2 (Maret, 2019)
ABSTRAK
Radikal bebas merupakan salah satu penyebab terjadinya penyakit degenaratif, sehingga perlu adanya
senyawa antioksidan lainnya untuk mengurangi radikal bebas yang dapat menyebabkan kerusakan sel.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antioksidan ektrak etanol daun pelawan (Tristaniopsis
obovate. Benn) dibandingkan dengan senyawa rutin. Pengujian aktivitas antioksidan ekstrak etanol daun
pelawan menggunakan metode penangkapan radikal bebas 2,2’-difenil-1-pikrilhidrazil (DPPH) dan rutin
sebagai pembanding. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan peningkatan konsentrasi ekstrak etanol
daun pelawan dan pembanding rutin maka semakin besar pula persen penangkapan radikal bebas DPPH.
Hasil aktivitas antioksidan ekstrak etanol daun pelawan dengan IC 50 sebesar 14,020 ppm dan standar rutin
dengan IC50 sebesar 4,837 ppm.
ABSTRACT
Free radical is one of the causes of degenerative diseases; therefore, it is needed another antioxidant to
diminish cell damage. This research aims at investigating antioxidant activity of ethanol extract of Pelawan
leaf (Tristaniopsis obovate. Benn) compared to regular substance. The testing of antioxidant activity of
Pelawan leaf’s extract utilized the method of capturing 2,2’-diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH) free radical and
regular substance as a standard of comparison. The result shows that the increase of concentration of ethanol
extract impacted the high percentage of the capture of DPPH free radical. The result of antioxidant activity of
Pelawan leaf’s extract with IC50 was14.020 ppm, and regular standard with IC 50 was 4.837 ppm.
journal.umbjm.ac.id/index.php/jcps 167
ISSN : 2598-2095 Vol. 2 No. 2 (Maret, 2019)
journal.umbjm.ac.id/index.php/jcps 168
ISSN : 2598-2095 Vol. 2 No. 2 (Maret, 2019)
journal.umbjm.ac.id/index.php/jcps 169
ISSN : 2598-2095 Vol. 2 No. 2 (Maret, 2019)
Tabel 1. Hasil skrening fitokimia ekstrak etanol daun pelawan (Tristaniopsis obovate. Benn)
No Kandungan Reaksi Hasil Pustaka Kesimpulan
Tahap awal analisis menggunakan didapatkan dari persamaan regresi linear. Nilai
spektrofometer UV-Visible yaitu penentuan waktu persentase inhibisi makin besar sebanding dengan
oprasional (operating time). Waktu yang konsentrasi sampel, hal ini dikarenakan radikal
dibutuhkan larutan untuk menyerap sinar dengan bebas DPPH mereduksi radikal hidrogen dari
serapan yang stabil. Hal ini ditujukan bahwa DPPH senyawa antioksidan untuk membentuk DPPH-II.
telah mampu beraksi optimal dengan senyawa uji Berkurangnya radikal bebas ditandai dengan
dan standar rutin. Hasil penelitian standar rutin adanya perubahan warna larutan dari ungu menjadi
menunjukan serapan stabil pada waktu 25 menit kuning pucat hal ini berkorelasi dengan nilai
sampai 29 menit sedangkan untuk ekstrak etanol persentase inhibisi dimana semakin besar nilai
daun pelawan pada waktu 26 menit sampai 30 perentase inhibisi menunjukan ekstrak tersebut
menit. memiliki aktivitas antioksidan yang sangat kuat
Pengukuran absorbansi dilakukan pada (Suryohudoyo, 1993).
panjang gelombang serapan maksimal. Menurut Pada gambar 1 menunjukan bahwa senyawa
Suryanto et al (2003) menerangkan bahwa serapan yang bersifat sebagai antioksidan seperti flavonoid
panjang gelombang maksimum untuk larutan akan menangkap atau mereduksi radikal DPPH,
DPPH dalam etanol sebesar 515-517 nm. Hasil kemudian molekul DPPH akan mendonorkan atom
penelitian menunjukan bahwa serapan panjang hidrogen sehingga akan membentuk
gelombang maksimum untuk larutan DPPH adalah difenilpikrilhidrazin yang bersifat non radikal.
515 nm dengan nilai absorbansi sebesar 0,722 Molekul DPPH yang masih tersisa akan dibaca
untuk rutin dan serapan panjang gelombang pada panjang gelombang 525 nm yang ditunjukan
maksimum untuk ekstrak etanol daun pelawan dengan berkurangnya warna ungu dari radikal
adalh 516 nm dengan nilai absorbansi sebesar DPPH menjadi warna kuning pucat sebagai warna
0,868. dari golongan pikril (Molyneux, 2004).
Absorbansi dan persentase inhibisi ekstrak
etanol dapat dlihat pada Tabel 2. Aktivitas
antioksidan dinyatakan dengan nilai IC 50 dan
Tabel 2. Absorbansi, persentase inhibisi dan nilai IC50
journal.umbjm.ac.id/index.php/jcps 170
ISSN : 2598-2095 Vol. 2 No. 2 (Maret, 2019)
+ AH AH
Tabel 2 menunjukkan bahwa ekstrak etanol ppm dan standar flavonoid yaitu rutin memiliki nilai
daun pelawan memiliki nilai IC50 sebesar 14,020 IC50 sebesar 4,837 ppm. Nilai IC50 dari ekstrak
journal.umbjm.ac.id/index.php/jcps 171
ISSN : 2598-2095 Vol. 2 No. 2 (Maret, 2019)
etanol daun pelawan jauh lebih besar dari nili IC50 Pelawan (Tristaniopsis Obovata)
senyawa standar rutin. Hal ini menunjukkan bahwa Terhadap Bakteri Echercia Coli. Jurnal
data aktivitas antioksidan ekstrak etanol daun penelitian sains. Jurusan Kimia FMIPA.
pelawan 3 kali lebih kecil dibandingkan dengan Universitas Srwijaya Sumatera Selatan.
daya aktivitas antioksidan senyawa standar rutin. Pietta Pier-Giorgio, 2000, Flavonoids as
Hal ini dikarenakan kadar senyawa flavonoid yang Antioxidants. J. Nat. Prod. 2000, 63,
terkandung dalam ekstrak etanol daun pelawan 1035-1042
lebih sedikit dibandingkan senyawa turunan Robinson T. Kandungan Organik Tumbuhan
flavonoid yaitu rutin. Tingkat Tinggi. Padmawinata K,
penerjemah; Bandung: ITB. Terjemahan
KESIMPULAN dari: The Organic Constituents of Higher
Plants. 1995.
Ekstrak etanol daun pelawan memiliki aktivitas
antioksidan dengan metode penangkapan radikal Silalahi, J., 2002, Senyawa polifenol sebagai
bebas DPPH. Nilai IC50 dari ekstrak etanol daun komponen aktif yang berkhasiat dalam
teh. Majalah Kedokteran Indonesia., 52
pelawan sebesar 14.02±1.08 ppm. Hasil analisis
ini menunjukan bahwa ekstrak etanol daun (10): 361-4.
pelawan mempunyai aktivitas antiradikal yang Suryanto, E., Sastroamidjojo H., Raharjo S., dan
Tranggono, 2003, Antiradical of
lebih kecil dibandingkan rutin (nilai IC50 4.837±0.03
ppm). Andaliman (Zanthoxylum
acanthopodium DC) Fruit Extract,
DAFTAR PUSTAKA Departement of Chemistry, Fac of
Mathematic and Natural Science,
Anonim, 2008, Farmakope Herbal Indonesia, Edisi Gadjah Mada Univercity, Yogyakarta.
1, Departemen Kesehatan Republik Suryohudoyo,P. 1993. Oksidan, Antioksidan, dan
Indonesia, Jakarta. Radikal Bebas. Laboratorium Biokimia
Cuvelier et al. 1994. Use of a Free Radical Method Fakultas Kedokteran Unair, Surabaya.
to Evaluate Antioxidan Activity. 28.25-30
(1995)
Kissinger, Thamrin G, Muhayah R. 2012.
Konservasi Keanekaragaman Hayati
Hutan Kerangas Berbasis Penemuan
Bioaktivitas Tumbuhan Sebagai
Antidiabetes. Banjarmasin: Prosiding
Insinas. Universitas Lambung
Mangkurat.
Molyneux, P., 2004, The use of the stable free
radical diphenyl picrylhydrazyl (DPPH)
for estimating antioxidant activity,
Journal Science of Technology.
Mustikasari K, Ariyani D. Studi Potensi Binjai
(Mangifera caesia) dan Kasturi
(Mangifera casturi) sebagai Antidiabetes
melalui Skrining Fitokimia pada Akar
dan Batang. Sains dan Terapan Kimia.
2008. 2:64 – 73.
Panagan AT dan Nirwan Syarif 2009. Uji Daya
Hambat Asap Cair Pirolisis Kayu
journal.umbjm.ac.id/index.php/jcps 172