Anda di halaman 1dari 8

UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL 70% DAUN JAMBLANG (Syzygium

cumini (L.) Skeels) MENGGUNAKAN METODE BSLT (Brine Shrimp Lethality Test)

Acute Toxicity Test of Jamblang Leaf Ethanol Extract (Syzygium cumini (L.) Skeels) Using
the BSLT Method (Brine Shrimp Lethality Test)

Yanu Andhiarto1, Rina Andayani, Muhammad Iqbal3


Prodi Farmasi, Fakultas Kedokteran, Universitas Hang Tuah, Surabaya
email korespondesi : 20190430017.miqbaldarmansyah@gmail.com

ABSTRAK
Jamblang (Syzygium cumini) merupakan famili Myrathaceae. senyawa bioaktif yang terdapat
dalam jamblang mempunyai manfaat sebagai obat tradisional .Tujuan dalam penelitian ini
mengetahui nilai LC50 dari uji toksisitas akut ekstrak etanol 70% daun Jamblang (Syzigium
cumini) dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). Sampel daun jamblang diperoleh di
Desa Talang, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur.Peneltian eksperimental ini
menggunakan metode ekstraksi maserasi, kemudian dilanjutkan uji fitokimia, standarisasi non
spesifik dan uji toksisitas menggunakan larva udang Artemia salina Leach.Dilakukan
penimbangan larutan baku sebanyak 3 kali replikasi dengan konsentrasi 100 ppm, 200 ppm, 300
ppm, 400 ppm, dan 500 ppm dengan 5 kali replikasi. Data kematian Artemia salina Leach
dianalisis dengan analisis probit menggunakan SPSS 26 untuk mendapatkan nilai LC50. Hasil
penelitian ini menunjukkan rata – rata nilai LC50 dari ekstrak etanol 70% daun jamblang
(Syzygium cumini) adalah 380,129 ppm. Ekstrak etanol 70% daun jamblang (Syzygium cumini)
dikatakan toksik jika nilai LC50 < 1000 sehingga dapat disimpulkan bahwa LC50 yang
didapatkan dalam penelitian ini masuk dalam kategori toksik.
Kata kunci : Uji toksisitas akut, daun jamblang, LC50, Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)
ABSTRACT

Jamblang (Syzygium cumini) is a member of the Myrathaceae family. The bioactive compounds
contained in jamblang have benefits as traditional medicine. The aim of this study was to
determine the LC50 value of the acute toxicity test of the 70% ethanol extract of Jamblang leaves
(Syzigium cumini) using the Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) method. eaf samples were
obtained from Talang Village, Sumenep Regency, Madura, East Java. This experimental
research used the maceration extraction method, then continued with phytochemical tests, non-
specific standardization and toxicity tests using Artemia salina Leach shrimp larvae. Weighed
the standard solution 3 times replicated with concentrations of 100 ppm, 200 ppm, 300 ppm, 400
ppm, and 500 ppm with 5 replications. The mortality data of Artemia salina Leach was analyzed
by probit analysis using SPSS 26 to obtain the LC50 value. The results showed the average LC50
value of 70% ethanol extract of jamblang leaves (Syzygium cumini) was 380.129 ppm. The 70%
ethanol extract of jamblang leaves (Syzygium cumini) is said to be toxic if the LC50 value < 1000
so it can be concluded that the LC50 obtained in this study falls into the toxic category.
Keywords : Acute toxicity test, jamblang leaf, LC50, Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)
1
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara dengan keanekaragaman hayati flora & diperkirakan kurang
lebih 30.000 jenis tanaman berbunga. Penggunaan obat tradisional dengan menggunakan
tumbuh-tumbuhan umumnya lebih aman daripada obat modern atau yang mengandung bahan
kimia karena memiliki efek samping yang sedikit. Tumbuhan obat yang dapat dimanfaatkan
karena mempunyai aktivitas farmakologi adalah jamblang atau duwet.
Jamblang merupakan tanaman yang berasal dari subkontinen India dan indonesia
(Mudiana and Ariyanti, 2020). Jamblang merupakan buah yang bisa dikembangkan (Silalahi,
2018). Banyak penelitian melaporkan bahwa tumbuhan jamblang mempunyai senyawa kimia
yaitu alkaloid, flavonoid, resin, tanin, dan minyak atsiri. sebagai obat tradisional misalnya
sebagai antidiabetes, anti-inflamasi dan lain-lain.
Sebagian besar di indonesia obat masih banyak menggunakan obat tradisional yang masih
berdasarakan resep konvesional yang belum teruji secara ilmiah sehingga dosis, toksisitas,
efektivitas dan standarisasi produk herbal masih banyak yang meragukan khususnya di zaman
sekarang .Maka dari itu persetujuan yang ditetapkan oleh BPOM bahwa suatu bahan/zat yang
digunakan untuk pengobatan haruslah melalui tahap uji praklinik dan klinik oleh karena itu
dilakukan uji toksisitas.
Pada peneltian ini dilakukan uji toksisitas akut untuk deteksi efek toksik yang terjadi
dalam waktu singkat setelah pemberian produk uji selama periode 24 jam (BPOM, 2020) Metode
digunakan dalam uji toksisitas akut adalah BSLT, Alasan penggunaan yaitu sederhana (tidak
membutuhkan teknik aseptik) juga biaya murah dan tidak membutuhkan spesialisasi tertentu
dalam pelaksanaanya, dan sudah teruji dengan hasil tingkat 95 % untuk membuktikan toksisitas
senyawa ekstrak tumbuhan. Bedasarkan latar belakang diatas maka penelitian ini bertujuan untuk
Penentuan nilai LC50 dari uji toksisitas akut ekstrak etanol 70% daun Jamblang (Syzigium cumini)
dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT).

2
BAHAN DAN METODE (Times New Roman 14 point, Bold, spasi 1,5)
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratoris. Sampel tanaman diperoleh
di Desa Talang, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur. Penelitian dilakukan pada bulan
Februari hingga Juni 2023 di Labotarium Biologi Farmasi dan Laboratorium Dasar Bersama
(Labsarma) Universitas Hang Tuah Surabaya.. Data didapatkan dalam penelitian yang dikerjakan
secara statiska. Melakukan analisis data untuk mencari nilai LC 50 dengan probit analysis
menggunakan program SPPS Statistics 26 dengan tingkat kepercayaan 95% dan margin of error
5%. Data diolah dengan melakukan perhitungan mortalitas dengan cara menghitung persentase
perbandingan larva yang mati dengan total keseluruhan larva.
Alat dan Bahan
Menggunakan alat timbangan analitik, Beaker glass, erlemenyer, kaca arloji, batang
pengaduk kaca, toples kaca, labu ukur, vial, gelas ukur kaca, pipet, oven, rotary evaporator, krus
porselin, vortex, corong buchner, kertas saring, sendok penyu, spatula.
Menggunakan bahan uji air laut, pelarut etanol 70 %, Aquadest, DMSO 1,25 %, Artemia
salina Leach.
Prosedur kerja
Ekstraksi
Sampel daun jamblang yang telah dihaluskan ditimbang hingga 500 gram, maserasi
dengan pelarut etanol 70% hingga 2500 ml sampai 3x24 jam dan aduk sesekali , rendeman
dengan kertas saring dan corong buchner dilakukan penyaringan dan didapatkan antara ampas
dan hasil filtratnya. Ampas yang didapatkan di maserasi kembali selama 1x24 jam dengan
perlakuan yang sama. Ekstrak yang terkumpul kemudian dipekatkan menggunakan rotary vacum
evaporator dengan tekanan rendah pada suhu ≤ 70 oC. Setelah itu dikeringkan dalam alat oven
pada suhu ± 40o C. Hitung rendeman dengan dengan rumus :
berat ekstrak
¿ x 100 %
berat simplisia

Uji Toksisitas Akut Menggunakan Metode BSLT (Brine Shrimp Lethality Test )
Disiapkan telur Artemia salina sebanyak 500 mg dan memasukkanya ke dalam wadah

3
pembiakan dengan air laut sebanyak 2500 ml. Kemudian beri pencahayaan dan dilakukan aerasi
menggunakan aerator untuk menyuplai oksigen dan menjaga telur larva agar tidak mengendap.
Telur menetas dalam waktu 24 jam dan berubah menjadi nauplis udang dan siap dijadikan untuk
hewan uji toksisitas setelah larva berumur ± 48 jam (Sharo, et al., 2013).
Timbang ekstrak etanol 70% daun jamblang sebanyak 250 mg dan dilarutkan dengan
DMSO (dimethyl sulfoxide)1,25% sampai larut dan menambahkan air laut sampai batas dalam
labu ukur 250 ml dan dibuat 3 kali penimbangan baku induk 1000ppm. Dari baku induk dipipet
sebanyak 1 ml, 2 ml, 3 ml, 4 ml, dan 5 ml, dimasukkan ke labu ukur 10 ml. Sebanyak 10 ekor
larva udang A. Salina dimasukkan dan menambahkan air laut hinga volume mencapai 10 ml.
konsentrasi masing – masing larutan menjadi 100ppm, 200ppm, 300ppm, 400ppm, dan 500ppm.
Kemudian memindahkan larutan ke dalam vial. Kontrol negatif dibuat sama dengan prosedur
diatas yaitu dengan pelarut DMSO 1,25 % dan air laut namun tidak ditambahkan ekstrak etanol
70% daun jamblang, dan dimasukkan ke dalam vial. Lakukan replikasi hingga 5x pada masing-
masing konsentrasi ekstrak dan konsentrasi kontrol , kemudian diamati selama 24 jam terhadap
kematian larva udang.

HASIL DAN PEMBAHASAN


sampel daun jamblang (Syzygium cumini) yang masih segar dilakukan pencucian dan
disortasi yang bertujuan untuk menghilangkan kotoran dan bakteri yang terdapat di daun
jamblang. Selanjutnya dilakukan pengeringan dalam oven dengan suhu 40 oC hingga 7 hari.
sampel yang telah dikeringkan dilakukan penggilingan untuk mendapatkan serbuk kering daun
jamblang (Syzygium cumini) Sehingga didapatkan daun jamblang berupa serbuk bewarna hijau.
Simplisia diekstraksi menggunakan metode maserasi. Didapatkan hasil ekstrak kental
bewarna kecoklatan sebanyak 84,8 g (rendemen 16,88%) menggunakan pelarut etanol 70%.Hasil
dari rendemen pada ekstrak diperlukan untuk mengetahui banyaknya senyawa yang diperoleh
pada saat proses ekstraksi. ada hubungannya dengan senyawa metabolit sekunder yaitu tingginya
senyawa metabolit sekunder yang memberikan aktivitas farmakologi yang terdapat pada suatu
sampel ditunjukkan dengan tingginya jumlah rendemen yang dihasilkan (Hasnaeni, Wisdawati
and Usman, 2019).
Metode BSLT (Brine Shrimp Lethality Test) merupakan metode toksisitas in vitro untuk
4
skrining toksisitas dari ekstrak tanaman yang dilakukan dengan menggunakan hewan uji larva
udang Artemia salina Leach. BSLT umum digunakan dalam penelitian dikarenakan ujinya cepat
(hasil diperoleh setelah 24 jam) , sederhana (tidak perlu pelatihan khusus untuk peralatan dan
pengujian), persyaratan rendah (tidak ada teknik aseptik), selain itu sudah teruji dengan hasil
tingkat 95% untuk melihat toksisitas senyawa ekstrak tanaman (R. Hamidi et al., 2014;
Kurniawan & Ropiqa, 2021).
Metode BSLT pada penelitian ini dilakukan penimbangan 3 kali replikasi. dengan
konsentrasi blanko sebagai pengontrol 0 ppm dikarenakan pada kelompok kontrol hanya berisi
pelarutnya tanpa menambahkan ekstrak. Sehingga didapatkan konsentrasi %mortalitas pada
replikasi 1 sebesar 22%, 30%, 46%, 52%, 60%. Pada replikasi 2 didapatkan sebesar 18%,
28%,46%, 54%, 58%. Dan pada replikasi 3 didapatkan %mortalitas sebesar 20%,
28%,40%,50%,58%. Hal ini membuktikkan bahwa semakin tinggi konsentrasi maka semakin
tinggi tingkat toksiknya dapat dilihat dari kematian larva udang. Dapat dilihat pada tabel 1.
Pada tabel 1 menunjukkan Hasil nilai LC 50 menggunakan perhitungan persamaan regresi
linear dengan memasukkan angka 5 sebagai (y) dikarenakan nilai 5 mewakili 50% nilai probit
atau 50% mortalitas larva. Sehingga didapatkan rumus persamaan regresi Y= bx+a. Setelah
persamaan regresi didapatkan kemudian data yang sesuai dimasukkan dan nilai LC 50 didapatkan
dari antilog hasil regresi. Hasil nilai LC 50 yang didapatkan pada penelitian ini yaitu dimana pada
replikasi 1 yaitu 367,282 ppm, replikasi 2 sebesar 471,535 ppm, dan replikasi 3 sebesar 399.024
ppm sehingga didapatkan rata-rata LC50 sebesar 380,129 ppm dapat perhitungan dapat dilihat
pada lampiran. Hasil pada penelitian ini termasuk kategori toksik. Aktivitas toksik yang ada pada
ekstrak daun jamblang dikarenakan senyawa metabolit sekunder pada tanaman daun jamblang.
Diantaranya, terdapat senyawa yang diperkirakan memiliki peran adanya toksisitas, yaitu
alkaloid,flavonoid, tanin, steroid dan saponin (Lilyawati, Fitriani and Prasetya, 2019).
Mekanisme kerja kematian larva bahwa adanya senyawa yang menyebabkan stomach poisoning
atau racun perut dengan menghambat daya makan larva (antifedant), maka dari itu senyawa-
senyawa ini akan memasuki tubuh larva udang, sehingga menganggu sistem pencernaanya.
Selain itu, senyawa tersebut menghambat reseptor rasa pada daerah mulut larva. Akibatnya, larva
tidak mendapat rangsangan rasa, sehingga tidak dapat mengenali makanannya sehingga larva
kelaparan (Kurniawan and Ropiqa, 2021). Efek kerusakan metabolisme yang mampu
5
menyebabkan kematian 50% larva Artemia salina dalam waktu 24 jam pada konsentrasi LC50 <
1000 ppm menandakan bahwa ekstrak daun jamblang memiliki potensi sebagai anti kanker,
antibakteri, antioksidan, dan lain-lain (Aulena, Tambunan and Desya, 2020).

KESIMPULAN DAN SARAN


Uji toksisitas akut ekstrak etanol 70% daun jamblang (Syzygium cumini) dari Desa
Talang, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur menggunakan metode BSLT (Brine Shrimp
Lethality Test) yang telah dilakukan dapat disimpulkan yaitu ekstrak etanol 70% daun jamblang
(Syzygium cumini) memiliki toksisitas terhadap larva udang Artemia salina Leach yang
ditunjukkan hasil nilai LC50 sebesar 380,129 ppm yang masuk dalam kategori toksik.

DAFTAR PUSTAKA
1. Mudiana, D. and Ariyanti, E.E. (2020). Karakterisasi Morfologi Juwet (Syzygium cumini
(L.)Skeels.) di Kebun Raya Purwodadi, Buletin Plasma Nutfah, 26(1), p. 11.
2. Silalahi, M. (2018). Jamblang (Syzygium Cumini (L.) Dan Bioaktivitasnya. Jurnal Terpadu
Ilmu Kesehatan, 7(2), 124-132.
3. BPOM RI. (2020). Peraturan Badan Pengawas Obat Dan Makanan Tentang Pedoman Uji
Toksisitas Praklinik Secara in Vivo. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9),
21–25.
4. Sharo, N.M. et al. (2013). Uji toksisitas dan identifikasi senyawa ekstrak alga merah
(Eucheuma cottonii) terhadap larva udang Artemia salina Leach, Alchemy, 2(3).
5. Hasnaeni, Wisdawati and Usman, S. (2019) ‘Pengaruh Metode Ekstraksi Terhadap
Rendemen Dan Kadar Fenolik Ekstrak Tanaman Kayu Beta-Beta (Lunasia amara Blanco) )’,
Jurnal Farmasi Galenika (Galenika Journal of Pharmacy) (e-Journal), 5(2), pp. 175–182.
6. R. Hamidi, M., Jovanova, B., & Kadifkova Panovska, T. (2014). Toxicological evaluation of
the plant products using Brine Shrimp (Artemia salina L.) model. Macedonian
Pharmaceutical Bulletin, 60(01), 9–18.
7. Kurniawan, H., & Ropiqa, M. (2021). Uji Toksisitas Ekstrak Etanol Daun Ekor Kucing
(Acalypha hispida Burm.f.) Dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). Journal
Syifa Sciences and Clinical Research, 3(2), 52–62.
6
8. Lilyawati, S.A., Fitriani, N. and Prasetya, F. (2019) ‘Parameter Non Spesifk dan Pengujian
Toksisitas Ekstrak Etanol Daun Kokang (Lepisanthes amoena) Terhadap Larva Udang
Artemia salina leach’, Proceeding of Mulawarman Pharmaceuticals Conferences, (April
2021), pp. 135–138.

LAMPIRAN
Lampiran berisi tabel dan gambar yang dilengkapi dengan nomor urut sesuai urutan
penampilannya dalam teks dengan menggunakan angka arab. Judul tabel ditulis di bagian atas
tabel, sedangkan judul gambar ditulis di bagian bawah gambar dengan menggunakan Times New
Roman font 12, Bold, spasi 1. Tabel disajikan tanpa garis vertikal/garis kolom. Isi tabel diketik
dengan Times New Roman font 12, spasi 1.
Tabel 1. Format Tabel
Kepala kolom tabel
Kepala tabel
Sub kepala kolom Sub kepala kolom

Isi tabel Isi tabel Isi tabel

Sumber : ………………., tahun (contoh : Data Primer, 2015)

Gambar 1. Distribusi Rerata Jumlah Nyamuk yang Terperangkap Berdasarkan Jenis


7
Autocidal Ovitrap

.:SELAMAT MENULIS:.
Sekretariat Jurnal of Pharmaceutical Care Anwar Medika (JPHAM)
Alamat : Ruang Jurnal JPHAM Lantai 2 LPPM STIKES RS Anwar Medika
Telp : (031)99892096/08563002065
Email : jpham.stikesrsam@gmail.com/jurnalfarmasi@stikesrsanwarmedika.ac.id

Anda mungkin juga menyukai