Anda di halaman 1dari 10

Media Farmasi Indonesia Vol 11 No 2

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK METANOL


DAUN MANGKOKAN (Polyscias scutellaria (Burn.f.)Fosberg)

ANTIOXIDANT ACTIVITY OF MANGKOKAN LEAVES


(Polyscias scutellaria (Burn.f.)Fosberg) METHANOLIC EXTRACT

Willy Tirza Eden*1, Buanasari2, Shihabuddin2, Nilam Kencana Badahdah2


1
Jurusan Kimia, FMIPA Universitas Negeri Semarang (UNNES)
2
Akademi Farmasi Nusaputera Semarang
*Email: willytirzaeden@mail.unnes.ac.id

ABSTRAK

Serangan radikal bebas sangat merisaukan di zaman sekarang. Antioksidan memegang


peranan penting dalam kehidupan untuk melindungi dan mengurangi efek negatif dari serangan
radikal bebas tersebut. Daun mangkokan (Polyscias scutellaria (Burn.f.)Fosberg) mengandung
metabolit sekunder yang potensial sebagai antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui senyawa aktif dan aktivitas antioksidan dari ekstrak metanol, fraksi kloroform,
fraksi n-heksan dan fraksi air daun mangkokan.
Penyarian secara maserasi dengan metanol 70%, dilanjutkan fraksinasi menggunakan
kloroform, dan n-heksana. Uji fitokimia dilakukan pada ekstrak dan fraksi yang meliputi
alkaloid, flavonoid, fenolik dan saponin sehingga diketahui senyawa apa yang terdapat pada
daun mangkokan. Ekstrak metanol, fraksi kloroform, fraksi n-heksana, fraksi air daun
mangkokan diuji aktivitas antioksidannya menggunakan metode DPPH dan tiosianat.
Hasil penelitian menunjukkan fraksi kloroform mempunyai aktivitas antioksidan tertinggi
dengan nilai rata – rata IC50 19,58 ppm menggunakan metode DPPH. Sebaliknya, rata - rata
persen aktivitas antioksidan tertinggi ditunjukkan oleh fraksi air sebesar 25,78% setelah
diinkubasi selama 72 jam menggunakan metode tiosianat. Hal tersebut diduga karena senyawa
flavonoid polar yang terdapat pada fraksi air berperan dengan baik melindungi asam linoleat
yang bersifat non polar. Sedangkan fraksi kloroform diduga mengandung senyawa flavonoid
lebih banyak dan lebih murni dibanding sampel yang lain, sehingga aktivitas penangkapan
radikal DPPH tinggi.

Kata kunci: antioksidan, mangkokan, DPPH, tiosianat

PENDAHULUAN radikal bebas (oksidan). Radikal bebas


Kerusakan pada sel dan jaringan berperan penting pada terjadinya
yang merupakan akar dari sebagian besar arterosklerosis, penyakit jantung koroner,
penyakit disebabkan oleh spesies kimia yang stroke, kanker, gagal ginjal, dan proses
sangat aktif dan berbahaya yang disebut penuaan manusia (Kumalaningsih, 2006;

1126
Media Farmasi Indonesia Vol 11 No 2

Youngson, 2005). Radikal bebas dapat difeul -1-pikrilkidrazil (DPPH) digunakan


masuk dan terbentuk ke dalam tubuh melalui untuk menguji aktivitas penangkal radikal
pernafasan karena kondisi lingkungan yang nitrogen (•N). DPPH memberikan serapan
tidak sehat, dan makanan berlemak. kuat pada panjang gelombang 517 nm
Beberapa contoh radikal bebas antara lain dengan warna violet gelap (Sunarni, 2005).
radikal hidroksil (OH•), radikal superoksida Metode DPPH merupakan metode yang
(O2•-) dan radikal peroksida lipid (ROO•) sederhana, cepat, dan mudah untuk skrining
(Kumalaningsih, 2006). aktivitas penangkap radikal beberapa
Salah satu tumbuhan yang telah di senyawa, selain itu metode ini terbukti
teliti oleh Tjitrosoepomo (1991) adalah daun akurat dan praktis (Prakash et al., 2001).
mangkokan, yang mengandung kalsium Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik
oksalat, peroksidase, amigdalin, fosfor, besi, untuk meneliti aktivitas antioksidan pada
lemak, protein, vitamin A, B1, C, saponin, ekstrak metanol dan fraksi daun mangkokan
tannin dan flavonoid. Jenis flavonoid yang (Polyscias scutellaria (Burn.f.)Fosberg)
terkandung di dalam daun mangkokan dengan metode DPPH dan tiosianat.
adalah flavonol (kuersetin, kaempferol dan
mirisetin) dan flavon (luteolin dan apigenin) METODE
yang diduga memiliki aktivitas antioksidan. Bahan
Metode yang digunakan untuk Bahan utama adalah daun
menguji aktivitas antioksidan peroksida lipid mangkokan (Polyscias scutellaria
salah satunya menggunakan metode (Burn.f.)Fosberg) yang diperoleh dari
tiosianat. Peroksidasi lipid merupakan perkebunan Bawen Kabupaten Semarang
proses yang bersifat kompleks akibat reaksi dan metanol 70%. Bahan untuk fraksinasi
asam lemak tak jenuh ganda penyusun ekstrak adalah kloroform dan n-heksana.
fosfolipid membran sel dengan senyawa Berbagai reagen untuk uji fitokimia sampel,
oksigen reaktif (SOR), yang membentuk silica gel GF254, berbagai fase gerak dan
hidroperoksida (Robles, et al., 2001). SOR reagen visualisasi bercak. Bahan uji aktivitas
ialah senyawa turunan oksigen yang lebih antioksidan meliputi asam linoleat (minyak
reaktif dibandingkan oksigen pada kondisi wijen), etanol, FeSO4 0,014 M, NH4SCN
dasar (ground state) (Halliwell and 30%, vitamin C, DPPH 80 ppm, metanol p.a
Whiteman, 2004). Penangkapan radikal 2,2 dan pembanding flavonoid Rutin.

1127
Media Farmasi Indonesia Vol 11 No 2

Alat ditambahkan 1500 ml metanol 70% sebagai


Alat yang digunakan dalam cairan penyari hingga simplisia terendam
penelitian ini adalah blender, seperangkat seluruhnya. Perendaman dilakukan selama 5
alat gelas, heating mantle, batang pengaduk, hari kemudian disaring (filtrat I), selanjutnya
kertas saring, cawan poselin, corong pisah, dilakukan remaserasi dengan 500 ml
pipa kapiler, chamber, papan penyemprot, metanol 70%, lalu disaring (filtrat II).
lampu UV, botol semprot, pipet volume, Filtrat I dan II dijadikan satu dan didiamkan
micropipette, eppendorf tube, inkubator, semalam. Gabungan filtrat dipekatkan
kuvet dan spektrofotometer UV-Vis dengan heating mantle pada suhu 40⁰C
(Shimadzu UV-Vis). sampai diperoleh ekstrak kental.

Penyiapan Simplisia Fraksinasi


Sampel daun mangkokan dilakukan Ekstrak metanol ditimbang 5 gram,
sortasi basah kemudiaan ditimbang. Dipilih ditambahkan ke dalam 100 ml akuadest
daun mangkokan yang masih utuh dan tidak hangat, diaduk dalam Bekker hingga
rusak. Daun dicuci dengan menggunakan air homogen, ditunggu hingga dingin, kemudian
mengalir, setelah itu daun dikeringkan. dimasukkan ke dalam corong pisah.
Pengeringan daun dilakukan di bawah sinar Campuran dipartisi menggunakan 10 ml
matahari dengan ditutup kain hitam. Setelah kloroform lalu dikocok kuat dan dibiarkan
kering, simplisia disortasi kering, sampai terbentuk dua lapisan. Kedua lapisan
diserbukkan dan diayak dengan ayakan tersebut dipisahkan (dipartisi berulang
no.30/40. Simplisia yang digunakan adalah sebanyak 5 kali), sehingga didapatkan fraksi
simplisia yang lolos pada ayakan no.30 dan larut kloroform dan fase tak larut kloroform.
tidak lolos pada ayakan no.40. Serbuk Fase tak larut kloroform selanjutnya
simplisia selanjutnya diekstraksi dengan dipartisi menggunakan n-heksan sehingga
metode maserasi. didapatkan fraksi larut n-heksan dan fraksi
air. Setelah didapat ketiga fraksi tersebut,
Ekstraksi kemudian masing – masing fraksi diuapkan
Simplisia daun mangkokan hingga didapatkan fraksi bebas pelarut
ditimbang kurang lebih 200 gram, kemudian (Sarastani et al., 2002).
dimasukan dalam bejana tertutup, lalu

1128
Media Farmasi Indonesia Vol 11 No 2

Uji Fitokimia dan Aktivitas Antioksidan tanaman yang digunakan pada penelitian
Pengujian ini dilakukan pada sampel berasal dari tanaman yang dimaksud,
ekstrak metanol, fraksi kloroform, fraksi n- sehingga kemungkinan timbulnya kesalahan
heksana dan fraksi air. Konsentrasi sampel dalam pengumpulan bahan penelitian dapat
yang digunakan adalah 1 mg/ml dalam dihindari. Identifikasi dan determinasi
metanol 70%, kecuali pada uji saponin tanaman mangkokan dilakukan di
digunakan sampel utuh tanpa pengenceran Laboratorium Biologi Farmasi, Fakultas
dan hanya dilakukan pada identifikasi Farmasi UGM.
menggunakan reagen kimia. Pengujian Daun mangkokan segar dicuci
fitokimia dilakukan menggunakan reagen hingga bersih untuk menghilangkan kotoran
kimia dan secara kromatografi lapis tipis yang menempel, selanjutnya dilakukan
(KLT) untuk membuktikan adanya senyawa pengeringan dengan dengan tujuan
aktif alkaloid, flavonoid, saponin, dan fenol mengurangi kadar air pada daun.
pad sampel sesuai dengan Depkes RI Pengeringan dilakukan dengan cara
(1995). pemanasan tidak langsung dengan ditutup
Penentuan aktivitas antioksidan kain hitam, agar panas tidak merusak
dilakukan menggunakan metode senyawa aktifnya.
penangkapan radikal DPPH (Sunarni, 2005) Simplisia yang telah kering disortasi,
dan menggunakan metode tiosianat yang tujuannya untuk memisahkan benda – benda
dimodifikasi sesuai dengan Yen et al. asing seperti bagian – bagian tanaman yang
(1998). tidak dibutuhkan dan pengotor lain,
termasuk daun yang busuk atau berjamur,
HASIL DAN PEMBAHASAN untuk menghindari kualitas daun kering
Penyiapan Simplisia yang buruk. Simplisia yang telah disortir
Tanaman yang digunakan pada kemudian dihaluskan menggunakan blender
penelitian ini adalah tanaman mangkokan hingga menjadi serbuk dan disimpan di
(Polyscias scutellaria (Burn.f.)Fosberg), dalam wadah yang bersih, kering dan
sedangkan bagian tanaman yang digunakan terlindung cahaya untuk mencegah
adalah daun. kerusakan dan penurunan mutu simplisia.
Determinasi dilakukan terlebih
dahulu untuk memperoleh kepastian bahwa

1129
Media Farmasi Indonesia Vol 11 No 2

Ekstraksi dan Fraksinasi metanol kemudian difraksinasi dengan


Metode ekstraksi yang digunakan berbagai pelarut dan diuapkan hingga
dalam penelitian ini adalah maserasi yang kering. Rendemen fraksi kloroform, fraksi
mana penyarian zat aktif yang dilakukan n-heksan dan fraksi air berturut-turut adalah
dengan cara merendam sampel dalam 0,43%; 18,7% dan 49,07%.
pelarut organik pada temperatur ruang dan
disimpan terlindung dari cahaya langsung. Identifikasi Senyawa Aktif Simplisia
Hal ini bertujuan untuk mencegah reaksi Identifikasi dilakukan untuk
yang dikatalis cahaya atau perubahan warna. mengetahui keanekaragaman dari jenis
Prinsip dari ekstraksi ini adalah berdasarkan metabolit sekunder yang terdapat pada
kelarutan, adanya perbedaan konsentrasi ekstrak metanol daun mangkokan. Golongan
antara di luar dan di dalam sel menyebabkan metabolit sekunder ditentukan dengan
adanya pemecahan dinding dan membran melihat perubahan warna sesuai pereaksi
sel, sehingga metabolit sekunder yang yang digunakan, pengendapan dan
terdapat di dalam sitoplasma akan terlarut ke pembentukan busa serta didukung dengan
dalam pelarut organik (Sudjadi, 1986). teknik kromatografi lapis tipis . Hasil
Maserasi dihentikan ketika terjadi titik skrining fitokimia pada ekstrak metanol,
keseimbangan konsentrasi atau jenuh. fraksi kloroform, fraksi n-heksan dan fraksi
Hasil rendemen ekstrak yang didapat air daun mangkokan dapat dilihat pada
dari 400 gram sampel yaitu 13,85%. Ekstrak Tabel 1.

Tabel 1. Skrining Fitokimia Daun Mangkokan

Jenis Senyawa Ekstrak Metanol Fraksi Fraksi n-Heksan Fraksi Air


Kloroform
Alkaloid - - - -
Flavonoid + ++++ + ++
Fenolik - -
Saponin + ++ +++ +
Keterangan : Intensitas sangat kuat (++++), kuat (+++), sedang (++), rendah (+)

1130
Media Farmasi Indonesia Vol 11 No 2

Aktivitas Antioksidan Tiosianat adanya ion tiosianat yang dapat dilihat pada
Pengukuran aktivitas antioksidan Gambar 1. Ion tiosianat tersebut dapat
yang dilakukan dengan metode feritiosianat dideteksi dan diukur absorbansinya pada
didasarkan pada terbentuknya peroksida panjang gelombang 500 nm. Semakin tinggi
lemak yang merupakan hasil oksidasi asam absorbansi menunjukkan semakin tingginya
linoleat. Peroksida lemak ini akan jumlah peroksida, yang berarti oksidasi
mengoksidasi ion fero menjadi feri asam linoleat semakin tinggi (Lestario et al.,
membentuk kompleks feritiosianat karena 2005).

• ROOH + Fe2+ → ROH + HO + Fe3+


Gambar 1. Reaksi Oksidasi Ion Fero Menjadi Feri

Analisis ekstrak metanol dan ragam karena adanya komponen antioksidan seperti
jenis fraksi memberikan pengaruh nyata komponen lignan, polifenol, dan tokoferol.
terhadap aktivitas antioksidan. Prinsip Larutan sampel yang berisi etanol
pengujian dengan menggunakan metode dan asam linoleat kemudian diinkubasi
tiosianat adalah pengukuran aktivitas dalam keadaan gelap pada suhu 36ºC selama
antioksidan dalam menghambat 24 jam dan 72 jam. Proses oksidasi asam
terbentuknya senyawa-senyawa radikal yang linoleat dikatalisis oleh cahaya, suhu, pH,
bersifat reaktif. Pada metode tiosianat ini, oksigen, ion logam dan radikal lipid. Oleh
asam linoleat dimasukkan dalam tabung karena itu, inkubasi asam linoleat
Eppendorf yang berisi etanol yang mana dikondisikan pada suhu tinggi agar dapat
pada penelitian ini sumber asam linoleat mengkatalisis oksidasi asam linoleat.
yang digunakan berasal dari minyak wijen. Inkubasi bertujuan agar asam linoleat dalam
Asam linoleat merupakan asam sampel mengalami oksidasi, dimana
lemak tak jenuh dengan dua ikatan rangkap semakin lama waktu inkubasi maka nilai
yang mudah mengalami oksidasi absorbansi semakin meningkat.
menghasilkan peroksida aktif. Salah satu Setelah diinkubasi larutan sampel
karakteristik minyak wijen adalah memiliki ditambahkan larutan FeSO4 dan NH4SCN.
stabilitas oksidatif yang tinggi. Hal ini Penggunaan larutan tersebut bertujuan agar
peroksida ini dapat mengoksidasi ion fero

1131
Media Farmasi Indonesia Vol 11 No 2

(Fe2+) menjadi ion feri (Fe3+) yang Absorbansi yang rendah


kemudian bereaksi dengan ion tiosianat menunjukkan aktivitas antioksidan yang
membentuk kompleks feritiosianat tinggi dikarenakan radikal yang terbentuk
(Fe(SCN)3) yang berwarna merah. Semakin selama peroksidasi lemak membentuk
tinggi intensitas warna merah menunjukkan produk akhir yang stabil. Radikal yang
bahwa semakin banyak peroksida aktif yang terbentuk relatif stabil karena resonansi dan
terbentuk. Asam askorbat digunakan sebagai tidak mudah untuk ikut dalam reaksi
kontrol positif dengan mekanisme kerja berantai (Nijveldt et al., 2001). Persen
sebagai antioksidan sekunder dalam aktivitas antioksidan ditunjukkan dengan
menangkap radikal bebas dan mencegah penurunan absorbansi sampel terhadap
terjadinya reaksi berantai. absorbansi blangko minyak wijen yang
dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Persen Aktivitas Antioksidan


Absorbansi Blangko Absorbansi Sampel % Aktivitas
Sampel Wijen Antioksidan
24 jam 72 jam 24 jam 72 jam 24 jam 72 jam
Ekstrak
1,0047 0,8405 0,9337 0,6469 7,07 23,03
metanol
Fraksi n-
0,9872 0,8140 0,9751 0,7380 1,23 9,34
heksan
Fraksi
0,9805 0,8092 0,9042 0,6649 7,78 17,83
Kloroform
Fraksi Air 1,1057 0,9353 0,9750 0,6942 11,82 25,78
Vitamin C 1,1818 1,0105 1,1018 0,8921 6,69 11,72

Persen penghambatan oksidasi fraksi persen penghambatan oksidasi. Senyawa


air lebih besar dibanding ekstrak metanol, flavonoid polar dapat berperan dengan baik
fraksi kloroform, fraksi n-heksan dan melindungi asam linoleat, karena asam
vitamin C. Semakin lama waktu linoleat bersifat non polar, sehingga fraksi
penyimpanan maka semakin besar pula

1132
Media Farmasi Indonesia Vol 11 No 2

air yang bersifat polar ternyata lebih mampu hidrazin dan senyawa bukan radikal yaitu
melindungi asam linoleat. DPP Hidrazin yang stabil (Pokorni et al.,
2001). Uji aktivitas antioksidan ini
Aktivitas Antioksidan Dengan membandingkan nilai IC50 (Inhibitory
Penangkapan Radikal DPPH Concentration 50) dari ekstrak metanol,
Senyawa 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil fraksi kloroform, fraksi n-heksana, fraksi air,
bereaksi dengan senyawa antioksidan dan flavonoid Rutin yang dapat dilihat pada
melalui pengambilan atom hidrogen dari Tabel 3. Menurut Ariyanto (2006) suatu
senyawa antioksidan untuk mendapatkan sampel dikatakan memiliki aktivitas
pasangan elektron, yang mana akan antioksidan sangat kuat apabila nilai IC50 <
menghasilkan bentuk tereduksi difenil pikril 50 ppm.

Tabel 3. Rata-Rata Nilai IC50

Sampel IC50 (ppm)


Ektrak metanol 283,47
Fraksi kloroform 19,58
Fraksi n-heksana 270,32
Fraksi air 715,72
Flavonoid Rutin 714,17

Fraksi kloroform memiliki nilai IC50 flavanon yang mempunyai karakteristik


lebih besar daripada ekstrak metanol, fraksi kimia lebih baik dari sampel yang lain.
n-heksana, fraksi air dan pembanding Rutin. Flavonoid dapat juga sebagai salah satu
Pada percobaan KLT menyatakan bahwa penangkal radikal bebas. Sifat antioksidan
semua sampel positif mengandung dari flavonoid berasal dari kemampuan
flavonoid, diduga pada fraksi kloroform untuk mentransfer sebuah elektron ke
mengandung senyawa flavonoid lebih senyawa radikal bebas (Porat et al., 2006).
banyak dibandingkan ekstrak dan fraksi
lainnya. Jenis flavonoid pada fraksi
kloroform diduga isoflavon, flavonol, dan

1133
Media Farmasi Indonesia Vol 11 No 2

SIMPULAN Jilid IV, Jakarta : Departemen


Ekstrak metanol daun mangkokan Kesehatan Republik Indonesia.
(Polyscias scutellaria (Burn.f.)Fosberg) Halliwell B. and Whiteman M., 2004,
mengandung flavonoid dan saponin. Fraksi Measuring Reactive Species and
air memiliki aktivitas antioksidan tertinggi, Oxidative Damage In Vivo and In
yakni sebesar 23,03% pada waktu inkubasi Cell Culture : How Should You Do
72 jam. Waktu inkubasi sangat berpengaruh It and What Do The Results Mean?,
terhadap peningkatan aktivitas antioksidan British Journal of Pharmacology,
metode tiosianat. Fraksi kloroform 142 (2), 231-255.
mempunyai nilai IC50 terbesar, yakni 19,58 Kumalaningsih, 2006, Antioksidan Alami
ppm. Diduga jenis flavonoid pada fraksi Terong Belanda (Tamarillo), 16,
kloroform memiliki struktur paling baik Surabaya : Trubus Agrisarana.
dalam menangkap radikal bebas Lestario, L. N., Rahardjo, S., Tranggano,
dibandingkan flavonoid dari fraksi lainnya. 2005, Sifat Antioksidatif Ekstrak
Buah Duwet (Syzygium cumini).
DAFTAR PUSTAKA Agritech, 25 (1), 24-31.
Nijveldt, R., Nood, E.V., Hoorn, D.E.C.V.,
Ariyanto, R., 2006, Uji Aktivitas Boelens, P.G., Norren, K.V.,
Antioksidan, Penentuan Kandungan Leeuven, P.A.M.V., 2001,
Fenolik dan Flavonoid Total Fraksi Flavonoids : A Review of Probable
Kloroform dan Fraksi Air Ekstrak Mechanisms of Action and Potential
Metanolik Pegagan (Centella Application, The American Journal
asiatica L. Urban), Fakultas Farmasi, of Clinical Nutrition, 74 (4), 418-
Universitas Gadjah Mada (Skripsi). 425.
Astarina, N. W. G., Astuti, K. W., Pokorni, J., Yanishlieva, N., Gordon, M.,
Warditiani, N. K., 2013, Skrining 2001, Antioxidant in Food :
Fitokimia Ekstrak Metanol Rimpang Practical Applications, CRC Press,
Bangle (Zingiber purpureum Roxb.), New York.
Jurnal Farmasi Udayana, 2 (4), 1-7. Porat Y., Abramowitz A., Gazit E., 2006,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Inhibition of Amyloid Fibril
1995, Materia Medika Indonesia Formation by Polyphenols:

1134
Media Farmasi Indonesia Vol 11 No 2

Structural Similarity and Aromatic Susanti, A.D., Ardiana, D., Gumelar, G.P.,
Interactions as a Common Inhibition Bening, Y.G., 2012, Polaritas Pelarut
Mechanism, Chemical Biology & Sebagai Pertimbangan Dalam
Drug Design, 67 (1), 27-37. Pemilihan Pelarut Untuk Ekstraksi
Prakash, A., Rigelhof, F., Miller E, 2001, Minyak Bekatul Dari Bekatul
Antioxidant Activity, Medallion Varietas Ketan (Oriza sativa
Laboratories, Minnesota. glantinosa), Simposium Nasional
Robles R., Palomino N., Robles A., 2001, RAPI XI FT UMS ISSN : 1412-
Oxidative stress in the neonate, Early 9612.
Human Development, 65, S75-S81. Tjitrosoepomo, G., 1991, Taksonomi
Sarastani, D., Suwarna T.S., Muchtadi, T.R., Tumbuhan Spermatophyta,
Fardiaz, D., Apriyanto, A., 2002, Yogyakarta : UGM.
Aktivitas Antioksidan Ekstrak dan Yen, G.C., Cheng, H., Duh, P.D., 1998,
Fraksi Ekstrak Biji Atung, Jurnal Extraction and identification of an
Teknologi dan Industri Pangan, 13 antioxidative component from Jue
(2), 149-156. Ming Zi (Cassia tora L.), Journal of
Sudjadi, 1986, Metode Pemisahan, UGM Agricultural and Food Chemistry,
Press, Yogyakarta. 46, 820-824.
Sunarni, T., 2005, Aktivitas antioksidan Youngson, R., 2005, Antioksidan : Manfaat
penangkap radikal bebas beberapa Vitamin C dan E bagi Kesehatan,
kecambah dari biji tanaman familia diterjemahkan oleh Susi Purwoko,
papilionaceae, Jurnal Farmasi Jakarta : Arcan.
Indonesia, 2 (2), 53-61.

1135

Anda mungkin juga menyukai