Anda di halaman 1dari 4

Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada

Volume 17 Nomor 2 Agustus 2017

SKRINING FITOKIMIA DAN ANALISIS KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS


SENYAWA ALKALOID DARI BERBAGAI EKSTRAK KOPI ROBUSTA
( Coffea canephora)

Screening Phytochemistry and Analysis Thin Layer Chromatography Alkaloid Compound


of Various Extract Coffee Robusta ( Coffea canephora )

Anindita Tri Kusuma Pratita


Program Studi S1 Farmasi STIKes Bakti Tunas Husada
Tasikmalaya 46115 Email: aninditapolar@gmail.com

ABSTRAK

Kopi merupakan komoditi yang banyak terdapat di Indonesia, kafein merupakan senyawa
metabolit sekunder yang banyak terdapat pada kopi. Kafein merupakan sejenis golongan alkaloid
heterosiklik yang dapat berfungsi sebagai stimulant, serta merelaksasi otot polos terutama pada otot
polos bronkus dan stimulus jantung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui rendemen
ekstrak dari metode maserasi bertingkat, serta kandungan metabolit sekunder ekstrak dengan
menggunakan pelarut yang berbeda. Penelitian ini menggunakan kopi robusta yang dilakukan ekstraksi
dengan menggunakan metode maserasi bertingkat menggunakan pelarut n-heksan, etil asetat dan
etanol, masing-masing ekstrak yang dihasilkan kemudian dilakukan skrining fitokimia dan pemantauan
ektrak dengan menggunakan KLT. Hasil yang didapat dari 200 gram simplisia didapat rendemen n-
heksan sebanyak 35%, etil asetat 31,26% dan etanol 27,68%. Pada skrining fitokimia simplisia, ekstrak
n-heksan, etil asetat dan etanol diketahui simplisia dan ekstrak etanol positif mengandung alkaloid,
flavonoid, tannin, fenol, monoterpenoid dan seskuiterpenoid, kuinon dan kumarin, Ekstrak etil asetat
positif mengandung alkaloid, flavonoid, kuinon dan kumarin, sedangkan ekstrak n-heksan positif
alkaloid, monoterpenoid, seskuiterpenoid dan kuinon. Pada pemantauan ekstrak dengan KLT diketahui
alkaloid pada ekstrak n-heksan memiliki RF 0,23, pada ekstrak etil asetat 0,78 dan pada ekstrak etanol
0,92.

Kata kunci: kopi robusta, skrining fitokimia, KLT, alkaloid

ABSTRACT

Coffee is a commodity which is much found in indonesia , caffeine is a compound a metabolite


secondary which is much found in coffee .Caffeine is a sort the heterocyclic alkaloid that can serve as
stimulant , as well as smooth muscle relaxing especially on smooth muscle the bronchi and the
stimulus of the heart .The purpose of this study is to find rendemen an extract from a method of
terraced maceration , as well as the content of a metabolite secondary extract by using a different
solvent This research using robusta coffee done extraction with using maceration terraced methods
used n-heksan , ethyl acetate and ethanol, each extract would be phytochemical screening and
monitoring by using TLC .The results from 200 gram simplicia obtained n-hexan rendemen 35 % ,
ethyl acetate 31,26 % and ethanol 27,68 % . In simplicia phytochemical screening , extract n-hexan ,
ethyl acetate and ethanol known ethanol extract positive contain alkaloid , flavonoid , tannin , phenol ,
monoterpenoid and sesquiterpenoid , quinones and coumarin , an ethyl acetate extract positive contain
alkaloid , flavonoid , quinones and coumarin , while n-hexan extract positive an alkaloid ,
monoterpenoid , seskuiterpenoid and quinone .On monitoring extract by TLC known alkaloid on n-
hexan extract having rf 0.23, on ethyl acetate extract 0,78 and on ethanol extract 0.92 .

Keywords: robusta coffee, phytochemical screening, TLC, alkaloid

LATAR BELAKANG 90% area penanaman kopi Indonesia


Kopi merupakan salah satu terdiri dari kopi robusta (Prastowo et al,
komoditas penting dari Indonesia. 2010).
Pemeliharaan yang mudah serta Kopi robusta mengandung
produksinya yang tinggi menyebabkan berbagai senyawa kimia yang bermanfaat,

198
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 17 Nomor 2 Agustus 2017

diantaranya kafein, trigolenin, glukosa, pula pemantauan dengan metode


protein, teofilina, asam klorogenat, tannin, kromatografi lapis tipis (KLT) untuk
mineral, serta berbagai komponen volatile. mengetahui senyawa alkaloid pada
Namun kandungan yang paling tinggi masing-masing ekstrak secara spesifik.
berupa kandungan kafein yaitu sekitar 1,5-
BAHAN DAN METODE
2,5% (Budiman et al, 2015).
Penelitian ini dilaksanakan pada
Kafein merupakan sejenis alkaloid
bulan Oktober 2016 hingga Februari 2017
heterosiklik golongan metilxantin.
di Laboratorium Farmakognosi, STIKes
Molekul ini secara alami terdapat dalam
Bakti Tunas Husada Tasikmalaya. Bahan
banyak jenis tumbuhan sebagai metabolit
dan alat yang digunakan adalah Alat
sekunder. Untuk tumbuhan, kafein
penggiling simplisia, cabinet dryer, vacum
berfungsi sebagai pestisida alami yang
rotatory evaporator, tabung reaksi, mortar
melumpuhkan dan membunuh serangga,
dan stamper, corong, kertas saring, pipet
sedangkan pada manusia kafein dapat
tetes, spirtus, kaki tiga, kasa, plat KLT,
berfungsi sebagai stimulant, dan
Chamber, serta alat-alat gelas standar
merelaksasi otot polos terutama pada otot
laboratorium, Kopi robusta (Coffea
polos bronkus dan stimulus jantung
canephora) ammonia encer, kloroform,
(Budiman 2015; Baskoro, 2015)
asam klorida 2 N, ereaksi meyer, logam
Saat ini telah banyak penelitian
magnesium, NaOH, pereaksi dragendroff,
mengenai isolasi kafein pada kopi robusta.
n-hexan, etil asetat, etanol, FeCl3, gelatin
penelitian yang telah dilakukan diketahui
1%, HCl, asam klorida 5 N, eter,
menggunakan metode refluks. Namun,
anisaldehid, asam sulfat, petroleum eter,
ternyata pada metode refluks hanya
pereaksi Lieberman burchard.
menghasilkan rendemen yang sedikit,
Penelitian ini meliputi ekstraksi
yaitu sekitar 0,32% (Budiman, 2015).
kopi robusta, skrining ekstrak dan
Oleh karena itu pada penelitian ini
pemantauan ekstrak.. pembuatan ekstrak
digunakan metode maserasi untuk
dilakukan dengan metode maserasi
meningkatkan rendemen ektrak. Selain itu
bertingkat menggunakan pelarut n-heksan,
digunakan pula metode maserasi
etil asetat dan etanol. Setelah diperoleh
bertingkat, dengan memakai berbagai
ekstrak kental lalu masing-masing ekstrak
jenis pelarut dengan tingkat kepolaran
dilakukan skrining fitokimia meliput
yang berbeda diharapkan akan
identifikasi senyawa secara kualitatif
menghasilkan senyawa tertentu yang
senyawa alkaloid, flavonoid, tannin,
terekstrak secara spesifik pada tiap pelarut
fenolik, saponin, monoterpenoid,
yang digunakan. Masing-masing ekstrak
seskuiterpenoid, steroid, triterpenoid,
yang dihasilkan akan dilakukan penapisan
kuinon dan kumarin. Ekstrak yang positif
fitokimia untuk mengetahui senyawa apa
mengandung alkaloid kemudian dipantau
saja yang terkandung. Selain itu diakukan
199
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 17 Nomor 2 Agustus 2017

dengan menggunakan kromatografi lapis belum sempurna. Perlu dilakukan


tipis dengan penyemprot bercak sesifik pemisahan lebih lanjut untuk melakukan
dragendroff. isolasi senyawanya.
Skrining fitokimia berguna untuk
HASIL DAN PEMBAHASAN
mengetahui kandungan senyawa yang
Rendemen Ekstrak
terdapat dalam bahan, hasil dipengaruhi
Perhitungan rendemen ekstrak
oleh pemilihan pelarut serta metode
perlu dilakukan untuk mengetahui jumlah
ekstraksi yang digunakan. Kandungan
senyawa yang dapat diekstraksi pada
senyawa bioaktif suatu tumbuhan
pelarut-pelarut yang digunakan.
mengalami perbedaan disebabkan juga
Dari hasil perhitungan diketahui
oleh beberapa faktor, diantaranya faktor
bahwa ekstrak n-heksan, etil asetat dan
lingkungan seperti tinggi tempat, jenis
etanol berturut-turut memiliki %
tanah, iklim dan pembentukan metabolit
rendemen sebesar 35%, 31,26% dan
sekunder di dalam tanaman yang
27,68%. Hasil rendemen ekstrak yang
dipengaruhi oleh suhu, pH, aktivitas air
tinggi kemungkinan disebabkan oleh
dan intensitas cahaya (Fransworth, 1966).
kurangnya penguapan pelarut sebelum
Pemantauan Ekstrak
penimbangan.
Masing-masing ekstrak yang
Skrining Fitokimia
dihasilkan dari maserasi bertingkat
Skrining fitokimia dilakukan
kemudian dipantau kandungan kimianya
terhadap simplisia dan ekstrak. Skrining
menggunakan kromatografi lapis tipis.
fitokimia meliputi pemeriksaan kualitatif
Pengembang yang digunakan adalah
terhadap senyawa alkaloid, flavonoid,
kloroform:etanol (24:1). Penampak bercak
tannin, fenolik, saponin, monoterpenoid
yang digunakan adalah Dragendroff.
dan seskuiterpenoid, steroid dan
KLT yang telah disemprot dengan
triterpenoid, kuinon dan kumarin.
pereaksi Dragendroff yang merupakan
Hasil skrining fitokimia diketahui
penampak bercak spesifik untuk senyawa
bahwa simplisia mengandung golongan
alkaloid, menunjukan adanya bercak
senyawa flavonoid, saponin, fenol, tanin,
berpendar berwarna kuning terang
dan kuinon. Simplisia kemudian
dibawah lampu UV λ 366 nm,
diekstraksi menggunakan etanol dengan
menunjukan seluruh ektrak positif
metode maserasi dan diperoleh ekstrak
mengandung golongan senyawa alkaloid.
kental sebesar 12,65%. Hasil skrining
RF yang dihasilkan dari ekstrak n-heksan,
fitokimia ekstrak etanol menunjukan
etil asetat dan etanol adalah 0,23; 0,73;
ekstrak mengandung senyawa golongan
dan 0,93.
flavonoid, fenol, tanin dan kuinon.
Senyawa alkaloid terdapat pada seluruh
ekstrak menandakan bahwa ekstraksi

200
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 17 Nomor 2 Agustus 2017

SIMPULAN alkaloid pada Biji Kopi Robusta


Rendemen ekstrak kopi robusta (Coffea robusta Lindl. Ex De Will)
dari 200 gram simplisia didapat rendemen dengan Cara Kromatografi Lapis
n-heksan sebanyak 35%, etil asetat Tipis, Skripsi Program Sarjana,
31,26% dan etanol 27,68%. Pada skrining STIKes Muhamadiyah Klaten, 54-
fitokimia simplisia kopi robusta, ekstrak 56
n-heksan, etil asetat dan etanol diketahui Erowid, 2011. Caffeine Chemistry. The
simplisia dan ekstrak etanol positif Vaults of Erowid.
mengandung alkaloid, flavonoid, tannin, Fransworth, N.R. (1966): Biological and
fenol, monoterpenoid dan seskuiterpenoid, Phytochemical Screening of
kuinon dan kumarin, Ekstrak etil asetat Plants, Journal of Pharmaceutical
positif mengandung alkaloid, flavonoid, Science. 22 (3), 226-276.
kuinon dan kumarin, sedangkan ekstrak n- Misra, H., Mehta, D., Mehta, B.K., Soni,
heksan positif alkaloid, monoterpenoid, M., and Jain, D.C., 2008. Study of
seskuiterpenoid dan kuinon. Pada Extraction and HPTLC – UV
pemantauan ekstrak dengan KLT Method for Estimation of Caffeine
diketahui alkaloid pada ekstrak n-heksan in Marketed Tea (Camellia
memiliki RF 0,23, pada ekstrak etil asetat sinensis) Granules. International
0,78 dan pada ekstrak etanol 0,92. Journal of Green Pharmacy: 47-
51.
DAFTAR PUSTAKA
Panggabean, E. (2011). Buku Pintar
Beskono, H. R. (2014): Uji Aktivitas
Kopi, PT Agro Media Pustaka.,
Antioksidan pada Ekstrak Biji
124-132.
Kopi Robusta (Coffea canephora)
Prastowo, B., Karnawati, E., Rubijo.,
dengan Metode DPPH, Skripsi
Siswanto., Indrawanto, C., dan
Program Sarjana, UIN Syarif
Munarso, S. J. (2010): Pusat
Hidayatullah, 1-2.
Penelitian dan Pengembangan
Bond, O., 2011. How Caffeine Affects
Perkebunan, 1-3.
The Nervous System
Syarif, A.et al., 2009. Farmakologi dan
Brain, M., Bryant, C.W., Cunningham,
Terapi. 5thed. Jakarta: Balai
M., 2000. How Caffeine Works .
Penerbit Fakultas Kedokteran
How Stuff Works.
Universitas Indonesia.
Budiman, H., Rahmawati, F., dan Sanjana,
F. (2015): Isolasi dan Identifikasi

201

Anda mungkin juga menyukai