk
menghambat jamur Candida albicans 2. Konsentrasi efektif bawang dayak dalam
secara signifikan mempunyai efek antifungi menghambat jamur Candida albicans
yang ditandai dengan terbentuknya zona adalah 50% dengan rerata diameter zona
hambat, yaitu suatu daerah disekitar hambat 9,25 mm.
DAFTAR PUSTAKA
1. Hakim L, Ramadhian MR. Kandidiasis oral. Jurnal Majority. 2015 Dec 1;4(9):53-7.
2. Rismawan W. Gambaran Tingkat Kecemasan Wanita Usia Subur 20-45 tahun yang
Mengalami Keputihan Di Rw 01 Kelurahan Setiajaya Kecamatan Cibeureum Kota
Tasikmalaya. Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada: Jurnal Ilmu-ilmu Keperawatan,
Analis Kesehatan dan Farmasi. 2017 Feb 26;17(1):166-75.
3. Nur'aeny N, Hidayat W, Dewi TS, Herawati E, Wahyuni IS. Profil oral candidiasis di
bagian ilmu penyakit mulut RSHS Bandung periode 2010-2014. Majalah Kedokteran Gigi
Indonesia. 2017;3(1):23-8.
4. Ramadhan G, Hanafi P, Sulistiorini R. Perbandingan Daya Hambat Flukonazol Dengan
Mikonazol Terhadap Jamur Candida albicans Secara In Vitro. Inprosiding Seminar
Nasional & Internasional 2017 Oct 18 (Vol. 1, No. 1).
5. Katzung BG, Masters SB, Trevor AJ. Farmakologi Dasar & Klinik Edisi 10. Jakarta: EGC.
2010.
6. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku ajar ilmu penyakit
dalam. Jakarta: Interna Publishing. 2014.
7. DEPKES R. Kebijakan Obat Tradisional Nasional. Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia. 2007.
8. Alwan A. Global status report on noncommunicable diseases 2010. World Health
Organization; 2011.
9. Sabularse VC. Antioxidant activity, phenolic and flavonoid content of some Philippine
fruits and vegetables.; Juni 2009.
10. Damayanti AY, Choiriyah NA, Naufalina MD. Pengaruh Penambahan Ekstrak Bawang
Dayak (Eleutherine Americana Merr.) Pada Aktivitas Antioksidan Nuget Tempe.
Darussalam Nutrition Journal. 2018 Dec 1;2(2):32-40.
11. Firdaus T. Efektivitas Ekstrak Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia L. Merr) dalam
Menghambat Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus. Skripsi. Jakarta: Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah; 2014.
12. Christoper W, Natalia D, Rahmayanti S. Uji aktivitas antijamur ekstrak etanol umbi
bawang dayak (Eleutherine americana (Aubl.) Merr. Ex K. Heyne.) terhadap
Trichophyton mentagrophytes secara in Vitro. Jurnal Kesehatan Andalas. 2018 Feb
20;6(3):685-9.
13. Armanda F, Nahzi MY, Budiarti LY. Efektivitas Daya Hambat Bakteri Ekstrak Bawang
Dayak Terstandarisasi Flavonoid Terhadap Enterococcus Faecalis (In Vitro). Dentino.
2017 Sep 15;2(2):183-7.
14. Puspadewi R, Adirestuti P, Menawati R. Khasiat Umbi Bawang Dayak (Eleutherine
palmifolia (L.) Merr.) Sebagai Herbal Antimikroba Kulit. Kartika: Jurnal Ilmiah Farmasi.
2013 Dec 7;1(1):31-7.
15. Mutiawati VK. Pemeriksaan mikrobiologi pada Candida albicans. Jurnal kedokteran syiah
kuala. 2016 Apr 1;16(1):53-63.
16. Gunawan S. Mekanisme Daya Hambat Kombinasi Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper
betle Linn) dan Ekstrak Daun Sirih Merah (Piper crocatum) Terhadap Pertumbuhan
Candida albicans. (Doctoral dissertation, Universitas Airlangga). 2010.
17. Brooks, Geo F D. Jawetz, Melnick, Adelberg : Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.
2014.
18. Djuanda A, Hamzah M, Aisah S. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 3rd ed. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI; 2012.
19. Greenberg MI. Teks Atlas Kedokteran Kedaruratan Greenberg Jilid 2. Jakarta: Penerbit
Erlangga; 2010.
20. Sulistia GG, Rianto S. Nafrialdi. Penghambat Adrenergik. Farmakologi dan Terapi. 5th
ed. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 2007;76.
21. Rijayanti R. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Mangga Bacang (Mangifera
foetida L.) Terhadap Staphylococcus aureus Secara In Vitro. J Naskah Publ Mhs PSPD
FK Univ Tanjung Pura. 2014:13-14.
22. Karou D, Savadogo A, Canini A, Yameogo S, Montesano C, Simpore J, Colizzi V, Traore
AS. Antibacterial activity of alkaloids from Sida acuta. African journal of biotechnology.
2006;5(2):195-200.
23. Amanah, Amanah; Lazuardi, Naufal Fadhil Mufid; Hermawan, Iwan. Perbandingan
Efektivitas Minyak Atsiri Daun Sirih Hijau (Piper betle Linn) dengan Minyak Atsiri
Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza) terhadap Candida albicans secara In Vitro.
Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan, 2018, 4.2.
24. Kandoli F. Uji Daya Hambat Ekstrak Daun Durian (Durio zybethinus) terhadap
Pertumbuhan Candida albicans secara In Vitro. Pharmacon. 2016 Feb 9;5(1).
25. Ardelia PI, Andrini F, Hamidy MY. Aktivitas Antijamur Air Perasan Daun Seledri (Apium
graveolens L.) Terhadap Candida albicans Secara In Vitro. Jurnal Ilmu Kedokteran. 2017
Nov 23;4(2):102-7.
26. Naldi Y, Aisah IS. Perbandingan Efektivitas Lengkuas Merah (Alpinia Purpurata K
Schum) dan Lengkuas Putih (Alpinia Galanga) terhadap Pertumbuhan Jamur Candida
albicans Secara In Vitro. Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan. 2014;1(4).
27. Hammada, R. Perbandingan Efektivitas Perasan Daun Seledri (Apium graveolens L.)
dengan Miconazole 2% Terhadap Pertumbuhan Jamur Malassezia furfur. Skripsi.
Cirebon: Universitas Swadaya Gunung Jati. 2018.
28. Prayoga E. Perbandingan efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L.) dengan metode
difusi disk dan sumuran terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Jakarta:
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. 2013.
29. Lansida. Prosedur Ekstraksi dan Komplikasi Data Unit Produksi. Yogyakarta; 2018.
30. Sopiyudin, MD. Statistik Untuk Kedokteran Dan Kesehatan. Edisi 6. Jakarta:
Epidemiologi Indonesia; 2014.
31. Kusuma SF, Widyastuti SM, Fajar B. Uji aktivitas ekstrak etanol sirih merah terhadap
Trichomonas vaginalis. Jurnal Universitas Padjajaran. 2009;115:11-4.
32. Sulistyorini A. Potensi Antioksidan dan Antijamur Ekstrak Umbi Bawang Putih (Allium
sativum Linn.) Dalam Beberapa Pelarut Organik. UIN Malik Ibrahim: Malang; 2015.
33. Ashour ML,Wink M. Genus bupleurum: a review of its phytochemistry, pharmacology
and modes of action. J Pharma Pharmacol. 2011;63:305-321.
34. Warnida, Husnul; Juliannor, Ade; Sukawaty, Yullia. Formulasi Pasta Gigi Gel Ekstrak
Etanol Bawang Dayak (Eleutherine Bulbosa (Mill.) Urb.). Jurnal Sains Farmasi & Klinis,
2016, 3.1: 42-49.
35. Natalia D, Rahmayanti S, Kedokteran F, Pontianak T, Studi P, Dokter P, et al. Uji Aktivitas
Antijamur Ekstrak Etanol Umbi Bawang Dayak (Eleutherine americana (Aubl.) Merr. Ex
K. Heyne) Terhadap Malassezia furfur Secara In Vitro; 2015;1-2.