ABSTRAK
Lakum (Cayratia trifolia (L.) Domin) memiliki buah yang bewarna ungu kehitam-hitaman yang diduga
berasal dari antosianin. Penelitian ini dilakukan untuk mengekstraksi, menentukan golongan pigmen dan
menguji stabilitas zat warna alami dari buah lakum. Ekstraksi dengan metode maserasi menggunakan
pelarut air yang divariasikan suhu dan etanol yang divariasikan konsentrasi. Ekstrak optimum diuji
flavonoid dan uji antosianin serta diuji stabilitasnya terhadap pengaruh suhu, cahaya, pH dan oksidator
dengan metode spektrofotometri UV-Vis. Hasil ekstraksi optimum pelarut air pada 70oC dan pelarut
etanol 60%. Golongan pigmen buah lakum adalah antosianin. Uji stabilitas menunjukkan penyimpanan
pada suhu 30 oC dan 15 oC selama 2 hari menurunkan absorbansi ekstrak air sebesar 19,21 % dan
18,29 % dan ekstrak etanol sebesar 13,69 % dan 5,48 %. Penyinaran matahari selama 6 jam
menurunkan absorbansi ekstrak air dan etanol sebesar 10,96 % dan 10,35 %. Penyinaran lampu 25 watt
selama 48 jam menurunkan absorbansi ekstrak air dan etanol sebesar 5,18 % dan 5,64 %.
Penambahan pH 1-2 meningkatkan absorbansi dan menurun pada pH 3-6. Penambahan oksidator H2O2
0,1 % selama 6 jam menurunkan absorbansi ekstrak air dan etanol sebesar 21,69 % dan 57,65 %.
Antosianin buah lakum stabil pada suhu rendah, kondisi asam dan tanpa cahaya.
30
JKK, Tahun 2014, Volum 3 (2), halaman 30-37 ISSN 23031077
31
JKK, Tahun 2014, Volum 3 (2), halaman 30-37 ISSN 23031077
Analisis Statistik 2
Absorbansi
1,531
Analisis data dari hasil uji stabilitas dilakukan 1,5 1,295 1,265
dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) 1 0,969
faktorial dan uji lanjutan dilakukan dengan uji 0,466
BNT taraf 5 %. 0,5
0
HASIL DAN PEMBAHASAN 50 60 70 80 90
suhu ekstraksi ( C)
Ekstraksi
Proses ekstraksi untuk menghasilkan Gambar 1. Grafik hubungan variasi suhu
pewarna alami dari buah lakum dilakukan ekstraksi buah lakum menggunakan pelarut air
menggunakan dua jenis pelarut, yaitu air dan terhadap absorbansi.
etanol. Pemilihan pelarut berdasarkan kepolaran
dari warna (pigmen) yang terkandung dalam Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu
buah lakum. Lakum yang termasuk dalam famili optimum untuk ekstraksi zat warna buah lakum
vitaceae seperti anggur, diduga memiliki warna adalah pada suhu 70oC. Dari suhu 50-70 oC,
(pigmen) dari golongan antosianin. Menurut absorbansi semakin tinggi (gambar 1), ini
Bridle and Timberlake (1997), antosianin menunjukkan bahwa semakin tinggi temperatur
merupakan komponen yang bersifat polar ekstraksi maka kecepatan perpindahan massa
sehingga pelarut yang digunakan juga harus dari solute ke solven akan semakin tinggi,
bersifat polar. karena temperatur mempengaruhi nilai
Buah lakum matang ditambahkan pelarut, koefesien transfer massa dari suatu komponen
lalu diblender untuk penghancuran sampel. (Mardiah, 2010). Namun, penggunaan suhu
Proses penghancuran ini secara efektif merusak ekstraksi di atas 70oC, akan meningkatkan
jaringan sel, yaitu melembutkan jaringan sel, dekomposisi antosianin yang sangat tinggi
memperluas permukaan bahan yang akan (Sharifi and Hassani, 2012).
diekstrak yang berpengaruh pada semakin Etanol yang digunakan untuk ekstraksi zat
tingginya laju pelarutan bahan yang akan warna dari buah lakum dibuat dalam beberapa
diekstrak, sehingga dapat mempercepat proses variasi konsentrasi, yaitu 50%, 60%, 70%, 80%
ekstraksi (Francis, 1982). dan 96%. Ekstraksi dilakukan dengan cara
maserasi pada suhu ruang selama 120 menit
dengan sesekali diaduk. Tujuan dari variasi
32
JKK, Tahun 2014, Volum 3 (2), halaman 30-37 ISSN 23031077
konsentrasi pelarut etanol adalah untuk melihat Tabel 1. Hasil uji golongan flavonoid buah
daya ekstrak dari beberapa konsentrasi etanol lakum pada ekstrak kasar dan berbagai fraksi.
terhadap zat warna dari buah lakum. Panjang Sampel uji Uji
gelombang maksimum untuk pengukuran zat flavonoid
warna buah lakum menggunakan pelarut etanol Ekstrak air +++
adalah 540 nm. Ekstrak etanol +++
Partisi Fraksi n-heksana -
ekstrak Fraksi etil asetat +
1,5 Air Fraksi air +++
1,267 1,295
Absorbansi
33
JKK, Tahun 2014, Volum 3 (2), halaman 30-37 ISSN 23031077
Menurut Winarno (1995), zat warna yang stabilitas dan memperlambat degradasi
diperoleh dari tumbuhan akan mengalami antosianin.
perubahan pada beberapa kondisi, tergantung
dari jenis zat warna (pigmen) yang terkandung Ket : x = sebelum penyimpanan
dalam tumbuhan tersebut. y = setelah disimpan pada suhu 30oC
z = setelah disimpan pada suhu 15oC
Tabel 3. Persentase perubahan nilai absorbansi
ekstrak antosianin buah lakum pada berbagai 0,4 e
Absorbansi
kondisi. 0,3 c cd
% perubahan abs
0,2
Uji stabilitas Ekstrak Ekstrak ab a ab
0,1 Air
air etanol
Penyimpanan pada 0 Etanol
18,29 5,48
suhu 15oC (48 jam) x y z
Penyimpanan pada
19,21 13,69 Kondisi Penyimpanan
suhu 30oC (48 jam)
Penyinaran matahari
10,96 10,35 Gambar 3. Grafik pengaruh kondisi
(6 jam)
Penyinaran lampu penyimpanan terhadap absorbansi ekstrak zat
5,18 5,64 warna alami buah lakum (huruf yang berbeda
(48 jam)
Penambahan menunjukkan perbedaan yang nyata pada uji
21,59 57,65 BNT p<0,05).
oksidator (6 jam)
34
JKK, Tahun 2014, Volum 3 (2), halaman 30-37 ISSN 23031077
Absorbansi
hi i hi
0,3 g
Pengaruh Lama Penyinaran Lampu Etanol
Cahaya lampu memberikan efek yang sama 0,2 cde e cd c f cd
a ab ab
seperti cahaya matahari yaitu menyebabkan 0,1
terjadinya penurunan absorbansi ekstrak zat
0
warna buah lakum. Adanya cahaya seperti
cahaya lampu akan mempercepat terjadinya
destruksi atau penguraian antosianin (Laleh et
al., 2006).
pH
Hasil uji BNT0,05 menunjukkan bahwa
penyinaran lampu berpengaruh nyata terhadap
perubahan nilai absorbansi ekstrak air dan Gambar 6. Grafik pengaruh pH terhadap
etanol. Dari hasil uji signifikansi menunjukkan absorbansi ekstrak zat warna alami buah lakum
bahwa terjadinya penurunan absorbansi setelah (huruf yang berbeda menunjukkan perbedaan
ekstrak terpapar sinar lampu selama 48 jam yang nyata pada uji BNT p<0,05).
(ditunjukkan dengan huruf yang berbeda
sebelum perlakuan dan setelah perlakuan
(gambar 5)). Setelah terpapar sinar lampu
R1 R1
selama 48 jam ekstrak air dan etanol mengalami OH OH
penurunan absorbansi sebesar 5,18 % dan +
O O HO O
5,64 %. R1 R1
0,8 g de ef
OGlu OGlu
de d OH OH
Absorbansi
0 Etanol HO
OH O R1
R1
OGlu
0 12 24 36 48 OGlu OH
OH
waktu (jam)
Kalkon Karbinol
Gambar 5. Grafik pengaruh lama penyinaran
lampu terhadap absorbansi ekstrak zat warna Gambar 7. Kesetimbangan antosianin dalam
alami buah lakum (huruf yang berbeda larutan.
menunjukkan perbedaan yang nyata pada uji
BNT p<0,05). Terdapat empat kesetimbangan antosianin
(gambar 7), yaitu basa quinoidal, kation
Pengaruh pH flavilium, karbinol (pseudobasa) dan kalkon. Di
Antosianin lebih stabil dalam media asam bawah pH rendah, antosianin berada dalam
pada pH rendah daripada di larutan alkali bentuk kation flavilium merah. Saat pH
dengan pH tinggi (Rein, 2005). Hasil uji BNT0,05 dinaikkan (> 5), akan mempercepat kehilangan
35
JKK, Tahun 2014, Volum 3 (2), halaman 30-37 ISSN 23031077
proton sehingga membentuk basa quinoidal dipengaruhi oleh suhu penyimpanan, cahaya,
yang cenderung menjadi biru atau ungu. Selain pH dan oksidator dengan terjadinya penurunan
itu, kenaikan pH menyebabkan hidrasi kation nilai absorbansi setelah perlakuan,, sehingga
flavilium untuk membentuk karbinol menunjukkan bahwa antosianin buah lakum
(pseudobasa) atau kalkon yang tidak berwarna lebih stabil pada penyimpanan suhu rendah,
(Rein, 2005). tanpa cahaya, tanpa penambahan oksidator dan
stabil pada pH asam (pH 1 dan 2).
Pengaruh Penambahan Oksidator
Oksidator yang digunakan pada penelitian
ini adalah hidrogen peroksida 0,1 %. Hidrogen DAFTAR PUSTAKA
peroksida akan mengoksidasi senyawa-
senyawa yang terdapat dalam ekstrak. Hasil uji Andarwulan, N. dan Faradilla, R.H.F., 2012,
BNT0,05 menunjukkan bahwa penambahan Pewarna Alami untuk Pangan, (SEAFAST)
oksidator setelah 6 jam menyebabkan Center, Institut Pertanian Bogor.
penurunan nilai absorbansi (a=absorbansi Bridle, P. and Timberlake, C.F., 1997,
terendah untuk ekstrak etanol, d=absorbansi Anthocyanins as Natural Food Colours—
terendah untuk ekstrak air) Persentase Selected Aspects. Food Chem, 58(1-2):103–
perubahan sebesar 21,59% untuk ekstrak air 109.
dan 57,65% untuk ekstrak etanol. Tingginya Francis, F. J., 1982, Analysis of Anthocyanins,
persen penurunan absorbansi pada ekstrak In P. Markakis (Ed.), Anthocyanins as Food
etanol dikarenakan etanol merupakan pelarut Colors, Academic Press, New York.
yang dapat membantu pelarutan senyawa- Garcia-Palazon, A., Suthanthangjai, W., Kajda,
senyawa hasil oksidasi hidrogen peroksida P. and Zabetakis, I., 2004, The Effects of
sehingga mempercepat dekomposisi zat warna High Hydrostatic Pressure on β-glucosidase,
(Retnowati, 2008). Peroxidase and Polyphenoloxidase in Red
Raspberry (Rubus idaeus) and Strawberry
2 f (Fragaria ananassa), Food Chemistry,
Absorbansi
1,5 e d 88:7−10.
1 Gupta, A., Bhardwaj, A., Gupta, J. and Bagchi,
c
0,5 ab a Air A., 2012, Antiimplantation Activity of
0 Etanol Petroleum Ether Extract of Leaves of
Cayratia trifolia Linn. on Female Albino Rat,
0 3 6 Asian Pacific Journal of Tropical
waktu (jam) Biomedicine, 2:S197-S199.
G´omez-Ariza, J.L., T. Garc´ıa-Barrera, T. and
Gambar 8. Grafik pengaruh waktu penambahan Lorenzo, F., 2006, Anthocyanins Profile as
oksidator terhadap absorbansi ekstrak zat Fingerprint of Wines Using Atmospheric
warna alami buah lakum (huruf yang berbeda Pressure Photoionisation Coupled to
menunjukkan perbedaan yang nyata pada uji Quadrupole Time-of-Flight Mass
BNT p<0,05). Spectrometry, Analytica Chimica Acta,
570:101–108.
Penambahan oksidator menyebabkan Harbone, J.B., 1996, Metode Fitokimia :
intensitas warna berkurang karena adanya Penuntun Cara Modern Menganalisis
penyerangan pada gugus reaktif pemberi warna. Tumbuhan, a.b : Kosasih P. dan Iwang S.,
Oksidator dalam larutan menyebabkan kation ITB, Bandung.
flavilium yang berwarna merah kehilangan Heidari, R., Khalafi, J. and Dolatabadzadeh, N.,
proton dan berubah menjadi karbinol yang tidak 2003, Anthocyanin Pigments of Siahe
memberikan warna (Nurlela, 2011). Sardasht Grapes, Journal of Sciences
Islamic Republic of Iran, 15(2): 113-117.
KESIMPULAN Inayati, Y. D., 2009, Pembuatan Kertas Indikator
Berdasarkan hasil penelitian dapat Asam Basa dari Bunga Kembang Sepatu
disimpulkan bahwa ekstraksi optimum untuk (Hibiscus rosa-sinensis L), Valensi (1): 246-
pelarut air pada suhu 70oC dan pelarut etanol 251.
dengan konsentrasi 60 %. Buah lakum Kumar, D., Gupta, J., Kumar, S., Arya, R.,
mengandung zat warna alami (pigmen) dari Kumar, T. and Gupta, A., 2012,
golongan antosianin. Dari hasil uji signifikansi Pharmacognostic Evaluation of Cayratia
menunjukkan stabilitas warna buah lakum
36
JKK, Tahun 2014, Volum 3 (2), halaman 30-37 ISSN 23031077
trifolia (Linn.) Leaf, Asian Pacific Journal of Saati, E.A., Theovilla RRD., Simon BW., dan
Tropical Biomedicine, 2:6-10. Aulanni’am, 2011, Optimalisasi Fungsi
Laleh, G.H., Frydoonfar, H., Heidary, R., Pigmen Bunga Mawar Sortiran sebagai Zat
Jameei, R. and Zare, S., 2006, The Effect of Pewarna Alami dan Bioaktif pada Beberapa
Light, Temperature, pH and Species on Produk Industri, Jurnal Teknik Industri, 12(
Stability of Anthocyanin Pigments in Four 2): 133–140.
Berberis Species, Pakistan Journal of Sharifi, A. and Hassani, B., 2012, Extraction
Nutrition, 5(1): 90-92. Methods and Stability of Color Extracted
Mardiah, 2010, Ekstraksi Kelopak Bunga dan From Barberry Pigments, International
Batang Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) Journal of AgriScience, 2: 320-327.
sebagai Pewarna Alami, Fakultas Agribisnis. Siegel, A., Markakis, P. and Bedfrod, C.L., 1971,
Universitas Juanda. Stabilization of Anthocyanins in Frozen Tart
Nindl, G., 2004, Hydrogen Peroxide from Cherries by Blanching, Journal of Food
Oxidative Stressor to Redox Regulator, Science, 36(6):962-963.
CellSci Rev, 1(2):1-12. Wibiani, S., 2010, Isolasi dan Identifikasi
Nurlela, 2011, Ekstraksi dan Uji Stabilitas Zat Senyawa Antosianin dari Kulit Buah Anggur
Warna Alami dari Bunga Kembang Sepatu (Vitis vinifera var. Prabu Bestari), Skripsi,
(Hibiscus rosa-sinensis L) dan Bunga Fakultas Sains dan Teknologi Universitas
Rosela (Hibiscus sabdariffa L), Skripsi, Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim,
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Malang.
Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta. Widhiana, ET., Fitriana, N., Neliyanti dan
Radji, M., 2011, Buku Ajar Mikrobiologi: Anugrah, ET, 2012, Skrining Fitokimia dan
Panduan Mahasiswa Farmasi dan Aktivitas Antioksidan Buah Lakum (Vitis
Kedokteran, EGC, Jakarta. diffusa) dalam Berbagai Fraksi Khas
Rahim, F., 2011, Pemanfaatan Zat Warna dari Kalimantan Barat, Laporan PKM-P, Fakultas
Ekstrak Cyphomandra betacea dan Minyak Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Kelapa Murni dalam Formulasi Lipstik, Universitas Tanjungpura.
Scientia, 1(2):50-58. Winarno, F.G., 1995, Kimia Pangan dan Gizi,
Rein, M., 2005, Copigmentation Reactions and PT. Gramedia, Jakarta.
Color Stability of Berry Anthocyanins. Winarti, S. dan Firdaus, A., 2010, Stabilitas
Doctoral dissertation, University of Helsinki, Warna Merah Ekstrak Bunga Rosela untuk
Helsinki. Pewarna Makanan dan Minuman, Jurnal
Retnowati, D.S., 2008, Pemutihan Eceng Teknologi Pertanian, 11: 87-93.
Gondok menggunakan H2O2 dengan Winarti, S., Sarofi, U. dan Anggrahini, D., 2008,
Katalisator Natrium Bikarbonat, Reaktor, Ekstraksi dan Stabilitas Warna Ubi Jalar
12(1):33-36. Ungu (Ipomoea batatas L.,) sebagai
Pewarna Alami, Jurnal Teknik Kimia, 3:207-
214.
37