Anda di halaman 1dari 11

Accelerat ing t he world's research.

Jurnal intan
intan putri

Related papers Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA VI 307


nabela mirani

MAKALAH METABOLIT SEKUNDER TANIN


Dit a Windriana

Beberapa Met ode Uji Biologis Unt uk Menilai Dampak Bahan Kimia Pert anian di dalam Tanah
Ferisman T indaon
IDENTIFIKASI ASAM FENOLAT EKSTRAK ETANOL DAUN SAMBUNG NYAWA
(Gynura procumbens(Lour.,)Merr), PENENTUAN KADAR FENOLAT TOTAL DAN
UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN

Intan Kurnia Putri, Dra. Enny Fachriyah, M.Si, Dra. Dewi Kusrini, M.Si
Laboratorium Kimia Organik, Jurusan Kimia FSM, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Sudharto SH, Kampus
Tembalang, Semarang 50275 (Telp/fax 024-76480824)

Abstract
Telah dilakukan penelitian tentang identifikasi asam fenolat, penentuan kadar fenolat total
dan uji aktivitas antioksidan pada ekstrak etanol daun Sambung Nyawa (Gynura
procumbens(Lour.,)Merr). Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi asam fenolat pada
ekstrak etanol daun sambung nyawa, menentukan kadar fenolat total dan uji aktivitas
antioksidan. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah isolasi dengan hidrolisis
(asam dan basa) dan tanpa hidrolisis, penentuan kadar fenolat total dengan metode Folin-
Ciocalteu dan uji aktivitas antioksidan dengan metode peredaman radikal DPPH. Tahapan
penelitian ini meliputi isolasi asam fenolat dari ekstrak etanol dengan tiga metode isolasi
yang berbeda, identifikasi asam fenolat dengan TLC dan TLC Scanner, analisis kuantitatif
asam fenolat dan uji aktivitas antioksidan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya
pengaruh hidrolisis terhadap identifikasi asam fenolat, kadar fenolat total dan aktivitas
antioksidan. Dari hasil identifikasi asam fenolat dengan TLC dan TLC Scanner pada ketiga
fraksi (Hidrolisis Basa, Hidrolisis Asam,Tanpa Hidrolisis) tersebut diduga mengandung
senyawa asam ferulat dengan masing-masing kadarnya 13,5%; 14,4% dan 11,16%. Pada
fenolat total dan aktivitas antioksidan tertinggi didapatkan pada fraksi HB yaitu masing-
masing 15,26 mg GAE/g sampel dan 138,686 mg/L.
Kata kunci: asam fenolat, hidrolisis, TLC Scanner, Folin-Ciocalteu, DPPH

Abstract
This research has been done about identification fenolic acid of ethanol extract ‘daun
sambung nyawa’ leaves, determination of total phenolics and antioxidant activity. The aim of
this research is to identification phenolic acids of ethanol extract ‘sambung nyawa’ leaves,
determination of total phenolics and antioxidant activity. The method used in this study is
isolation phenolic acid for ethanol extract with three type methods, they are alkaline
hydrolysis, acid hydrolysis and non-hydrolysis, identification with TLC and TLC Scanner,
determination total phenolics is analyzed by using Folin-Ciocalteu method and antioxidant
activity is analyzed by using DPPH radical scavenging method. The result of this research
shows that hydrolysis (acid and alkaline) has effect for identification phenolic acid, total
phenolics and antioxidant activity. Data of identification phenolic acid uses TLC and TLC
Scanner for hydrolysis fraction shows phenolic acid which consist of them is suspected
ferulic acid. Percentages of ferulic acid for three fractions (HB,HA and TH) are 13.5%;
14.4% and 11.16%. For the highest total phenolics and the highest antioxidant activity from
three fractions is alkaline fraction (HB). They are 15.26 mg GAE/g sample for total phenolics
and 138.686 mg/L for IC50 (antioxidant activity).

Keywords: phenolic acid, hydrolysis, TLC Scanner, Folin-Ciocalteu, DPPH

1
PENDAHULUAN kumarat. Menurut Rosidah, dkk (2008),
salah satu golongan senyawa yang
Dewasa ini penggunaan produk obat
berperan sebagai antioksidan yang
herbal memiliki kemajuan yang pesat,
terkandung dalam tanaman tersebut adalah
tidak hanya masyarakat kalangan bawah
asam fenolat.
yang menggunakan melainkan masyarakat
kalangan atas juga menggunakan Asam fenolat dalam tanaman ada
pengobatan herbal yang dinilai berkhasiat tiga bentuk yaitu asam fenolat bebas, asam
dan tidak menimbulkan efek samping yang fenolat yang terikat dengan ester dan asam
berlebih. fenolat yang terikat dengan glikosida
Salah satu obat tradisional yang (Harborne, 1987). Pengambilan asam
sudah dikonsumsi oleh banyak orang fenolat bebas dari ikatan ester dan ikatan
adalah berasal dari tanaman Sambung glikosida dapat dilakukan dengan
Nyawa (Gynura procumbens (L.) Merr.). memutuskan ikatan tersebut melalui cara
Beberapa penelitian mengenai tanaman hidrolisis (Zadernowski dkk, 2005). Oleh
sambung nyawa menyebutkan bahwa pada sebab itu, pada penelitian ini telah
dilakukan hidrolisis basa, hidrolisis asam
tanaman tersebut memiliki aktivitas
antioksidan (Rosidah dkk., 2008), dan tanpa hidrolisis pada ekstrak etanol
antiherpes (Nawawi dkk, 1999), daun sambung nyawa untuk
antiinflamasi (Iskander dkk, 2002), mengidentifikasi asam fenolat, penentuan
antimikroba (Seow Lay Jing dkk, 2012), kadar fenolat total dan uji aktivitas
antikarsinogenik (Agustina dkk, 2006), antioksidan.
antihiperglikemi (Li dkk, 2009) dan METODOLOGI
antihipoglikemi (Algariri Khalid dkk,
Preparasi sampel. Daun Sambung Nyawa
2013). Aktivitas tersebut dimiliki oleh (Gynura procumbens (Lour.,) Merr)
tanaman sambung nyawa atas peran serta
dilakukan pencucian, pengeringan dengan
dari kandungan kimia dalam tanaman
cara diangin-anginkan, pengirisan dan
tersebut.
penghancuran, sehingga diperoleh serbuk
Kandungan kimia yang terkandung di daun sambung nyawa.
dalam tanaman sambung nyawa adalah
Uji Skrinning. Uji skrinning terhadap
flavonoid, sterol tak jenuh, triterpen,
daun sambung nyawa untuk uji flavonoid,
polifenol dan minyak atsiri, glikosida
saponin, kuinon, dan fenolat dilakukan
sterol, kuersetin, kaemferol-3-O
dengan menimbang sampel serbuk
neohesperidosida, kaemferol-3-O-β-
sebanyak 4 gram, kemudian didihkan
glukosida, saponin, tanin, terpenoid, asam
sampai mendidih dan disaring panas-panas
fenolat, kuersetin-3-O-rhamnosil (1)
(Fransworth, 1966).
galaktosida, dan kuersetin-3-O-
rhamnosil(1-6)glukosida (Rosidah dkk, Uji Saponin. Sampel yang sudah
2008; Akowuah dkk, 2002; Soetarno dkk, dididihkan dengan aquades diambil 5 mL,
2000). Asam fenolat yang terkandung di digojog dengan kuat secara vertikal,
dalam tanaman tersebut menurut Soetarno, diamati busa yang terbentuk. Kemudian
dkk (2000) meliputi asam klorogenat, ditambah HCl 1 tetes. Jika tetap terbentuk
asam kafeat, asam vanilat, dan asam para busa maka hal itu menunjukkan positif
mengandung saponin.

2
Uji Fenolat. Sampel yang sudah arang aktif dan kemudian dipindahkan ke
dididihkan dengan aquades diambil 5 mL dalam plat tetes dan ditambahkan 1 tetes
kemudian ditambahkan FeCl3 1%. Jika anhidrida asam asetat dan asam sulfat
terjadi perubahan warna coklat kehitaman pekat. Jika terbentuk warna biru atau ungu
maka menandakan tanin secara umum. maka menunjukkan steroid dan jika
terbentuk warna merah maka menunjukkan
Uji Flavonoid. Sampel yang sudah
adanya terpenoid.
dididihkan dengan aquades diambil 5 mL
kemudian ditambahkan potongan Mg. Pembuatan Ekstrak Etanol. Serbuk daun
Kemudian ditambahkan 1ml HCl pekat sambung nyawa sebanyak 1,384 kilogram
dan 2 mL amil alkohol, dan dilakukan dimaserasi dengan pelarut n-heksana
pengocokan. Adanya flavonoid sebanyak 2 liter pada suhu kamar. Setiap
ditunjukkan dengan timbulnya warna 24 jam sekali dilakukan penggantian
merah, kuning atau jingga pada lapisan pelarut n-heksana sebanyak 2 liter hingga
amil alkohol. pelarut jernih. Ekstrak n-heksana yang
diperoleh dipekatkan dengan cara
Uji Alkaloid. Serbuk sampel kemudian
evaporasi. Pada proses maserasi dilakukan
ditambahkan kloroform 20 mL, disaring
selama 3x24 jam. Ampas daun sambung
dan filtrat ditambahkan HCl 10%,
nyawa dikeringkan dan dimaserasi kembali
kemudian diekstraksi 2 kali. Hasil
dengan pelarut etanol sebanyak 2 liter pada
ekstraksi ini akan terbentuk dua lapisan.
suhu kamar. Setiap 24 jam sekali
Lapisan atas merupakan lapisan HCl dan
dilakukan penggantian pelarut etanol
lapisan bawah merupakan kloroform.
sebanyak 2 liter hingga pelarut jernih.
Lapisan HCl kemudian diambil masing-
Ekstrak etanol yang diperoleh dipekatkan
masing 5 mL ke dalam tabung reaksi.
dengan cara evaporasi dan akan
Untuk tabung reaksi 1 ditambahkan
didapatkan ekstrak etanol kental. Proses
pereaksi Dragendorff dan untuk tabung
maserasi etanol dilakukan selama 3x24
reaksi 2 ditambahkan pereaksi Meyer.
jam.
Untuk penambahan Dragendorff jika
terbentuk endapan merah bata Isolasi Asam Fenolat. Isolasi asam
menunjukkan positif alkaloid, sedangkan fenolat dilakukan terhadap ekstrak etanol
untuk penambahan Meyer jika terbentuk melalui tiga macam, yaitu hidrolisis basa,
endapan putih menunjukkan positif hidrolisis asam, dan tanpa hidrolisis
alkaloid. (Zadernowski dkk, 2005).
Uji Steroid/Triterpenoid. Pada uji steroid Hidrolisis Basa. Sebanyak 2 g ekstrak
menggunakan maserasi terlebih dahulu etanol ditambahkan ke dalam 20 mL
dengan etanol 50 mL selama 15 menit, akuades mendidih untuk menghilangkan
kemudian diuapkan sampai kental pada klorofil dan diaduk, kemudian disaring.
Rotary Evaporator. Kemudian Filtrat selanjutnya dihidrolisis dengan
ditambahkan klorofom:air (1:1) masing- NaOH 1N 20 mL pada suhu kamar dan
masing 5 mL akan terbentuk 2 lapisan. ruang gelap selama 24 jam. Hasil hidrolisis,
Lapisan atas merupakan lapisan air dan dilakukan penambahan H2SO4 10%,
lapisan 2 merupakan lapisan kloroform. kemudian diekstraksi dengan 20 mL eter
Untuk lapisan kloroform ditambahkan untuk memisahkan asam fenolat dari

3
lapisan air sebanyak empat kali. Fraksi eter lalu diekstraksi dengan 20 mL eter
selanjutnya diuapkan hingga volume 20 sebanyak empat kali. Fraksi eter
mL dan diekstraksi dengan 8 mL NaHCO3 selanjutnya diuapkan sampai kering.
20%. Lapisan air diasamkan dengan Residu dilarutkan dalam 1 mL metanol dan
H2SO4 10%, lalu diekstraksi dengan 20 selanjutnya disebut fraksi TH
mL eter sebanyak empat kali. Fraksi eter (Zadernowski dkk, 2005).
selanjutnya diuapkan sampai kering. Pemisahan Asam Fenolat. Pemisahan
Residu dilarutkan dalam 1 mL metanol dan
asam fenolat dilakukan terhadap fraksi HB,
selanjutnya disebut fraksi HB
HA, dan TH menggunakan kromatografi
(Zadernowski dkk, 2005).
lapis tipis (KLT) dengan plat silika gel
Hidrolisis Asam. Sebanyak 2 g ekstrak GF254 dan eluen campuran benzena dan etil
etanol ditambahkan ke dalam 20 mL asetat dengan perbandingan tertentu. Noda
akuades mendidih untuk menghilangkan yang diperoleh selanjutnya dibandingkan
klorofil dan diaduk, kemudian disaring. dengan asam galat, asam kafeat, asam
Filtrat dihidrolisis dengan H2SO4 2N ferulat, dan asam pirogalol. Senyawa
dalam penangas air selama 2 jam. Hasil pembanding yang memiliki Rf sejajar
hidrolisis lalu diekstraksi dengan 20 mL dengan noda tiap fraksi, diidentifikasi
eter untuk memisahkan asam fenolat dengan TLC Scanner.
dengan senyawa lain sebanyak empat kali. Identifikasi Asam Fenolat
Fraksi eter selanjutnya diuapkan hingga menggunakan TLC Scanner. Identifikasi
volume 20 mL dan diekstraksi dengan 8 dilakukan menggunakan TLC Scanner
mL NaHCO3 20% untuk memisahkan terhadap fraksi HB (Hidrolisis Basa), HA
asam fenolat dari senyawa fenol yang lain. (Hidrolisis Asam), TH (Tanpa Hidrolisis),
Lapisan air diasamkan dengan H2SO4 10%,
dan senyawa standar yang dibuat variasi
lalu diekstraksi dengan 20 mL eter konsentrasi 50, 100, 250, 500, 1000 ppm
sebanyak empat kali. Fraksi eter dalam metanol. Selanjutnya masing-
selanjutnya diuapkan sampai kering. masing 5 µL senyawa standar dengan
Residu dilarutkan dalam 1 mL metanol dan variasi konsentrasi, fraksi HB, HA dan TH
selanjutnya disebut fraksi HA dianalisis dan diukur luas areanya
(Zadernowski dkk, 2005). menggunakan TLC Scanner untuk
Tanpa Hidrolisis. Sebanyak 2 g ekstrak menentukan kadar senyawa yang
etanol ditambahkan ke dalam 20 mL terkandung dalam setiap fraksi.
akuades mendidih untuk menghilangkan
Analisis fenolat total sampel. Sebanyak
klorofil dan diaduk, kemudian disaring.
0,2 mL dari masing–masing fraksi dan
Filtrat yang diperoleh diasamkan dengan
ekstrak etanol diencerkan dengan aquades
H2SO4 10% lalu diekstraksi dengan 20 mL
15,8 mL dan direaksikan dengan 1 mL
eter untuk memisahkan asam fenolat
reagen Folin-Ciocalteau selanjutnya
dengan senyawa lain sebanyak empat kali.
dihomogenkan serta didiamkan selama 8
Fraksi eter selanjutnya diuapkan hingga
menit. Setelah pengocokan dan pendiaman,
volume 20 mL dan diekstraksi dengan 8
sebanyak 3 mL Na2CO3 20% ditambahkan
mL NaHCO3 20% untuk memisahkan
ke dalam masing–masing larutan, dikocok
asam fenolat dari senyawa fenol yang lain.
sampai homogen dan didiamkan selama 30
Lapisan air diasamkan dengan H2SO4 10%,

4
menit pada suhu ruang. Masing–masing sebanyak 1,384 kg dengan rendeman yang
larutan kemudian ditentukan absorbansi didapatkan adalah 46,13%. Pada uji
pada λ = 765 nm menggunakan skrinning atau penapisan fitokimia
Spektrofotometer UV-Vis. Kandungan total didapatkan bahwa serbuk daun sambung
fenolat dinyatakan sebagai jumlah mg nyawa mengandung senyawa alkaloid,
asam galat ekuivalen tiap g ekstrak. flavonoid, steroid/triterpenoid, dan fenolat.
Hal ini sesuai dengan Rosidah dkk, (2008)
Penentuan Aktivitas Antioksidan.
yang telah menguji skrinning fitokimia
Penentuan aktivitas antioksidan
pada simplisia kering dan ekstrak etanol
menggunakan metode dari Molyneux
daun sambung nyawa sebelumnya.
(2004). Serbuk 1,1–difenil-2-pikrilhidrazil
(DPPH) 5 mg dilarutkan dalam metanol Pembuatan Ekstrak Etanol
250 mL. Sebanyak 3,8 mL larutan DPPH Ekstrak etanol dibuat dengan
direaksikan dengan 0,2 ml metanol, mengekstraksi serbuk daun sambung
kemudian didiamkan selama 30 menit nyawa melalui metode maserasi yaitu
dalam tempat gelap. Larutan DPPH yang proses ekstraksi yang dilakukan dengan
telah didiamkan ditentukan panjang cara merendam sampel dalam larutan
gelombang maksimum pada λ = 515 nm. penyari. Serbuk daun sambung nyawa
Uji aktivitas antioksidan terhadap ekstrak dimaserasi dengan pelarut n-heksana untuk
etanol dilakukan dengan cara, sebanyak menghilangkan senyawa non polar pada
0,05 g dilarutkan ke dalam 100 mL daun sambung nyawa dan kemudian
metanol 96%. Untuk fraksi HB, HA dan dimaserasi kembali menggunakan pelarut
TH dibuat dengan melarutkan 0,025 g ke etanol untuk mengambil senyawa polar
dalam 50 mL dengan variasi konsentrasi yang terkandung dalam daun tersebut.
20, 40, 60, 80, dan 100 mg/L. Penentuan Ekstrak etanol pekat yang didapatkan
aktivitas antioksidan dilakukan terhadap sebanyak 35,24 gram sehingga rendeman
berbagai konsentrasi dengan memasukkan yang diperoleh adalah 2,54%.
0,2 ml larutan sampel ke dalam vial dan
direaksikan dengan 3,8 ml larutan DPPH Isolasi Asam Fenolat
induk. Campuran dihomogenkan dan Ekstrak etanol diisolasi dalam tiga metode
didiamkan selama 30 menit di tempat isolasi, yaitu hidrolisis basa, hidrolisis
gelap serta ditentukan serapannya dengan asam dan tanpa hidrolisis. Untuk
spektrofotometer UV-Vis pada panjang mengambil asam fenolat dari bentuk ester
gelombang 515,5 nm. Senyawa kuersetin dilakukan dengan hidrolisis basa. Pada
digunakan sebagai pembanding. tahap ini digunakan NaOH 1N untuk
Kemampuan untuk meredam radikal mengambil asam fenolat dari bentuk ester
DPPH (inhibisi) ditentukan dari nilai karena gugus ester akan mengalami
serapan yang dihasilkan dengan persamaan: hidrolisis dengan NaOH dan air. Untuk
membebaskan asam fenolat dari bentuk
glikosida dilakukan hidrolisis asam. Pada
HASIL DAN PEMBAHASAN tahap ini digunakan H2SO4 2N untuk
Preparasi sampel dan Uji Skrinning mengambil asam fenolat dari bentuk
glikosida. Isolasi asam fenolat dalam
Sampel daun sambung nyawa 3 kg
bentuk tanpa hidrolisis bertujuan untuk
didapatkan serbuk daun sambung nyawa

5
mengambil asam fenolat bebas. Dari ketiga Identifikasi Asam Fenolat dengan TLC
hasil isolat tersebut didapatkan masing- Scanner
masing 0,8 gram (sebelum dilarutkan Identifikasi asam fenolat dilakukan dengan
dalam metanol). TLC Scanner pada panjang gelombang
Pemisahan Asam Fenolat 365 nm dan luas area dari sampel yang
telah di TLC dan dielusi dengan fase diam
Pemisahan asam fenolat dilakukan dengan
menggunakan TLC (Thin Layer silika gel dan eluen campuran benzena:etil
Chromatography) dengan fase diam silika asetat (5:2). Dari data TLC Scanner yang
gel GF254 3x10 cm dan eluen campuran dihasilkan menunjukkan harga Rf yang
benzena:etil asetat (5:2) sebagai fase gerak. kemudian dibandingkan antara harga Rf
Pada tahap ini didapatkan pada fraksi HB sampel dengan harga Rf asam ferulat
menghasilkan 1 noda, fraksi HA standar yang ditunjukkan dalam Tabel 1.
menghasilkan 4 noda dan fraksi TH Tabel 1. Hasil Analisis TLC Scanner
menghasilkan 2 noda tersaji pada Gambar
1. berikut ini No Nama Senyawa Rf
1 F50 0,13 dan 0,93
2 F100 0,13 dan 0,93
3 F250 0,13 dan 0,94
4 F500 0,13 dan 0,94
5 F1000 0,13 dan 0,94
6 HB 0,15 dan 0,93
7 HA 0,02; 0,06; 0,91 dan 093
8 TH 0,02; 0,05; 0,13; 0,51 dan 0,93
Pada hasil tersebut dapat disimpulkan
bahwa Rf asam ferulat standar memiliki
kemiripan dengan salah satu Rf dari
masing-masing fraksi tersebut yaitu 0,93
Gambar 1. Hasil KLT pada fraksi HB, sehingga dapat disimpulkan bahwa ketiga
HA dan TH fraksi tersebut terbukti diduga
mengandung asam ferulat. TLC Scanner
Gambar 1. menunjukkan bahwa ada noda
juga dapat digunakan untuk analisis
pada masing-masing fraksi yang hampir
kuantitatif dengan bantuan persamaan
sejajar dan memiliki kemiripan Rf, yang
linier kurva standar yang diperoleh dari
dapat disimpulkan bahwa dalam ketiga
korelasi berat senyawa dan area senyawa
fraksi tersebut diduga mengandung
standar(asam ferulat) yang dapat dilihat
senyawa yang sama. Identifikasi
pada Gambar 2.
selanjutnya dengan membandingkan
sampel dan asam fenolat standar (asam KURVA KONSENTRASI VS AREA

ferulat, asam galat, asam kafeat dan A


pirogalol) didapatkan bahwa dari ketiga R
E
fraksi yang noda-nodanya memiliki Rf A

yang sejajar sebelumnya, memiliki


kemiripan Rf dengan asam fenolat standar KONSENTRASI
yaitu asam ferulat dengan Rf = 0,4.
Gambar 2. Grafik Korelasi Konsentrasi
dan Area
6
Dari persamaan y=0,678x + 222,5 dapat merupakan radikal bebas yang stabil pada
digunakan untuk menentukan berat suhu kamar (Gurav dkk., 2007).
senyawa dalam setiap sampel. Dari berat Penambahan proton pada struktur radikal
senyawa tersebut dapat digunakan untuk DPPH akan menyebabkan terjadinya
menentukan kadar senyawa asam ferulat reduksi membentuk DPPH nonradikal.
pada ketiga fraksi dan didapatkan masing- Pengurangan intensitas warna ditandai
masing pada fraksi HB 13,5%; fraksi HA dengan penurunan absorbansi pada λ = 515
14,4% dan fraksi TH 11,08%. Dapat nm (Molyneux, 2004). Hasil aktivitas
disimpulkan bahwa fraksi HA yang antioksidan yang ditunjukkan dengan
memiliki kadar asam ferulat terbesar. diagram konsentrasi dan %inhibisi telah
tersaji pada Gambar 3.
Analisis Fenolat Total Sampel
Senyawa fenolat memiliki kaitan dengan DIAGRAM KONSENTRASI VS %INHIBISI

aktivitas antioksidan (Dai Jin dan Russel J, %


2010). Total kandungan senyawa fenolat I
pada masing - masing ditentukan N
H
berdasarkan pada kurva kalibrasi asam I
B
galat. Metode yang digunakan adalah I
S
metode Folin-Ciocalteu. Hasil analisis I
KONSENTRASI
total kandungan senyawa fenolat
ditunjukkan sebagai mg ekivalen asam
Gambar 3. Diagram Konsentrasi vs
galat/g sampel kering tersaji pada Tabel 2.
%inhibisi
Tabel 2. Hasil penentuan kadar senyawa
Pada diagram tersebut dapat disimpulkan
fenolat total bahwa semakin besar konsentrasi suatu
senyawa maka semakin besar %inhibisinya
Kadar Fenolat Total (mg (kemampuan suatu senyawa antioksidan
Sampel ekivalen asam galat/g sampel
kering)
dalam menangkal radikal bebas). Selain itu
EE 4,39 dengan adanya hidrolisis pada isolasi asam
HB 15,26 fenolat ekstrak etanol daun sambung
HA 13,69 nyawa terbukti dapat meningkatkan
TH 8,477 aktivitas antioksidan.
Dari Tabel 2 menunjukkan bahwa EE KESIMPULAN DAN SARAN
(Ekstrak Etanol) menghasilkan kadar
fenolat total paling rendah yaitu 4,39 mg Dari hasil analisis TLC dan TLC Scanner
ekivalen asam galat/g sampel kering dan terhadap fraksi HB, fraksi HA dan fraksi
fraksi HB(Hidrolisis Basa) yang memiliki TH diduga mengandung senyawa asam
kadar fenolat total terbesar yaitu 15,26 mg ferulat. Kadar asam ferulat didapatkan dari
ekivalen asam galat/g sampel kering. ketiga fraksi tersebut yaitu fraksi HB
13,5%, fraksi HA 14,4% dan fraksi TH
Penentuan Aktivitas Antioksidan 11,08%. Kadar fenolat total pada ekstrak
Senyawa DPPH (1,1-difenil-2- etanol 4,39 mg ekivalen asam galat/sampel
pikrilhidrasil) yang digunakan untuk kering, fraksi HB 15,26 mg ekivalen asam
mengevaluasi aktivitas antioksidan galat/g sampel kering, fraksi HA 13,69 mg

7
ekivalen asam galat/g sampel kering, dan Backer, C.A., dan Van Den Brink, R.C.B.,
fraksi TH 8,477 mg ekivalen asam galat/ g 1965, Flora of Java
sampel kering. Uji aktivitas antioksidan (Spermatophytes Only), N.V.P,
(IC50) pada ekstrak etanol 2273,33 mg/L, Noordhoff-Groningen,The
fraksi HB 138,686 mg/L, fraksi HA Netherlands, 363-364, 424-425.
520,689 mg/L dan fraksi TH 1126,29 Dai Jin., dan Russel J. Mumper, 2010,
mg/L. Plant Phenolics: Extraction,
DAFTAR PUSTAKA Analysis and Their Antioxidant
and Anticancer Properties,
Agustina D., Wasito, Haryana S.M., dan
Department of Pharmaceutical
Supartinah A, 2006,
Sciences, College of Pharmacy,
Anticarcinogenesis effect of
University of Kentucky, Lexington,
Gynura procumbens (Lour) Merr
USA, 15, 7313-7352.
on tongue carcinogenesis in
4NQO-induced rat, Oral Medicine Dainy, Nunung Cipta., 2006, Produksi dan
Department, Faculty of Dentistry, Kandungan Flavonoid Daun
Gadjah Mada University, Sambung Nyawa (Gynura
Jogjakarta,39(3),126-132. procumbens[Lour]. Merr) pada
Berbagai Tingkat Naungan dan
Akowuah G.A., A Sadikun, dan A
Umur Pemangkasan, Skripsi,
Mariam., 2002, Flavonoid
Program Studi Agronomi Fakultas
Identification and Hypoglicemic
Pertanian Institut Pertanian, Bogor.
Studies of Butanol Fraction from
Gynura procumbens., Fransworth, Norman.R., 1966, Biological
Pharmaceutical Biology, 40,405- and Phytocemical Screening on
410. Plant, Journal of Pharmaceutical
Science, 55, 225-276.
Algariri Khalid, Meng Y Kuong,
Atangwho J Item, Asmawi Z Mohd, Gurav, S., Deshnkar, N., Gulkari, V.,
Sadikun, Murugaiyah Vikneswaran, Duragkar, N., dan Patil, A., 2007,
Ismail Norhyati, 2013, Free Radical Scavenging Activity
Hypoglycemic and anti- of Polygala chinensis Linn,
hyperglycemic study of Gynura Pharmacologyomline, 2, 245-253.
procumbens leaf extracts, School Harborne, J.B., 1987, Metode fitokimia
of Pharmaceutical Sciences, penuntun cara modern
Universiti Sains Malaysia, 11800 menganalisis tumbuhan,
Penang, Malaysia, 3(5), 358-366. Diterjemahkan oleh Padmawinata,
Andayani, R., Lisawati, Y., dan Maimunah, K., dan Soediro. I., Edisi ke-2, 6-7,
2008, Penentuan Aktivitas ITB, Bandung.
Antioksidan, Kadar Fenolat Total Iskander, M.N., Y.Song, I.M Coupar dan
dan Likopen pada Buah Tomat, W. Jiratchariyakul, 2002, Anti
Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi, inflammantory screening of the
13, 1-9. medicinal plant Gynura

8
procumbens, Plant Foods for Puanpropitag D, Chaichanadae S,
Human Nutrition, 57, 233-244. Naowaratwatama W, 2010,
Evaluation nutritonal value and
Javanmardi, J., Stushnoff, C., Locke, E.,
antioxidative prospeties of medicial
and Vivanco, J.M., 2003,
plant Gynura Procumbens extract,
Antioxidant activity and total
Department of Chemistry, Thailand,
phenolic content of Iranian
9(3), 146-151.
ocimum accessions, Journal Food
Chemistry, 83, 547-550. Rosidah., Yam Mun., Sadikun Amirin.,
Asmawi Mahd., 2008, Antioxidant
Jayaprakasha, G.K., Rao, L.J.M., Sakariah,
Potential of Gynura procumbens,
K.K., 2005, “Chemistry and
School of Pharmaceutical Science,
Biological Activities of Curcuma
Universiti Sains Malaysia, 46(9),
Longa”, Trends in Food Science &
616-625.
Technology 16, 533-548.
Sastrohamidjojo, H., 1991, Kromatografi,
Li, W.L., B.R.Ren, M.Zhuo, Y.Hu dan
30-40, Liberty, Yogyakarta.
C.G. Lu dkk, 2009, The anti
hyperglycemic effect of plants in Seow Lay Jing, Beh Hooi Kheng, Pazilah
genus gynura cass, American Ibrahim, Amirin Sadikun, Mohd
Journal of Chinesse Medicine, Zaini Asmawi, 2012, Antimicrobial
37,961-966. activity of Gynura segetum’s leaf
extracts and its active
Maryani, Herti, dan Suharmiati., 2008.
fractions.School of Pharmaceutical
Tanaman obat untuk Mengatasi
Sciences, Universiti Sains
Penyakit pada Usia Lanjut, 29-30,
Malaysia, Penang, Malaysia, 2.
Agromedia Pustaka, Jakarta.
Soetarno, S., Asep G.S., Gantina S.,
Molyneux, P., 2004, Original Article : The
Sukrasno, 2000, Flavonoid dan
use of the stable free radical
asam – asam fenolat dari Gynura
diphenylpicrylhydrazil (DPPH) for
procumbens (Lour.) Merr, Warta
estimating antioxidant activity,
Tumbuhan Obat Indonesia, 6, 6-7.
Songklanakarin Journal Science
Technology, 26(2), 211-219. Stahl, E., 1985, Analisis Obat Secara
Nawawi, A., N.Nakamura, M.Hattori, Kromatografi dan Mikroskopik,
M.Kurokawa dan K.Shiraki, 1999, 45-50, Diterjemahkan oleh Kosasih
Inhibitory effect of Indonesian Padmawinata dan Iwang Soediro,
medicinal plants on the infection of Penerbit ITB, Bandung.
herpes simplex virus type I, Stalikas, C.D., 2007, Review : Extraction,
Phytother Res., 13,37-41. separation, and detection methods
Orak, H.H, 2006, Total Antioxidant for phenolic acid and flavonoid,
Activities, Phenolic, Anthocyanins, J.Sep.Sci,30,3269-3276
Polyphenoloxidase Activities In Red Sudarsono, Gunawan, D., Wahyuono, S.,
Grape Varieties, Electronic Journal Donatus, I.A., dan Purnomo, 2002,
of Polish Agricultural University Tumbuhan Obat II, Hasil Penelitian,
Food Science and Technology, 9. Sifat-sifat dan Penggunaan, 96-100,

9
Pusat Studi Obat Tradisional, normal and streptozotozin-induced
Universitas Gadjah Mada, diabetic rats, Singapore med.J, 41,
Yogyakarta. 9-13.
Sudjadi, 1996, Penentuan Struktur
Senyawa Organik, Cetakan 1,
Ghalia, Jakarta. Hal. 45-50.
Sugiyanto, Sudarto, B., dan Meiyanto, E.,
1993, Efek Penghambatan
Karsinogenisitas Benzo(a)piren
Oleh Preparat Tradisional
Tanaman Gynura sp. dan
identifikasi Awal Senyawa yang
Berkhasiat, 34-35, Laporan
Penelitian P4M Ditjen Dikti, Fak.
Farmasi UGM, Yogyakarta.
Sugiyanto, Sudarto, B., Meiyanto, E.,
Nugroho, A.E., dan Jenie, U.A.,
2003, Aktivitas Antikarsinogenik
Senyawa yang Berasal dari
Tumbuhan, Majalah Farmasi
Indonesia, 14 (4), 216-225.
Waterhouse, A., 1999, Folin – Ciocalteau
Micro Method For Total Phenol In
Wine, Department of Viticulture &
Enology University of California,
Davis, 152-178
Wijono, S.H.S., 2004, Isolasi dan
Identifikasi Asam Fenolat pada
Daun Katu (Sauropus androgynus
(L.) Merr.), Makalah Kesehatan, 8,
33-35.
Zadernowski, R., Naczk, M., Czaplicki, S.,
Rubinskiene, M., dan Sza ‘lkiewicz
M., 2005, Composition of Phenolic
Acids in Sea Buckthorn
(Hippophae rhamnoides L.)
Berries, JAOCS, 8,3.
Zhang, X.F dan B.K.H Tan, 2000, Effect
of an ethanolic extract of Gynura
procumbens on serum glucose,
cholesterol and trglyceride levels in

10

Anda mungkin juga menyukai