Gambar 4.1 Perbandingan warna ekstrak kunyit dengan ekstrak kunyit-daun salam
Ekstrak cair kunyit dan kunyit-daun salam diuji secara kualitatif yang meliputi uji
alkaloid, uji saponin, uji steroid, uji flavonoid, dan uji tannin. Hasil yang diperoleh
dibandingkan terhadap uji fitokimia pada ekstrak kunyit . Hasil skrining fitokimia ekstrak
cair kunyit-daun salam adalah sebagai berikut:
Tabel 5.1 Hasil skrining Fitokimia terhadap Ekstrak Cair Kunyit-Daun Salam
No. Pemeriksaan Hasil
1. Alkaloid +
2. Flavonoid +
3. Tanin +
4. Steroid/ Triterpenoid +
5. Saponin +
6. Glikosida Antrakuinon -
7. Glikosida -
Hasil skrining fitokimia terhadap ekstrak cair kunyit-daun salam menunjukkan adanya
golongan senyawa alkaloid, flavonoid, tannin, steroid/ triterpenoid dan saponin.
Hasil skrining fitokimia terhadap ekstrak cair kunyit menunjukkan adanya golongan
senyawa alkaloid, flavonoid, tannin, steroid/ triterpenoid dan saponin. Berdasarkan hasil
skrining fitokimia pada ekstrak kunyit-daun salam dan ekstrak kunyit sebagai pembanding
memberikan hasil yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan daun salam pada
ekstrak kunyit-daun salam tidak mempengaruhi golongan senyawa yang terkandung
didalam ekstrak tersebut. Tetapi daun salam memberikan penambahan konsentrasi ekstrak
pada komponen senyawa yang sama seperti misalnya senyawa tannin.
Penentuan stabilitas warna dilakukan berdasarkan uji intensitas
warna. Prinsip yang digunakan adalah intensitas warna
berbanding lurus dengan nilai absorbansi (A). Penentuan uji
intensitas warna ini dilakukan menggunakan alat
spektrofotometer pada panjang gelombang 422 nm. Stabilitas
warna ekstrak kunyit-daun salam dengan variasi kondisi
penyimpanan dibandingkan dengan ekstrak kunyit sebagai
pembanding. Intensitas warna ekstrak kunyit-daun salam dengan
perbandingan kunyit:daun salam :air = 1:3:3, kemudian
dilakukan pengenceran 10x mempunyai nilai absorbansi 0,409.
Sedangkan ekstrak kunyit dengan perlakuan ekstraksi kunyit:air
= 1:3, kemudian dilakukan pengenceran 10x mempunyai
absorbansi 0,961 (Daulay, 2014).
Dalam penelitian ini dilakukan ekstraksi yang sama dengan
kondisi ekstraksi untuk memperoleh hasil terbaik seperti yang
telah diperoleh pada penelitian sebelumnya. Selanjutnya untuk
setiap pengukuran setelah diberikan kondisi perlakuan maka
sebelumnya dilakukan pengenceran terhadap ekstrak sebanyak
10x.
UJI STABILITAS WARNA DENGAN SPEKTROFOTOMETRI UV/VIS PADA BERBAGAI WAKTU DAN
VARIASI PENYIMPANAN
1. PENGARUH SUHU PENYIMPANAN
Ekstrak disimpan pada suhu kamar dan pada suhu dingin (<4°C)
setelah dilakukan pengenceran yaitu dengan melarutkan ekstrak
sebanyak 2 ml dalam 100 ml aquadest, kemudian diukur absorbansinya
dengan panjang gelombang 422 nm. Dilakukan prosedur yang sama
pada sampel pembanding. Sampel pembanding adalah ekstrak kunyit
dengan perlakuan yang sama.
Gambar 4.1 Kurva hubungan pengaruh Penyimpanan pada Suhu Dingin dengan
Absorbansi (A) Intensitas Warna Ekstrak Kunyit Daun Salam dan Ekstrak
Kunyit
Penggunaan zat warna kuning dari ekstrak kunyit pada pengaruh suhu dingin
(T< < 4°C) dapat dilakukan sampai dengan 48 jam. Waktu aplikasi maksimal
dari ekstrak kunyit lebih singkat daripada ekstrak kunyit-daun salam
disebabkan terjadinya pengendapan pada senyawa kurkuminoid, sedangkan
dengan adanya penambahan daun salam menyebabkan terjadinya
pengomplekan oleh senyawa tannin sehingga lebih stabil dan tidak mengendap
sampai dengan 72 jam. Hal inilah yang menyebabkan zat warna ekstrak kunyit-
daun salam lebih stabil dan aplikasi maksimal lebih lama.
Spektrum yang dihasilkan dari pengukuran ekstrak cair kunyit-
daun salam pada penyimpanan suhu kamar dengan variasi waktu
penyimpanan.
Gambar 4.2 Kurva hubungan pengaruh Penyimpanan pada Suhu Kamar dengan
Absorbansi (A) Intensitas Warna Ekstrak Kunyit Daun Salam dan Ekstrak Kunyit
Dari data tersebut di atas dapat dilihat bahwa aplikasi
maksimal dari zat warna yang dihasilkan ekstrak kunyit-
daun salam adalah 48 jam. Setelah penyimpanan selama 72
jam terjadi penurunan intensitas warna karena terjadi
degradasi/ kerusakan dari ekstrak cair tersebut.
2. Pengaruh Oksidator
Sebanyak 10 ml ekstrak masing-masing dimasukkan dalam tabung reaksi dan
ditambah 1 ml H202, kemudian setiap 3 jam sekali dilakukan pengukuran
absorbansi dengan panjang gelombang 422 nm. Dilakukan prosedur yang sama
pada sampel pembanding. Sampel pembanding adalah ekstrak tanpa perlakuan.
Gambar 4.4 Kurva hubungan pengaruh Sinar Matahari dengan Absorbansi (A)
Intensitas Warna Ekstrak Kunyit Daun Salam dan Ekstrak Kunyit
Pengaruh sinar matahari terhadap intensitas warna ekstrak kunyit-daun salam pada 24
jam pertama masih memberikan absorbansi yang baik. Sedangkan pada penyimpanan
48 jam dan 72 jam terjadi penurunan intensitas warna. Penurunan intensitas warna ini
disebabkan karena terjadi kerusakan yang disebabkan oleh cahaya matahari. Waktu
aplikasi untuk ekstrak kunyit-daun salam yang dipengaruhi oleh sinar matahari adalah
24 jam.
4. Pengaruh sinar Lampu
Sebanyak 10 ml dari masing-masing larutan ekstrak dimasukkan dalam
tabung reaksi kemudian disinari oleh lampu kekuatan 20 watt selama 48 jam
clan setiap 12 jam sekali, dilakukan pengamatan terhadap absorbansinya
dengan panjang gelombang 422 nm. Dilakukan prosedur yang sama pads
sampel pembanding. Sampel pembanding adalah ekstrak tanpa perlakuan.
Gambar 4.5 Kurva hubungan pengaruh Sinar Lampu dengan Absorbansi (A) Intensitas
Warna Ekstrak Kunyit Daun Salam dan Ekstrak Kunyit
Pengaruh sinar lampu terhadap intensitas warna ekstrak kunyit-daun salam
menyebabkan kerusakan. Penurunan intensitas warna ini disebabkan karena
terjadi kerusakan yang disebabkan oleh cahaya lampu. Waktu aplikasi untuk
ekstrak kunyit-daun salam yang dipengaruhi oleh sinar lampu adalah sebelum
penyimpanan selama 24 jam.
5. Pengaruh PH
Stabilitas ekstrak dibuat dalam, 3 tingkat keasaman (Ph, 3, 4, 5). Diukur pH
larutan dengan pH meter. Ekstrak sebanyak 2 ml dilarutkan dalam 100 ml buffer
asam sitrat sesuai dengan variasi pH. Kemudian dilakukan pengukuran absorbansi
dengan panjang gelombang 422 nm. Dilakukan prosedur yang sama pada sampel
pembanding. Sampel pembanding adalah ekstrak tanpa perlakuan.
Berdasarkan hasil penelitian dan hasil yang dicapai, maka kesimpulan dalam penelitian
ini sebagai berikut:
1. Ekstrak kunyit-daun salam sebagai pewarna pangan universal dapat disimpan dalam
jangka waktu lebih lama.
2. Ekstrak kunyit-daun salam sebagai pewarna pangan universal dapat digunakan dalam
jangka waktu lebih lama dengan perlakuan penyimpanan pada suhu <4°C dan pH netral.
Sedangkan pengaruh penyimpanan pada suhu kamar, penambahan oksidator, pengaruh
matahari, pengaruh lampu dan pengaruh pH asam memberikan intensitas warna yang
menurun/ berkurang karena terjadi kerusakan pada zat warna tersebut.
3. Kondisi penyimpanan yang dapat memberikan waktu aplikasi yang lebih lama dari
pewarna pangan ekstrak kunyit - daun salam adalah penyimpanan pada suhu < 4°C dan pH
penyimpanan yang netral. Waktu aplikasi maksimal dari ekstrak cair kunyit - daun salam
sebagai pewarna alami adalah 72 jam.
Saran
1. Penelitian mengenai pewarna dari ekstrak cair kunyit-daun salam terhadap penyimpanan
pada T<4 °C dan pH netral dengan jangka waktu lebih lama.
2. Peneltian untuk menentukan senyawa komponen penyusun pewarna alami ekstrak cair
kunyit-daun salam dengan GC-MS
TERIMA KASIH