Anda di halaman 1dari 38

SIKLUS PENGELOLAAN

OBAT DI RUMAH SAKIT


C

Dyah Anggraeni
• pelayanan farmasi rumah
sakit adalah bagian yang tidak terpisahkan dari
sistem pelayanan kesehatan rumah sakit
yang berorientasi
kepada pelayanan pasien, penyediaan obat yang
bermutu
• Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
: 1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar
Pelayanan Rumah Sakit
Landasan Hukum
• Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan

• Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah
Sakit –
• Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika –
• Peraturan pemerintahan No. 72 tahun 1998 tentang Pengamanan Sediaan
Farmasi – SK
• Menteri Kesehatan tentang Kebijakan Obat Nasional - SK Menteri Kesehatan
tentang
• Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit - SK Menteri Kesehatan
tentang
• Pedoman Pelaksanaan Jaminan Kesehatan bagi masyarakat miskin. –
Peraturan
• Pemerintah Daerah yang berkaitan dengan pengelolaan barang negara.
Pengelolaan Perbekalan Farmasi
• Perencanaan • Pendistribusian
• Pengadaan • Pengendalian
• Penerimaan • Penghapusan
• Penyimpanan • Pencatatan dan
Pelaporan
• Monitoring dan Evaluasi
Perencanaan
•Perencanaan perbekalan farmasi adalah salah
satu fungsi yang menentukan dalam proses
pengadaan perbekalan farmasi di rumah sakit
•Tujuan perencanaan perbekalan farmasi adalah
untuk menetapkan jenis dan jumlah perbekalan
farmasi sesuai dengan pola penyakit dan
kebutuhan pelayanan kesehatan di rumah sakit
Perencanaan meliputi :
•Pemilihan
•Komplikasi penggunaan
•Perhitungan kebutuhan
•Evaluasi perencanaan
Pemilihan
• Jenis obat yang dipilih seminimal mungkin dengan cara
menghindari kesamaan jenis.
• Hindari penggunaan obat kombinasi, kecuali jika obat
kombinasi mempunyai efek yang lebih baik dibanding
obat tunggal.
• Apabila jenis obat banyak, maka kita memilih
berdasarkan obat pilihan (drug of choice) dari penyakit
yang prevalensinya tinggi.
• Pemilihan obat di rumah sakit merujuk kepada Daftar
Obat Esensial Nasional (DOEN) sesuai dengan kelas
rumah sakit masing-masing, Formularium RS,
Formularium Jaminan Kesehatan bagi masyarakat
miskin, Daftar Plafon Harga obat (DPHO) Askes dan
Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek).
• Sedangkan pemilihan alat kesehatan di rumah sakit
dapat berdasarkan dari data pemakaian oleh
pemakai, standar ISO, daftar harga alat, daftar harga
alat kesehatan yang dikeluarkan oleh Ditjen Binfar dan
Alkes, serta spesifikasi yang ditetapkan oleh rumah sakit.
Komplikasi Pengunaan
•Kompilasi penggunaan perbekalan farmasi
berfungsi untuk mengetahui penggunaan
bulanan masing-masing jenis perbekalan farmasi
di unit pelayanan selama setahun dan sebagai
data pembanding bagi stok optimum.
Informasi yang didapat dari kompilasi
penggunaan perbekalan farmasi adalah

•Jumlah penggunaan tiap jenis perbekalan


farmasi pada masing-masing unit pelayanan.
•Persentase penggunaan tiap jenis perbekalan
farmasi terhadap total penggunaan setahum
seluruh unit pelayanan.
•Penggunaan rata-rata untuk setiap jenis
perbekalan farmasi.
Perhitungan Kebutuhan

•Metode Konsumsi
•Metode Morbiditas
•Metode Campuran
Metode Konsumsi
•Pengumpulan dan pengolahan data
•Analisa data untuk informasi dan evaluasi
•Perhitungan perkiraan kebutuhan perbekalan
farmasi
•Penyesuaian jumlah kebutuhan perbekalan
farmasi dengan alokasi dana.
Contoh soal
•Total pengadaan Amoxycillin kaplet Januari –
Desember 2005 sebanyak 2.500.000 kaplet
(ternyata habis dipakai selama 10 bulan, jadi
ada kekosongan 2 bulan) Sisa stok per 31
Desember 2005 sebanyak = 0tablet
Metode Mordibitas
• Dinamakan metode morbidotas karena dasar
perhitungan adalah jumlah kebutuhan perbekalan
farmasi yang digunakan untuk beban kesakitan
(morbidity load) yang harus dilayani.
Langkah-langkah
• Menentukan jumlah pasien yang dilayani
• Menentukan jumlah kunjungan kasus berdasarkan
prevalensi penyakit.
• Menyediakan formularium/standar/pedoman
perbekalan farmasi.
• Menghitung perkiraan kebutuhan perbekalan farmasi.
• Penyesuaian dengan aloksai dana yang tersedia
Metode Kombinasi
• DOEN, Formularium Rumah Sakit, Standar Terapi Rumah Sakit (Standard
Treatment Guidelines/STG), dan kebijakan setempat yang berlaku.
• Data catatan medik/rekam medik
• Anggaran yang tersedia
• Penetapan prioritas
• Pola penyakit
• Sisa persediaan
• Data penggunaan periode yang lalu
• Rencana pengembangan
Evaluasi Perencanaan
• Setelah dilakukan perhitungan kebutuhan perbekalan farmasi
untuk tahun yang akan datang, biasanya akan diperoleh jumlah
kebutuhan, dan idealnya diikuti dengan evaluasi
Cara/teknik evaluasi yang dapat dilakukan adalah sebagai
berikut:
- Analisa nilai ABC, untuk evaluasi aspek ekonomi
- Pertimbangan/kriteria VEN, untuk evaluasi aspek medik/terapi
- Kombinasi ABC dan VEN
- Revisi daftar perbekalan farmasi
Analisa ABC
• Kumpulkan kebutuhan perbekalan farmasi yang diperoleh dari
salah satu metode perencanaan, daftar harga perbekalan
farmasi, dan biaya yang diperlukan untuk tiap nama dagang.
Kelompokkan kedalam jenisjenis/kategori, dan jumlahkan biaya
per jenis kategori perbekalan farmasi.
• Jumlahkan anggaran total, jitung masing-masing prosentase jenis
perbekalan farmasi terhadap anggaran total.
• Urutkan kembali jenis- jenis perbekalan farmasi diatas, mulai
dengan jenis yang memakan prosentase biaya terbanyak.
• Hitung prosentase kumulatif, dimulai dengan urutan 1
dan seterusnya.
• Identifikasi jenis perbekalan farmasi apa yang
menyerap ±70% anggaran total (biasanya didominasi
oleh beberapa jenis perbekalan farmasi saja).
Perbekalan Farmasi kategori A menyerap anggaran 70%
Perbekalan Farmasi kategori B menyerap anggaran 20%
Perbekalan Farmasi kategori C menyerap anggaran 10%
Metode VEN
•Berbeda dengan istilah ABC yang menunjukkan
urutan, VEN adalah singkatan dari V = vital, E =
Esensial, N = Non-Esensial. Jadi melakukan
analisis VEN artinya menentukan prioritas
kebutuhan suatu perbekalan farmasi. Dengan
kata lain, menetukan apakah suatu jenis
perbekalan farmasi termasuk vital (harus
tersedia), esensial (perlu tersedia), atau non-
esensial (tidak prioritas untuk disediakan).
Kriteria VEN
• Vital (V) bila perbekalan farmasi tersebut diperlukan untuk
menyelamatkan kehidupan (life saving drugs), dan bila tidak
tersedia akan meningkatkan risiko kematian. - Esensial
• (E) bila perbekalan farmasi tersebut terbukti efektif untuk
menyembuhkan penyakit, atau mengurangi penderitaan pasien.
-
• Non-esensial (N) meliputi aneka ragam perbekalan farmasi yang
digunakan untuk penyakit yang sembuh sendiri (self-limiting
desease), perbekalan farmasi yang diragukan manfaatnya,
perbekalan farmasi yang mahal namun tidak mempunyai
kelebihan manfaat dibanding perbekalan farmasi sejenis lainnya,
dll
Metode Kombinasi
• Jenis perbekalan farmasi yang termasuk kategori A dari
analisis ABC adalah benar-benar jenis perbekalan
farmasi yang diperlukan untuk penanggulangan
penyakit terbeanyak. Dengan kata lain, statusnya harus
E dan sebagian V dati VEN. Sebaliknya, jenis
perbekalan farmasi dengan status N harusnya masuk
kategori C. Digunakan untuk menetapkan prioritas
untuk pengadaan obat dimana anggaran yang ada
tidak sesuai dengan kebutuhan.
Mekanismenya
• Obat yang masuk kategori NC menjadi prioritas utama untuk
dikurangi atau dihilangkan dari rencana kebutuhan, bila dana
masih kurang, maka obat kategori NB menjadi prioritas
selanjutnya dan obat yang masuk kategori NA menjadi prioritas
berikutnya. Jika setelah dilakukan dengan pendekatan ini dana
yang tersedia masih juga kurang lakukan langkah selanjutnya.
• Pendekatan yang sama dengan pada saat pengurangan obat
pada kriteria NC, NB, NA dimulai dengan pengurangan obat
kategori EC, EB, dan EA.
Revisi Daftar Perbekalan Farmasi
•Bila langkah-langkah dalam analisis ABC
maupun VEN terlalu sulit dilakukan atau
diperlukan tindakan cepat untuk
mengevaluasi daftar perencanaan,
sebagai langkah awal dapat dilakukan
suatu evaluasi cepat (rapid evaluation)
Pengadaan
• Pembeliaan
• Produksi (Pembuatan Sediaan Farmasi)
• Sumbangan/Doping/Hibah

Tujuan pengadaan: mendapatkan perbekalan farmasi


dengan harga yang layak, dengan mutu yang baik,
pengiriman barang terjamin dan tepat waktu, proses
berjalan lancar dan tidak memerlukan tenaga serta waktu
berlebihan
Hal Yang Diperhatikan dalam Pengadaaan
• Pengadaan yang dipilih, bila tidak teliti dapat menjadikan
“biaya tinggi”
• Penyusunan dan persyaratan kontrak kerja (harga kontrak =
visible cost + hidden cost), sangat penting utuk menjaga agar
pelaksanaan pengadaan terjamin mutu (misalnya persyaratan
masa kadaluwarsa, sertifikat analisa/standar mutu, harus
mempunyai Material Safety Data Sheet (MSDS), untuk bahan
berbahaya, khusus untuk alat kesehatan harus mempunyai
certificate of origin, waktu dan kelancaran bagi semua pihak,
dan lain-lain.
• Order pemesanan agar barang dapat sesuai macam, waktu,
dan tempat.
Pembeliaan
• Pembelian adalah rangkaian proses pengadaan untuk
mendapatkan perbekalan farmasi. Hal ini sesuai
dengan Peraturan Presiden RI No. 94 tahun 2007
tentang Pengendalian dan Pengawasan atas
Pengadaan dan Penyaluran Bahan Obat, Obat Spesifik
dan Alat Kesehatan yang Berfungsi Sebagai Obat dan
Peraturan Presiden RI No. 95 tahun 2007 tentang
Perubahan Ketujuh atas Keputusan Presiden Nomor 80
tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
4 cara Pembeliaan
• Tender terbuka, berlaku untuk semua rekanan yang terdaftar, dan sesuai
dengan kriteria yang telah ditentukan. Pada penentuan harga metode ini
lebih menguntungkan. Untuk pelaksanaannya memerkukan staf yang kuat,
waktu yang lama serta perhatian penuh.
• Tender terbatas, sering disebutkan lelang tertutup. Hanya dilakukan pada
rekanan tertentu yang sudah terdaftar dan memiliki riwayat yang baik. Harga
masih dapat dikendalikan, tenaga dan beban kerja lebih ringan bila
dibandingkan denan lelang terbuka.
• Pembelian dengan tawar menawar, dilakukan bila item tidak penting, tidak
banyak dan biasanya dilakukan pendekatan langsung untuk item tertentu.
• Pembelian langsung, pembelian jumlah kecil, perlu segera tersedia. Harga
tertentu, relatif agak lebih maha
Produksi
•Produksi perbekalan farmasi di rumah sakit
merupakan kegiatan membuat, merubah
bentuk, dan pengemasan kembali sediaan
farmasi steril atau nonsteril untuk memenuhi
kebutuhan pelayanan kesehatan di rumah sakit
Kriteria
• Sediaan farmasi dengan formula khusus
• Sediaan farmasi dengan mutu sesuai standar denan harga lebih
murah
• Sediaan farmasi yang memerlukan pengemasan kembali
• Sediaan farmasi yang tidak tersedia dipasaran
• Sediaan farmasi untuk penelitian
• Sediaan nutrisi parenteral
• Rekonstitusi sediaan perbekalan farmasi sitostatika
• Sediaan farmasi yang harus selalu dibuat baru
Penerimaan
•Penerimaan adalah kegiatan untuk menerima
perbekalan farmasi yang telah diadakan sesuai
dengan aturan kefarmasian, melalui pembelian
langsung, tender, konsinyasi atau sumbangan.
•Tujuan penerimaan adalah untuk menjamin
perbekalan farmasi yang diterima sesuai kontrak
baik spesifikasi mutu, jumlah maupun waktu
Penyimpanan

•Penyimpanan adalah suatu kegiatan


menyimpan dan memelihara dengan cara
menempatkan perbekalan farmasi yang
diterima pada tempat yang dinilai aman dari
pencurian serta gangguan fisik yang dapat
merusak mutu obat.
Penyimpanan
Tujuan penyimpanan adalah
a.Memelihara mutu sediaan farmasi
b.Menghindari penggunaan yang tidak
bertanggung jawab
c.Menjaga ketersediaan
d.Memudahkan pencarian dan pengawasan
Faktor yang dipertimbangkan dlam
merancang gedung
•Kemudahan bergerak
•Sirkulasi udara yang baik
•Rak dan Palet
•Kondisi penyimpanan khusus
•Pencegahan kebakaran

Anda mungkin juga menyukai