Anda di halaman 1dari 8

UJI TOKSISITASEKSTRAK DAUN SIRSAK (Annona muricata L.

)
YANG BERPOTENSI SEBAGAI ANTIKANKER

Triyani Sumiati¹*, Ferry Effendi1.,Rina arifah puspitasari1


1.
Program Studi Farmasi Sekolah Tinggi Teknologi Industri dan Farmasi Bogor
Korespondensi: triyanisumiati@gmail.com

ABSTRAK
Tanaman sirsak (Annona muricata L.) termasuk dalam familia Annonaceae.Masyarakat telah lama
mengenal dan menggunakannya sebagai obat tradisional.Salah satu manfaat dari daun sirsak yaitu
dapat dipakai sebagai alternatif pengobatan penyakit kanker.Sampai saat ini belum diketahui secara
ilmiah apakah daun sirsak mempunyai aktivitas antikanker. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui potensi toksisitas zat bioaktif dari ekstrak etanol, etil asetat dan n-heksan daun sirsak
sebagai zat antikanker dengan menggunakan metode BSLT.Penelitian ini menggunakan sebanyak 100
ekor larva udang yang digunakan sebagai objek penelitian yang secara acak dibagi dalam 3
kelompok.Tiap kelompok terdiri dari 10 ekor larva dan pengulangan dilakukan sebanyak tiga kali
perkelompok.Konsentrasi ekstrak dalam media yang digunakan adalah 500, 100, 10 dan sebagai
kontrol digunakan 0 ppm. Data diperoleh dengan cara menghitung jumlah larva yang mati setelah 24
jam. Data yang diperoleh kemudian ditentukan dengan menggunakan tabel analisis probit. Kadar air
yang terkandung dalam simplisia adalah 6,49%. Hasil dari analisis probit menunjukkan bahwa ekstrak
etanol mempunyai nilai LC50 sebesar 86,45 ppm, sedangkan ekstrak etil asetat 92,81 ppm dan ekstrak
n-heksana 37601,05 ppm. Pemberian ekstrak etanol dan etil asetat daun sirsak pada percobaan ini
cenderung menunjukkan adanya potensi toksisitas terhadap larva Artemia salina Leach.Ekstrak n-
heksana daun sirsak tidak menunjukkan adanya potensi toksisitas terhadap larva Artemia salina Leach.

Kata kunci :Daun sirsak, kanker, larva udang, Artemia salina Leach, Brine Shrimp Lethality Test,
toksisitas.

ABSTRACT
Plant soursop (Annona muricata L.) is one of the Annonaceae familia. This plant has well-known in the
society environment and it has been using as a traditional medicine. One of benefits of the soursop is
can used as an algernative of cancer treatment. Until now not yet known scientifically whether soursop
leaves have anticancer activity.This study aims to determine the potential toxicity of bioactive
substances from the ethanol extract, of ethyl acetate and n-hexane of the soursop leaves as an
anticancer agent by using Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) method. This experimental As many as
100 larvas were use as research objects which divided into 3 groups. Each group consist of 10 larvas
and the group repetition were done by randomly, three times per group. The extract concentration used
in medium is 500, 100, 10 and as a control 0 ppm. Data obtained from counting the number of dead
larvas (letal concentration 50 ppm) after 24 hours treatment. Based on the data obtained from LC 50 of
extract ethanol, ethyl acetate and n-hexane soursop leaves then determined by using probit analysis.
The water content which contained in simplicia (drifed leaves) is 6,49%. The probit analysis results
show that the ethanol extract have LC50 values of 86,45 ppm, 92,81 ppm of ethyl acetate extract and n-
hexane extracts 37601,05 ppm. The distribution of ethanol and ethyl acetate extracts of soursop leaves
in the experiments shown any potential toxicity against Artemia salina Leach, while the n-hexane
extract of soursop leaves show no any potential toxicity to against Artemia salina Leach larvas.

Keywords: leaves soursop, cancer, Brine Shrimp Lethality Test, shrimps,Artemia salina Leach,
toxicity.
PENDAHULUAN Dari penelitian sebelumnya telah
Menurut WHO, kanker adalah istilah dilakukan penafsiran uji antioksidan atau uji
umum untuk satu kelompok besar penyakit penangkapan radikal bebas DPPH pada daun
yang dapat mempengaruhi setiap bagian dari sirsak diperoleh nilai IC50 22,52 ppm yang
tubuh. Istilah lain yang digunakan adalah menunjukan bahwa daun sirsak memiliki
tumor ganas dan neoplasma. Salah satu fitur aktivitas antioksidan yang dapat berfungsi
mendefinisikan kanker adalah pertumbuhan sebagai penghambat sel kanker [3].Hasil
sel-sel baru secara abnormal yang tumbuh penelitian menyebutkan tentang uji bioaktivitas
melampaui batas normal, dan yang kemudian buah dan daun sirsak salah satunya sabagai
dapat menyerang bagian sebelah tubuh dan antioksidan, oleh karena itu perlu dilakukan uji
menyebar ke organ lain. Proses ini disebut penafsiran pada daun sirsak untuk mengetahui
metastasis. Metastasis merupakan penyebab pengaruh aktivitas sitotoksiknya terhadap larva
utama kematian akibat kanker . udang Artemia salina Leach [4].
Dari tahun ke tahun penderita kanker di Uji toksisitas merupakan uji
dunia terus bertambah. Berdasarkan data pendahuluan untuk mengamati aktivitas
Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2010, farmakologi suatu senyawa.Prinsip uji
pada tahun 2005 kematian akibat kanker di toksisitas adalah bahwa komponen bioaktif
seluruh dunia mencapai 7 juta orang, 11 juta selalu bersifat toksik jika diberikan dengan
kasus baru kanker dan 25 juta orang hidup dosis tinggi dan menjadi obat pada dosis
dengan kanker.Diperkirakan pada tahun 2030, rendah.Metode Brine Shrimp Lethality Test
kematian akibat kanker meningkat menjadi 17 (BSLT) dengan menggunakan larva udang
juta, 27 juta kasus baru dan 75 juta orang hidup Artemia salina Leach sebagai hewan uji
dengan kanker.Kanker menempati peringkat merupakan salah satu metode yang banyak
tertinggi sebagai penyebab kematian di negara digunakan untuk pencarian senyawa antikanker
berkembang karena usaha penyembuhan baru yang berasal dari tanaman. Larva udang
dengan obat kanker umumnya masih relatif memiliki kulit yang tipis dan peka terhadap
mahal dan memiliki efek samping yang besar. lingkungannya sehingga banyak digunakan
Pengobatan kanker dengan dalam uji toksisitas. Zat atau senyawa asing
menggunakantumbuh-tumbuhan di Indonesia yang ada di lingkungan akan terserap ke dalam
terbukti mampu mencegah maupun mengobati tubuh secara difusi dan langsung
kanker.Meski perlu penelitian dan mempengaruhi kehidupannya. Larva udang
pengembangan lebih lanjut, sejumlah tanaman yang sensitif ini akan mati apabila zat atau
seperti kunyit putih, tapak dara, daun dewa senyawa asing tersebut bersifat toksik. Uji
hingga benalu telah digunakan penderita toksisitas digunakan untuk mengetahui
kanker sebagai ikhtiar mengobati pengaruh racun yang dihasilkan oleh dosis
penyakitnya.Banyak yang berhasil sembuh tunggal dari suatu campuran zat kimia pada
sehingga pengobatan tradisional pun menjadi hewan coba sebagai uji pra skrining senyawa
tumpuan harapan baru bagi para penderita bioaktif antikanker [5].Uji toksisitas dengan
kanker.Daun Sirsak juga tengah populer metode BSLT ini merupakan uji toksisitas akut
sebagai tanaman obat-obatan yang banyak dimana efek toksik dari suatu senyawa
digunakan sebagai obat antikanker.Daun sirsak ditentukan dalam waktu singkat, yaitu rentang
(Annona muricata L.) mengandungacetogenins waktu selama 24 jam setelah pemberian dosis
yang merupakan zat antikanker yang mampu uji. Hasil uji toksisitas dengan metode ini telah
melawan pertumbuhan sel abnormal pada terbukti memiliki korelasi dengan
stadium prakanker dan dapat mencegah dayasitotoksis senyawa anti kanker. Selain itu,
perkembangan sel kanker.Senyawa aktif metode ini juga mudah dikerjakan, murah,
acetogenin terdapat pada bagian daun dan buah cepat dan cukup akurat [6].
sirsak yang bermanfaat untuk menghambat dan Untuk mengetahui sejauh mana
membunuh sel kanker [1].Senyawa pada daun pengaruh pemanfaatan zat bioaktif dalam daun
sirsak yang diduga memiliki khasiat antikanker sirsak (Annona Muricata L.) sebagai zat
adalah senyawa flavonoid [2]. antikanker maka peneliti akan melakukan
pengujian terhadap larva Artemia salina
Leachdengan menggunakan metode Brine Pembuatan Ekstrak EtanolDaun Sirsak
Shrimp Lethality Test (BSLT) yang merupakan Simplisia daun sirsak sebanyak 100
skrining awal obat antikanker. gram yang telah dihaluskan dan diayak,
dimasukkan ke dalam 3 labu Erlenmeyerdan
METODE PENELITIAN masing-masing ditambahkan pelarut etanol
Bahan: Bahan – bahan yang digunakan pada 96%, etil asetat, dan n-heksan, masing-masing
penelitian ini adalah ekstrak daun sirsak, HCl sebanyak 500 ml. Ekstraksi dengan pelarut
2%, larutan asam encer, pereaksi Dragendrof, tersebut menggunakan metode maserasi selama
pereaksi Mayer, pereaksi Wagner, air panas, 3x24 jam. Setiap 12 jam dilakukan
HCl 2N, etanol, etil asetat, n-heksana, serbuk penghomogenan dengan cara menggerakkan
Zn, HCl pekat, asam asetat anhidrat, wadah secara perlahan-lahan.Selanjutnya
kloroform, asam sulfat, larva udang Artemia ekstrak disaring menggunakan corong butcher
salina Leach, air laut, untuk memisahkanresidu dengan filtrat. Filtrat
perbandingan/konsentrasi sampel 500 ppm, yang diperoleh selanjutnya dipekatkan dengan
100 ppm, 10 ppm dan 0 ppm sebagai kontrol menggunakan rotaryevaporator pada suhu 50-
kontrol (tanpa ekstrak). 70˚C.
Alat: Alat-alat yang digunakan dalam
penelitian ini adalah timbangan analitik, tabung Ekstrak kental yang diperoleh kemudian
reaksi, labu erlenmeyer, pipet tetes, rak tabung, dihitung % rendemennya dengan rumus:
bejana penetasan larva, lampu penyinaran
(lampu TL), plat well 2000 µl, beaker glass, 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘 𝑘𝑒𝑛𝑡𝑎𝑙
Rendemen = × 100%
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑠𝑒𝑟𝑏𝑢𝑘
bunsen, mikro pipet, pompa aerator, rotari
dimasukkan kedalam masing – masing
evaporator, botol vial, kertas saring, spatel.
Metode
Uji Fitokimia[7]
a. Uji Alkaloid
Preparasi Sampel
Sebanyak 500 mg sampel (ekstrak etanol
Sampel yang digunakan adalah daun
96%, ekstrak etil asetat, dan ekstrak n-
sirsak (Annona Muricata L.). Sampel daun
heksan)ditambahkan 1 ml asam klorida 2N
sirsak segar yang berwarna hijau dibersihkan
dan 10 ml air, panaskan di penangas air
atau disortasi, kemudian dicuci dengan air
selama 2 menit, dinginkan dan
mengalir hingga bersih. Sampel daun sirsak
saring.Kemudian dibagi menjadi 3 tabung
dikeringkan dengan diangin-anginkan selama
reaksi.Pada tabung pertama dimasukkan
3-5 hari. Sampel dihaluskan dengan blender
pereaksi Mayer, hasil dinyatakan (+) jika
serta diayak dengan pengayak ukuran 40
terbentuk endapan putih.Pada tabung kedua
mesh.
dimasukkan perekasi Dragendorff, hasil
dinyatakan (+) bila terbentuk endapan
Penentuan Kadar Air
merah jingga. Pada tabung ketiga
Pengerjaannya dilakukan dengan cara
dimasukkan pereaksi Wagner, hasil
cawan porselin dikeringkan pada suhu 105°C
dinyatakan (+) bila terbentuk endapan
selama 3 jam, kemudian didinginkan dalam
coklat.
eksikator selama 30 menit dan ditimbang untuk
b. Uji Flavonoid
mengetahui bobot kosong dari cawan.
Sebanyak 500 mg sampel (ekstrak etanol
Sebanyak 2 gram sampel dimasukkan ke dalam
96%, ekstrak etil asetat, dan ekstrak n-
cawan porselin dan dimasukkan ke dalam oven
heksan) dilarutkan dalam 5 ml air kemudian
pada suhu 105°C selama 6 jam, kemudian
dipanaskan selama 5 menit setelah itu
didinginkan dan ditimbang kembali. Rumus
disaring. Filtrat ditambahkan serbuk
perhitungan kadar air, sebagai berikut:
magnesium serta HCl:etanol (1:1) dan amil
𝑎−𝑏 alkohol. Hasil dinyatakan positif bila
Kadar air (%) = × 100% terbentuk endapan warna jingga hingga
𝑎
a = bobot sampel sebelum pemanasan (g) merah ungu.
b = bobot sampel setelah pemanasan (g) c. Uji Saponin
Sebanyak 500 mg sampel (ekstrak etanol
96%, ekstrak etil asetat, dan ekstrak n-
heksan)ditambahkan 5 ml akuades dalam b. Kelompok P1 adalah 10 larva udang Artemia
tabung reaksi.Dikocok kuat-kuat, adanya salina Leach yang diberi ekstrak daun sirsak
saponin ditandai dengan terbentuk busa dengan konsentrasi 500 µg/ml.
yang stabil. c. Kelompok P2 adalah 10 larva udang Artemia
d. Uji Tanin salina Leach yang diberi ekstrak daun sirsak
Sebanyak 500 mg sampel (ekstrak etanol dengan konsentrasi 100 µg/ml.
96%, ekstrak etil asetat, dan ekstrak n- d. Kelompok P3 adalah 10 larva udang Artemia
heksan)direbus dengan 10 ml akuades salina Leach yang diberi ekstrak daun sirsak
dalam tabung reaksi selama 5 menit, dengan konsentrasi 10 µg/ml.
kemudian disaring. Filtrat ditetesi FeCl3
1%.Uji positif ditandai dengan munculnya Uji Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)
warna hijau kecoklatan atau biru kehitaman. Disiapkan plat well untuk potensi
e. Uji Steroid masing-masing 4 konsentrasi dilakukan triplo,
Sebanyak 500 mg sampel (ekstrak etanol adapun tingkatan potensi toksisitas adalah 500
96%, ekstrak etil asetat, dan ekstrak n- ppm, 100 ppm, 10 ppm dan 0 ppm.Kemudian
heksan) ditambahkan etanol kemudian diambil larva udang 10 ekor untuk masing –
dipanaskan selama 2 menit. Ekstrak masing konsentrasi, dimasukkan kedalam
disaring dalam keadaan panas kemudian wadah larutan sampel yang akan diuji masing –
filtrat diuapkan di waterbath sampai kering. masing sebanyak 10 ml dengan konsentrasi
Setelah kering ditambahkan 1 ml dietil eter (500 ppm, 100 ppm, 10 ppm dan 0 ppm).Vial
kemudian dihomogenasikan selanjutnya yang sudah berisi larva udang diletakkan
ditambahkan 1 tetes H₂SO4 pekat dan 1 dibawah lampu selama 24 jam setelah itu
tetes CH3COOH anhidrat.Uji positif dihitung jumlah larva yang mati pada setiap
ditandai dengan munculnya warna hijau konsentrasi.Untuk mencari angka kematian
atau biru. dengan menjumlahkan larva udang yang sudah
mati dalam setiap konsentrasi (3 vial).
Persiapan Larva Udang Sedangkan untuk mencari nilai angka larva
Telur udang laut Artemia salina Leach yang hidup, maka dilakukan dengan cara
ditaburkan dalam bejana penetasan yang berisi menjumlahkan larva udang yang masih hidup
air laut dan disimpan dibawah lampu dengan dalam setiap konsentrasi (3 vial). Dengan
sisi terbuka menghadap lampu. Setelah 24 jam, menggunakan data yang diperoleh, dihitung
telur yang sudah menetas menjadi nauplius nilai LC50 dengan analisis probit.Nilai LC50
dipindahkan ke tempat lain, 48 jam setelah itu <1000 ppm menunjukkan bahwa ekstrak
nauplius tersebut sudah dapat digunakan memiliki sifat toksisitas [6].
sebagai hewan uji.
Analisa Data
Persiapan Sampel Data yang dikumpulkan adalah data
Setiap larutan ekstrak yang telah dibuat primer yang didapatkan dari jumlah larva
terlebih dahulu ditimbang sebanyak 0,02 gram Artemia salina Leach yang mati dalam 24 jam
kemudian dilarutkan dengan air laut sebanyak setelah perlakuan pada tiap – tiap konsentrasi
10 ml sehingga kosentrasinya 2000 ppm dan ekstrak daun sirsak. Data hasil penelitian
digunakan sebagai larutan induk. Dari larutan diolah dan disajikan dalam bentuk tabel dan
induk tersebut kemudian dibuat masing-masing grafik. Dari data uji toksisitas tersebut
500 ppm, 100 ppm dan 10 ppm. dianalisis dengan analisa probit menggunakan
tabel probit untuk mengetahui harga LC50.
Pembagian Kelompok Perlakuan
Pada penelitian ini larva Artemia
salina Leach dibagi ke dalam empat kelompok HASIL DAN PEMBAHASAN
perlakuan yaitu : Simplisia
a. Kelompok K adalah 10 larva udang Artemia Sampel yang digunakan pada
salina Leach yang diberi ekstrak daun sirsak penelitian ini adalah daun sirsak (Annona
dengan konsentrasi 0 µg/ml. muricata L.)Simplisia daun sirsak dibuat
serbuk dan diayak dengan pengayak 40
mesh.Setelah pengayakan, serbuk daun sirsak polar seperti flavonoid, saponin, tanin dan lain-
diukur kadar airnya. Penentuan kadar air lain.Ekstrak yang diperoleh dari hasil ekstraksi
berguna untuk mengetahui batasan maksimal ini dipekatkan dan dihasilkan ekstrak kental.
atau kisaran kandungan air dalam bahan. Hal Persen rendemennya adalah 4,63% (ekstrak
ini berhubungan dengan daya simpan simplisia, etanol), 3,27% (ekstrak etil asetat) dan 1,65%
sehingga jika melebihi batas yang ditentukan (ekstrak n-heksan).
sangat mempengaruhi waktu kadaluarsa dari
simplisia tersebut. Semakin tinggi kadar air, Hasil fitokimia Ekstrak Etanol,Ekstrak Etil
maka semakin mudah ditumbuhi jamur dan Asetat dan Ekstrak n-Heksan Daun Sirsak
kapang sehingga dapat menurunkan aktivitas Uji fitokimia dalam penelitian ini
biologi senyawa aktif selama penyimpanan. dilakukan bertujuan menganalisis keberadaan
Jumlah kadar air yang baik pada daun, yaitu senyawa yang diduga memiliki aktivitas
≤10%. [7] antikanker dalam ketiga ekstrak daun
Hasil penetapan kadar air yang sirsak.Penapisan dilakukan terhadap golongan
diperoleh pada penelitian ini adalah 6,49% senyawa alkaloid, flavonoid, saponin dan
yang artinya kadar air ekstrak daun sirsak telah tanin.Hasil uji fitokimia terhadap ekstrak
memenuhi persyaratan sehingga tidak mudah etanol daun sirsak menunjukkan hasil positif
ditumbuhi jamur dan kapang, serta dapat pada uji flavonoid, tanin, steroid dan saponin
disimpan dalam waktu yang cukup lama atakan sedangkan pada uji alkaloid menunjukkan hasil
kandungan zat dalam tumbuhan sebagai persen negatif yang ditandai dengan tidak adanya
bahan kering. perubahan warna.
Pada ekstrak etil asetat daun sirsak
Hasil Ekstraksi Daun Sirsak yang menunjukkan hasil positif adalah uji
Sampel daun sirsak diekstraksi dengan flavonoid, saponin dan steroid dan hasil
tujuan untuk memisahkan komponen kimia negatif diperoleh pada uji alkaloid dan tanin.
yang terdapat pada daun sirsak. Metode Sedangkan uji fitokimia terhadap ekstrak n-
ekstraksi yang digunakan pada penelitian ini, heksana daun sirsak menunjukkan hasil positif
yaitu maserasi dengan 3 pelarut yaitu etanol pada uji flavonoid dan steroid sebaliknya hasil
96%,etil asetat dan n-heksan.. Ketiga pelarut negatif didapat pada uji alkaloid, tanin, dan
ini mempunyai kepolaran yang berbeda dimana saponin.Uji fitokimia memberikan tanda hasil
etanol adalah pelarut polar, etil asetat adalah yang spesifik untuk setiap ujinya.Dari ketiga
pelarut semi polar dan n-heksan adalah pelarut ekstrak yang diperoleh menunjukan bahwa
non polar. Digunakannya 3 pelarut yang ketiga ekstrak tersebut positif mengandung
berbeda ini untuk mengetahui secara kualitatif flavonoid dan steroid.Flavonoid merupakan
di pelarut yang mana senyawa flavonoid dapat metabolit sekunder yang terdapat pada vakuola
terpisahkan.Pemilihan metode maserasi tanaman.Flavonoid memiliki banyak fungsi
dikarenakan maserasi merupakan metode yang pada tanaman, salah satunya sebagai zat warna
paling mudah dan sederhana, tidak pada bunga. Peran lain flavonoid adalah
memerlukanperalatan yang khusus serta suhu sebagai antioksidan yang digunakan untuk
yang yang digunakan rendah sehingga dapat menghambat pertumbuhan kanker dan mampu
mencegah penguraian senyawa yang tidak mengkompleks logam berat [8]. Hasil positif
tahan panas.Penggunaan etanol sebagai pelarut ini ditandai dengan adanya perubahan warna
disebabkan karena etanol bersifat polar menjadi jingga..
sehingga dapat menarik senyawa-senyawa
Tabel 1. Hasil uji fitokimia dari simplisia dan ekstrak daun sirsak
Sampel
No Senyawa Ekstrak Keterangan
Ekstrak Etanol Ekstrak
Etil
96% n-heksan
Asetat

Alkaloid -
Meyer - - - Endapan putih
1
Dragendrof - - - Endapan jingga
Wagner - - Endapan coklat

2 Flavonoid + + + jingga
Larutan
Steroid + + +
3 Hijau/Biru
Larutan Hitam
Tanin + - -
4 Kehijauan
5 Saponin + + - Buih Stabil
Keterangan : (+) : Positif, mengandung zat aktif
(-) : Negatif, tidak mengandung zat aktif

Hasil Uji Toksisitas dengan BSLT lainnya dengan menggunakan hewan coba lain
Brine Shrimp Lethality Test(BSLT) yang lebih besar dari larva Artemia salina
adalah suatu metode pengujian dengan Leach seperti mencit dan tikus secara invivo
menggunaka hewan uji yaitu Artemia salina L, [8].
yang dapat digunakan sebagai bioassay Suatu senyawa dinyatakan mempunyai
sederhana untuk meneliti toksisitas akut suatu potensi toksisitas jika mempunyai harga LC50
senyawa, dengan cara menentukan nilai LC50 kurang dari 1000 ppm [8]. LC50 merupakan
yang dinyatakan dari komponen aktif suatu konsentrasi zat yang menyebabkan terjadinya
simplisia maupun bentuk sediian ekstrak dari kematian pada 50% hewan percobaan yaitu
suatu tanaman. Apabila suatu ekstrak tanaman larva Artemia salina L[6].
bersifat toksik menurut harga LC50 dengan
metode BSLT, maka tanaman tersebut dapat
dikembangkan sebagai obat antikanker.
Namun, bila tidak bersifat toksik maka
tanaman tersebut dapat diteliti kembali untuk
mengetahui khasiat
% Kematian Larva Artemia salina Leach
150

% Kematian
100
Ekstrak etanol
50
Ekstrak Etil Asetat
0 Ekstrak n-heksan
10 ppm 100 ppm 500 ppm
Konsentrasi

Gambar 1. Persentase Kematian larva Artemia salina Leach dengan konsentrasi 10, 100 dan 500
ppm pada ekstrak etanol, etil asetat dan n-heksana daun sirsak
Dari grafik kematian diatas dapat ppm. Menurut Meyer et al., melaporkan bahwa
dilihat persentase kematian larva dari ekstrak suatu ekstrakmenunjukkan
daun sirsak pada konsentrasi 10 ppm yang aktivitasantikankerdalam ujitoksisitas jika
paling tinggi adalah pada ekstrak etanol daun ekstrak dapat menyebabkankematian 50%
sirsak yaitu sebesar 6,67%. Sedangkan pada hewan uji pada konsentrasi kurang
ekstrak etil asetat dan n-heksana menunjukkan dari1000ppm.Pada penelitian ini didapatkan
persentase kematian larva dengan hasil yang bahwa ekstrak etanol dan ekstrak etil asetat
sama pada konsentrasi 10 ppm yaitu 3,33%. daun sirsak mempunyai potensi toksisitas. Hal
Pada konsentrasi 100 ppm persentase kematian ini berkaitan dengan senyawa yang terdapat
larva paling tinggi ditunjukkan pada ekstrak dalam daun sirsak yaitu flavonoid, dimana
etil asetat daun sirsak yaitu sebesar 50% pada kadar tertentu memiliki potensi toksisitas
sedangkan persentase paling rendah terdapat akut serta dapat menyebabkan kematian larva
pada ekstrak n-heksana yaitu sebesar 6,67%. Artemia salina L.
Pada konsentrasi 500 ppm persentase kematian Mekanisme flavonoid sebagai
larva paling tinggi ditunjukkan pada ekstrak antikanker ada beberapa teori. Pertama,
etanol daun sirsak yaitu sebesar 96,67% dan flavonoid sebagai antioksidan [10] Kedua,
persentase kematian paling rendah terdapat flavonoid sebagai penghambat proliferasi
pada ekstrak n-heksana dengan nilai 16,67% tumor/kanker yang salah satunya dengan
kematian. Hal ini menunjukkan bahwa dari menghibisi aktivitas protein kinase sehingga
masing – masing ekstrak tersebut apabila menghambat jalur transduksi sinyal dari
konsentrasi larutan semakin tinggi maka membran ke sel inti. Ketiga, dengan
persentase kematian juga akan meningkat. Dari menghambat aktivitas reseptor tirosin kinase
grafik diatas dapat dilihat bahwa ekstrak etanol karena aktivitas reseptor tirosin kinase yang
daun sirsak mempunyai potensi daya bunuh meningkat berperan dalam pertumbuhan
larva yang paling besar kemudian yang kedua keganasan. Keempat , flavonoid juga berfungsi
pada ekstrak etil asetat sedangkan ekstrak n- untuk mengurangi resistensi tumor terhadap
heksana daun sirsak mempunyai potensi daya agen kemoterapi [11].
bunuh yang rendah.
Hasil dari analisis probit menunjukkan
harga LC50 dari ekstrak etanol adalah 86,45 SIMPULAN
ppm yang masuk dalam katagori sangat toksik
[9]. Ekstrak etil asetat memiliki harga LC50 Hasil penelitian menunjukkan bahwa
sebesar 92,81 ppm termasuk katagori sangat pemberian ekstrak daun sirsak pada
toksik (Anderson et al., 1991) dan dari ekstrak pengujiantoksisitas menunjukkan nilai LC50
n-heksana daun sirsak adalah 3701,05 ppm sebesar 86,45 ppm pada ekstrak etanol 96%,
sehingga dapat dikatakan bahwa ekstrak n nilai LC50 sebesar 92,81 ppm pada ekstrak etil
heksana daun sirsak tidak memiliki potensi asetat, dan nilai LC50 sebesar 37601,05 ppm
toksisitas karena harga LC50 lebih dari 1000 pada ekstrak n-heksan. Dengan demikian
ekstrak etanol daun sirsak dan ekstrak etil McLaughlin, J. L. 1982. Brine Shrimp
asetat daun sirsak pada percobaan ini : A Comvenient general Bioassay For
menunjukkan adanya potensi toksisitas Active Plant Constituents. Plant
terhadap larva Artemia salina Leach sedangkan Medica, 45, 31 – 45.
ekstrak n-heksana menunjukkan tidak adanya
potensi toksisitas. [7] Harborne, 1996. Metode Fitokimia
Penuntun Cara Modern Menganalisis
SARAN Tumbuhan. Terbitan kedua.
Terjemahan K. Padmawinata dan l.
Perludilakukanisolasi senyawa aktif Soediro. Bandung: ITB.
yang bersifat sitotoksik.
[8] Carballo JL, Hernandez-Inda ZL,
DAFTAR PUSTAKA Perez P. Garcia-Gravaloz MD. 2002.
Comparison between two brine shrimp
[1] Flora, E. 2008. Tanaman Obat assays to detec in vitro cytotoxicity in
Indonesia Untuk Pengobatan. marine natural products. BMC
http://www.indonesian- Biotechnology. 2002;2: 1472-6570
herbal.blogspot.com/2008/11/tanaman-
obat-indonesia-untuk pengobatan.html. [9] Anderson, J. E., 1991. A Blind
[Diakses : 1 Mei 2011] Comparison of Simple Bench-Top
Bioassays and Human Tumour Cell
[2] Markham, K. R. 1988. Cara Cytotoxicities as Antitumor
Mengidentifikasi Flavonoid. Bandung : Prescreens. Phytochem. J Anal (2).
Penerbit ITB
[10] Risky Erila R. 2010. Uji
[3] Desmiaty, Yesi. 2012. Uji Toksisitas Akut Ekstrak Etanol Daun
Pendahuluan Aktivitas Antioksidan Kamboja (Plumeria alba L.) Terhadap
Terhadap Ekstrak Etanol Daun Sirsak Larva Artemia salina Leach Dengan
dan Batang Brotowali. [skripsi]. Metode Brine Shrimp Lethality Test
Jakarta : Fakultas Farmasi Universitas [skripsi]. Semarang : Universitas
Pancasila. Diponegoro, Fakultas Kedokteran.

[4] Adjie, S. 2011. Dahsyatnya sirsak [11]Demeule M et al. 2002. Grean tea
tumpas penyakit. Yogyakarta catechin as novel antitumor and
antiangiogenic compounds. Curr Med
[5] Hosettmann, K. 1991. Methods in Chem Anticancer Agent. Jul : 2(4) :
Plant Biochemistry. Vol 6. New York : 441-63
Academic press.

[6] Meyer, B. N., Ferrigni, N. R., Putman,


J. E., Jacbsen, L. B., Nicols, D. E., and

Anda mungkin juga menyukai