ABSTRAK
Kanker adalah penyakit mematikan dan angka kejadiannya di Indonesia sangat
tinggi. Data yang berasal dari Departemen Kesehatan didapatkan angka 1,8 ribu
per 100 ribu penduduk. Ironisnya saat ini belum ditemukan antikanker yang
efektif dan aman. Minyak kayu manis yang diperoleh dari tanaman kayu manis
(Cinnamomum burmannii) diduga memiliki aktivitas antikanker. Penelitian tahun
pertama bertujuan untuk isolasi, standarisasi minyak kayu manis sudah dilakukan.
Penelitian ini untuk mengetahui aktivitas sitotoksik serta keamanan minyak kayu
manis untuk mendapatkan fitofarmaka antikanker. Penelitian tahun kedua
pengujian aktivitas antikanker dengan menguji kemampuan penghambatan sel
kanker terhadap sel line kanker WiDr (kanker kolon). Dilanjutkan keamanan
minyak kayu manis melalui uji toksisitas sub kronis terhadap mencit putih jantan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa minyak kayu manis memiiki aktivitas
sitotoksik terhadap kultur sel WiDr dengan IC50 = 13,70 µg/mL. Pemberian
minyak kayu manis kepada hewan uji Tikus selama satu bulan tidak memberikan
perubahan biokimia darah BUN Creatinin, SGPT dan SGOT serta hematologi
darah. Hasil histopatologi terhadap hepar dan ginjal juga tidak memberikan
kerusakan sel kecuali pada dosis 0,04 mL / 200 g BB.
21
IJPST Volume 1, Nomor 2, Oktober 2014
22
IJPST Volume 1, Nomor 2, Oktober 2014
23
IJPST Volume 1, Nomor 2, Oktober 2014
24
IJPST Volume 1, Nomor 2, Oktober 2014
25
IJPST Volume 1, Nomor 2, Oktober 2014
tersebut dapat disimpulkan bahwa t-0 ke t-2, t-0 ke t-3,dan t-0 ke t-4
didalam kandungan minyak atsiri untuk masing-masing antar
kayu manis tidak terdapat senyawa perlakuan tidak terdapat perbedaan
yang dapat menyebabkan perubahan yang nyata.
berat badan pada hewan uji.
Hasil pemeriksaan hati (SGOT)
Hasil pemeriksaan hati (SGPT) Hasil pemeriksaan
Hasil pemeriksaan laboratorium laboratorium untuk kadar SGOT
terhadap kadar SGPT pada tabel 3 (Tabel 4) menunjukkan bahwa hasil
menunjukkan bahwa hasil pemeriksaan sebelum pemberian
pemeriksaan sebelum pemberian pada kelompok kontrol, dosis I, dosis
pada kelompok kontrol, dosis I, dosis II, dan dosis III normal. Menurut
II, dosis III pada rentang normal. paget 1970, rentang normal kadar
Menurut Paget 1970, rentang normal SGOT yaitu 96-200 U/L. Untuk
kadar SGPT 21-52 U/L. Perhitungan melihat perbedaan mean kadar
kadar SGPT tidak lagi merujuk pada SGOT hewan uji maka dilakukan uji
rentang normal tetapi pada terhadap statistika paired t-test, digunakan uji
kadar SGPT sebelum dan setelah ini karena akan dibandingkan kadar
pemberian sediaan uji. Untuk melihat sebelum dan sesudah pemberian dan
perbedaan mean kadar SGPT hewan perubahan kadar SGOT pada
uji maka dilakukan uji statistik kelompok tikus putih jantan galur
paired t-test perubahan kadar SGPT wistar.
pada kelompok tikus putih jantan Data hasil kadar SGOT/AST
galur wistar. yang diperoleh dari penelitian
ditunjukkan pada tabel 4 kemudian
Tabel 3. Hasil analisa rata-rata kadar dianalisis secara statistik dengan
SGPT/ALT tikus putih jantan menggunakan paired t-test. Hasil
Rata-rata kadar SGPT (U/L)
yang diperoleh menunjukkan bahwa
Kelomp
ok T0 T1 T2 T3 T4
dari t-0 ke t-1, t-0 ke t-2 ,t-0 ke t-
Aquades 25, 26,9 26,9 26,3 26,3 3,dan t-0 ke t-4 tidak terdapat
t 6 2 4 8 4 perbedaan yang nyata. Dari hasil
Dosis I 23, 23,1 25 27,5 25,9 analisa statistik tersebut dapat
8 4 4 disimpulkan bahwa didalam
Dosis II 24, 26 24,5 26,4 27,2
8 2 8 2
kandungan minyak atsiri kayu manis
Dosis III 27, 29,8 28,0 30,6 32,0 tidak terdapat senyawa yang dapat
2 6 6 4 menyebabkan efek toksik pada organ
Keterangan: hati maupun organ lain seperti,
Dosis I : 0,01 mL/200g BB tikus jantung, otot, ginjal dan pankreas
Dosis II : 0,02 mL/200g BB tikus
hewan uji berdasarkan parameter
Dosis III : 0,04 mL/200g BB tikus
SGOT dan juga SGPT.
Tabel 3 merupakan data hasil
kadar SGPT/ALT yang diperoleh
dari penelitian kemudian dianalisa
secara statistik dengan menggunakan
paired t-test. Hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa dari t-0 ke t-1,
26
IJPST Volume 1, Nomor 2, Oktober 2014
Tabel 4. Hasil analisa rata-rata kadar manis harus sesuai dengan dosis
SGOT /AST tikus putih jantan yang ditentukan. Dalam hal ini
menurut penelitian dosis yang aman
Rata-rata kadar SGOT
Kelomp
(U/L)
untuk digunakan adalah minyak atsiri
ok kayu manis dosis I = 0,01 mL/200 g
T0 T1 T2 T3 T4
Akuade 110, 111, 113, 112, 111, BB tikus dan minyak atsiri kayu
s 8 4 8 4 8 manis dosis II = 0,02 mL/200 g BB
Dosis I 111, 112, 108, 111, 114, tikus.
2 2 2 8 2
Dosis II 109 117, 115, 117, 121
2 4 4 Pemeriksaan terhadap organ
Dosis 114, 119, 120, 124, 125, ginjal
III 6 8 6 2 6
Keterangan: Hasil uji biokimia
Dosis I : 0,01 mL/200g BB tikus Hasil rata-rata uji kadar
Dosis II : 0,02 mL/200g BB tikus
Dosis III : 0,04 mL/200g BB tikus kreatinin plasma dapat dilihat pada
tabel 6 dan grafik rata-rata uji kadar
Data hasil pemeriksaan kreatinin dapat dilihat pada gambar
sentralobularis hepar tikus yang 5. Hasil analisis statistik dari data
diperoleh dari penelitian yang menunjukkan bahwa tidak terdapat
ditunjukkan pada tabel 5 kemudian beda antar tiap perlakuan terhadap
dianalisis secara statistik. Hasil kadar kreatinin.
menunjukkan bahwa minyak atsiri
kayu manis dosis II = 0,04 mL/200 Hasil pengamatan secara
gram BB tikus memiliki perbedaan mikroskopis (uji histopatologi)
yang bermakna terhadap kontrol Dilakukan pengamatan
negatif. Hal ini dapat disimpulkan mikroskopis dengan uji
bahwa minyak atsiri kayu manis histopatologis pada organ ginjal yang
dosis II = 0,04 mL/200 gram BB diambil. Hasil gambar histopatologi
tikus memiliki jumlah sel nekrosis dapat dilihat pada gambar 5.
paling banyak. Jadi, untuk
penggunaan minyak atsiri kayu
A B C
D
Gambar 3. Morfologi sel WiDr setelah pemberian minyak atsiri kulit batang kayu manis
Cinnamomum burmanii nees ex. BI. (A) kontrol sel, (B) sebelum perlakuan
dengan penambahan medium, (C) setelah MTT dengan konsentrasi 3,9 µg/mL,
(D) setelah MTT dengan konsentrasi 500 µg/mL. Pengamatan dilakukan
dibawah inverted microscope dengan perbesaran 100x serta difoto menggunakan
kamera digital Samsung DV 150F dan Lenovo A390.
27
IJPST Volume 1, Nomor 2, Oktober 2014
Total sel
Jumlah Persentase
Kelompok pada 4 Sel Persentase
Sampel Nekrosis Sel Normal
Perlakuan lapang Normal Nekrosis (%)
(n) (%)
pandang
Akuades 4 400 336 64 84% 16%
Dosis I 4 400 320 80 80% 20%
Dosis II 4 400 311 89 77,75% 22,25%
Dosis III 4 400 300 100 75% 25%
Keterangan:
Dosis I : 0,01 mL/200g BB tikus
Dosis II : 0,02 mL/200g BB tikus
Dosis III : 0,04 mL/200g BB tikus
A
C
B
A C
B D
D
Kontrol (Akuades) Dosis I (0,01 mL/200 gram BB tikus)
28
IJPST Volume 1, Nomor 2, Oktober 2014
B
A
A
C D
C
B
D
Dosis II (0,02 mL/200 gram BB tikus) Dosis III (0,04 mL/200 gram BB tikus)
Gambar 4. Zona sentralobularis hepar tikus putih jantan dengan perbesaran 1000 x. Tampak
pada gambar: (A) inti sel normal, (B) inti sel yang mengalami piknosis, (C) inti sel
yang mengalami kariolisis, (D) inti sel yang mengalami karioreksi.
29
IJPST Volume 1, Nomor 2, Oktober 2014
C
D
B
D B
D
C
A
A
A
Akuades ½ DE (0,01 mL / 200 gram BB tikus)
A A
B
C
Tabel 9. Hasil analisis rata-rata jumlah Tabel 11. Rata-rata jumlah Hematokrit
leukosit pada tikus putih jantan Rata-rata jumlah hematokrit
Kelompo
Kelom Rata-rata jumlah leukosit (%)
k
pok T0 T1 T2 T3 T4 T0 T1 T2 T3 T4
Akuade 104 103 103 972 956 Akuades 41, 41 41, 40, 39,
s 40 60 60 0 0 2 6 2 4
Dosis I 111 109 106 106 106 Dosis I 42, 43, 42 41, 38,
20 60 80 40 40 8 4 2 6
Dosis II 106 107 992 968 960 Dosis II 41 42, 43, 40, 38,
00 20 0 0 0 8 8 2 6
Dosis 107 104 103 103 100 Dosis III 40, 41 40, 38, 39,
III 60 00 60 60 40 4 2 4 2
Keterangan Keterangan
Dosis I : 0,01 mL/200g BB tikus Dosis I : 0,01 mL/200g BB tikus
Dosis II : 0,02 mL/200g BB tikus Dosis II : 0,02 mL/200g BB tikus
Dosis III : 0,04 mL/200g BB tikus Dosis III : 0,04 mL/200g BB tikus
Hematokrit
Perhitungan persen hematokrit Gambar 6. Pewarnaan Giemsa dan
untuk mengetahui apakah terdapat Wright dosis I pada
perubahan persen hematokrit antara perbesaran 40x. Keterangan
gambar: (1) dosis I pada
sebelum dan sesudah pemberian minggu 0; (2) dosis I pada
minyak atsiri kulit batang kayu minggu 4; (a) eritrosit normal;
manis selama satu bulan. (a1) eritrosit abnormal; (b)
leukosit; dan (c) trombosit.
31
IJPST Volume 1, Nomor 2, Oktober 2014
Simpulan
Berdasar hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa: Minyak kayu
Manis memiliki aktifitas sitotoksik
terhadap kultur sel WiDr dengan
nilai IC50= 27,27 µg/mL. Minyak
Kayu Manis pada dosis I
Gambar 7. Pewarnaan Giemsa dan (0,01mL/200gBB) dan dosis II
Wright pada pemberian (0,02mL/200gBB) tidak memberikan
akuades pada perbesaran 40x.
Keterangan gambar: (1) pengaruh terhadap SGPT, SGOT,
akuades pada minggu 0; (2) Kreatinin dan histopatologi hati dan
aquadest pada minggu 4; (a) ginjal serta kadar sel eritrosit,
eritrosit normal; (a1) eritrosit leukosit dan trombosit pada Tikus
abnormal; (b) leukosit; dan (c) Rattus novergicus setelah pemberian
trombosit.
selama satu bulan.
Berdasarkan hasil pewarnaan
darah dapat dijelaskan bahwa Daftar Pustaka
eritrosit memiliki bentuk piringan 1. Depkes, Deteksi Dini Kanker
bikonkaf dengan garis tengah 8, Usus Besar, (Online),
ketebalan 2, dan ketebalan 1 bagian (http://www.litbang.depkes.go.id/
tengah. Leukosit ada yang bergranula aktual/kliping/Kanker.11106.htm,
dan ada yang tidak bergranula. 2006. diakses 15 Februari 2012.
Leukosit memiliki inti di tengah dan 2. Di Piro, Pharmacotherapy A
intinya mudah dilihat. Leukosit Pathophysiologic Approach,
paling mudah dibedakan dari sel McGraw-Hill, Medical
darah yang lain. Trombosit memiliki Publishing, Division, New York.
bentuk jasad kecil bergranula 1997.
memiliki diameter 2-4. Trombosit 3. Kwon, B. M., Lee, S. H., Cho, Y.
terkadang susah dilihat karena K., Bok, S. H., So, S. H., Youn,M.
ukuran yang kecil dan bentuk yang R., and Chang, S. I., Synthesis and
tidak tetap. Pada minggu 0 dan biological activity
minggu 4 bentuk eritrosit, leukosit ofcinnamaldehyde as
dan trombosit pada pemberian angiogenesis inhibitors. Bioorg.
minyak kayu manis dosis I, dosis II, Med.Chem. Lett., 1997,7, 2473-
dosis III dan pada pemberian 2476.
aquadest memiliki bentuk yang 4. Kwon, B. M., Lee, S. H., Choi, S.
relatif tetap. Dapat disimpulkan U., Park, S. H., Lee, C. O.,Cho, Y.
bahwa pemberian minyak kayu K., Sung, N. D., and Bok, S. H.,
manis selama 1 bulan tidak Synthesis and in vitro cytotoxicity
mempengaruhi bentuk darah. of cinnamaldehyde to human solid
tumor cells. Arch. Pharm. Res.,
1998, 21,147-152 (1998).
32
IJPST Volume 1, Nomor 2, Oktober 2014
33