ABSTRAK
Kekayaan tumbuhan Indonesia banyak dimanfaatkan sebagai alternatif pengobatan penyakit degeneratif.
Salah satu tumbuhan yang diketahui memiliki khasiat sebagai bahan obat alternatif adalah tumbuhan
mangrove jenis Rhizopora mucronata. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui senyawa metabolit
sekunder dan aktivitas antioksidan ekstrak etil asetat daun dan kulit batang R. mucronata. Analisis uji
fitokimia dilakukan dengan cara uji warna, diantaranya adalah uji alkaloid, flavonoid, fenolik, steroid,
triterpenoid, saponin, dan tanin. Sedangkan untuk uji aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH
diukur serapan pada panjang gelombang 517 nm. Hasil uji fitokimia menunjukkan ekstrak etil asetat daun
mangrove R. mucronata mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, fenolik dan tanin, sedangkan ekstrak etil
asetat kulit batang mangrove R. mucronata mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, fenolik, dan
triterpenoid. Kemudian hasil uji aktivitas antioksidan ekstrak etil asetat daun R. Mucronata memiliki nilai
IC50 sebesar 68,356 ± 0,906 ppm dan ekstrak etil asetat kulit batang R. mucronata memiliki nilai IC50 sebesar
116,902 ± 3,007 ppm. Berdasarkan nilai IC50 tersebut dapat disimpulkan bahwa ekstrak etil asetat daun R.
mucronata memiliki aktivitas antioksidan dengan kategori kuat dan ekstrak etil asetat kulit
batang R. mucronata memiliki aktivitas antioksidan dengan kategori sedang.
104
Prosiding Seminar Nasional Kimia Berwawasan Lingkungan 2020 ISBN 978-602-50942-4-8
Jurusan Kimia FMIPA UNMUL
dari berbagai jenis tanaman (Faiqoh, Utami, & H2SO4, pereaksi Dragendroff, larutan asam asetat
Yuniari, 2020). glasial, akuades, DPPH, dan vitamin C.
Indonesia sebagai negara tropis mempunyai
keragaman tumbuhan yang berpotensi besar untuk Preparasi Sampel
dikembangkan dalam dunia pengobatan (Ghozaly Sampel daun dan kulit batang Rhizopora
& Utami, 2017). Kekayaan alam tumbuhan di mucronata diperoleh di pesisir Pantai Sambera,
Indonesia mencakup 30.000 jenis tumbuhan yang Kecamatan Muara Badak. Sampel tersebut
diantaranya terdapat 940 jenis tanaman yang kemudian dicuci bersih dan dikeringkan dengan
berkhasiat obat, 90% jumlah ini merupakan cara dianginkan tanpa terkena sinar matahari
tumbuhan obat yang terdapat di Asia (Nuryadi, langsung. Sampel yang telah kering kemudian
Erwin, & Usman, 2019). Tumbuhan herbal yang dihaluskan hingga menjadi serbuk. Sampel serbuk
terdapat di Indonesia sangat banyak yang bisa dimaserasi selama 3 x 24 jam menggunakan
dimanfaatkan sebagai antioksidan (Febrianti, pelarut etil asetat. Maserat yang diperoleh
Ariani, & Niah, 2018). Jenis tumbuhan yang kemudian dipekatkan dengan menggunakan alat
banyak dimanfaatkan masyarakat sebagai obat rotary evaporator sehingga diperoleh ekstrak
tradisional adalah tanaman mangrove (Usman, pekat etil asetat.
Masruhim, Erika, Nurdin, & Kuncoro, 2019).
Salah satu spesies mangrove yang diketahui Uji Fitokimia
memiliki khasiat sebagai bahan obat alternatif Uji Alkaloid
yaitu mangrove jenis Rhizopora mucronata. R. Ekstrak pekat etil asetat dilarutkan
mucronata pada bidang medis berpotensi sebagai menggunakan etil asetat. Ekstrak tersebut
obat penyakit beri-beri dan haematoma (kulit ditambahkan dengan beberapa tetes H2SO4 dan
batang); hepatitis (kulit batang, bunga, daun, dihomogenkan, selanjutnya larutan ini dianalisis
akar); borok (kulit batang) (Kasitowati, dengan pereaksi Mayer, Dragendroff, dan Wagner
Yamindago, & Safitri, 2017). Daun mangrove sebanyak 4-5 tetes. Hasil uji positif dengan
Rhizopora mucronata mengandung 2-(2etoksi pereaksi Mayer akan terbentuk endapan putih,
etanol, kau-16-ena dan benzophenon, senyawa dengan pereaksi Dragendorff terbentuk endapan
fenolik golongan flavonoid, asam fenolat, tannin merah jingga dan dengan pereaksi wagner
dihidroflavonol, asam kafeat, asam vanilat, asam terbentuk endapan coklat.
p-hidroksi benzoate, tanin, alkaloid, kumarin, Uji Flavonoid
flavonoid, fenol dan polifenol, quinon, resin, Ekstrak pekat etil asetat dilarutkan
saponin, fitosterol, xanthoprotin, pigmen (klorofil, menggunakan etil asetat kemudian ditambahkan 1
karotenoid) dan gula (Faiqoh, Utami, & Yuniari, mL Pb asetat 10% dan dikocok. Apabila terjadi
2020). perubahan warna menjadi coklat kekuningan
Berdasarkan uraian diatas maka penelitian berarti positif mengandung flavonoid.
ini dilakukan untuk mengetahui senyawa Uji Saponin
metabolit sekunder yang terkandung pada daun Ekstrak pekat etil asetat ditambahkan
dan kulit batang R. mucronata dan untuk akuades panas dan dikocok dengan kuat. Apabila
mengetahui aktivitas antioksidan ekstrak etil timbul busa, tambahkan beberapa tetes larutan
asetat daun dan kulit batang R. mucronata dengan HCl. Jika busa yang dihasilkan stabil selama 10
metode DPPH. menit dengan ketinggian 1-3 cm, maka ekstrak
positif mengandung saponin.
METODOLOGI PENELITIAN Uji Tanin
Alat Ekstrak pekat etil asetat dilarutkan
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian menggunakan etil asetat kemudian sebanyak 1 mL
ini adalah sebagai berikut: seperangkat alat kaca, larutan FeCl3 3%, kemudian amati perubahannya.
rotary evaporator, spektrofotometer Uv-Vis, Bila terbentuk warna biru atau hijau kehitaman
tabung reaksi, mikro pipet, labu takar dan pipet mengindikasikan adanya senyawa tanin.
volume. Uji Fenolik
Bahan Ekstrak pekat etil asetat dilarutkan
Bahan-bahan yang digunakan dalam menggunakan etil asetat kemudian ditambahkan 1
penelitian ini adalah sebagai berikut: daun dan mL larutan FeCl3 1%. Hasil uji positif adanya
kulit batang bakau hitam, pelarut etil asetat, senyawa fenol, ditunjukkan dengan terbentuknya
larutan H2SO4(p), larutan HNO3(p), larutan warna hijau, merah, ungu, biru, atau hitam pekat.
HCl(p), serbuk Mg, larutan FeCl3 1%, larutan Uji Steroid dan Triterpenoid
105
Usman
Magister Pendidikan Kimia FKIP UNMUL
Pengukuran Daya Antioksidan Sampel dan Tabel 2. Hasil Uji Fitokimia Ekstrak Etil Asetat
Vitamin C Kulit Batang R. mucronata
Pengujian dilakukan dengan memasukkan Jenis Senyawa Hasil Uji
masing-masing konsentrasi ekstark etil asetat Alkaloid +
sampel dan vitamin C sebanyak 4 mL dan 1 mL Flavonoid +
DPPH 50 ppm ke dalam tabung reaksi. Lalu Saponin -
dihomogenkan dan diinkubasi pada suhu ruang Tanin -
selama 30 menit di ruangan gelap. Diukur Fenolik +
absorbansinya dengan spektrofotometer UV-Vis Steroid -
pada panjang gelombang 517 nm, pengukuran
Triterpenoid +
dilakukan sebanyak tiga kali (Triplo).
106
Prosiding Seminar Nasional Kimia Berwawasan Lingkungan 2020 ISBN 978-602-50942-4-8
Jurusan Kimia FMIPA UNMUL
Berdasarkan hasil uji fitokimia, senyawa yang adalah flavonoid yang merupakan senyawa
memiliki potensi sebagai antioksidan pada ekstrak polifenol mempunyai kemampuan untuk
etil asetat daun R. mucronata yaitu alkaloid, menyumbangkan atom hidrogen kepada senyawa
flavonoid, fenolik, dan tanin, sedangkan pada radikal bebas, maka aktivitas antioksidan senyawa
ekstrak etil asetat kulit batang R. mucronata yaitu polifenol dapat dihasilkan pada reaksi netralisasi
alkaloid, flavonoid, fenolik, dan triterpeneoid. radikal bebas atau pada penghentian reaksi
Dimana alkaloid terutama indol memiliki berantai yang terjadi (Handayani, Ahmad, &
kemampuan untuk menghentikan reaksi senyawa Sudir, 2018)
berantai radikal bebas secara efisien. Senyawa
alkaloid lainnya yang bersifat antioksidan adalah Uji Aktivitas Antioksidan
quinolon, kafein yang dapat bertindak sebagai Data yang diperoleh dari uji aktivitas antioksidan
peredam radikal, hidroksi dan melatonin yang menggunakan metode peredaman radikal DPPH
berperan penting menjaga sel dari pengaruh untuk ekstrak etil asetat daun dan kulit batang
radiasi dan toksisitas obat-obatan. Senyawa mangrove R.mucronata dan vitamin C dapat
berikutnya yang berpotensi sebagai antioksidan dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3. Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etil Asetat Daun Mangrove R. mucronata
20 21,164
40 33,3333
1 y=0,5952x + 97884 67,560
60 47,619
80 56,0847
20 20,3704
40 33,8624
2 y = 0,578x + 9,9206 69,342
60 46,2963
80 54,7619
20 20,8995
40 33,0688 y = 0,5899x +
3 9,7884 68,167
60 47,8836
80 55,291
Tabel 4. Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etil Asetat Kulit Batang Mangrove R. mucronata
20 15,873
1 y = 0,3532x + 8,7302 116,845
40 22,7513
60 29,8942
80 37,037
20 16,4021 y = 0,3611x + 8,8624 113,923
2 40 22,7513
60 30,6878
80 37,8307
3 20 15,6085 y = 0,3452x + 8,5979 119,937
107
Usman
Magister Pendidikan Kimia FKIP UNMUL
40 22,2222
60 29,3651
80 36,2434
2 16,9312
4 37,037
1 y = 9,537x - 1,455 5,395
6 57,1429
8 73,8095
2 16,4021
4 36,7725 y = 9,6825x - 2,2487
2 5,396
6 57,4074
8 74,0741
2 17,1958
4 36,7725 y = 9,5767x - 1,5873
3 5,386
6 56,8783
8 74,3386
Pengujian aktivitas antioksidan ekstrak dilakukan sebesar 50 %. Nilai IC50 diperoleh dari suatu
menggunakan metode DPPH. Metode ini di pilih persamaan regresi linear (y= ax + b) yang
karena merupakan metode yang paling umum menyatakan hubungan antara konsentrasi ekstrak
digunakan untuk menguji aktivitas antioksidan uji dengan persen penangkapan radikal (Nuryadi,
secara in vitro dan juga merupakan metode yang Erwin, & Usman, 2019). Nilai IC50 merupakan
sederhana, cepat serta bahan kimia dan sampel konsentrasi efektif ekstrak yang dibutuhkan untuk
yang digunakan hanya sedikit (Ghozaly & Utami, meredam 50% dari total DPPH, sehingga nilai 50
2017). Prinsip uji antioksidan dengan metode disubstitusikan untuk nilai y. Setelah
DPPH ini adalah perubahan intensitas warna ungu mensubstitusikan nilai 50 pada nilai y, akan
pada DPPH yang berbanding lurus dengan didapat nilai x sebagai nilai IC50. (Tristantini,
konsentrasi DPPH yang tersisa setelah direaksikan Ismawati, Pradana, & Jonathan, 2016). Semakin
dengan senyawa antioksidan. Perubahan intensitas kecil nilai IC50 yang diperoleh maka semakin
warna ini dapat terjadi karena terjadinya besar aktivitas antioksidannya. Hal ini diperkuat
peredaman radikal bebas DPPH. Dimana elektron bahwa suatu ekstrak dikatakan memiliki aktivitas
bebas pada DPPH akan berikatan dengan atom antioksidan sangat kuat apabila nilai IC50 dari
hidrogen yang dilepaskan oleh senyawa ekstrak tersebut kurang dari 50, kuat (50-100),
antioksidan sehingga intensitas warna ungu DPPH sedang (100-150), dan lemah (150-200) (Faiqoh,
berkurang dan berubah warna menjadi kuning. Utami, & Yuniari, 2020). Berdasarkan klasifikasi
Perubahan warna ini akan menyebabkan tersebut dapat disimpulkan bahwa ekstrak etil
terjadinya perubahan absorbansi dari larutan saat asesat daun R. mucronata memiliki aktivitas
diukur menggunakan spektrofotometer UV-Vis antioksidan kategori kuat dengan nilai IC50
pada panjang gelombang optimum DPPH. sebesar 68,356 ± 0,906 ppm dan ekstrak etil asetat
(Nuryadi, Erwin, & Usman, 2019) kulit batang R. mucronata memiliki aktivitas
Parameter yang digunakan untuk uji penangkapan antioksidan kategori sedang dengan nilai IC50
radikal DPPH adalah nilai IC50. IC50 didefinisikan sebesar 116,902 ± 3,007 ppm.
sebagai besarnya konsentrasi ekstrak yang dapat
menghambat aktivitas radikal bebas DPPH
108
Prosiding Seminar Nasional Kimia Berwawasan Lingkungan 2020 ISBN 978-602-50942-4-8
Jurusan Kimia FMIPA UNMUL
109