Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Ilmiah Bakti Farmasi, 2020, V(1), hal.

11-18 11

Uji Aktivitas Antioksidan dan Penetapan Total Fenol Ekstrak Biji Kopi Robusta
(Coffea robusta L. ) Hasil Maserasi dan Sokletasi dengan Pereaksi
DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil)

Hilma1, Nur Rohmah Agustini, Erjon


STIFI Bhakti Pertiwi Palembang
Jl. Ariodillah III No 22 A Ilir Timur I, Palembang
email :189hilma@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas antioksidan, nilai efesiensi antiradikal dan
total fenol dari ekstrak etanol biji kopi robusta (Coffea robusta L.) yang diekstraksi dengan metode
maserasi dan sokletasi. Ekstrak dihitung persen rendemen, dilakukan pengujian aktivivtas
antioksidan menggunakan DPPH (1,1-Difenil-2-pikrilhidrazil), kemudian dilakukan perhitungan
nilai efisiensi antiradikal, dan dilanjutkan pengujian kadar total fenol dengan menggunakan metode
Follin-Ciocalteu. Hasil ekstraksi memperoleh rendemen ekstrak kental dari metode maserasi adalah
4,88 % b/b dan sokletasi 2,16 % b/b. Nilai IC50 untuk ekstrak hasil maserasi adalah 140,9 ppm
dengan kategori antioksidan sedang diikuti nilai AE 7,097232079 x 10-3, sedangkan nilai IC50 untuk
ekstrak hasil sokletasi adalah 117,5 ppm dengan kategori antioksidan sedang. Total fenol pada
ekstrak hasil maserasi adalah 77,92 mgGAE/gr sampel dan pada ekstrak hasil sokletasi adalah 95,32
mgGAE/gr sampel. Dapat disimpulkan bahwa nilai IC50 dan total fenol yang tertinggi diperoleh dari
metode ekstraksi sokletasi.

Kata Kunci: (Coffea robusta L.), aktivitas antioksidan, DPPH, total fenol, maserasi, sokletasi.

PENDAHULUAN dan asam organik polifungsional (Isnindar


dkk, 2011).
Antioksidan adalah suatu senyawa yang Sumber antioksidan alami salah satunya
mampu berinteraksi dengan radikal bebas adalah tanaman kopi. Beberapa penelitian
sebelum merusak molekul-molekul di dalam menyebutkan bahwa kopi memiliki
tubuh (Panglossi, 2006) atau menetralisir kandungan polifenol yang tinggi yang
radikal bebas sehingga diharapkan dengan memainkan peran penting dalam kandungan
pemberian antioksidan dapat mencegah antioksidan pada kopi. Biji kopi mengandung
terjadinya kerusakan pada tubuh dari senyawa polifenol diantaranya adalah asam
timbulnya penyakit degeneratif. Antioksidan kafeat, asam klorogenat, asam feurat, asam
yang paling banyak digunakan adalah sinapat dan asam koumarat. Di indonesia,
antiosidan sintetik, dan ditambah dengan terdapat dua jenis kopi yang dikenal
pemanfaatan bahan alami sebagai antioksidan masyarakat, yaitu kopi Robusta dan Arabika.
atau disebut antioksidan alami (Shebis dkk, Kedua jenis kopi ini mengandung senyawa
2013). aktif tinggi seperti asam quinolinat, asam
Antioksidan alami merupakan jenis pirogalat, asam tanat, trigonelin, asam
antioksidan yang berasal dari tumbuhan dan nikotinat, dan terutama kafein (Ciptaningsih,
hewan (Purwaningsih, 2012) Antioksidan 2012). Kandungan kimia terbesar biji kopi
alami umumnya memiliki gugus hidroksi sebagai antioksidan adalah asam klorogenat
dalam struktur molekulnya. Antioksidan sebagai anti-diabetes dan anti-lipidemia (Ong
alami yang berasal dari tumbuhan adalah dkk, 2013).
senyawa fenolik berupa golongan flavonoid, Biji kopi robusta (Coffea robusta L.)
turunan asam sinamat, kumarin, tokoferol, diketahui mengandung senyawa alkaloid,

Hilma dkk
12 Jurnal Ilmiah Bakti Farmasi, 2020, V(1), hal. 11-18

tanin, saponin dan polifenol (Chairgulprasert, Bahan


2016). Senyawa polifenol yang paling banyak
terkandung pada biji kopi robusta adalah Biji kopi robusta (Coffea Robusta L.),
asam klorogenat dan asam kafeat. Jumlah pereaksi 2,2 Difenil-1-Pikrilhidrazil DPPH
asam klorogenat mencapai 90% dari total (Sygma Aldich), asam galat (Merck), Na2CO3
fenol yang terdapat pada kopi ini (Yusmarini, 20% (Merck), reagen folin- ciocalieu
2011). Biji kopi robusta (Coffea Robusta L.) (Merck), etanol p.a (Merck), aquadest, air
dari Garut telah dibuktikan pada penelitian suling, metanol p.a, alumunium foil, kertas
sebelumnya terkait uji aktivitas antioksidan saring (Whatman) dan kapas.
yang membuktikan bahwa ekstrak biji kopi
robusta dengan metode maserasi memiliki PROSEDUR PENELITIAN
IC50 sebesar 54,14 ppm (Wigati dkk, 2018).
Salah satu faktor yang berpengaruh Preparasi Sampel
terhadap mutu ekstrak adalah metode yang
digunakan dalam proses ekstraksi. Maserasi Buah kopi robusta (Coffea robusta L.)
dan sokletasi merupakan dua metode ekstraksi diambil, disortir, dibersihkan terlebih dahulu
yang lazim digunakan. Telah dilakukan pada kemudian dikeringkan dibawah sinar matahari
penelitian sebelumnya yang menunjukkan dengan ditutup menggunakan kain hitam
perbedaan aktivitas antioksidan ekstrak etanol sampai kering. Setelah itu buah yang telah
daun jambu bol (Syzygium malaccense L.) kering dipisahkan dari biji dan kulitnya
dengan metode maserasi dan sokletasi, menggunakan mesin pengupas biji kopi.
didapatkan hasil bahwa aktivitas antioksidan Sampel biji kopi robusta (Coffea robusta L.)
paling tinggi yaitu metode sokletasi dengan yang didapatkan disortir kembali, setelah itu
nilai IC50 sebesar 37,67 ppm sedangkan nilai biji kopi dihaluskan hingga menjadi serbuk
IC50 pada metode maserasi yaitu 47,80 ppm kasar menggunakan blender dan ditimbang
(Nurhasanahwati dkk, 2017). sebanyak 500 gram.
Berdasarkan aktivitas antioksidan yang
terdeteksi dengan menunjukkan bahwa biji Ekstraksi Biji Kopi Robusta (Coffea
kopi robusta berpotensi sebagai antioksidan robusta L)
dan mengingat besarnya potensi antioksidan
dari senyawa fenolik yang terdapat pada biji Metode Maserasi
kopi robusta, maka perlu diketahui aktivitas
antioksidan dan total fenolik dari biji kopi Sampel serbuk biji kopi robusta (Coffea
robusta (Coffea robusta L.) pada hasil robusta L.) ditimbang 250 g dimaserasi
ekstraksi dengan metoda ekstraksi yang selama 3x5 hari. Maserat yang dihasilkan
berbeda yaitu metoda maserasi dan sokletasi dikumpulkan dalam satu wadah. Lalu ekstrak
menggunakan metode perendaman radikal cair biji kopi yang telah didapat diuapkan
bebas DPPH dan mengetahui metode pelarutnya dengan serangkaian alat destilasi
ekstraksi manakah yang memperlihatkan vakum pada suhu 60ºC, ekstrak hasil
aktivitas antioksidan dan total fenolik yang destilasi dikentalkan menggunakan rotatory
tertinggi dari kedua metode tersebut. evaporator pada suhu 70ºC sehingga
diperoleh ekstrak kental biji kopi robusta
METODE PENELITIAN (Coffea Robusta L.)
Alat Metode Sokletasi
Seperangkat alat rotatory evaporator,
seperangkat alat destilasi, botol maserasi, vial, Sampel serbuk kasar biji kopi robusta
corong,cawan porselen, pipet mikron 0,2 ml, (Coffea robusta L.) sebanyak 250 gram yang
batang pengaduk, gelas ukur, gelas kimia, telah dipreparasi dibungkus dengan kantong
labu ukur, spektrofotometri UV-VIS. yang terbuat dari kertas saring kemudian
diikat dengan tali lalu dimasukkan kedalam

Hilma dkk
Jurnal Ilmiah Bakti Farmasi, 2020, V(1), hal. 11-18 13

alat soklet. Setelah itu, pelarut etanol diukur serapan dengam Spektrofotometer
dimasukkan kedalam wadah sampel, UV-Vis pada rentang panjang gelombang
membasahi dan merendam evapor. Proses dengan 450-550 nm hingga diperoleh
sokletasi membutuhkan alat pemanas untuk panjang gelombang maksimum.
menguapkan dari labu penampung. Ekstraksi
di atur pada suhu 75-80ºC selama 5 jam. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum
Ekstrak cair biji kopi robusta kemudian DPPH
dikentalkan dengan rotatory evaporator pada
suhu 70ºC sehingga diperoleh ekstrak kental Dipipet sebanyak 3,8 ml larutan DPPH
biji kopi robusta (Coffea robusta L.). 0,05 mM dan ditambahkan dengan 0,2 ml
metanol. Dibiarkan selama 30 menit ditempat
Uji Aktivitas Antioksidan gelap yang terlindung dari cahaya, diukur
serapan dengam Spektrofotometer UV-Vis
Pembuatan Larutan Uji Sampel (1000 ppm) pada rentang panjang gelombang.

Masing-masing sampel ekstrak kental Pengujian Antioksidan Dengan Metode


maserasi dan sokletasi ditimbang sebanyak DPPH
0,1 gram kemudian dilarutkan dalam 100 ml
metanol dalam labu ukur 100 ml sehingga Setiap masing-masing konsentrasi
didapat konsentrasi larutan sampel 1000 larutan uji diambil 0,2 ml dari ekstrak
ppm. Dari larutan 1000 ppm dibuat larutan maserasi dan sokletasi dimasukkan kedalam
sampel uji dengan konsentrasi (ppm) 200, vial, kemudian ditambahkan 3,8ml larutan
160, 120, 80, dan 40. DPPH 0,05 mM, dihomogenkan dan
dibiarkan selama 30 menit ditempat gelap
Pembuatan Larutan DPPH 0,05 mM dan ditutup dengan menggunakan
alumunium foil. Kemudian ukur serapan
DPPH ditimbang sebanyak 5 mg dengan spektrofotometer UV-Vis pada
kemudian dilarutkan dengan metanol sampai panjang gelombang maksimum.
250 ml, didalam labu ukur 250 ml sehingga
diperoleh larutan DPPH dengan konsntrasi
0,05 mM.

Pembuatan Seri Konsentrasi Larutan Uji A1 = Serapan radikal DPPH 0,05 mM pada λ
maksimum sebelum direaksikan
Larutan uji berbagai konsentrasi dibuat dengan larutan uji.
dengan memipet larutan induk 1000 ppm A2 = Serapan sampel dalam radikal DPPH 0,05
mM pada λ maksimum setelah direaksikan
sebanyak 2 ml; 1,6 ml; 1,2 ml; 0,8 ml; 0,4 ml
dengan larutan uji.
, kemudian dimasukkan masing-masing ke
dalam labu ukur 10 ml dicukupkan dengan
Perhitungan Nilai IC50
metanol sampai tanda batas, didapat larutan
konsentrasi 200 ppm, 160 ppm, 120 ppm, 80
Nilai IC50 dihitung berdasarkan %
ppm, dan 40 ppm.
inhibisi yang diperoleh dari setiap hasil uji
penentuan aktivitas antioksidan. Nilai
Penentuan Panjang Gelombang Maksimum
konsentrasi ekstrak dan persen inhibisi diplot
DPPH
masing-masing pada sumbu x dan y pada
persamaan regresi linier. Persamaan regresi
Dipipet sebanyak 3,8 ml larutan DPPH
linier yang diperoleh dalam bentuk
0,05 mM dan ditambahkan dengan 0,2 ml
persamaan:
metanol. Dibiarkan selama 30 menit
ditempat gelap yang terlindung dari cahaya,

Hilma dkk
14 Jurnal Ilmiah Bakti Farmasi, 2020, V(1), hal. 11-18

Y=a+bx spektrofotometer UV-VIS yang memberikan


Dimana : komplek biru. Kandungan total fenol
Y = Persen inhibisi (%) dinyatakan sebagai mg asam galat/g sampel
x = Konsentrasi (K) (Sedjati, 2017).
Perhitungan kandungan fenolik total TPC
Uji Penetapan Total Fenol (Total Phenolic Conten) menggunakan rumus
berikut (Puspitasari, 2017) :
Penentuan Panjang Gelombang Asam Galat

Diambil dari larutan induk dengan


konsentrasi 100 ppm yang sudah diencerkan Keterangan :
masukan dalam kuvet, aquadest blanko C = Konsentrasi fenolik (nilai X)
kemudian serapan larutan diukur dengan V = Volume ekstrak yang digunakan (ml)
spektrofotometri UV-Vis pada panjang 𝑓p = Faktor pengenceran
gelombang 400-800 nm. G = Berat sampel yang digunakan (g)

Pembuatan Kurva Kalibrasi Asam Galat HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada ekstraksi sampel segar biji kopi


Dari larutan induk asam galat 1000 ppm
robusta (Coffea robusta L.) sebanyak 250
dipipet 1, 2, 3, 4, 5 ml dan diencerkan dengan
gram diperoleh ekstrak kental dengan metode
aquadest dengan volume 10 ml. Sehingga
maserasi sebanyak 12,2 gram dengan persen
didapatkan konsentrasi hasil pengenceran 100
rendemen 4,88 % b/b dan metode maserasi
ppm, 200 ppm, 300 ppm, 400 ppm dan 500
sebanyak 5,4 gram dengan persen rendemen
ppm. Dari masing-masing konsentrasi diatas
2,16 % b/b. Rendemen yang dihasilkan
dipipet 0,2 ml ditambah 10 ml aquadest dan
dengan metode maserasi menunjukkan nilai
ditambah 1 ml reagen folin-ciocalteu yang
yang lebih tinggi, hal ini dikarenakan nilai
telah diencerkan 1:10 lalu kocok sampai
rendemen pada metode ekstaksi dipengaruhi
warna berubah menjadi kuning, diamkan
oleh faktor lama ekstraksi, lamanya waktu
selama 2 menit kemudian tambahkan 3 ml
proses ekstraksi sangat berpengaruh terhadap
larutan Na2CO3 dikocok sampai homogen dan
ekstrak yang dihasilkan (Alfiana, 2013).
berubah warna menjadi biru kehitaman.
Panjang gelombang maksimum DPPH
Diamkan selama 1 jam pada suhu kamar.
0,05 mM yang diperoleh pada penelitian ini
Ukur serapan pada panjang gelombang
adalah 524 nm dengan nilai absorbansi
serapan maksimumnya, lalu buat kurva
sebesar 0,4451. Hasil pengujian ekstrak total
kalibrasi hubungan antara konsentrasi asam
maserasi dan sokletasi biji kopi robusta
galat dengan absorban.
(Coffea Robusta L.) didapatkan persen
inhibisi yang dapat dilihat pada tabel 1.
Penetapan Total Fenolik Dari Ekstrak Biji
Kopi Robusta Hasil Maserasi Dan Sokletasi Tabel 1. Nilai persen inhibisi ekstrak maserasi dan
sokletasi
Sebanyak 10 mg masing-masing ekstrak Persen Inhibisi (%)
hasil maserasi dan sokletasi dilarutkan Konsentrasi
Ekstrak Ekstrak
dengan 10 ml metanol p.a. Larutan ekstrak (ppm)
maserasi Sokletasi
dipipet 0,2 ml ditambahkan 9,8 ml aquadest 40 6,90 28,62
lalu ditambahkan 1 ml reagen folin-ciocalteu 80 22,91 38,28
yang telah diencerkan 1:10 dengan aquadest, 120 43,20 47,00
diamkan selama 5 menit kemudian tambahkan 160 56,29 64,32
4 ml Na2CO3 kedalam campuran, diamkan 200 75,80 75,62
selama 1 jam pada suhu kamar. Setelah itu
ukur absorbansi sampel pada panjang
gelombang maksimum dengan menggunakan
Hilma dkk
Jurnal Ilmiah Bakti Farmasi, 2020, V(1), hal. 11-18 15

Nilai persentase inhibisi dari ekstrak hasil terhadap aktivitas antioksidan yang
maserasi dan sokletasi menunjukkan nilai dihasilkan.
yang semakin besar, sebanding dengan Hasil pengukuran panjang gelombang
konsentrasi sampel yang digunakan, hal ini asam galat pada konsentrasi 100 ppm adalah
dikarenakan semakin besarnya jumlah zat 796 nm dengan absorbansi 0,3266. Dari
pada sampel yang berpotensi sebagai senyawa pemeriksaan larutan standar asam galat
antioksidan sehingga radikal bebas DPPH didapat kurva kalibrasi dengan persamaan
mereduksi radikal hidrogen dari senyawa regresi linier Y = 0,001x + 0,327 dengan
antioksidan tersebut untuk membentuk koefisien korelasi (r) yaitu 0,9909. Kurva
DPPH-H. Berkurangnya radikal bebas kalibrasi asam galat dapat dilihat pada gambar
ditandai dengan adanya perubahan warna 1.
larutan dari ungu menjadi kuning pucat hal ini
berkolerasi dengan nilai persentase inhibisi
Kurva Kalibrasi Larutan Standar
dimana semakin besar nilai persentase inhibisi Asam Galat
menunjukkan ekstrak tersebut memiliki
antioksidan yang sangat kuat (Kadri, 2019).
1
0,8
Absorbansi
Tabel 2. Hasil IC50 dari ekstrak kental maserasi
dan sokletasi 0,6
0,4
0,2
Ekstrak kental IC50 (ppm)
0
0 200 400 600
Maserasi 140,95
Konsentrasi (ppm)
Sokletasi 117,50
Gambar 1. Kurva kalibrasi asam galat

Nilai IC50 untuk sampel maserasi yaitu Kadar total fenol ekstrak kental biji kopi
sebesar 140,95 ppm dan sokletasi 117,50 ppm robusta (Coffea Robusta L.) dari hasil
sehingga kedua sampel yaitu ekstrak maserasi dan sokletasi dapat dilihat pada tabel
maserasi dan sokletasi biji kopi robusta 3.
(Coffea robusta L.) termasuk ke dalam
aktivitas antioksidan pada kategori Tabel 3. Hasil kadar total fenol ekstrak
antioksidan sedang. Semakin besar nilai IC50 maserasi dan sokletasi
maka semakin rendah aktivitas antioksidan,
sebaliknya semakin kecil nilai IC50 maka Ekstrak kental Kadar total fenol
semakin tinggi aktivitas antioksidan (Armala,
2009). Dari hasil penelitian didapatkan bahwa Maserasi 7,792 mgGAE/gr
ekstrak hasil sokletasi mempunyai aktivitas Sokletasi 9,532 mgGAE/gr
antioksidan yang paling tinggi dibandingkan
dengan ekstrak hasil maserasi, hal ini dapat
terjadi karena dengan adanya penambahan Penetapan kadar total fenol dilakukan
suhu pada sokletasi membuat komponen dengan menggunakan ekstrak kental biji kopi
antioksidan yang dibutuhkan dapat terekstrak robusta (Coffea robusta L.) yang diekstraksi
dengan sempurna sehingga semakin banyak dengan cara maserasi dan sokletasi. Prinsip
komponen yang terlarut maka semakin besar pengukuran kadar total fenol dengan
aktivitas antioksidannya (Nurhasnawati, menggunakan reagen Follin-Ciocalteu yaitu
2014). Meskipun kedua metode menunjukkan berdasarkan kekuatan mereduksi dari gugus
aktivitas antioksdian yang sama-sama dalam hidroksi fenol yang ditandai dengan
kategori sedang, dapat disimpulkan bahwa terbentuknya senyawa kompleks berwarna
perbedaan metode ekstraksi berpengaruh biru kehitaman (Pourmorad dkk, 2006).

Hilma dkk
16 Jurnal Ilmiah Bakti Farmasi, 2020, V(1), hal. 11-18

Sebagai standar pengukuran menggunakan SIMPULAN


asam galat, karena merupakan turunan dari
asam hidroksibenzoat yang tergolong asam Pengujian antioksidan ekstrak kental biji
fenol sederhana dan bersifat stabil (Lee dkk, kopi robusta (Coffea robusta L.) diperoleh
2003) nilai IC50 dari ekstraksi metode maserasi
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan sebesar 140,95 ppm dan nilai IC50 dari
diketahui bahwa kandungan total fenol ekstraksi metode sokletasi sebesar 117,50
memiliki hubungan yang berbanding lurus ppm yang keduanya termasuk dalam kategori
dengan aktivitas antioksidannya menyatakan antioksidan sedang.
bahwa nilai total fenol yang paling tinggi, Pengujian total fenol ekstrak kental biji
mempunyai aktivitas antioksidan yang paling kopi robusta (Coffea robusta L.) diperoleh
tinggi pula yaitu pada ekstrak biji kopi kadar fenol dari ekstraksi metode maserasi
robusta (Coffea robusta L.) hasil ekstraksi sebesar 7,792 mgGAE/gr sampel dan
maserasi nilai IC50 sebesar 140,95 ppm dan ekstraksi metode sebesar 9,532 mgGAE/gr
kandungan fenolnya 7,792 mgGAE/gr sampel sampel.
yang artinya dalam setiap gram ekstrak setara
dengan 7,792 mg asam galat dan pada ekstrak DAFTAR PUSTAKA
hasil sokletasi sebesar 117,5 ppm dengan
kandungan fenolnya 9,532 mgGAE/gr sampel Alfiana D. H. 2013. Ekstraksi minyak melati
yang artinya dalam setiap gram ekstrak setara (Jasminum Sambac), kajian jenis pelarut
dengan 9,532 mg asam. Hal ini terjadi karena dan lama ekstraksi. (Skripsi). Malang:
dari kemampuan gugus fenol (-OH) untuk Fakultas Teknologi Pertanian Universitas
mengikat radikal bebas dengan memberikan Brawijaya.
atom hidrogennya melalui proses transfer Andayani, R. (2008). Penentuan aktivitas
elektron, sehingga fenol berubah menjadi antioksidan kadar fenolat total dan
radikal fenoksil. Radikal fenoksil yang likopen pada buah tomat (Solanamum
terbentuk sebagai hasil reaksi fenol dengan lycopersicum L.). (Skripsi) Padang:
radikal bebas kemudian akan menstabilkan Fakultas Farmasi Universitas Andalas
diri melalui efek resonansi. Karena alasan ini Armala, M.M. 2009. Daya antioksidan fraksi
maka derivat dari fenol merupakan donor air ekstrak herba kenikir (Cosmos
hidrogen yang baik yang dapat menghambat caudatus H. B. K.) dan profil KLT.
reaksi yang terjadi oleh senyawa radikal. (Skripsi). Yogyakarta: Fakultas Farmasi
Senyawa fenol disebut juga sebagai inhibitor Universitas Islam Indonesia.
radikal (Janeiro dan Brett, 2004). Chairgulprasert, V. Dan K. Kittiya. 2017.
Dari hasil perhitungan total fenol Preminary phytochemichal screening and
didapatkan bahwa ekstraksi sokletasi antioxidant of robusta coffe blossom.
menunjukkan kandungan total fenol dengan Thammasat International Journal of
nilai yang lebih tinggi dikarenakan adanya Science an Tecnology. 22(1): 1-8.
pengaruh suhu pada proses sokletasi Ciptaningsih, E. 2012. Uji aktivitas
mempengaruhi senyawa fenolik yang ditarik. antioksidan dan karakteristik fitokimia
Semakin tinggi suhu ekstraksi, maka pada kopi luwak arabika dan
kelarutan senyawa fenolik semakin pengaruhnya terhadap tekanan darah
meningkat. Perlakuan panas pada sokletasi tikus normal dan tikus hipertensi. (Tesis).
dapat membebaskan dan mengaktifkan berat Depok: Fakultas Matematika dan
molekul rendah dari sub unit molekul polimer pengetahuan alam. Universitas Indonesia
yang berberat molekul tinggi sehingga efektif Isnindar, Wahyuono, S., & Setyowati, E. P.
untuk meningkatkan kandungan fenolik 2011. Isolasi dan identifikasi senyawa
dalam suatu sampel tanaman (Jeong dkk, antioksidan daun kesemek (Diospyros
2004). kaki Thunb.) dengan metode DPPH (2,2-
difenil-1-pikrilhidrazil). Majalah Obat
Tradisional. 16(3): 157-164.

Hilma dkk
Jurnal Ilmiah Bakti Farmasi, 2020, V(1), hal. 11-18 17

Janeiro, P., dan Brett, A.M.O, 2004. Catechin Pourmorad, F., Hossenimehr, S.J.,
electrochemical oxidation mechanisms. Shahabimajd, N, 2006. Antioxidant
P. Janeiro, A.M. Oliveira Brett/Analytica activity, phenol and flavonoid contents of
Chimica Acta. 518(1-2): 109–115. some selected Iranian medicial plants.
Jeong, S.M., Kim S.Y., Kim D.R., Jo, S.C., African Journal of Biotechnology.
Nam, D.U., dan Lee S.C. 2003. Effect of 5(11):1142-1145.
heat treatment on the antioxidant activity Kadri, M.F.A., Sunarni, T., Pamudji, G., dan
of extracts from citrus peels. J.Agric. Zamzani, I., 2019. Aktivitas antioksidan
Food Chem. 52: 3389-3393. ekstrak etanol daun pelawan
Lee, K.W., Kim Y.J., Lee H.J., dan Lee C.Y., (Tristaniopsis Obovate. Benn) dengan
2003. Cocoa has more phenolic metode penangkapan radikal bebas 2,2-
phytochemical and a higher antioxidant Difenil-1-Pikrilhidrazil. Journal of
capacity then teas and red wine. Journal current pharmaceutical sciences. 2(2):
of Agricultural Food Chemistry. 51(25): 167-172.
7292-7295. Sedjati, S., Suryono, Santosa, A.,
Nurhasnawati, H., Sukarmi, Handayani, F., Supriyantini, e. dan Ridlo, A., 2017.
2017. Perbandingan metode ekstraksi Aktivitas antioksidan dan kandungan
maserasi dan sokletasi terhadap aktivitas senyawa fenolik makroalga coklat
antioksidan ekstrak etanol daun jambu (Sargassum sp.). Jurnal Kelautan Tropis.
bol (Syzygium malaccense L.), Jurnal 20(2):117–123.
Ilmiah Manuntung. 3(1): 91-95. Shebis, Y., Iluz, D., Kinel-Tahan, Y.,
Ong, K.,W., Annie, H., Kwong H.T., Dubinsky, Z., and Yehoshhua, Y. 2013.
2013.Anti-diabetic and anti-lipidemic Natural antioxidants: Function and
effects of chlorogenic acid are mediated sources. Review. Food and Nutrition
by AMPK Activation. Biochemical Sciences. (4): 643-649.
Pharmacology. 85(9): 1341-1351. Wigati, E.I, Pratiwi, P., Nissa , T.F., dan
Puspitasari, A,D.,dan Proyogo,L.S., 2017. Utami, N.F. 2018. uji karakteristik
Perbandingan metode ekstraksi maserasi fitokimia dan aktivitas antioksidan biji
dan sokletasi terhadap kadar fenolik total kopi robusta (Coffea canephora Pierre)
ekstrak etanol daun kersen (Muntingia dari Bogor, Bandung, dan Garut dengan
calabura) Jurnal Ilmiah Cendikia Metode DPPH (1,1-diphenyl-2-
Eksakta. 2(1). 1-8 picrylhydrazyl). Fitofarmaka. 8(1): 53-
59.

Hilma dkk
18 Jurnal Ilmiah Bakti Farmasi, 2020, V(1), hal. 11-18

Hilma dkk

Anda mungkin juga menyukai