Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati struktur anatomi dan kerapatan trikoma
serta mengetahui aktivitas aktioksidan ekstrak metanol daun kersen muda dan tua.
Pembuatan preparat struktur anatomis dan kerapatan trikoma dilakukan dengan metode
Parafin dan Leaf Clearing selanjutnya analisis aktivitas antioksidan dengan metode DPPH
(1,1-difenil-2-pikrilhidrazil). Hasil pengamatan struktur anatomi daun kersen muda dan tua
terdiri atas epidermis atas dan epidermis bawah, trikoma tidak bercabang/uniseluler (non
glanduler) dan bercabang/multiseluler (glanduler)), mesofil, kolenkim, kristal tipe drus dan
berkas pengangkut tipe kolateral. Jumlah rerata trikoma pada daun tua lebih banyak (7518)
dibandingkan pada daun muda (3529) per satuan luas (cm2). Hasil penetapan aktivitas
antioksidan diperoleh dari perhitungan Inhibition Concentracion (IC50). Nilai IC50 ekstrak
metanol daun kersen muda sebesar 21,786 ppm, sedangkan untuk daun kersen tua sebesar
18,214 ppm, vitamin C sebesar 2,72 ppm dan BHT 5,36 sebesar ppm. Aktivitas antioksidan
ekstrak metanol daun kersen tua lebih kuat dibandingkan daun kersen muda, namun lebih
lemah dibandingkan vitamin C dan BHT.
trikoma pada daun ini merupakan trikoma safranin. Terakhir, gelas benda yang berisi
glanduler yaitu penghasil sekret. Oleh sampel tersebut ditutup dengan balsam
karena itu perlu dilakukan penelitian untuk kanada dan gelas penutup.
mengetahui struktur anatomi dan kerapatan
trikoma daun kersen sebagai tempat Pembuatan Preparat Daun dengan
akumulasi senyawa bioaktif yang Metode Leaf Clearing
berhubungan dengan aktivitas antioksidan Pembuatan sediaan leaf clearing
pada umur daun yang berbeda. menggunakan modifikasi dari metode
menurut Berlyn dan Miksche (1976), daun
METODE PENELITIAN kersen muda dan tua masing-masing
sebanyak 5 daun kemudian dipotong
Pembuatan Preparat Anatomi Daun dengan ukuran 1 x 1 cm. Sampel daun yang
Kersen akan diamati secara mikroskopik dengan
Pembuatan sediaan preparat awetan metode leaf clearing direndam dalam
dengan metode parafin pewarnaan tunggal. alkohol 70% hingga klorofil hilang.
Sampel daun dipotong dengan ukuran 2 x 1 Selanjutnnya alkohol diganti dengan larutan
cm di bagian tengah daun yang akan NaOH 5 % hingga sampel terlihat jernih.
diamati secara mikroskopik, difiksasi di Sampel yang telah jernih dibilas dengan
dalam alkohol 70% sebelum fiksasi dengan air destilasi sebanyak 3 kali (masing-
FAA selama 24 jam. Dehidrasi dilakukan masing 5 menit), kemudian direndam dalam
dengan merendam sampel dalam alkohol larutan kloral hidrat (250 g/100 ml) selama
dari konsentrasi 70% , 80%, 95%, absolut I, beberapa jam. Selanjutnya diulangi proses
absolut II, masing-masing selama 30 menit. pembilasan dengan air destilasi sebanyak 3
Dealkoholisasi dilakukan dengan kali seperti sebelumnya.
perendaman dalam alkohol : xilol dengan Sampel kemudian direndam dalam
perbandingan 3:1, 1:1, 1:3, xilol I dan xilol alkohol secara bertingkat 70%, 80% dan
II masing-masing selama 30 menit. Setelah 95% masing-masing 5 menit. Selanjutnya
sampel direndam dalam larutan xilol II, dilakukan proses pewarnaan dengan
selanjutnya dilakukan proses infiltrasi safranin (1 g/100 ml alkohol 95%) selama
dengan parafin : xilol (9:1) pada suhu 57o C 30-60 menit dan dibilas dengan alkohol
selama 24 jam. Campuran parafin : xilol 95%. Terakhir direndam dalam xilol
diganti dengan parafin murni pada suhu sebelum dilekatkan pada gelas benda dan
tetap 57o C selama 24 jam. Setelah diberi balsam kanada serta ditutup dengan
dilakukan proses penyelubungan maka gelas penutup.
sampel diblok dalam parafin murni, bila
telah mengeras parafinnya dipotong Pengolahan Ekstrak Daun Kersen
berbentuk. Proses ekstraksi dilakukan dengan
metode maserasi yaitu daun kering yang
Balok parafin berisi sampel dilekatkan telah disortasi dan dikeringanginkan, serbuk
pada alat pemegang dari kayu dan dipasang ditimbang sebanyak 200 g dan dimasukkan
pada mikrotom, dilakukan pengirisan ke dalam alat maserasi. Pelarut metanol
dengan ketebalan 20 μm. Pita irisan sampel dituang secara perlahan-lahan ke dalam alat
diletakkan pada gelas benda yang telah maserasi yang berisi sampel sambil diaduk
diolesi dengan campuran gliserin : albumin sampai pelarut merata. Pelarut metanol
dan telah ditetesi air. Selanjutnya dibiarkan sampai 1 cm diatas permukaan
deparafinisasi, sampel yang sudah merekat sampel, ekstraksi dilakukan selama 3 x 24
di atas gelas benda secara sempurna. jam dan setiap 24 jam pelarut metanol
Selanjutnya pewarnaan sampel dengan diganti sambil sekali-kali diaduk, filtrat
Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013
Gulcin, I., M.T. Uguz, M. Oktay, S. Kepulauan Seribu. Jurnal Bahan Alam
Beydemir and O.I Kufrevioglu. 2004. Indonesia, Vol 5.no.1 Jan (Inpress).
Evaluation of the Antioxidant and Andayani, R., Maimunah, & Y. Lisawati.
Antimicrobial Activities of Clary Sage 2008. Penentuan Aktivitas Antioksidan,
(Salvia sclarea L.), Turk I. Agriculture. Kadar Fenolat Total Dan Likopen Pada
28: 25-33. Buah Tomat (Solanum lycopersicum L).
Zakaria, Z.A. 2007. Free Radical Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi.
Scavenging Activity of Some Plants Vol. 13(1):31-37
Available in Malaysia. Iranian Journal Westhoff, P., H. Jeske, G. Jurgens, K.
Of Pharmacoglogy & Therapeutics. 6: Kloppsetch, and G. Link. 1998.
87-91. Diakses tanggal 17 Molecular Plant Development From
November 2010
Gene to Plant. Oxford University Press.
Balakrishnan. 2011. Tyrosine Inhibition and Hidayat, E.B. 1995. Anatomi Tumbuhan
Anti-Oxidant Properties Of Muntingia Berbiji. Jurusan Biologi FMIPA ITB.
Calabura Extracts : In Vitro Studies. Bandung.
International Journal of Pharma and Bio
Sciences. 2(2): 0975-6299. Diakses Utami, D. 2007. Menjadikan Struktur dan
tanggal 20 Februari 2011 Perkembangan Tumbuhan Sebagai
Kajian yang Menarik. Pidato Puma
Tensiska., C.H. Wijaya dan N. Andarwulan. Tugas Guru Besar Anatomi Tumbuhan.
2003. Aktivitas Antioksidan Ekstrak Universitas Jenderal Soedirman.
Buah Andaliman (Zanthoxylum Purwokerto.
acanthopodium) Dalam Beberapa Sistem
Pangan Dan Kestabilan Aktivitasnya Soeksmanto, A., Y. Hapsari dan P.
Terhadap Kondisi Suhu Dan pH. Jurnal Simanjuntak. 2007. Kandungan
Teknologi dan Industri Pangan. Antioksidan Pada Beberapa Bagian
Vol.XIV. No.1. Tanaman Mahkota Dewa, Phaleria
macrocarpa (scheff) boerl.
Wink, M. 1990. Physilogy Of Secondary (thymelaceae). Jurnal Biodiversitas. 8
Product Formation in Plant. In : (2): 92-95.
Charwood, B.V and M.J.C Rodes
(editors). Secondary Products From Chalid, S.Y. 2003. Pengaruh Ekstrak Daun
Plants Tissue Culture. Clanderon Press, Cincau Hijau Cyclea barbatai l. Miers
Oxford. dan Premna oblongifolia merr Terhadap
Aktivitas Enzim Antioksidan dan
Ruzin, S.E., 1999. Plant Microtechnique Pertanaman Tumor Kelenjar Susu
and Microscopy. Oxford University Mencit C3H. Thesis. Program
Press. Oxford. Pascasarjana, IPB.
Berlyn, G.P. and J.P. Miksche. 1976.
Harun, N dan W. Syahri. 2002. Aktivitas
Botanical Microtechnique and antioksidan ekstrak daun dewa dalam
Cytochemistry. The lowa State menghambat sifat hepatotoksik halotan
University Press, Ames. Iowa. dengan dosis sub anastesi pada mencit.
Hanani, E., A. Mun‘im, R. Sekarini dan S. Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi.
Wiryowidagdo. 2006. Uji Aktivitas Padang : Genta Kirana Grafika, 7(2):63-
Antioksidan Beberapa Spons Laut dari 70.