Anda di halaman 1dari 5

JKK, Tahun 2017, Vol 6(4), halaman 10-14 ISSN 2303-107

KARAKTERISASI TERPENOID DARI FRAKSI DIKLOROMETANA BUNGA NUSA


INDAH (Mussaenda erythrophylla) DAN AKTIVITAS SITOTOKSIKNYA
TERHADAP SEL KANKER PAYUDARA T47D

Imroatus Soliha1*, Ari Widiyantoro1, Lia Destiarti1


1
Program Studi Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Tanjungpura,
Jl. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi, Pontianak
*email: imroatus31soliha@gmail.com

ABSTRAK
Bunga Nusa Indah (Mussaenda erythrophylla) merupakan tanaman hias yang digunakan
sebagai obat tradisional seperti diuretik, antipologis, antipiretik, gastroenteritis akut, liver dan
hepatitis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik terpenoid dari fraksi
diklorometana bunga Nusa Indah dan aktivitas sitotoksiknya terhadap sel kanker payudara
T47D. Metode yang digunakan yaitu ekstraksi dan fraksinasi hingga diperoleh beberapa fraksi.
Hasil uji fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak bunga Nusa Indah mengandung golongan
senyawa terpenoid, steroid, flavonoid, saponin, alkaloid dan tanin. Dilakukan pemisahan pada
fraksi diklorometana untuk memperoleh senyawa aktif yang lebih murni. Pemisahan fraksi
diklorometana dilakukan dengan teknik kromatografi. Isolat diidentifikasi menggunakan
spektroskopi UV-Vis, inframerah, dan diiuji aktivitas sitotoksiknya terhadap sel kanker payudara
menggunakan metode MTT assay. Spektrum UV-Vis isolat FD56.4 memiliki absorbansi
maksimum yaitu pada λ maks 388 nm dan 410 nm. Spektrum inframerah isolat FD56.4
menunjukkan adanya serapan pada bilangan gelombang 3020,30 cm-1 yaitu gugus CH alkena
dan 1215,06 cm-1 menunjukkan adanya gugus C-O-C (eter). Isolat FD56.4 memiliki nilai aktivitas
sitotoksik terhadap sel kanker payudara T47D sebesar 278,33 μg/mL dengan kategori sitotoksik
sedang. Berdasarkan data uji fitokimia menggunakan penampak noda Liebermann-Buchard
menunjukkan adanya warna merah yang mengindikasikan positif mengandung senyawa
terpenoid.

Kata Kunci : bunga Nusa Indah, diklorometana, sel kanker payudara T47D, terpenoid

PENDAHULUAN kimia yang terdapat pada bunga Nusa


Indah diantaranya adalah senyawa
Spesies dari famili Rubiaceae (suku
flavonoid, saponin, glikosida dan terpenoid
kopi-kopian) merupakan salah satu
(Eishwaraiah, 2011; Raju dan Rao, 2011).
keluarga terbesar tanaman bunga dengan
Senyawa terpenoid merupakan salah
13.000 spesies. Salah satu spesies dari
satu metabolit sekunder yang dapat
famili Rubiaceae adalah bunga Nusa Indah
dijumpai pada bagian akar, batang, daun,
(Mussaenda erythrophylla) (Bremer, 2009).
buah maupun biji tanaman. Senyawa
Bunga Nusa Indah merupakan tanaman asli
golongan terpenoid menunjukkan aktivitas
Afrika Barat dan dapat hidup di daerah
farmakologi yang menarik sebagai antiviral,
tropis seperti Indonesia. Tanaman ini
antibakteri, antiinflamasi, sebagai inhibisi
biasanya terlihat di kebun dan taman
terhadap sintesis kolesterol dan antikanker
sebagai tanaman hias. Bunga Nusa Indah
(Mahato et al.,1997). Menurut Andini, dkk.,
umumnya dikenal sebagai Mussenda
(2014), senyawa golongan triterpenoid
(Telugu) (Raju dan Rao, 2011).
merupakan agen fitokimia yang dapat
Akar dari tanaman bunga Nusa Indah
secara selektif membunuh sel kanker
berguna untuk mengobati batuk dan
payudara dan mencegah rusaknya sel
aktivitas farmakologi yang telah dilaporkan
normal.
yaitu sebagai diuretik, antipologis, antipiretik
Kanker payudara di Indonesia berada
aktivitas dalam laringoparingitis,
di urutan kedua sebagai kanker yang paling
gastroenteritis akut, liver dan hepatitis
sering ditemukan pada perempuan setelah
(Rojin dkk., 2015). Kandungan senyawa
kanker mulut rahim (Djoerban, 2003).

10
JKK, Tahun 2017, Vol 6(4), halaman 10-14 ISSN 2303-107

Pengobatan kanker dilakukan dengan pisah dengan berbagai pelarut n-heksana,


empat cara utama yaitu melalui diklorometana dan etil asetat. Hasil partisi
pembedahan, radiasi, kemoterapi dan terapi selanjutnya dipekatkan dengan evaporator,
biologi (Dipiro, et al., 2009). Penggunaan diuji fitokimia dan dihitung rendemennya.
tumbuhan alami untuk keperluan Ekstrak kental metanol dan semua fraksi
pengobatan hingga saat ini masih diminati hasil partisi kemudian dilakukan uji
sebagian besar penduduk di Indonesia sitotoksik sel kanker payudara T47D. Fraksi
sebagai pilihan pengobatan alternatif diklorometana selanjutnya dilakukan
sehingga belum ditemukan publikasi pencarian senyawa bioaktif antikanker
penelitian mengenai uji aktivitas sitotoksik payudara T47D. Namun sebelum dilakukan
senyawa terpenoid dari fraksi diklorometana pemisahan dengan menggunakan
bunga Nusa Indah terhadap sel kanker kromatografi terlebih dahulu dilakukan
payudara T47D, oleh karena itu penelitian pencarian eluen untuk mengetahui
ini perlu dilakukan dengan langkah pemisahan yang terbaik. Fraksi dengan
pemisahan yaitu ekstraksi kromatografi. spot yang relatif murni dilanjutkan tahap uji
Karakterisasi senyawa terpenoid dilakukan kemurnian dan uji aktivitas sitotoksik sel
dengan menggunakan spektrofotometri UV- kanker payudara T47D menggunakan
Vis, spektrometer inframerah serta uji metode MTT assay. Analisis senyawa
terhadap sel kanker payudara melalui uji dengan spektroskopi inframerah dan
sitotoksisitas (metode MTT assay). spektroskopi ultraungu-sinar tampak
dilakukan di Laboratorium Kimia Organik
Fakultas MIPA Universitas Gajah Mada,
METODOLOGI PENELITIAN
Yogyakarta serta uji sel kanker payudara
Alat dan Bahan T47D dilakukan di Laboratorium
Alat-alat yang digunakan diantaranya Parasitologi Fakultas Kedokteran
adalah alat-alat gelas kimia yang umum Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
digunakan di Laboratorium Kimia Organik, Analisis kromatografi lapis tipis
batang pengaduk, botol semprot, bulp, menggunakan silika gel F254 hingga
kertas saring, spatula, Spektrometer diperoleh pola pemisahan yang terbaik
inframerah (Shimadzu) dan untuk selanjutnya digunakan dalam
Spektrofotometer Ultra violet–Visible (Uv- kromatografi vakum cair dan kromatografi
Vis) (Variant Cary 100 Conc.) Bahan-bahan kolom. Setelah dilakukan variasi eluen pada
yang digunakan adalah akuades (H2O), kromatografi vakum cair kemudian
asam klorida (HCl), asam sulfat (H2SO4), diperoleh eluen terbaik diklorometana:n-
bunga Nusa Indah (Mussaenda heksana:etil asetat (8:1:1) untuk dilanjutkan
erythrophylla), besi (III) klorida (FeCl3), pada kromatografi kolom gravitasi.
diklorometana (CH2Cl2) teknis dan p.a, kromatografi kolom vakum menggunakan
larutan dimetil sulfoksida (DMSO) p.a, etil fasa diam silika gel 60 (230-400 mesh)
asetat (CH3COOCH2CH3) teknis dan p.a, kemudian dielusi dengan eluen tersebut
metanol (CH3OH) teknis dan p.a, natrium sehingga diperoleh 8 fraksi gabungan FD1-
hidroksida (NaOH), natrium bikarbonat FD8. Fraksi FD5-FD6 kemudian diteruskan
(NaHCO3), n-heksana p.a, reagen pemisahannya menggunakan kromatografi
Dragendorff, reagen Liebermann-Buchard, kolom gravitasi menggunakan silika gel 60
reagen Mayer, reagen Wagner, reagen (70-230 mesh) dengan eluen sehingga
MTT, dan tripsin EDTA. diperoleh 6 fraksi yaitu fraksi FD56.1-FD56.6.
Fraksi FD56.4 dengan berat 46,1 mg
Prosedur Kerja dilakukan uji kemurnian menggunakan KLT
Bunga Nusa Indah dibersihkan, satu dan dua dimensi sehingga
dikeringkan di udara terbuka tanpa terkena menunjukkan spot atau noda tunggal
cahaya matahari secara langsung dan kemudian dilanjutkan dengan menggunakan
dipotong kecil-kecil. Sampel yang sudah analisis spektrofotometri UV-Vis, dan
kering dihaluskan. Sebanyak 750 g serbuk spektrometri inframerah.
sampel dimaserasi menggunakan metanol
selama 3x24 jam hingga semua senyawa
terekstraksi secara sempurna. Selanjutnya
dipartisi cair-cair menggunakan corong

11
JKK, Tahun 2017, Vol 6(4), halaman 10-14 ISSN 2303-107

HASIL DAN PEMBAHASAN alkaloid sehingga tidak memberikan efek


sinergisitas dari nilai aktivitas dalam proses
Maserasi
penghambatan sel kanker payudara T47D.
Perendaman dilakukan berulang-ulang
Fraksi diklorometana dipilih untuk
hingga semua senyawa dalam pelarut
dilanjutkan pada tahap pemisahan dan
metanol tersebut dapat terekstraksi dengan
pemurnian, hal ini dilakukan karena massa
baik. Langkah selanjutnya, semua filtrat
hasil dari partisi fraksi diklorometana lebih
yang telah dipisahkan dari residunya
banyak dibandingkan dengan fraksi
dikumpulkan dan dipekatkan menggunakan
metanol, fraksi n-heksana dan fraksi etil
evaporator.
asetat serta untuk mengetahui karakteristik
senyawa terpenoid yang terkandung di
Partisi
dalam fraksi diklorometana yang telah
Sebanyak 60 gram ekstrak kental
diisolasi dari bunga Nusa Indah
metanol dilarutkan dengan pelarut metanol
berdasarkan kelompok senyawa terpenoid
dan ditepatkan hingga 300 mL secara
yang ditemukan pada genus Mussaenda.
berulang-ulang hingga warna lapisan makin
memudar. Hasil dari partisi menghasilkan 4
Pemisahan dan Pemurnian
fraksi yaitu fraksi metanol, fraksi n-heksana,
Kromatografi Kolom
fraksi diklorometana, dan fraksi etil asetat.
Proses pemisahan komponen-
Adapun berat fraksi hasil dari partisi
komponen pada fraksi aktif diklorometana
ditunjukkan pada Tabel 1.
dilakukan dengan kromatografi kolom.
Tabel 1. Berat Fraksi–Fraksi Hasil Partisi
Kromatografi kolom ini menggunakan silika
Massa Fraksi
Fraksi gel 60 sebagai fase diamnya dan fase gerak
(gram)
yang digunakan adalah eluen terbaik yang
Metanol (FM) 6,4573 diperoleh dari hasil KLT. Pertama dilakukan
n-heksana (FN) 10,4488 Kromatografi Vakum Cair (KVC) dengan
Diklorometana (FD) 12,8923 eluen diklorometana:n-heksana:etil asetat
Etil asetat (FE) 8,3772 (8:1:1) yang ditunjukkan pada Gambar 1.
Adapun hasil dari Kromatografi Vakum
Keempat fraksi diuji aktivitas sitotoksik Cair (KVC) menghasilkan 8 fraksi yaitu
sel kanker payudara T47D. Hasil uji fraksi FD1 sampai dengan FD8. dengan
aktivitas sitotoksik masing-masing fraksi berat masing-masing fraksi gabungan yang
hasil partisi yaitu fraksi Metanol (FM), fraksi ditunjukkan pada Tabel 3.
n-heksana (FN), fraksi diklorometana (FD)
dan fraksi etil asetat (FE). Adapun hasil dari
uji aktivitas sitotoksik sel kanker payudara
T47D ditunjukkan pada Tabel 2.

Tabel 2. Nilai IC50 Uji Sitotoksik Sel Kanker


Payudara T47D
Nama Bahan Nilai IC50
(μg/mL)
Ekstrak Metanol 363,91
Fraksi Metanol 203,23
Fraksi n-heksana 337,12
Fraksi Diklorometana 282,33
Fraksi Etil Asetat 249,27

Pada ekstrak metanol diperoleh nilai (i) (ii)


IC50 lebih besar dibandingkan keempat
fraksi lainnya yang menunjukkan bahwa Gambar 1. Profil Kromatogram Fraksi
pada ekstrak metanol memiliki aktitvitas Diklorometana dengan Eluen
sitotoksik yang rendah hal ini terjadi karena Diklorometana : n–Heksana :
pada ekstrak metanol masih terdapat Etil Asetat (8:1:1) (i) λ = 254
berbagai kandungan senyawa lain seperti nm; (ii) λ = 366 nm).
flavonoid, terpenoid, steroid, tanin, dan

12
JKK, Tahun 2017, Vol 6(4), halaman 10-14 ISSN 2303-107

Tabel 3. Hasil Fraksi Gabungan dari KVC (2014) sitotoksisitas dapat dikelompokkan
menjadi tiga yaitu: sitotoksik potensial jika
Fraksi
Fraksi
yang
Berat Kandungan IC50<100μg/mL, sitotoksik moderat (sedang)
gabungan
digabung
(mg) terpenoid jika 100μg/mL < IC50<1000μg/mL dan tidak
FD1 1-4 172,5 + toksik jika IC50>1000 μg/mL. Kelompok
FD2 5-7 130,5 + senyawa dengan sitotoksisitas moderat
FD3 8-10 140,1 - dapat dimanfaatkan sebagai kemoprevensi
FD4 11-15 302,9 - yang dapat mencegah dan menghambat
FD5* 16-20 1479,7 + pertumbuhan sel kanker. Nilai IC50 pada
FD6* 21-24 262 + isolat FD56.4 sebesar 278,33 μg/mL yang
FD7 25-30 2631,2 - menunjukkan bahwa nilai tersebut memiliki
FD8 31-35 381,4 - kategori sitotoksik sedang terhadap sel
Keterangan :*sampel dilanjutkan ke tahap kanker payudara T47D.
selanjutnya
Karakterisasi
Berdasarkan hasil dari pola pemisahan Berdasarkan spektrum UV-Vis isolat
serta kuantitas yang diperoleh tersebut, FD56.4 menunjukkan adanya beberapa
maka fraksi yang dipilih untuk dilakukan absorbansi maksimum yaitu pada λ 388 nm
pemisahan kembali melalui tahap KKG dan 410 nm. Isolat menunjukkan λ
adalah fraksi FD5-FD6 yaitu pada botol 16- maksimum pada rentang 200-400 nm.
24 dengan massa 1741,7 mg. Berdasarkan Transisi elektronik yang berada pada
pola pemisahan yang sama, berikut adalah rentang 200-400 nm adalah n→σ*, n→π*,
hasil fraksi gabungan ditunjukkan pada dan π→π*. Pada panjang gelombang 388
Tabel 4. nm menunjukkan transisi elektronik π→π*
dan serapan pada λ 410 nm menunjukkan
Tabel 4. Berat Masing-Masing Fraksi n→π*. Analisis senyawa terpenoid pada
Gabungan isolat FD56.4 dilakukan dengan
spektrofotometer Uv-Vis menghasilkan
Fraksi Fraksi-fraksi Berat
spektrum yang ditunjukkan pada Gambar 2.
gabungan yang digabung (mg)
FD56.1 1-2 24,4
FD56.2 3-4 27
FD56.3 5-9 29
*
FD56.4 10-29 46,1
FD56.5 30-49 33,3 λ = 388 nm λ = 410 nm
FD56.6 50-57 63,1
Keterangan :*sampel dilanjutkan ke tahap
selanjutnya

Berdasarkan hasil dari KKG yang telah


diperoleh, maka senyawa target yang dipilih
untuk dianalisis menggunakan spektroskopi
UV-Vis, Inframerah, dan uji sitotoksik sel
Gambar 2. Spektrum Uv-Vis Isolat FD56.4
kanker payudara T47D adalah fraksi FD56.4
Fraksi Diklorometana Bunga
dengan berat 46,1 mg. Fraksi FD56.4
Nusa Indah
dilakukan uji kemurnian menggunakan KLT
1 dimensi dan 2 dimensi. Berdasarkan data Isolat FD56.4 selanjutnya dianalisis
uji sitotoksik isolat FD56.4 tersebut diketahui menggunakan spektrometer inframerah,
bahwa nilai IC50 sebesar 278,33 μg/mL, nilai berdasarkan spektrum yang diperoleh
tersebut lebih kecil daripada fraksi diketahui bahwa gugus fungsi senyawa
diklorometana yang diperoleh yaitu 282,33 yang dapat ditentukan oleh bilangan
μg/mL hal ini menunjukkan bahwa pada gelombang tertentu. Berikut adalah
isolat FD56.4 berpotensi lebih tinggi untuk spektrum inframerah isolat FD56.4 yang
menghambat pertumbuhan sel kanker ditunjukkan pada Gambar 3. Interpretasi
payudara T47D dibandingkan pada fraksi spektrum inframerah isolat FD56.4 dapat
diklorometana. Menurut Tussanti dkk., dilihat pada Tabel 5.

13
JKK, Tahun 2017, Vol 6(4), halaman 10-14 ISSN 2303-107

terlihat bahwa adanya serapan yang lemah


dan lebar pada bilangan gelombang
3020,30 cm-1 menunjukkan adanya CH
alkena dan bilangan gelombang 1215,06
memiliki serapan yang kuat dan tajam
3020,30
menunjukkan adanya gugus C-O-C (eter).
Isolat FD56.4 menunjukkan aktivitas sitotoksik
sebesar 278,33 μg/mL dengan kategori
sitotoksik sedang (moderat pontensial).

1215,0
6
DAFTAR PUSTAKA

744,47
Bremer, B., Tortsten E., 2009, Time Tree Of
Rubiaceae: Phylogeny And Dating
The Family, Subfamilies, And Tribes,
Gambar 3. Spektrum inframerah isolat J.Plant. Sci. 170(6), hlm.766-793.
FD56.4 fraksi diklorometana Dipiro, J., Talbert, Robert, L., Yee, G.C.,
bunga Nusa indah Matzke, Gary, R., Barbara G., Possey,
L., 2009, Pharmacotherapy A
Tabel 5. Data Spektrum Inframerah Isolat Pathophysiologic Approach Seventh
FD56.4 Edition, J.H.M, hlm.139-274.
Bilangan Djoerban, Z. 2003, Kanker Payudara Yang
Bentuk Intensitas Gugus
gelombang Penting dan Perlu Diketahui, J. Ked.
-1 puncak Puncak Fungsi
(cm ) 4(2), hal.69-74.
3020,30 Lebar Lemah CH Eiswaraiah, M.,Chinna, Elumalai, A., 2011,
alkena Isolation Of Phytoconstituents From
(tekuk) The Stems Of Mussaenda
1215,06 Tajam Kuat C-O-C erythrophylla, J. Der. Pharm. Sin.,
(eter)
2(6), hlm.132-142.
(ulur)
744,47 Tajam Kuat CH Mahato, S.B., S.K., Sarkar, G. Poddar,
alkena 1997, Triterpenoid Saponin, J.
(ulur) Phytochem. 27, hlm.3037-3067.
NAM, Andini, Windarti I., 2014, Potensi Kulit
Berdasarkan spektrum inframerah Pisang Ambon (Musa sapientum)
terlihat bahwa ada serapan yang lemah dan Sebagai Agen Kemopreventif dan Ko-
lebar pada bilangan gelombang 3020,30 Kemoterapi pada Kanker Payudara, J.
cm-1 menunjukkan adanya gugus fungsi CH Fak.Ked. Universitas Lampung.
alkena. Pada bilangan gelombang 1215,06 Raju, N.J., and Rao, G.B., 2011,
cm-1 memiliki serapan yang kuat dan tajam Anthelmintic Activities Of Antigonon
menunjukkan adanya gugus C-O-C (eter). Leptopus Hook and Mussaenda
Bilangan gelombang 744,47 cm-1 pada erythrophylla Lam., J. Pharm.
daerah sidik jari memperkuat dugaan Pharmaceut. Sci., 3 : 68-69.
adanya gugus C-H alkena di daerah Rojin, Sukanya S., dan Rajendra H., 2015,
bilangan gelombang 3020,30 cm-1. Hepatoprotective Effect Of
Erythrophylla And Aegle Marmelos In
SIMPULAN Ethanol Induced Rat Hepatotoxicity
Model, International Journal Of
Berdasarkan hasil penelitian yang telah Applied Biology And Pharmaceutical
dilakukan dapat disimpulkan bahwa uji Technology, 6 (3).
fitokimia isolat FD56.4 menggunakan Tussanti, Iin, Andrew J., dan Kisdjamiatun,
penampak noda Liebermann-Burchard 2014, Sitotoksisitas In Vitro Ekstrak
menunjukkan adanya warna merah yang Etanolik Buah Parijoto (Medinilla
mengindikasikan positif mengandung Speciosa, Reinw.Ex Bl.) Terhadap
senyawa terpenoid. Spektrum UV-Vis isolat Sel Kanker Payudara T47D, J. Gizi
FD56.4 menunjukkan adanya beberapa Indonesia, 2(2) : 53-58.
absorbansi maksimum yaitu pada λ 388 nm
dan 410 nm. Pada spektrum inframerah

14

Anda mungkin juga menyukai