Anda di halaman 1dari 9

ad-Dawaa’Jour.Pharm.Sci. Vol. 1 No.

Perbandingan Metode Ekstraksi terhadap Kadar Flavonoid Total dan


Aktivitas Antioksidan Batang Boehmeria virgata

Comparison of Extraction Methods on Total Flavonoid Content and Antioxidant


Activity of Boehmeria virgata Stem

M.Rusdi1, Tahirah Hasan2, Ardillah2, Evianti2


1
Jurusan Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, Jl H.M.
Yasin Limpo No.36 Kecamatan Sombaopu Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan
2
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Islam Makassar, Jl. Perintis Kemerdekaan KM.9
No.29, Tamalanrea Indah, Tamalanrea, Kota Makassar, Sulawesi Selatan

Kontak : muhammad.rusdi@uin-alauddin.ac.id

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan metode ekstraksi terhadap kandungan flavonoid total dan
aktivitas antioksidan ekstrak batang Boehmeria virgata. Batang Boehmeria virgata diekstraksi melalui dua metode
ekstraksi yaitu refluks dan maserasi. Kandungan flavonoid total ditentukan dengan menggunakan metode aluminium
klorida dan dihitung sebagai ekivalen kuersetin (QE). Aktivitas antioksidan diukur dengan menggunakan
spektrofotometer UV-VIS. Hasil penelitian menunjukkan aktivitas antioksidan (Uji DPPH) ekstrak Boehmeria
virgata (Forst) Guill yang diperoleh melalui metode refluks lebih baik daripada dengan metode maserasi (IC50 pada
30,58 μg /mL) karena menunjukkan kandungan flavonoid lebih tinggi (sampel 2,554 mg QE / g).

Kata Kunci : Boehmeria virgata, metode ekstraksi, Flavonoid, Antioksidan

ABSTRACT
The research aim is to comparise extraction methods on total flavonoid content and antioxidant activity of
extract of Boehmeria virgata (Forst) Guill stem. Boehmeria virgata stem was extracted by two methods i.e reflux
and maceration. Total flavonoid content determined using the aluminium chloride method and calculated as
quercetin equivalents (QE). The antioxidant activity (DPPH assay) measured using a UV-VIS spectrophotometer.
The results showed that the antioxidant activities of Boehmeria virgata extracts using reflux extraction was better
than maceration extraction method (IC50 at 30,58 µg / mL) since it shows higher total flavonoid content (2,554 mg
QE / g sample).

Keywords : Boehmeria virgata, extraction method, total flavonoid content, antioxidant

PENDAHULUAN metanolik akar rami (Boehmeria nivea)


Tumbuhan Parang Romang (Boehmeria menunjukkan efek antidiabetik,
virgata [Forst] Guill) dengan famili antihiperlipidemik, & antioksidan (Sancheti,
urticaceae sering digunakan sebagai obat et al., 2011) . B. nivea var. Nivea dan B. nivea
kanker oleh masyarakat Sulawesi Selatan var. Tenacissima, juga menunjukkan efek
(Manggau, et al., 2011). Tumbuhan ini antioksidan berdasarkan pada peroksidasi
banyak ditemukan di daerah pegunungan lipid yang diinduksi FeCl2-askorbat pada
Sulawesi Selatan. homogenat hati tikus (Lin, M.H., Lo, & Lin,
Penelitian yang membahas tumbuhan 1998). Ekstrak B. platyphylla menunjukkan
Parang romang dan tumbuhan dari famili efek antiradikal bebas dengan IC50 sebesar
yang sama telah banyak dilaporkan. Ekstrak 144,72 μg / ml dan kandungan flavonoid

16
ad-Dawaa’Jour.Pharm.Sci. Vol. 1 No. 1

sebesar 21,12 ± 0,23 mg kuercetin/g (Nazmul Molekul DPPH merupakan senyawa radikal
I, et al., 2016). Ekstrak etanol batang parang bebas yang stabil, memberikan warna ungu
romang dengan dosis 50 mg/kg BB memiliki dengan absorbansi kuat pada panjang
efek hipoglikemik, menurunkan glukosa gelombang sekitar 520 nm (Molyneux, 2004).
darah mencit jantan (Rusdi, Jannah, Fauziah, Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
& Bariun, 2017). Penelitian lainnya pengaruh perbedaan metode ekstraksi
menunjukkan ekstrak akar Parang Romang terhadap kadar flavanoid total ekstrak Batang
mengandung golongan alkaloid, terpenoid, Parang Romang dan aktivitas antioksidannya
fenolik, flavonoid (Rusdi, 2014) dengan metode peredaman radikal bebas
Flavonoid merupakan senyawa metabolit DPPH.
sekunder yang terbentuk melalui jalur METODE PENELITIAN
sikimat. Sikimat diproduksi dari unit Alat dan Bahan
sinnamoil-CoA dengan perpanjangan rantai Alat-alat yang digunakan adalah
menggunakan 3 malonil-CoA. Enzim seperangkat alat maserasi, seperangkat alat
khalkhon synthase menggabungkan senyawa refluks, rotavapor (Ika® RV 10 basic),
ini menjadi khalkon. Khalkon adalah spektrofotometer UV-Vis (Termo scientific
prekursor turunan flavonoid pada banyak evolution 201), dan timbangan analitik.
tanaman (Dewick, 2002). Flavonoid berperan Bahan-bahan yang digunakan adalah
sebagai antioksidan dengan cara Aluminium klorida, 1,1-difenil-2-pikrihidrazil
mendonasikan atom hidrogennya atau melalui (DPPH), air suling, etanol teknis (96%),
kemampuannya mengkelat logam, biasanya kalium asetat, kertas whatman, metanol,
dalam bentuk glukosida atau dalam bentuk simplisia batang Parang romang (Boehmeria
aglikon (Cuppett, 1954). Antioksidan adalah virgata (Forst) Guill), standar kuersetin dan
senyawa yang dapat menghambat oksidasi vitamin C.
dengan cara menangkap radikal bebas Pembuatan ekstrak
(Pokorny, Yanishlieva, & Gordon, 2001) Metode Maserasi
Pengukuran kadar flavonoid total ekstrak Sebanyak 300 g simplisia batang Parang
dihitung dengan menggunakan Romang dimasukkan dalam wadah maserasi,
spektrofotometer UV-Vis pada panjang dibasahkan sedikit dengan etanol 96 %,
gelombang maksimum dengan pembanding kemudian ditambahkan etanol 96% hingga 2
kuersetin. Pengujian aktivitas antioksidan Liter dan dibiarkan selama 2 hari pada
ekstrak batang Parang Romang dilakukan temperatur kamar terlindung dari cahaya
dengan menggunakan metode peredaman sambil sesekali diaduk, selanjutnya dilakukan
radikal bebas DPPH untuk memperoleh nilai penyaringan. Residu dilakukan remaserasi
persen pengujian kapasitas antioksidan IC50. sebanyak 2 kali. Ekstrak cair yang diperoleh

17
ad-Dawaa’Jour.Pharm.Sci. Vol. 1 No. 1

dikumpulkan, kemudian diuapkan dengan dinyatakan sebagai jumlah mg ekuivalen


rotary evaporator, diperoleh ekstrak kental kuersetin tiap gram ekstrak.
batang Parang Romang hasil maserasi Uji Aktivitas Antioksidan dengan Metode
(EPRM). peredaman radikal bebas DPPH
Metode Refluks Pembuatan Larutan DPPH
Sebanyak 150 gram simplisia batang Larutan DPPH 0,4 mM dibuat dengan cara
parang romang, dimasukkan dalam labu alas menimbang DPPH sebanyak 15,8 mg
bulat 1000 mL, ditambahkan 800 mL etanol dilarutkan dalam gelas kimia menggunakan
96%, direfluks selama 3 jam, didiamkan lalu metanol kemudian dimasukkan dalam labu
disaring. Residu direfluks kembali dengan tentukur 100 mL dan dicukupkan volumenya
700 mL etanol 96% selama 3 jam, didiamkan dengan methanol hingga tanda batas.
lalu disaring. Ekstrak cair yang diperoleh Uji Aktivitas Antioksidan Batang Parang
dikumpulkan, kemudian diuapkan dengan Romang
rotary evaporator, diperoleh ekstrak kental Larutan sampel 500 ppm disiapkan dengan
batang Parang Romang (EPRR). cara menimbang 25,0 mg ekstrak yang
Analisis kuantitatif flavonoid dengan dilarutkan dalam metanol sambil
spektrofotometri UV-Vis dihomogenkan, volume akhir di cukupkan
Larutan standar yang digunakan adalah dengan etanol hingga 50,0 mL. Larutan stock
kuersetin dengan konsentrasi 2, 4, 6, 8 dan 10 masing-masing dipipet 0,4 mL; 0,8 mL; 1,2
ppm. Penetapan kadar flavonoid dalam mL; 1,6 mL; dan 2,0 mL kemudian
ekstrak etanol batang Parang Romang dicukupkan volumenya sampai 5,0 mL
dilakukan dengan melarutkan 10,0 mg ekstrak sehingga diperoleh konsentrasi 40 ppm, 80
dengan metanol volume dicukupkan hingga ppm, 120 ppm, 160 ppm dan 200 ppm.
10,0 mL dan dihomogenkan. Selanjutnya Pengujian dilakukan dengan memipet 0,5
dipipet 1,0 mL dari larutan tersebut ke dalam mL larutan sampel lalu ditambah 3,5 mL
labu ukur 10,0 mL untuk 3 replikasi. Masing- larutan DPPH 0,4 mM. Campuran selanjutnya
masing larutan ditambahkan dengan 0,2 mL dihomogenkan dan serapannya diukur setelah
larutan kalium asetat, 0,2 mL larutan 30 menit pada panjang gelombang 517 nm.
aluminium klorida, 3 mL metanol dikocok
hingga homogen. Air suling ditambahkan
sampai tanda batas dan diamkan pada suhu
ruangan selama 30 menit. Serapan diukur Uji Aktivitas Antioksidan Pembanding
pada panjang gelombang 436,2 nm. Kadar Vitamin C
flavonoid total dihitung dari kurva baku Larutan vitamin C 1000 ppm dibuat
kuersetin. Kandungan flavonoid total dengan cara menimbang sebanyak 10,0 mg

18
ad-Dawaa’Jour.Pharm.Sci. Vol. 1 No. 1

vitamin C dan dilarutkan dengan metanol linear antara konsentrasi (x) dan persen
sambil dihomogenkan, dimasukkan dalam perendaman (y). Nilai persen perendaman
labu tentukur 10,0 mL, dicukupkan dihitung dengan rumus :
volumenya hingga tanda batas. Larutan 1000 (𝐴𝑏𝑙𝑎𝑛𝑔𝑘𝑜 −𝐴𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 )
= x 100%.
𝐴𝑏𝑙𝑎𝑛𝑔𝑘𝑜
ppm kemudian diencerkan menjadi 50 ppm.
Larutan stock 50 ppm dipipet masing-masing
HASIL DAN PEMBAHASAN
0,125 mL; 0,25 mL; 0,5 mL; 1,0 mL; dan 2,0
Sampel yang digunakan dalam penelitian
mL dimasukkan dalam labu tentukur 5,0 mL
ini adalah batang Parang Romang. Ekstrak
kemudian dicukupkan volumenya hingga
etanol batang Parang Romang diperoleh
tanda batas sehingga diperoleh konsentrasi
dengan dua metode ekstraksi yang berbeda
1,25 ppm, 2,5 ppm, 5 ppm, 10 ppm dan 20
yaitu maserasi dan refluks. Maserasi adalah
ppm.
cara ekstraksi sederhana yang dilakukan
Pengujian dilakukan dengan memipet 0,5
dengan merendam simplisia dalam pelarut
mL larutan vitamin C lalu ditambah 3,5 mL
yang sesuai pada temperatur kamar selama
DPPH 0,4 mM. Campuran selanjutnya
beberapa hari. Refluks adalah cara ekstraksi
dihomogenkan dan serapannya diukur setelah
dengan pelarut yang sesuai pada temperatur
30 menit pada panjang gelombang 517 nm.
titik didihnya selama waktu tertentu dan
Besarnya aktivititas antioksidan
dalam jumlah pelarut terbatas yang relatif
dinilai sebagai persen perendaman 50% (IC50)
konstan terhadap pendingin balik.
yang dihitung dari persamaan garis regresi

Tabel 1. Rendamen ekstrak etanol batang Parang Romang


No Metode Ekstraksi Bobot sampel Jumlah pelarut Bobot ekstrak Rendamen
(g) (mL) (g) ekstrak (%)
1 Maserasi 300 5000 7,325 2,442
2 Refluks 150 1400 3,107 2,071

Tabel 2. Kadar flavonoid total Ekstrak etanol batang Parang Romang


Abs Flavonoid total Rata-rata
Sampel Replikasi
(nm) (mg/g) (mg/g)
I 0,075 2,306
Ekstrak hasil
II 0,060 1,935 2,058
Maserasi
III 0,060 1,935
I 0,072 2,232
Ekstrak hasil Refluks II 0,080 2,43 2,554
III 0,103 3,000

19
ad-Dawaa’Jour.Pharm.Sci. Vol. 1 No. 1

Selanjutnya dilakukan uji kuantitatif untuk merupakan flavonoid golongan flavonol yang
menentukan kadar flavonoid total. Uji ini memiliki gugus keto pada atom C-4 dan juga
diawali dengan pembuatan larutan standar gugus hidroksil pada atom C-3 dan C-5 yang
kuersetin dengan berbagai seri konsentrasi. bertetangga. Aluminium klorida bereaksi
Kuersetin digunakan sebagai standar karena dengan kuersetin yang memberikan efek

50

40
% Pengikatan

30

20 y = 1,348x + 8,776
R² = 0,8777
10

0
0 5 10 15 20 25 30
Konsentrasi

Gambar 1. Kurva Pengikatan Radikal Bebas Ekstrak Etanol Batang Parang Romang dengan
Metode Refluks

25

20
% Pengikatan

15

10 y = 0,3996x + 9,682
R² = 0,9803
5

0
0 5 10 15 20 25 30
Konsentrasi

Gambar 2. Kurva Pengikatan Radikal Bebas Ekstrak Etanol Batang Parang Romang dengan
Metode Maserasi

40
35
30
% Pengikatan

25
20 y = 10,619x + 8,8573
15 R² = 0,9647
10
5
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3
Konsentrasi

Gambar 3. Kurva Pengikatan Radikal Bebas Pembanding Vitamin C

20
ad-Dawaa’Jour.Pharm.Sci. Vol. 1 No. 1

batokromik dengan melakukan pergeseran hasil refluks sebesar 2,554 mgEK/g. Hasil
panjang gelombang kearah yang lebih analisis menunjukkan bahwa kadar flavonoid
panjang sehingga masuk ke dalam range total pada ekstrak hasil refluks lebih besar
panjang gelombang ultraviolet dan visibel dibandingkan dengan hasil maserasi. Hal ini
(tampak). kemungkinan disebabkan karena adanya
Untuk pengukuran kadar flavonoid ekstrak proses pemanasan pada metode refluks,
etanol batang Parang Romang, masing- sehingga dapat meningkatkan kemampuan
masing ditimbang 10 mg ekstrak etanol pelarut untuk mengesktraksi senyawa-
batang Parang Romang dan dilarutkan dengan senyawa yang tidak larut dalam suhu kamar,
metanol p.a dalam labu ukur 10 mL, volume sehingga penarikan senyawa lebih maksimal.
dicukupkan sampai tanda batas. Dipipet 1 mL Menurut Chew et al., hasil ekstraksi
ke dalam labu ukur 10 mL untuk tiga dipengaruhi beberapa faktor yaitu jenis,
konsentrasi, masing-masing ditambahkan pelarut, konsentrasi pelarut, ukuran partikel,
metanol, kalium asetat, aluminium klorida suhu, pH dan lama ekstraksi (Chew KK,
dan dicukupkan volume sampai tanda batas 2011).
dengan akuabides dan diukur pada panjang Pemilihan metode refluks dan maserasi
gelombang 436,2 nm. dalam penelitian ini untuk membandingkan
Hasil analisis kadar flavonoid total pada aktivitas antioksidan ekstrak hasil refluks dan
ekstrak etanol batang Parang Romang dengan maserasi. Ekstrak hasil refluks dan maserasi
spektrofotometer UV-Vis, untuk ekstrak hasil kemudian dilakukan uji aktivitas antioksidan
maserasi sebesar 2,058 mgEK/g dan sampel dengan metode peredaman radikal bebas

Tabel 3. Aktivitas Antioksidan terhadap Vitamin C dan Ekstrak Parang Romang


Pengikatan
Standar Konsentrasi Absorbansi IC50
Radikal Bebas
(Pembanding) (ppm) (nm) (ppm)
(%)
0,15 1,198 12,29
0,31 1,195 12,51
Vitamin C 0,62 1,199 12,22 3,87
1,25 1,05 23,13
2,5 0,88 35,47
5 1,148 15,95
10 1,022 25,15
Ekstrak hasil
15 1,005 26,42 30,58
Refluks
20 0,954 30,47
25 0,724 46,99
5 2,371 11,67
10 2,328 13,27
Ekstrak hasil
15 2,243 16,43 100,89
Maserasi
20 2,21 17,67
25 2,159 19,58

21
ad-Dawaa’Jour.Pharm.Sci. Vol. 1 No. 1

DPPH. Metode peredaman radikal bebas parang romang dengan metode maserasi
DPPH digunakan dalam penelitian ini karena memiliki aktivitas antioksidan dengan nilai
memiliki beberapa kelebihan diantaranya IC50 100,27 µg/mL. Hal ini menujukkan
sederhana, mudah, cepat, peka, dan EBHR dikategorikan sebagai antiradikal
menggunkan sedikit sampel. DPPH bebas kuat karena memiliki nilai IC50 antara
merupakan suatu molekul dalam keadaan 10-50 µg/mL, sedangkan EBHM
radikal yang memiliki warna ungu dapat dikategorikan sebagai antiradikal bebas
berubah lemah karena memiliki nilai IC50 antara 100-
menjadi stabil dengan warna kuning oleh 250 µg/mL (Phongpaichit, et al., 2007)
reaksi senyawa antioksidan dengan Pembanding vitamin C memiliki aktivitas
mendonorkan satu atom hidrogen pada DPPH antioksidan dengan nilai IC50 sebesar 3,87
sehingga terjadi peredaman radikal µg/mL. Besarnya antioksidan ekstrak etanol
bebas DPPH. Perubahan warna ini akan berbeda dengan besarnya aktivitas
memberikan perubahan absorbansi pada antioksidan vitamin C. Perbedaan ini dapat
Panjang gelombang maksimum DPPH diartikan bahwa vitamin C memiliki aktivitas
menggunakan spektrofotometer UV-Vis antioksidan lebih kuat dibandingkan ekstrak
sehingga akan diketahui nilai aktivitas etanol. Vitamin C merupakan antikosidan
peredaman radikal bebas yang dinyatakan yang bekerja sebagai oxygen scavengers,
dengan nilai IC50. Nilai IC50 didefnisikan yaitu mengikat oksigen sehingga tidak
sebagai besarnya konsentrasi senyawa uji mendukung reaksi oksidasi. Dalam hal ini,
yang dapat meredam radikal bebas sebanyak vitamin C akan mengadakan reaksi dengan
50%. (Molyneux, 2004). oksigen yang berada dalam system sehingga
Hasil analisis aktivitas antioksidan ekstrak jumlah oksigen akan berkurang. Selain
etanol batang parang romang dengan metode vitamin C, senyawa yang bekerja sebagai
DPPH menunjukkan bahwa hasil refluks oxygen scavengers diantaranya askorbil
memiliki aktivitas antioksidan dengan nilai palminat, asam eritorbat, dan sulft (Gordon,
IC50 30,58 µg/mL. Ekstrak etanol batang 1990)

Gambar 4 . Reaksi penangkapan radikal bebas oleh senyawa flavonoid (Pietta, 2000)

22
ad-Dawaa’Jour.Pharm.Sci. Vol. 1 No. 1

Reaksi DPPH dengan atom hidrogen yang Var. nivea and B. nivea Var, tenacissma. J.
Ethnopharmacol, 9–17.
terdapat pada antioksidan dapat membuat
Manggau, M., Hasan, Wahyudin, E.,
larutan DPPH menjadi berkurang Haryono, K., Mufidah, & Lukman. (2011).
Efek Farmakologi Tanaman Antikanker
reaktivitasnya, yang dapat ditunjukkan
yang digunakan oleh Masyarakat Sulawesi
dengan memudarnya warna ungu menjadi Selatan. Makassar: Balitbangda Sulawesi
Selatan.
kuning (Molyneux, 2004). Uji aktivitas
Molyneux, P. (2004). The Use Of The Stable
antioksidan ini menunjukkan bahwa senyawa Free Radical Diphenylpicrylhidrazyl
(DPPH) For Estimating Antioxidant
aktif yang terdapat dalam ekstrak etanol
Activity. J. Sci. Technol Vol. 26 (2), 211-
batang Parang romang mampu menangkal 219.
Nazmul I, M., Mohammad Shah Hafez Kabir,
radikal bebas DPPH dengan cara
S. M., Hasan, M., Samrat, E. K., Habib, I.
mendonorkan atom hidrogen sehingga B., Jony, M. N., . . . Rahman, M. M.
(2016). TOTAL PHENOL, TOTAL
berubah menjadi DPPH bersifat non radikal.
FLAVONOID CONTENT AND
ANTIOXIDANT POTENTIAL OF
METHANOL EXTRACT OF
KESIMPULAN
BOEHMERIA PLATYPHYLLA D DON
Kadar flavonoid total ekstrak etanol LEAVES. World Journal of
Pharmaceutical Research 5(5), 334-344.
Parang Romang dengan metode refluks
Phongpaichit, S., Nikom, J., Rungjindamai,
(2.554 mgEK / g) lebih besar dibandingkan N., Jariya, S., Hutadilok, n.,
Rukaschaisirikul, v., & kirtikara, k. (2007).
metode maserasi (2,058 mgEK / g)dengan
Biological activities of extract from
nilai berturut-turut. Aktivitas antioksidan endophytic fungi isolated from Garcinia
plants. FEMS Immunology Dan Medical
ekstrak etanol Parang Romang yang diperoleh
Microbiology, volume 51, Issue 3, 517-
melalui metode refluks (IC50 30,58 μg / mL) 525.
Pietta, P. (2000). Flavonoids as Antioxidants,
lebih baik dibandingkan dengan metode
J. Nat. Prod. J. Nat. Prod. 63 (7), 1035–
maserasi (IC50 100,89 μg/mL). 1042.
Pokorny, J., Yanishlieva, N., & Gordon, M.
(2001). Antioxidant in Food: Practical
DAFTAR PUSTAKA Application. Boca Raton: CRC Press.
Rusdi, M. (2014). skrining fitokimia dan uji
Cuppett, S. M. (1954). Natural Antioxidant – toksisitas akar Parang Romang (Boehmeria
Are They Reality. In Shahidi, F: Natural virgata (Forst) Guill) terhadap larva udang
Antioxidants, Chemistry, Health Effect Artemia salina L. Farbal "Farmasi dan
and Applications, . AOCS Press, Bahan Alam, 68-71.
Champaign, Illinois, 12-24. Rusdi, M., Jannah, J., F. N., & Bariun, H.
Dewick, P. (2002). Medicinal Natural (2017). Uji Efek Hipoglikemik Ekstrak
Products, A Biosynthetic Approach. Etanol Akar Parang Romang (Boehmeria
Gordon, M. H. (1990). The mechanism of Virgata (Forst) Guill) Terhadap Mencit
antioxidants action in vitro. . In B. Jantan. Jurnal Farmasi FIK UIN Alauddin
Hudson, Food antioxidants (pp. 1-18). Makassar Vol.5 No.1 .
London: Elvesier Applied Science. Sancheti, S., Sancheti, S., Bafna, M., Kim, H.,
Lin, C., M.H., Lo, T., & Lin, J. ( 1998). You, Y., & Seo, S. (2011). Evaluation of
Evaluation of the hepatoprotective and Antidiabetic, Antihyperlipidemic and
antioxidant activity of Boehmeria nivea Antioxidant Effects of Boehmeria nivea

23
ad-Dawaa’Jour.Pharm.Sci. Vol. 1 No. 1

(L.) Gaudich., Urticaceae, Root Extract in Winarsi, H. (2007). Antioksidan Alami dan
Streptozotocin-induced Diabetic Rats. Radikal Bebas: Potensi dan Aplikasinya
Brazilian Journal of Pharmacognosy, dalam Kesehatan. Yogyakarta: Penerbit
21(1), 146-154. Kanisius. Hal: 21-23.

24

Anda mungkin juga menyukai