FERRY AGUSTIAN
D1A181594
Belakang
Hampir segala jenis tumbuhan dapat tumbuh di wilayah negara ini. Dari tumbuh-
tumbuhan dapat dimanfaatkan dan diolah senyawa-senyawa kimia yang berguna bagi
tumbuhan dapat digunakan untuk bahan baku sintesis senyawa kimia, obat-obatan
tradisional, bahan dasar obat-obatan modern, insektisida dan kosmetik (Reziana dkk.,
2016).
Salah satu tumbuhan yang mengandung senyawa obat yaitu tanaman daun
kini telah menyebar ke seluruh wilayah tropika di Asia. Kemudian menyebar ke India,
Kerap ditemui di tanah-tanah terlantar yang subur, tepi sungai, tepi jalan, perkebunan,
250-2.500 mdpl. Selain dapat digunakan sebagai lalapan, daun sintrong digunakan
sebagai obat bisul. Secara tradisional daun sintrong juga digunakan sebagai
nutraceutikal dan juga dipercaya bisa mengobati berbagai macam penyakit, seperti
mengobati sakit perut, rebusan daun dapat digunakan untuk mengobati sakit kepala,
kimia yang terdapat dalam daun sintrong adalah saponin, flavonoid, tanin dan
terbesar dan terdapat dalam tumbuhan, sehingga dipastikan terdapat flavonoid yang
sebagai antioksidan, maka penetapan kadar flavonoid total pada daun sintrong
merata pada berbagai tanaman. Hampir setiap famili tanaman mempunyai spesies
yang mengandung tanin. Tanin biasanya terdapat pada bagian tanaman yang spesifik
seperti daun, buah, kulit dahan dan batang. Tanin adalah polifenol tanaman yang
berfungsi mengikat dan mengendapkan protein. Tanin juga dipakai untuk menyamak
kulit (Andriyani, 2010). Dalam dunia pengobatan, tanin berfungsi untuk mengobati
serapannya pada daerah panjang gelombang visibel maka ekstrak harus dilarutkan dan
warnanya berdasarkan reaksi reduksi oksidasi, dimana tanin sebagai reduktor. Folin
denis sebagai oksidator, tanin yang teroksidasi akan mengubah fosmolibdat dalam
folin denis menjadi fosmolibdenim yang berwarna biru yang dapat menyerap sinar
lebih intensif mengenai perbandingan kadar flavonoid total dan tanin total dari daun
maserasi, sehingga potensi tumbuhan ini sebagai bahan baku obat untuk pencegahan
2. Identifikasi Masalah
1) Berapa kadar flavonoid total dan tanin total ekstrak daun sintrong yang
2) Apakah terdapat perbedaan kadar flavonoid total dan kadar tanin total pada
1) Mengetahui berapa kadar flavonoid total dan tanin total ekstrak daun sintrong
2) Mengetahui apakah terdapat perbedaan kadar flavonoid total dan kadar tanin
total pada daun sintrong yang diekstraksi dengan cara maserasi dan infundasi
4. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai kadar total flavonoid
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2022 di Laboratorium
dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Al-Ghifari, Bandung, Jawa Barat.
6. Metodologi Penelitian
Simplisia yang digunakan pada penelitian ini yaitu daun asam sintrong yang
Bandung.
baku, ada pula beberapa faktor yang mempengaruhi antara lain : umur
tumbuhan atau bagian tumbuhan pada waktu panen, dan lingkungan tempat
tumbuh. Setelah bahan baku terkumpul maka tahap selanjutnya adalah sortasi
basah yaitu untuk memisahkan kotoran dan bahan asing yang ikut terbawa.
kadar air sehingga simplisia tidak rentan ditumbuhi oleh jamur. Jika proses
yang tidak diinginkan dan pengotor-pengotor lain yang masih ada dan
tertinggal pada simplisia kering. Setelah sortasi kering maka perlu dilakukan
simplisia harus di tempat yang kering, tidak lembab, dan terhindar dari sinar
airnya pada suhu 1050C hingga jarum pada alat tidak berubah atau konstan,
kemudian jarum pada alat diputar hingga jarum berada di posisi tengah
kembali, maka akan didapat persen kadar air (Elfiyani dkk., 2014).
100 gram serbuk daun sintrong dimasukkan ke dalam etanol 70% sebanyak
1000 mL (1:10) dan didiamkan selama 3 x 24 jam dalam suhu kamar dan
setiap 24 jam, pelarut diganti dengan yang baru. Ekstrak disaring untuk
40°C sampai tidak ada pelarut yang menetes lagi sehingga didapatkan ekstrak
menggunakan
Rendemen =x 100%
Ekstrak daun sintrong dibuat dengan cara infundasi. Serbuk daun sintrong
sebanyak 100 gram dimasukkan ke dalam gelas kimia yang berisi aquades
1000 mL. Selanjutnya campuran dipanaskan pada suhu 90°C selama 15 menit.
flannel, dan jika volume kurang dari 1000 ml, maka ditambahkan dengan air
(Lahamado dkk., 2017). Ekstrak cair yang memiliki konsistensi cair dan
kandungan pelarutnya yang masih tinggi dapat diubah menjadi bentuk ekstrak
dalamnya pencelupan kedalam penangas air, suhu penangas, hampa udara dan
Rendemen =x 100%
senyawa kimia dalam daun sintrong dengan cara kualitatif. Penapisan ini
A. Identifikasi Flavonoid
B. Identifikasi Tanin
tambahkan 1-2 tetes pereaksi Besi (III) klorida, jika terjadi warna biru
kehitaman atau hijau kehitaman menunjukkan adanya tanin (Sari dkk., 2021).
6.8 Penetapan Kadar Flavonoid Total
larutan kuersetin pada range panjang gelombang 400 – 550 nm. Hasil running
mengukur serapan dari sampel ekstrak etanol daun sintrong (Aminah dkk.,
2017).
120 mM. Sampel diinkubasi selama 1 jam pada suhu kamar. Absorbansi
untuk setiap analisis dan diperoleh nilai rata – rata absorbansi (Aminah dkk.,
2017).
dijadikan sebagai larutan induk 1000 ppm, dari larutan tersebut dibuat
larutan standar dengan konsentrasi 10, 20, 30, 40, 50 ppm (Pratama dkk.,
2019).
dengan aquadest dalam gelas kimia dan dipanaskan pada suhu 600C.
dkk., 2019).
Larutan standar dari masing–masing konsentrasi 10, 20, 30, 40, 50 ppm
Pengumpulan Tanaman
Determinasi Tanaman
Penapisan
Penentuan Kadar
Fitokimia
Air
Simplisia
DAFTAR PUSTAKA
Mukhriani, Nonci F, dan Mumang, 2014, Penetapan Kadar Tanin Total Ekstrak
Biji Jintan Hitam (Nigella sativa) Secara Spektrofotometri Uv-Vis. JF
FIK UINAM, Vol.2 No.4.
Pratama M, Razak R, dan Rosalina V, 2019, Analisis Kadar Tanin Total Ekstrak
Etanol Bunga Cengkeh (Syzygium aromaticum L.) Menggunakan Metode
Spektrofotometri Uv-Vis. Jurnal Fitofarmaka Indonesia, Vol. 6 No.2, 368-
373.