KELOMPOK 3 :
• ANNISSA MAULANI • MALSA YULIA SARI
• ARI DAS WINANDA • PITRIA RAHMA W
• ATIKA PUTRI • SUCI APRILIA
• ISNA ALMAULIA • RANDY FADHILAH M
• ZULIKHO AULIA
LATAR BELAKANG
• Mardiah dkk, 2008 : Rosella Merah ( hibiscus sabdrariffa Linn)
sedang populer di masyarakat sebagai minuman teh rosela, yang
diolah dari kelopak bunga yang telah dikeringkan.
• Menurut Peng et al. (2011), Rosella merupakan sumber antosianin
yang baik, juga merupakan bahan yang kaya akan antioksidan.
Antosianin merupakan pewarna alami yang berkontribusi
memberikan warna merah keunguan.
• Valls et al. (2009), melaporkan bahwa antosianin termasuk
antioksidan yang memiliki kemampuan sebagai penangkap radikal
bebas, mencegah diabetes, memiliki efek hipoglikemik, menurunkan
trigliserida darah, dan menurunkan kadar kolesterol darah.
• Ekstraksi rosella bertujuan mendapatkan senyawa antosianin dan
fenolik dari rosela melalui metode ekstraksi secara maserasi.
TAKSONOMI TANAMAN ROSELLA
Hibiscus Sabdariffa L
Kerajaan Plantae
Divisi tranheophyta
Kelas Magnoliopsida
Ordo Malvales
Famili Malvaceae
Genus Hibiscus L
Spesies Hibiscus Sabdariffa L
METABOLIT SEKUNDER DARI TANAMAN
ROSELLA
• Salah satu senyawa yang ada pada bunga rosella adalah
senyawa antosianin. Senyawa antosianin merupakan
senyawa yang termasuk dalam golongan flavonoid.
Antosianin berfungsi sebagai antioksidan yang diyakini
dapat menyembuhkan berbagai penyakit degeneratif
(Mardiah et al.,2009).
Lanjutan....
• Senyawa fenolik sebagai metabolit sekunder dalam tanaman
berpotensi sebagai zat antioksidan. Hal ini disebabkan oleh
keberadaan gugus hidroksil dalam senyawaan fenolik. Gugus
hidroksil dapat berfungsi sebagai penyumbang atom
hidrogen.Senyawa fenolik adalah senyawa yang memiliki satu
atau lebih gugus hidroksil yang menempel pada cincin aromatik.
Senyawa fenolik terbentuk dari jalur metabolisme asam sikimat
dan fenil propanoid (Proestos, Sereli, dan Komaitis, 2006).
AKTIVITAS BIOLOGIS
• Tsai et al. 2002 : Salah satu kandungan dari bunga rosella herbal yang
penting adalah senyawa antosianin yang berkhasiat sebagai antioksidan.
• Kowalczyk et al. 2003 : Aktivitas antioksidan antosianin lebih besar jika
dibandingkan dengan alfa tokoferol (vitamin E), asam askorbat, dan beta
karoten.
• Mahadevan et al. 2009 : Senyawa antosianin mampu menetralisir radikal
bebas. Aktivitas antioksidan roselle herbal pada dosis 1000µg mampu
menghambat efek radikal anion superoksida sebesar 70±80%.
• BPOM RI (2010) : Aktivitas anti-inflamasi ini karena adanya kandungan
senyawa polifenol dalam ekstrak rosela. BPOM RI (2010) melaporkan kadar
0,01-0,5 mg/ml, senyawa polifenol dalam rosela dapat menghambat enzim
ksantin oksidase sampai 93% dengan EC50= 0,742 mg/ml. Dosis 0,5 mg/ml
dapat menghambat nitrat dan produksi PGE2 dan aktivitas iNOS protein pada
makrofag sampai 20% pada mencit yang diinduksi lipopolisa-karida (LPS).
Dosis 10-40 mg/kg dapat menurunkan perubahan patologi hati hewan uji.
TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan pada :
Bulan September 2014- November 2014
Bertempat di :
Laboratorium Rekayasa Proses Pengolahan Fakultas
Teknologi Pertanian UGM, Laboratorium
Kimia dan Biokimia Pangan dan Hasil Pertanian Fakultas
Teknologi Pertanian UGM.
RANCANGAN PENELITIAN
Rancangan penelitian ini menggunakan Rancangan Acak
Lengkap (RAL). Penelitian dilakukan dengan 3 kali ulangan
Percobaan.
Pengambilan Sampel
Pembuatan simplisia
Ekstraksi rosella dengan cara maserasi. Pelarut yang
digunakan
1. etanol 70% : asam sitrat (88 : 2 b/b)
2. Air : etanol 70% : asam sitrat ( 50 : 44 : 2 b/b/b)
3. Air : etanol 70% ( 100: 2 b/b)
Analisis kadar antosianin
Analisis kadar fenolik
Analisis akivitas antioksidan metode DPPH
ALAT DAN BAHAN
Alat
hot plate
magnetic stirrer dan alat-alat gelas yang dibutuhkan untuk keperluan proses
Alat yang digunakan untuk analisis dalam penelitian ini antara lain:
spektrofotometer, dan alat pendukung laboratorium lainnya.
Bahan
Kelopak bunga rosella (Hibiscus sabdariffa var. Sabdariffa) ungu kering yang
diperoleh dari Pasar Gedhe Solo
Aquades
etanol 70%
asam sitrat dan reagen kimia untuk analisis seperti asam gallat
DPPH
larutan folin ciocalteau
larutan buffer KCl
larutan Na asetat yang diperoleh dari Sigma.
Rosella Kering
SKEMA
Pelarut (ethanol, KERJA
ethanol+air, air) ditambah
asam sitrat dengan
Maserasi (suhu ruang
pada wadah gelap EKSTRAKSI
perbandingan Rosella selama 24 jam)
kering: pelarut:asam
sitrat= 1:10:0,2 (b/v/b)
Penyaringan I
(menggunakan Ampas
kain saring)
Penyaringan II
(menggunakan
kertas saring Filter cake
Whatman No. 1)
Penguapan pelarut
dengan rotary evaporator
(suhu 45oC )
Filtrat pekat
Jenis Dan Cara Pengumpulan Data Ekstraksi Rosella
1. Ekstraksi rosella dilakukan dengan menggunakan
metode maserasi yang merupakan modifikasi dari
metode Cisse et al. (2009). Pelarut yang
digunakan pada ekstraksi rosella ini yaitu etanol
70%:asam sitrat (88:2 b/b), air:etanol 70%:asam
sitrat (50:44:2 b/b/b), air:etanol (100:2 b/b).
2. Ekstrak rosella selanjutnya dikarakterisasi dengan
menganalisis aktivitas antioksidan (metode
DPPH), total fenolik , dan total antosianin yang
terkandung didalamnya.
Analisis Kadar Anthosianin
• Total antosianin diukur dengan metode pH-differential
(Giusti and Worlstad, 2001)
• Sebanyak masing-masing 0,1 gram sampel ditambah aquades hingga
1. volume menjadi 10 ml
4. Satu ml larutan standar ditambah 1 ml Na2CO3 7 % dan folin ciocalteau 0,5 ml.
Kemudian divortex dan dibiarkan selama 30 menit. Kemudian ditera absorbansinya
pada panjang gelombang 750 nm
Analisis aktivitas antioksidan
metode DPPH
• Pengukuran aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode radikal DPPH
(1,1-diphenyl-2-picrylhydrazil radical scavenging) (Mohd-Esa et al. 2010).