Anda di halaman 1dari 7

SCIENTIA VOL. 6 NO.

2, AGUSTUS 2016

PERBANDINGAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN


EKSTRAK ETANOL DAUN KERSEN (Muntingia calabura L.)
HASIL EKSTRAKSI MASERASI DAN REFLUKS

Mauizatul Hasanah, Noprika Andriani, Noprizon


STIFI Bhakti Pertiwi Palembang
Email : mauizatulhasanah@gmail.com

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian perbandingan metode maserasi dan refluks pada ekstraksi
daun Kersen (Muntingia calabura L.) yang berpotensi sebagai antioksidan dengan
menggunakan pelarut etanol. Hasil rendemen yang diperoleh dari metode ekstraksi maserasi dan
refluks daun Kersen (Muntingia calabura L.) berturut-turut adalah 23,875%, 27,295% b/b. Uji
aktivitas antioksidan dilakukan menggunakan pereaksi 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil (DPPH).
Konsentrasi uji sampel ekstrak adalah 100 ppm, 40 ppm dan 10 ppm, sebagai pembanding
digunakan vitamin C konsentrasi 6 ppm, 4 ppm dan 2 ppm. Hasil uji antioksidan, diperoleh nilai
inhibisi ekstraksi maserasi pada masing-masing konsentrasi berturut-turut adalah 31,85%,
12,91%, 6,06% dan ekstraksi refluks berturut-turut 31,68%, 15,04%, 4,24%. Dari nilai inhibisi
dapat ditentukan nilai IC50 sebagai aktivitas antioksidannya, diketahui bahwa ekstraksi maserasi
dan refluks memiliki sifat sebagai aktivitas antioksidan dengan IC 50 berturut-turut 164,12 ppm
dan 159,67 ppm, sedangkan vitamin C diperoleh 36,16 ppm. Hasil analisis statistik T-test
Independent disimpulkan bahwa tidak terjadi perbedaan yang bermakna (p>0,05) antara IC50
(aktivitas antioksidan) ekstrak etanol hasil metode ekstraksi maserasi dan ekstrak etanol hasil
metode ekstraksi refluks.

Kata kunci : Muntingia calabura L, antioksidan, maserasi, refluks

ABSTRACT

The antioxidant activity test of maceration and reflu extraction method of Kersen leaf
(Muntingia calabura L.) has been done. Maceration and reflu extraction used etanol as a solvent
. Final product that obtained from each sample of extraction method and reflu of Kersen leaf
(Muntingia calabura L.) are 23,9%, 27,3% b/b. Antioxidant test used 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil
(DPPH). Concentration of the extract for the antioxidant test used on this research are 100 ppm,
40 ppm and 10 ppm, Vitamin C used as a positive control with 6 ppm, 4 ppm, and 2 ppm
concentration. The ihibition percent value for maceration extract on each concentration are
31,85%, 12,91%, 6,06% respectively where as reflu extraction are 31,68%, 15,04%, 4,24%. By
inhibition percent value can be defined and detected the value of IC 50 as it’s antioxidant acitivity
with IC50 are 164,12 ppm and 159,67 ppm, and vitamin C 36,16 ppm. By statistic analysis T-test
Independent result can be concluded that there was no significant differences (p>0,05) between
IC50 maceration extraction and reflu extraction method.

Keywords : Kersen leaf, Muntingia calabura L., maceration, refluks

PENDAHULUAN sebagai antioksidan. Ekstrak Daun Kersen


mengandung komponen aktif saponin,
Kersen (Muntingia calabura L.) flavonoid dan tannin, yang memiliki
adalah salah satu tumbuhan yang berpotensi

ISSN : 2087-5045 84
SCIENTIA VOL. 6 NO. 2, AGUSTUS 2016

kandungan tertinggi ketika diekstraksi informasi ilmiah tentang metode ekstraksi


menggunakan pelarut metanol dan etanol yang baik digunakan untuk mendapatkan
(Surjowardojo. P, et al, 2014). Ekstrak hasil ekstrak daun kersen dengan aktivitas
isolasi daun kersen adalah flavonoid auron, antioksidan yang lebih tinggi sehingga bisa
flavonol dan flavon yang memiliki daya dijadikan sebagai acuaan untuk penelitian
hambat terhadap beberapa jenis bakteri selanjutnya.
(Arum, dkk, 2012). Ekstrak etanol daun
kersen juga diketahui mengandung alkaloid,
steroids, flavonoids, fenolik, kuinon, METODE PENELITIAN
saponin dan terpenoid. Ekstrak daun kersen
berpotensi sebagai antioksidan dan anti- Alat
hiperglikemia (Shinde M. A, et al, 2013), Seperangkat alat destilasi vakum,
aktivitas antibakteri terhadap beberapa jenis seperangkat alat rotary evaporator,
bakteri (Zakaria, et al., 2006), maserator, seperangkat alat refluks, corong,
Aktivitas antioksidan dari ekstrak batang pengaduk, kertas saring, pipet tetes,
bahan alam, dapat menghasilkan nilai yang spatel, alumunium foil, vial 10 ml ; 200 ml,
berbeda jika diekstraksi menggunakan gelas ukur, gelas kimia, labu ukur 500 ml ;
metode yang berbeda. Kulit nanas (Ananas 250 ml ; 100 ml ; 50 ml, pipet volume 10
comosus (L.) Merr) yang di ekstraksi ml ; 1 ml, kuvet, Spektrofotometer UV-Vis.
menggunakan metode maserasi, soxhlet dan
refluks, metode yang memberikan aktifitas Bahan
antioksidan yang lebih baik yaitu ekstraksi Daun kersen tua segar (Muntingia
soxhlet selanjutnya diikuti dengan metode calabura L.), pasir bersih, kloroform,
refluks dan maserasi, ekstrak etanol kulit kloroform amoniak, pereaksi mayer, logam
manggis diekstraksi menggunakan Mg, HCl pekat, FeCl3, CHCl3, asam asetat
pengadukan dan refluks, diperoleh aktivitas anhidrat, asam sulfat pekat dan norit,
antioksidan yang lebih tinggi pada ekstrak pereaksi 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil
hasil pengadukan (Sie. J.O, 2013), aktivitas (DPPH), vitamin C, aquadest, etanol.
antioksidan ekstrak etanol daun simpur
(Dillenia indica) dipengaruhi metode Prosedur Kerja
ekstraksi dan kondisi operasi yang a. Preparasi Sampel
digunakan pada saat ekstraksi (Utami. T.A, Sampel berupa daun kersen
et al, 2009). (Muntingia calabura L.) yang akan
Dari uraian diatas peneliti tertarik digunakan pada penelitian ini diperoleh di
membandingkan aktivitas antioksidan dari Palembang, Sumatra Selatan. Daun kersen
tanaman kersen (Muntingia calabura L.) (Muntingia calabura L.) tua yang segar,
menggunakan dua metode ekstraksi yaitu disortir dan dibersihkan terlebih dahulu.
maserasi dan refluks. Maserasi dan refluks Kemudian di kering anginkan dan dirajang
adalah metode ekstraksi pelarut dengan halus, ditimbang masing – masing 200 g
merendam bahan baku di dalam sejumlah untuk proses ekstraksi maserasi dan refluks.
pelarut, namun keduanya memiliki
perbedaan dalam hal suhu operasi, maserasi b. Identifikasi Senyawa Kimia
adalah perendaman pada suhu khamar, Identifikasi senyawa kimia
sedangkan refluks adalah dengan dilakukan terhadap sampel segar dan
pemanasan pada suhu 80 oC. ekstrak hasil ekstraksi maserasi dan refluks.
Penelitian ini dilakukan untuk Senyawa kimia yang diidentifikasi pada
membandingkan penggunaan metode sampel segar daun kersen (Muntingia
ekstraksi maserasi dan refluks yang calabura L.) adalah alkaloid, flavonoid,
menghasilkan ekstrak daun kersen dengan steroid, terpenoid, saponin, dan fenolik,
perolehan ekstrak yang lebih banyak dan sedangkan pada ekstrak kental dari daun
aktivitas antioksidan yang lebih baik. kersen (Muntingia calabura L.) adalah
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan flavonoid dan fenol.

ISSN : 2087-5045 85
SCIENTIA VOL. 6 NO. 2, AGUSTUS 2016

c. Ekstraksi Maserasi Daun Kersen Pengerjaannya dilakukan ditempat yang


Sampel ditimbang sebanyak 200 g, terlindung dari cahaya.
dimasukan ke dalam maserator, tuangi Penentuan Panjang Gelombang Serapan
dengan etanol sampai permukaan sampel Maksimum DPPH
terendam seluruhnya, dibiarkan selama 3 Sebanyak 3,8 ml larutan DPPH
hari pada tempat yang terlindung cahaya, 0,05 mM dipipet dan ditambahkan dengan
sambil sekali-kali diaduk. Setelah 3 hari 0,2 ml etanol, dibiarkan selama 30 menit
ekstrak tersebut disaring dengan ditempat yang terlindung cahaya. Larutan
menggunakan kertas saring, ulangi lagi campuran DPPH dengan etanol dimasukkan
proses maserasi sebanyak 3 kali ke dalam kuvet dan diuji serapannya
pengulangan sehingga didapat ekstrak cair menggunakan alat spektrofotometri dan
daun kersen. Kemudian ekstrak cair serapan larutan diukur dengan
tersebut didestilasi vakum untuk spektrofotometri visibel pada panjang
menguapkan pelarut, selanjutnya dengan gelombang 400-800 nm. Maka didapatkan
bantuan alat rotary evaparator pada suhu panjang gelombang 518,0 nm dengan
tertentu diperoleh ekstrak kental. absorbansi 0,9677.

d. Ekstraksi Refluks Daun Kersen Pembuatan Larutan Uji Sampel Hasil


Sampel ditimbang sebanyak 200 g, Ekstraksi
dimasukkan ke dalam labu alas bulat Sampel ekstrak kental hasil
bersama-sama dengan etanol sampai maserasi dan refluks masing-masing
sampel terendam lalu dipanaskan pada suhu ditimbang sebanyak 0,25 gram kemudian
80 0C. Uap-uap pelarut terkondensasi pada dilarutkan dalam 500 ml etanol dalam labu
kondensor bola menjadi molekul-molekul ukur 500 ml sehingga didapatkan
pelarut yang akan turun kembali menuju konsentrasi larutan sampel 500 ppm, lalu
labu alas bulat, akan menyari kembali dibuat larutan sampel berbagai konsentrasi,
sempel yang berasal pada labu alas bulat. yaitu 100 ppm, 40 ppm, dan 10 ppm.
Demikian seterusnya berlangsung secara
berkesinambungan sampai penyarian Pembuatan Larutan Pembanding Vitamin C
sempurna. Penggantian pelarut dilakukan Vitamin C ditimbang sebanyak
sebanyak 3 kali setiap 3-4 jam. Filtrat yang 0,25 gram kemudian dilarutkan dalam 500
diperoleh dimasukkan kedalam labu ml etanol dalam labu terukur 500 ml
destilasi vakum untuk menguapkan pelarut sehingga di dapatkan konsentrasi larutan
dan didapatkan ekstrak encer, kemudian pembanding 500 ppm, lalu dibuat larutan
setelah proses destilasi vakum selesai hasil vitamin C untuk konsentrasi 6 ppm, 4 ppm
ekstrak encer dimasukkan kedalam rotary dan 2 ppm.
evaporator untuk mendapatkan ekstrak
kental. Pemeriksaan Aktivitas Antioksidan
Pemeriksaan aktivitas antioksidan
e. Pemeriksaan Aktivitas Antioksidan dilakukan terhadap ekstrak kental hasil
dengan Pereaksi 1,1-difenil-2- ekstraksi maserasi dan refluks. Masing-
pikrilhidrazil (DPPH) masing ekstrak sampel dalam 3 konsentrasi,
yaitu 100 ppm, 40 ppm dan 10 ppm,
Pembuatan Larutan DPPH diambil 0,2 ml, masukan kedalam vial,
Larutan DPPH 0,05 mM dibuat kemudian ditambahkan 3,8 ml larutan
dengan menimbang Serbuk sebanyak 2 mg DPPH 0,05 mM. Campuran larutan
serbuk DPPH, kemudian dilarutkan dalam dihomogenkan dan biarkan selama 30 menit
100 ml etanol didalam labu ukur 100 ml, ditempat gelap. Serapan diukur dengan
kemudian dikocok sampai larutan homogen spektrofotometer UV-Vis pada panjang
berwarna violet. Labu ditutup rapat dengan gelombang serapan maksimum DPPH
penutupnya, kemudian dikocok sampai yakni 518 nm dengan absorbansi 0,9677.
larutan homogen berwarna violet. Pengujian aktivitas antioksidan dilakukan

ISSN : 2087-5045 86
SCIENTIA VOL. 6 NO. 2, AGUSTUS 2016

sebanyak tiga kali pengulangan untuk Tabel I. Perolehan Ekstrak


masing-masing konsentrasi larutan sampel. Perolehan
Metode berat
Aktifitas antioksidan sampel ditentukan Rendemen
Ekstraksi ekstrak (g)
oleh besarnya hambatan serapan radikal (%)
DPPH melalui perhitungan persentasi Maserasi 47,75 23,9
inhibisi serapan DPPH, kemudian dihitung Refluks 54,59 27,3
IC50 dengan menggunakan persamaan linier
yang didapatkan dari perbandingan garis Ekstraksi daun kersen (Muntingia
lurus antara konsentrasi dan persen inhibisi. calabura L.) pada penelitian ini dilakukan
Kemudian dilakukan perbandingan dengan dengan 2 metode yaitu maserasi dan
senyawa vitamin C sebagai pembanding. refluks. Metode yang digunakan merupakan
metode cara dingin yaitu maserasi dan
f. Analisa Data metode cara panas yaitu refluks. Metode
Dilakukan dengan membandingkan ekstraksi maserasi pengerjaannya lebih
nilai IC50 yang didapatkan dari hasil regresi aman untuk semua metabolit sekunder
linier nilai % inhibisi hasil pengujian termasuk yang tidak tahan terhadap
antioksidan ekstrak daun kersen hasil pemanasan, proses dilakukan dengan cara
maserasi dan refluks pada konsentrasi diulang sebanyak tiga kali selama lima hari
masing-masing 100 ppm, 40 ppm, 10 ppm. sambil sesekali dikocok sehingga
Kemudian kedua metode dibandingkan juga mempercepat proses pelarutan senyawa
dengan aktivitas antioksidan vitamin C. kimia yang terkandung dalam sampel,
Selanjutnya dilakukan analisis statistik maserasi dimasukkan kedalam botol gelap
menggunakan metode T-test Independent dan terlindung langsung dari cahaya untuk
terhadap nilai IC50. mencegah terjadi reaksi yang dikatalis
cahaya atau perubahan warna.
Metode ekstraksi dengan refluks
pelaksanaannya sederhana, sehingga
HASIL DAN PEMBAHASAN mempercepat kerja yang dilakukan, suhu
yang digunakan sesuai dengan pelarut yang
Identifikasi Senyawa Kimia digunakan dan sangat cocok digunakan
Identifikasi senyawa kimia untuk mengekstraksi sampel yang
dilakukan pada daun kersen segar dan mempunyai tekstur keras dan komponen
ekstrak hasil maserasi juga refluks, kimianya tahan terhadap pemanasan, serta
sehingga diketahui senyawa yang dengan menggunakan metode ini maka
berkemungkinan beraktivitas antioksidan. proses ekstraksi dapat dilakukan dalam
Identifikasi kandungan kimia daun kersen waktu yang relatif lebih singkat.
(Muntingia calabura L.), menunjukkan Adanya pengaruh perlakuan panas
daun kersen mengandung senyawa pada refluks dapat meningkatkan
flavonoid, fenolik, saponin, steroid. kemampuan pelarut untuk mengekstraksi
Identifikasi kandungan kimia pada ekstrak senyawa-senyawa yang tidak larut di dalam
daun kersen, diketahui bahwa ekstrak hasil kondisi suhu kamar, sehingga aktivitas
maserasi dan refluks memiliki kandungan penarikan senyawa lebih maksimal atau
senyawa kimia yang sama, yaitu flavonoid, memberikan peningkatan rendemen
fenol dan steroid. (Harbone, 1987).
Setelah proses refluks didapatkan
Perolehan Ekstrak Daun Kersen ekstrak etanol encer yang dilanjutkan
Sebanyak 200 g sampel kering dengan destilasi vakum dengan tujuan
daun kersen (Muntingia calabura L.) secara untuk mengurangi tekanan udara pada
maserasi dan refluks menggunakan pelarut permukaan labu sehingga akan menurunkan
etanol didapatkan hasil pada tabel 1 berikut; tekanan uap pelarut dan titik didih pelarut.
Dengan penurunan titik didih ini dapat
mengurangi terurai atau rusaknya
komponen kimia yang terdapat dalam
ekstrak daun kersen, selanjutnya ekstrak

ISSN : 2087-5045 87
SCIENTIA VOL. 6 NO. 2, AGUSTUS 2016

daun kersen yang agak kental diuapkan dilakukan sebanyak tiga kali untuk masing-
dengan destilasi vakum dan sisa pelarut masing konsentrasi sampel.
diuapkan dengan rotary evaporator. Setelah Pengujian efek antioksidan dari
didapat ekstrak kental dari kedua ekstraksi ekstrak daun kersen (Muntingia calabura
tersebut selanjutnya dilakukan perhitungan L.) mempunyai keaktifan antioksidan
rendemen sampel. dibawah vitamin C dimana masing-masing
Pada ekstraksi sampel daun kering ekstraksi memberikan nilai inhibisi pada
sebanyak 200 gram, maka dapat ditentukan tabel berikut,
rendemennya dengan cara perhitungan
sebagai berikut :
Tabel II. Persentase Daya Hambat
100%
Antioksidan Ekstrak
Berbagai Konsentrasi (%
inhibisi)
Dari rumus diatas diperoleh % Inhibisi (%)
rendemen ekstrak daun kersen (Muntingia Konsentrasi
Metode Metode
Uji (ppm)
calabura L.) secara maserasi dan refluks Maserasi Refluks
adalah 23,875%b/b, 27,295% b/b. 100 31,85 31,68
40 12,91 15,04
Hasil Uji Aktivitas Antioksidan 10 6,06 4,24
Pengujian efek antioksidan dengan
menggunakan metode DPPH (1,1difenil-2- Dari perhitungan persen inhibisi
pikrilhidrazil) dan pengukuran dengan masing-masing hasil ekstraksi kemudian
Spektrofotometri UV-Vis. Aktivitas dihitung IC 50. Penentuan IC50 dari ekstrak
antioksidan metode DPPH ditunjukkan daun kersen (Muntingia calabura L.) hasil
oleh hambatan serapan radikal DPPH pada ekstraksi secara maserasi dan refluks
panjang gelombang serapan maksimum dengan memasukkan nilai hasil perhitungan
518,0 nm dengan absorbansi 0,9677. % inhibisi ke dalam persamaan linear
Pengujian aktivitas antioksidan metode dengan konsentrasi (ppm) sebagai absis (X)
DPPH ini dilakukan setelah dibiarkan dan nilai persentase inhibisi sebagai ordinat
selama 30 menit dan dilakukan ditempat (Y), nilai IC 50 dari perhitungan pada saat %
gelap dikarenakan DPPH (1,1-difenil-2- inhibisi sebesar 50% dengan persamaan Y
pikrilhidrazil) sangat peka terhadap cahaya. = aX + b nilai IC 50 ekstrak daun kersen
Aktivitas antioksidan terlihat dari (Muntingia calabura L.) secara maserasi
penurunan serapan larutan DPPH akibat dan refluks berturut-turut adalah 164,12
adanya penambahan sampel. Apabila DPPH ppm dan 159,67 ppm, seperti pada kurva
direduksi maka ditunjukkan dengan (Gambar 1).
penurunan warna keunguan menjadi warna
kuning karena adanya aktivitas antioksidan.
Donasi proton menyebabkan radikal DPPH
(berwarna ungu) menjadi senyawa non-
radikal (Molyneux, 2004).
Senyawa non-radikal DPPH
tersebut tidak berwarna. Nilai serapan
larutan DPPH terhadap sampel dihitung.
Dari data pengukuran nilai absorbansi pada
panjang gelombang 518,0 nm setelah 30
menit dapat dihubungkan pengaruh
konsentrasi sampel dengan persentase
inhibisi. Pengujian aktivitas antioksidan

ISSN : 2087-5045 88
SCIENTIA VOL. 6 NO. 2, AGUSTUS 2016

35
30
25 y = 0,301x + 1,938 y = 0,290x + 2,405
R² = 0,995 R² = 0,994
20
15
ekstraksi maserasi
10
ekstraksi refluks
5
0
0 20 40 60 80 100 120

Gambar 1. Persamaan regresi linier konsentrasi (x) terhadap % inhibisi (y)


sampel ekstrak daun kersen

Sedangkan IC50 dari vitamin C nilai IC50 untuk kontrol vitamin C adalah
sebagai pembanding diperoleh juga dengan 36,16 ppm (Gambar 2).
memasukkan nilai hasil perhitungan ke
dalam persamaan linier dengan konsentrasi
(ppm) sebagai absis (X) dan nilai
persentase inhibisi sebagai ordinat (Y), nilai
IC50 dari perhitungan pada saat % inhibisi
sebesar 50% dengan persamaan Y = aX + b

10

6
y = 1,392x - 0,066
4 R² = 0,999

0
0 2 4 6 8
Konsentrasi (ppm)
persen inhibisi Linear (persen inhibisi)

Gambar 2. Persamaan regresi linier vitamin C

Dari perhitungan IC50 kedua lemah, tetapi metode refluks merupakan


macam ekstraksi diatas, ekstrak etanol daun metode ekstraksi yang lebih baik karena
kersen (Muntingia calabura L.) hasil proses penarikan lebih maksimal.
ekstraksi maserasi dengan IC50 yaitu 164,12 Sedangkan vitamin C mempunyai IC50
ppm mempunyai IC50 yang lebih besar yaitu 36,16 ppm yang memiliki aktivitas
dibanding dengan hasil ekstraksi refluks antioksidan jauh lebih kuat dibandingkan
dengan IC 50 yaitu 159,67 ppm. Metode dengan kedua metode ekstraksi maserasi
ekstraksi secara maserasi dan refluks dan refluks tersebut. IC50 merupakan
mempunyai aktivitas antioksidan yang bilangan yang menunjukkan konsentrasi

ISSN : 2087-5045 89
SCIENTIA VOL. 6 NO. 2, AGUSTUS 2016

ekstrak dari beberapa ekstraksi (ppm) yang Arum. Y.P., Supartono, Sudarmin, 2012.
mampu menghambat proses oksidasi Isolasi dan Uji Daya Antimikroba
sebesar 50%. Ekstrak Daun Kersen (Muntingia
Nilai IC50 yang didapat dari uji calabura), Jurnal MIPA, 35 (2) :
aktivitas antioksidan ekstrak daun kersen 165-174.
hasil metode ekstraksi maserasi dan refluks Harborne, J.B.. (1987). Metode fitokimia,
diolah menggunakan analisis T-test penuntun cara modern
Independent dengan (p>0,05) untuk menganalisa tumbuhan,
mengetahui ada tidaknya perbedaan diterjemahkan oleh K.
bermakna antara IC 50 ekstrak dari metode Padmawinata. Bandung : ITB
ekstraksi maserasi dan refluks. Press.
Berdasarkan hasil perhitungan Molyneux P. 2004.The use of the stable
statistika T-test Indepedent disimpulkan free radical diphenylpicrylhydrazyl
tidak terjadi perbedaan yang bermakna (DPPH) for estimating antioxidant
(p>0,05) antara IC50 ekstrak etanol hasil activity. Songklanakarin J. Sci.
metode ekstraksi maserasi dan ekstrak Technol 26(2) : 211-219.
etanol hasil metode ekstraksi refluks daun Sie. J.O. 2013. Daya Antioksidan Ekstrak
kersen. Faktor yang mempengaruhi kedua Etanol Kulit Buah Manggis
metode tersebut diduga karena jumlah (Garcinia mangostana Linn.) Hasil
pelarut yang digunakan untuk ekstraksi Pengadukan dan Reflux, Jurnal
hampir sama banyak. Hal ini menujukan Imiah Mahasiswa Universitas
kemampuan senyawa aktivitas yang sama Surabaya. Vol.2 No.1.
meskipun cara pengerjaan berbeda. Sindhe M, A Yadav D.Bodke, dan
Chandrashekar A, 2013.
Antioxidant and in vivo anti-
KESIMPULAN hyperglycemic acitvity of
Muntingia calabura leaves extracts.
1. Sebanyak 200 gr daun kersen Scholars Research Library, Der
(Muntingia calabura L.) kering Pharmacia Lettre, 5 (3) : 427 –
direndam dengan etanol, lalu diekstraksi 435.
secara maserasi dan refluks maka Surjowardojo. P, Sarwiyono, Thohari. I,
didapatkan ekstrak kental secara Ridhowi. A, 2014. Quantitative and
maserasi sebanyak 47,75 gram dan Qualitative Phytochemical Analysis
ekstrak kental secara refluks 54,59 gram of Muntingia calabura. Journal of
dengan rendemen 23,875% dan Biology, Agriculture and
27,295% b/b. Healtcare, Vol.4, No.16.
2. Dari pengujian aktivitas antioksidan Utami.T.S., Arbianti.R., Hermansyah.H.,
pada ekstraksi maserasi dan ekstraksi Reza.A., Rini. R, 2009.
refluks, didapatkan IC50 berturut-turut Perbandingan Aktivitas
164,12 ppm dan 159,67 ppm yang Antioksidan Ekstrak Etanol Daun
keduanya masuk dikatagori antioksidan Simpur (Dillenia indica) dari
lemah. Berbagai Metode Ekstraksi dengan
3. Hasil perhitungan statistika T-test Uji ANOVA. Prosiding Seminar
Independent disimpulkan tidak terjadi Nasional Teknik Kimia Indonesia,
perbedaan yang bermakna (p>0,05) Bandung.
antara metode ekstraksi yang Zakaria Z.A., Fatimah C.A., Mat A.M.,
menunjukkan bahwa nilai IC 50 pada Zaiton H., Henie E.F.P., Sulaiman
kedua metode tersebut tidak berbeda M.R., Somchit M.N., Thenamutha
bermakna. M., Kasthuri D., 2006. The in vitro
Antibacterial Activity of Muntingia
calabura L. Extracts. International
DAFTAR PUSTAKA Journal of Pharmacology, 2 (4):
439-442.

ISSN : 2087-5045 90

Anda mungkin juga menyukai