Cara sitasi: Putram NM, Setyaningsih I, Tarman K, Nursid M. 2017. Aktivitas antikanker fraksi aktif
teripang. Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia. 20(1): 53-62.
Abstrak
Teripang Holothuria atra merupakan salah satu organisme laut yang banyak digunakan sebagai sumber
senyawa bioaktif baru, sebagai senyawa utama dalam pencarian obat-obatan baru yang berpotensi sebagai
antikanker. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan aktifitas fraksi aktif teripang (H. atra) sebagai
antikanker. H. atra dimaserasi dalam etanol, dan ekstraknya dikering-bekukan menggunakan freeze dryer.
Ekstrak kasar selanjutnya dipartisi menggunakan pelarut n-heksana, etil asetat, dan metanol-air (3:1:1:1).
Uji sitotoksik dilakukan menggunakan sel HeLa (kanker serviks) dan sel MCF-7 (kanker payudara)
berdasarkan metode MTT assay. Ekstrak kasar H. atra menunjukkan aktivitas sitotoksik terhadap sel HeLa
dengan nilai IC50 = 12,48 µg/mL dan terhadap sel MCF-7 dengan nilai IC50 = 17,90 µg/mL. Uji sitotoksik
menunjukkan nilai IC50 fraksi n-heksana, fraksi etil asetat, dan fraksi metanol-air terhadap sel HeLa
berturut-turut adalah IC50 = 76,45 µg/mL; 77,95 µg/mL; 14,27µg/mL) dan pada sel MCF-7 berturut-turut
adalah IC50 = 58,50 µg/mL; 59,59 µg/mL; 14,33 µg/mL).
Kata kunci: antikanker, Holothuria arta, MTT, sel HeLa, sel MCF-7
Abstract
Sea Cucumber Holothuria atra is one of marine organisms has been used as a new source of novel
bioactive compounds. Many of them have been used as the lead compounds in discovery of new anticancer
drugs. The objective of this study was to determine the active fractions of sea cucumber (H. atra) which have
anticancer activity. H. atra was macerated using ethanol and the extract was freezedried using a freeze dryer.
The crude extract was partitioned using n-hexane, ethyl acetate, and methanol-water (3:1:1:1). Cytotoxicity
test was performed using HeLa (cervic cancer) cell line and MCF-7 (breast cancer) cell line based on the
MTT assay. The crude extract of H. atra showed the best cytotoxic activity against HeLa cells (IC50 = 12.48
µg/mL) and MCF-7 cells (IC50 = 17.90 µg/mL). The toxicity tests showed the IC50 value of the n-hexane
fraction, ethyl acetate fraction, and methanol-water fraction against HeLa cells HeLa (IC50 = 76.45 µg/mL;
77.95 µg/mL; 14.27 µg/mL) and MCF-7 cells (IC50 = 58.50 µg/mL; 59.59 µg/mL; 14.33 µg/mL).
ton (KKP 2015). Teripang memiliki manfaat Penelitian ini bertujuan untuk menentukan
kesehatan dan berpotensi sebagai bahan baku fraksi aktif teripang (H. atra) yang berpotensi
obat. Janakiram (2015) menyatakan bahwa sebagai antikanker terhadap sel HeLa dan sel
ekstrak teripang mengandung senyawa MCF-7.
bioaktif yang memiliki aktivitas sebagai
antioksidan diantaranya triterpen glikosida BAHAN DAN METODE
yang dapat menghambat terjadinya radikal Bahan dan Alat
bebas sehingga dapat mencegah beberapa Bahan yang digunakan dalam penelitian
penyakit degeneratif misalnya penyakit ini adalah teripang beku (H. atra) yang
jantung dan kanker. diambil dari Perairan Jailolo, Halmahera,
Kanker adalah penyakit yang disebabkan Maluku Utara. Sel HeLa dan sel MCF-7
oleh sel abnormal jaringan tubuh yang didapatkan dari hasil kultur di Pusat Penelitian
tumbuh dan berkembang dengan cepat serta dan Pengembangan Daya Saing Produk
tak terkendali. Tahun 2012 jenis kanker yang dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan.
paling sering dijumpai pada wanita adalah Bahan lain yang digunakan meliputi bahan
kanker payudara (43,3%) dan kanker serviks doxorubicin, trypsin-EDTA, media RPMI
(14%) (WHO 2012). Pengobatan penyakit (Sigma), Phosfat Buffer Saline (PBS), 3-(4,5-di
kanker yang selama ini dilakukan adalah metilhiazolil-2,5-difenil tetrazolium bromide
pembedahan, radioterapi, kemoterapi dan (Merck), Sodium Dodesil Sulfat (Sigma),
imunoterapi (Van de Velde 1999). Biaya DMSO (Merck), etanol 96%, metanol, TFA,
kemoterapi dan pengobatan kanker tinggi n-heksana, diklorometana, etil asetat, air,
namun tingkat keberhasilan terapi yang belum pereaksi Meyer, pereaksi Wagner, pereaksi
optimal, sehingga perlu dilakukan penelitian Dragendorff, anisaldehid-asam sulfat, HCl
untuk mengkaji dan menemukan obat baru dan FeCl3.
yang lebih efektif dan selektif. Pemanfaatan Peralatan yang digunakan dalam
teripang terutama Holothuria atra sebagai penelitian ini adalah vacuum rotary evaporator
antikanker belum banyak dilakukan. (Buchi), freeze dryer, mikropipet, laminar air
Holothuria atra merupakan salah satu flow (Esco), Multiwell culture disk 96 lubang
jenis teripang yang tidak bernilai ekonomis, (Iwaki), biosafety cabinet (Faster), mikroskop
disamping itu pemanfaatannya belum optimal inverted (Olympus), hemasitometer
karena kurang diminati oleh masyarakat. (Neubaurer-assistant), flask culture (Nunc)
Dyck et al. (2010) menyebutkan bahwa H. atra dan inkubator CO2, spektrofotometri
diketahui mengandung saponin (triterpen microplate reader (Thermo), kromatografi
glikosida) jenis holothurin A, holothurin A2, lapis tipis (KLT), dan kolom kromatografi
holothurin B, holothurin B1 dan holothurin (Merck).
B2. Wijaya (2015) melaporkan bahwa teripang
H. atra yang berasal dari Lampung yang Metode Penelitian
diekstrak menggunakan pelarut metanol Sampel ekstrak teripang disiapkan
memiliki rendemen sebesar 0,90% dan nilai dengan cara melelehkan 20 kg sampel teripang
IC50 sebesar 21,39 dan 21,05 μg/mL terhadap beku, dibersihkan dengan air mengalir, lalu
sel T47D dan sel WiDr. Dinda (2016) ditiriskan. Sampel dipotong-potong kecil
melaporkan bahwa H. atra yang berasal dari berukuran 2-3 cm2 dan dimaserasi dalam
Halmahera yang diekstrak dengan pelarut etanol 96% selama 24 jam, setelah 24 jam
etanol memiliki rendemen sebesar 1,53% dan perendaman diambil maseratnya dengan
nilai IC50 sebesar 12,99 μg/mL terhadap sel cara disaring menggunakan kertas saring
WiDr, 13,42 μg/mL pada sel MCF-7 dan 44,51 Whatman 1 dan diulangi perendaman
μg/mL pada sel Vero. Hasil penelitian di atas sampai 6 kali pada suhu ruang. Ekstrak yang
menunjukkan bahwa ekstrak etanol teripang diperoleh kemudian disaring menggunakan
(H. atra) bersifat toksik dan tidak selektif kertas saring Whatman no.1, lalu filtrat yang
terhadap sel normal karena ekstrak yang diperoleh disentrifugasi dengan kecepatan
digunakan masih dalam bentuk ekstrak kasar. 6.000 rpm pada suhu 4oC selama 10 menit,
filtrat dipekatkan dengan menggunakan MCF-7 dikultur dalam media RPMI (Roswell
vacuum rotary evaporator sampai didapat Park MemorialInstitute) 1640 lengkap, yang
ekstrak kental dan ditimbang beratnya. mengandung FetalBovine Serum (FBS) 10%,
Ekstrak kental kemudian dikeringbekukan fungizone 0,5% dan Penisilin-Streptomisin
menggunakan freeze dryer pada suhu 46oC 2%. Ekstrak kasar, fraksi metanol-air, fraksi etil
selama 4 kali 24 jam, sampai didapatkan asetat, dan fraksi n-heksana H. atra sebanyak
serbuk halus. Sampel dipartisi dalam corong ±1 mg dilarutkan kedalam 20 mL larutan
pisah dengan pelarut metanol : air : n-heksana dimetil sulfoksida (DMSO). Uji sitotoksik
: etil asetat (3:1:1:1), dikocok dan dibiarkan dilakukan menggunakan deret konsentrasi
memisah hingga diperoleh cairan jernih, ekstrak 5, 10, 20, 40 dan 80µg/mL sebanyak
yaitu fraksi n-heksana, etil asetat dan metanol- tiga ulangan. Tiga jenis kontrol digunakan,
air. Ketiga fraksi ditampung dan diuapkan yaitu : kontrol sel tumor (100 µL sel tumor
menggunakan rotary evaporator hingga kering + 100 µL media), kontrol media (200 µL
dan sampel siap untuk pengujian. media) dan kontrol sampel (100 µL ekstrak +
100 µL media). Larutan ekstrak sebanyak
Uji fitokimia 100 µL dimasukkan ke dalam mikroplat
Uji fitokimia yang dilakukan untuk 96 sumuran; dan mikroplat kemudian
mengetahui komponen bioaktif yang terdapat diinkubasikan selama 24 jam dalam inkubator
dalam ekstrak teripang mengacu pada metode CO2. MTT sebanyak 100 µL ditambahkan
yang digunakan Harborne (1987). Uji tersebut ke dalam tiap sumuran mikroplat dan
meliputi uji alkaloid, flavonoid, fenolik, diinkubasikan kembali selama 4 jam dalam
steroid, triterpenoid dan saponin. inkubator CO2. Reaksi MTT dihentikan
dengan penambahan sodium dodesil
Analisis dengan KLT sulfat (SDS) 10%. Mikroplat kemudian
Analisis dengan KLT mengacu pada diinkubasikan kembali selama 12 jam dalam
metode Wagner (1996). Ekstrak teripang ruang gelap pada suhu kamar. Absorbansi
sebanyak 2 mg dilarutkan dalam 0,5 mL tiap sumur dibaca dengan spektrofotometri
metanol; dan larutan ekstrak tersebut microplate reader pada panjang gelombang
kemudian ditotolkan pada plat silika yang 570 nm. Jumlah sel yang mati dinyatakan
berukuran panjang 10 cm dan lebar 1,5 cm. dalam % yang dihitung berdasarkan rumus:
Kombinasi pelarut n-heksana : etil asetat (1:5)
digunakan sebagai eluen untuk memfraksinasi
ekstrak. Penotolan dilakukan pada jarak Keterangan :
±1 cm dari bawah plat KLT menggunakan A = Absorbansi sel hidup pada kontrol
pipa kapiler. Plat berukuran panjang 10 cm (kontrol sel – kontrol media)
dielusi dengan cara meletakkannya secara B = Absorbansi sel hidup pada perlakuan sampel
vertikal di dalam bejana pengembang atau (perlakuan sampel- kontrol sampel)
gelas kaca. Proses elusi dihentikan apabila Persentase daya hambat sel digunakan
eluen telah mencapai ¾ plat KLT. Noda- untuk mencari IC50. Persen penghambatan
noda hasil pemisahan ini diamati dengan dikonversi menjadi harga probit versus log
menyemprotkan pereaksi pada plat tetes konsentrasi. Persamaan garis linier yang
sebanyak 2 lubang dan pada lubang lain diperoleh digunakan untuk menentukan nilai
ditambahkan asam sulfat pekat untuk IC50.
menunjukkan adanya senyawa terpenoid/
steroid dalam ekstrak. HASIL DAN PEMBAHASAN
Ekstrak kasar teripang
Uji sitotoksik Rendemen ekstrak merupakan
Uji sitotoksisitas dilakukan dengan perbandingan berat hasil akhir ekstrak
metode (3-[4,5-dimetilthiazol-2yl]-2,5-dife dengan berat bahan awal sebelum diekstraksi.
niltetrazolium bromida) yang mengacu pada Ekstraksi dilakukan untuk memisahkan
metode CCRC (2013). Sel HeLa dan sel komponen senyawa aktif dari suatu bahan
Gambar 1 Nilai IC50 penghambatan ekstrak kasar teripang H. atra dan doxorubicin.
Ekstrak kasar, doxorubicin
persamaan yang terbentuk dari kurva regresi H.atra berdasarkan tingkat kepolarannya
linier antara probit persen penghambatan dan menggunakan pelarut n-heksana (non-
log konsentrasi. Persamaan garis linier yang polar), etil asetat (semi-polar), dan metanol-
diperoleh digunakan untuk mencari nilai air (polar). Hasil fraksi n-heksana, fraksi etil
IC50. Nilai IC50 ekstrak kasar teripang H.atra asetat dan fraksi metanol-air teripang H.atra
terhadap sel HeLa dan sel MCF-7 dapat ditunjukkan pada tabel 2.
dilihat pada Gambar 1. Rendemen hasil fraksinasi ekstrak kasar
Doxorubicin memiliki nilai IC50 jauh H. atra yang paling banyak adalah fraksi
lebih kuat dibandingkan pengaruh ekstrak metanol-air sebesar 75,64% diikuti fraksi
kasar H. atra terhadap sel kanker HeLa dan etil asetat 26,70% dan n-heksana 17,73%.
MCF-7 dengan nilai IC50 sebesar 2,23 dan Albuntana et al. (2011) melaporkan bahwa
2,60 μg/mL. Hal tersebut dikarenakan dengan menggunakan pelarut n-heksana,
doxorubicin merupakan obat kanker yang telah etil asetat dan metanol-air pada empat jenis
teruji aktivitasnya dan pengaruh doxorubicin teripang didapatkan hasil ekstrak kasar
yang lebih sensitif terhadap sel kanker HeLa teripang paling besar pada pelarut metanol-
dan MCF-7. Nilai IC50 pada ekstrak tidak air sebesar 95,6%. Hal ini dikarenakan ekstrak
setinggi obat kanker doxorubicin, akan kasar H. atra lebih banyak mengandung
tetapi hasil tersebut menunjukkan bahwa senyawa yang bersifat polar, yang mampu
ekstrak kasar H. atra bersifat toksik. Suzery melarutkan senyawa polar misalnya fenolik
dan Cahyono (2014) melaporkan bahwa dan gula, sehingga ekstrak dari pelarut
ekstrak kasar H. edulis memiliki nilai IC50 metanol lebih banyak dibandingkan ekstrak
sebesar 22,39 µg/mL dan 14,42 µg/mL pada dari pelarut n-heksana dan etil asetat.
sel HeLa dan sel MCF-7. Inayah et al. (2012) Lapornik et al. (2005) menyatakan bahwa
melaporkan bahwa senyawa aktif teripang H. pelarut metanol mampu mengekstrak
scabra dapat menghambat sel kanker payudara komponen yang berasal dari golongan
T47D dan sel kanker rahim HeLa dengan alkaloid, fenolik, steroid, triterpenoid, tanin
IC50 28,03 dan 18,09 µg/mL. Suatu ekstrak dan saponin, selain itu pelarut metanol juga
dinyatakan aktif memiliki aktivitas antikanker memiliki sifat kurang polar dibandingkan
apabila memiliki nilai IC50<30 μg/mL, sedang air, sehingga pelarut metanol mampu untuk
aktif apabila memiliki nilai IC50 ≥30 μg/mL menghancurkan dinding sel dan menyebabkan
dan IC50<100 μg/mL dan dikatakan tidak aktif komponen-komponen dalam sel hancur dan
apabila nilai IC50 >100 μg/mL National Cancer larut dalam pelarut metanol.
Institute (2001). Profil kromatogram menunjukkan
hasil kromatografi lapis tipis pada fraksi
Fraksi Holothuria atra hasil partisi n-heksana, fraksi etil asetat dan fraksi metanol-
cair-cair air yang divisualisasi pada cahaya tampak
Fraksinasi dilakukan untuk memisahkan (pereaksi anisaldehida-H2SO4). Pemisahan
senyawa-senyawa pada ekstrak kasar spot ini dikarenakan oleh perbedaan tingkat
Tabel 2 Rendemen hasil fraksi heksan, fraksi etil asetat dan fraksi metanol-air (H. atra)
Persentase
Sampel Rf Warna Senyawa
rendemen (%)
Biru dan Steroid/triterpenoid
Fraksi n-heksana 17,73 0,78;0,87;0,91
kuning dan fenol
Fraksi etil asetat 26,70 0,51;0,91 Biru keunguan Steroid/triterpenoid
Fraksi metanol-air 75,64 0,25;0,84 Biru Steroid/triterpenoid
kepolaran senyawa pada setiap fraksi. Fraksi manusia dan sel tumor serviks dengan IC50
heksan memiliki nilai Rf = 0,91; 0,87; 0,78, 2,38 dan 2,46 µg/mL.
fraksi etil asetat memiliki nilai Rf= 0,51; 0,91 Hasil pemisahan senyawa fraksi heksan,
sedangkan fraksi metanol-air (Rf= 0,25; 0,84) etil asetat dan metanol-air kemudian diuji
(Gambar 2). Penyemprotan masing-masing sitotoksisitas pada sel HeLa dan sel MCF-7.
fraksi dengan pereaksi anisaldehida dan Nilai IC50 fraksi n-heksana, fraksi etil asetat,
H2SO4 memberikan warna yang berbeda- dan fraksi metanol-air teripang H. atra
beda. Hasil pewarnaan pada masing-masing terhadap sel HeLa dan sel MCF-7 dapat dilihat
kromatogram menunjukkan warna biru, pada Gambar 3.
ungu dan kuning. Senyawa yang terdeteksi Hasil uji sitotoksik menunjukan fraksi
diantaranya fenol dan steroid/triterpenoid. metanol-air lebih toksik terhadap sel HeLa dan
Wagner dan Bladt (1996) menyatakan bahwa sel MCF-7 dibandingkan fraksi n-heksana dan
senyawa steroid/triterpenoid yang ditandai fraksi etil asetat. Fraksi n-heksana teripang
dengan warna biru sampai ungu dan senyawa Holothuria fuscocinerea memiliki nilai IC50
fenol ditandai dengan warna kuning sampai 162,76 μg/mL, fraksi etil asetat memiliki
coklat. Hardyani (2011) menyatakan bahwa nilai IC50 143,96 μg/mL dan fraksi metanol-
steroid/triterpenoid merupakan jenis saponin air 38,58 μg/mL pada sel HeLa (Bambang
pada teripang yang dapat menghambat 2013). Nimah et al. (2012) melaporkan bahwa
mekanisme pembelahan dan memicu hasil uji sitotoksik teripang pasir (H. scabra)
apoptosis sel kanker. Suryaningrum (2008) pada fraksi n-heksana memiliki nilai IC50
menunjukkan senyawa aktif teripang golongan sebesar 62,86 μg/mL, fraksi etil asetat sebesar
steroid/triterpenoid dapat menghambat 43,56 μg/mL dan fraksi metanol-air sebesar
pertumbuhan tumor pada sel tumor paru 18,85 μg/mL. Aktivitas sitotoksik pada
Gambar 3 Nilai IC50 Doxorubicin, fraksi heksan, fraksi etil asetat dan fraksi metanol-air terhadap
sel HeLa (A) dan sel MCF-7 (B)
fraksi metanol-air yang tinggi diduga karena penghambatan viabilitas sel kanker prostat
mengandung senyawa triterpen glikosida yang dan sel kanker endometrium dengan IC50 7,98
larut dalam pelarut polar. Triterpen glikosida dan 5,90 µg/mL.
merupakan jenis saponin pada teripang yang
strukturnya mengandung gugus gula. Senyawa Morfologi sel HeLa dan sel MCF-7
triterpen glikosida merupakan senyawa yang Perubahan morfologi sel merupakan
dapat menghambat mekanisme pembelahan salah satu tanda terjadinya aktivitas sitotoksik
dan memicu apoptosis sel kanker. Saponin yang dihasilkan dari suatu senyawa setelah
pada teripang mengandung gugus gula dilakukan perlakuan terhadap sel apabila
terutama glukosa, galaktosa, xilosa, ramnosa dibandingkan dengan kontrol sel. Aktivitas
atau metilpentosa yang berikatan dengan sitotoksik sel kanker HeLa dan MCF-7 juga
aglikon sapogenin berupa triterpenoid atau dapat diamati secara mikroskopis pada
steroid yang memiliki aktivitas antikanker pembesaran 400x untuk melihat morfologi sel
(Usman 2014). Dyck et al. (2010) menyatakan HeLa dan MCF-7 tanpa pemberian ekstrak
bahwa teripang H. atra memiliki keunikan dan setelah pemberian ekstrak pada beberapa
karena adanya gugus sulfat pada senyawa konsentrasi. Hasil uji tersaji pada Gambar 4
saponin (triterpen glikosida). Senyawa- dan Gambar 5.
senyawa tersebut antara lain holothurin B1, Hasil pengamatan sel HeLa dan
B2, B3 dan B/B4. Triterpen glikosida sulfat MCF-7 dengan menggunakan mikroskop
dianggap lebih mudah larut ke dalam pelarut menunjukkan adanya perbedaan morfologi
polar dan lebih kuat sebagai racun (toxin). sel sebelum dan setelah penambahan
Aras (2013) melaporkan bahwa senyawa ekstrak dengan reagen MTT. Gambar 4 dan
triterpen glikosida pada teripang (H. scabra) 5 menunjukkan semakin meningkatnya
menunjukkan efek yang signifikan terhadap konsentrasi, kristal formazan yang terbentuk
Gambar 4 Morfologi sel setelah pemberian fraksi metanol-air dengan reagen MTT terhadap
sel HeLa
semakin berkurang artinya makin sedikit sel perubahan menjadi kristal formazan.
yang masih hidup. Kalantzi dan Biskos (2014) Nursid et al. (2009) menyatakan bahwa
menyatakan bahwa kristal formazan tersebut perubahan morfologi sel sebagai akibat dari
berbentuk seperti kristal-kristal tajam berduri paparan senyawa aktif atau agen kemoterapi
yang berwarna hitam apabila diamati di tertentu merupakan refleksi dari kondisi
bawah mikroskop, sedangkan yang berwarna biokimia yang dapat berujung pada kematian
hitam dan berbentuk tidak beraturan sel baik secara apoptosis maupun nekrosis.
tersebut merupakan sel-sel yang telah mati. Nursid et al. (2013) menyatakan bahwa
Nursid et al. (2010) menyatakan bahwa apoptosis merupakan suatu proses aktif yang
semakin banyak sel yang mati maka semakin membutuhkan transkripsi dan translasi gen-
sedikit kristal formazan yang terbentuk gen spesifik tertentu dan juga memerlukan
demikian pula sebaliknya. Sel-sel yang mati penggunaan sumber energi intraseluler,
karena perlakuan ekstrak kemungkinan sedangkan nekrosis merupakan kematian
besar tidak memiliki lagi enzim mitokondrial sel dengan keadaan patologis. Perbedaaan
reduktase sehingga pada saat diberi MTT mekanisme mendasar pada kedua tipe
dalam mikroplat uji, MTT tidak mengalami kematian sel tersebut terefleksi pada morfologi
Gambar 5 Morfologi sel setelah pemberian fraksi metanol-air dengan reagen MTT terhadap
sel MCF-7
sel-sel yang mengalami kematian. Sel-sel yang Dinda ADF. 2016. Sitotoksisitas ekstrak
mengalami apoptosis, volume sitoplasmanya etanol teripang hitam (Holothuria atra)
berkurang, inti sel menyusut, membran dan terhadap Sel WiDr, Sel MCF-7 dan Sel
organel-organel tetap menyatu, sebaliknya Vero. [skripsi]. Jakarta (ID): Universitas
pada sel-sel yang mengalami nekrosis, sel Pancasila.
terlihat menggelembung atau mengalami Doughari JH. 2012. Phytochemicals: extraction
pembengkakan, inti sel mengami lisis, methods, basic structures and mode of
membran plasma dan membran inti rusak dan action as potential chemotherapeutic
organel-organel sel mengalami desintegrasi agents. In: phytochemicals – A global
(Ghobrial et al. 2005). perspective of their role in nutrition
and health. Ed ke-5. Kroasia (UK): Rao.
KESIMPULAN InTech.
Fraksi aktif dari teripang Holothuria atra Dyck SV, Gerbaux P, Patrick F. 2010.
yang memiliki aktivitas sebagai antikanker Qualitative and quantitative saponin
adalah fraksi metanol air dengan nilai IC50 contents in five sea cucumbers from the
sebesar 14,27 µg/mL terhadap sel HeLa dan Indian Ocean. Marine Drugs. 8: 173-189.
14,33 µg/mL pada sel MCF-7. Fajarullah A, Irawan H, Pratomo A. 2014.
Ekstraksi senyawa metabolit sekunder
UCAPAN TERIMA KASIH lamun Thalassodendron ciliatum pada
Penulis mengucapkan terima kasih pelarut berbeda. Journal Umrah. 3(1):1-
kepada Pusat Penelitian dan Pengembangan 15.
Daya Saing Produk dan Bioteknologi Kelautan Ghobrial IM, Witzig TE, Adjei AA. 2005.
dan Perikanan (P3DSPBKP) selaku instansi Targeting Apoptosis Pathways in Cancer
yang telah memberikan bantuan fasilitas dan Therapy. Cancer Journal for Clinicians. 55:
pendanaan penelitian ini yang dibiayai oleh 178-194.
APBN tahun 2015. Harborne JB. 1987. Metode Fitokimia. Ed ke-
2. Bandung: Institut Teknologi Bandung.
DAFTAR PUSTAKA Hardyanti F. 2011. Komponen bioaktif
Albuntana, Yasman W, Wisnu. 2001. Uji dan aktivitas antioksidan anemon laut
toksisitas ekstrak empat jenis teripang (Stichodactyla gigantea) [tesis]. Bogor
suku holothuridae dari Pulau Penjaliran (ID): Institut Pertanian Bogor.
Timur, Kepulauan Seribu, Jakarta, Inayah N, Ningsih R, Aji TK. 2012. Uji
menggunakan brine shrimp lethality toksisitas dan identifikasi awal golongan
test (BSLT). Jakarta (ID): Universitas senyawa aktif ekstrak etanol dan
Indonesia. n-heksana teripang pasir (Holothuria
Aras TR. 2013. Uji toksisitas teripang scabra) kering Pantai Kenjeran, Surabaya.
(Holothuria scabra). Berkala Perikanan Jurnal Alchemy. 2(1): 92-100.
Terubuk 39(2): 9-16. Janakiram NB, Mohammed A, Chinthalapally
Andayani R, Lisawati Y, Maimunah. 2008. VR. Sea cucumbers metabolites as potent
Penentuan aktivitas antioksidan, kadar anti-cancer agents. Marine Drugs. 13:
fenolat total dan likopen pada buah tomat 2909-2923.
(Solanum lycopersicum L.). Jurnal Sains Kalantzi OI, Biskos G. 2014. Methods for
dan Teknologi Farmasi 13(1): 1-9. assessing basic particle properties and
[CCRC] Cancer Chemoprevention Research cytotoxic of engineered nanoparticles.
Center. 2013. Protokol Uji Sitotoksik Toxics. 2: 79-91.
dengan Metode MTT. Yogyakarta (ID): [KKP] Kementrian Kelautan dan Perikanan.
CCRC. 2015. Statistik perikanan tangkap
Dhinakaran DJ, Lipton AP. 2014. Bioactive indonesia. Jakarta (ID): Kementrian
compounds from Holothuria atra of Kelautan dan Perikanan.
Indian ocean. Journal of Biopharmacy Lapornik B, Prosek, Wondra AG. 2005.
4(35) : 36-43. Comparison of extract prepared from