Email: wahyunimustapa@2011.co.id
1
Sri Wahyuni Mustapa. 821411079. Jurusan Farmasi. Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan
Keolahragaan. Dr. Lintje Boekoesoe M.Kes, Mohammad Adam Mustapa S.,Si M.Si
PENDAHULUAN menimbulkan penyakit. Enteroksin
Masyarakat Indonesia dari Staphyloccoccus aureus berfungsi
mengenal dan memakai tanaman pada penerima di usus yang
berkasiat obat sebagai salah satu upaya meneruskan impuls ke pusat medulla.
dalam penanggulangan masalah Staphylococcus aureus merupakan
kesehatan yang dihadapinya. Hingga salah satu bakteri penyakit
saat ini tanaman obat banyak gastroenteritis (penyakit perut)”
digunakan baik dibidang kosmetik (Stehulak 2005)
maupun obat-obatan. “Tanamaan obat Manggis kuning (Garcinia
masih tetap dipelajari tidak hanya dulcis) adalah tanaman yang langka
karena tradisi, tetapi terutama karena dari genus Garcinia yang berkerabat
nilainya dibidang farmasi. Salah satu dekat dengan garcinia manggostana.
tanaman yang sudah dikenal dalam Manggis kuning merupakan tanaman
masyarakat dan digunakan sebagai buah asli Indonesia yang hanya
obat tradisional adalah manggis kuning tumbuh di Jawa dan sebagian
(Garcania dulcis)” (Wijayakusuma, Kalimantan, meskipun tumbuhan ini
2000). Pemanfaatanya sebagai obat juga tumbuh di Filipina dan Thailand.
tradisional, antara lain adalah Manggis kuning di Jawa disebut juga
sebagai antiparasit, laksan, kurap, rata, baros atau klendeng dalam
kudis, panu, eksem, malaria, bahasa Sunda dikenal sebagai jawura
sembelit, radang kulit bertukak, atau golodogpanto (Kardinan 2003 ).
sifilis, herpes, influenza dan Menurut Kardinan “Tumbuhan
bronchitis (Kusmardi, 2007) manggis kuning (Garcinia dulcis)
Tanaman manggis kuning yang berupa pohon berbatang pendek
termasuk dalam famili Clusiaceae dengan tinggi maksimal 13-15 meter
juga berpotensi sebagai obat diare. dengan tajuk yang mengerucut ke
Menurut Hariana “ Tanaman manggis atas. Batangnya mempunyai kulit
kuning mempunyai getah daun dan berwarna coklat dan mempunyai
buah yang dapat mengiritasi kulit jika semacam getah berwarna putih yang
terkena. Masyarakat lokal akan berubah menjadi coklat pucat
menggunakan daun ini sebagai obat saat kering. Daun manggis kuning
diare. Biji yang sudah dihaluskan biasa berbentuk bundar telur sampai lonjong
digunakan sebagai obat anti nyeri jorong, panjang 10 – 30 cm dan lebar
maupun pembengkakan. Tanaman ini 3,5 – 14 cm. Batangnya kulit berwarna
kaya akan kandungan kimia aktif coklat dan mempunyai semacam getah
seperti berbagai senyawa golongan berwarna putih yang akan berubah
alkaloid, saponin dan flavonoid “ menjadi coklat pucat saat kering,
(Hariana 2008). batang manggis kuning ditumbuhi
Menurut Stehulak banyak ranting berbentuk hamper
“Staphyloccoccus aureus umumnya persegi empat yang mudah patah dan
menyebabakan penyakit yang berasal berbulu halus, Daun berwarna hijau
dari makanan, karena bakteri ini pucat bila muda dengan permukaan
menghasilkan racun yang dapat atas hijau gelap dan mengkilat. Bagian
bawah dengan ruas daun tengah yang direndam menggunakan etanol pada
menonjol dan keras, urat-urat daun maserator.
banyak dan paralel, panjang tangkai Sampel daun manggis kuning
daun sampai 2 cm. Bunga manggis (Garcania dulcis) terlebih dahulu
kuning muncul di dekat pangkal daun ditimbang sebanyak 200 gram,
berwarna kuning keputihan dan berbau kemudian sampel direndam
harum, daging buah manggis kuning menggunakan pelarut etanol yang di
berwarna kuning dan mengandung tempatkan pada maserator, sampai
banyak air. Rasanya manis agak serbuk terendam semua (volume etanol
asam”. (H.B. Santoso, 2013). ± 2 L), diaduk dengan menggunakan
Kandungan kimia yang terdapat magnetik stirer selama ± 2 jam.
pada daun manggis kuning adalah Setelah itu sampel didiamkan selama 1
golongan alkaloid, saponin dan x 24 jam dengan sesekali diaduk.
flavonoid (Hariana 2008). Selanjutnya sampel di saring
menggunakan kertas saring, Hingga di
METODE PENELITIAN dapatkan ekstrak cair. Residu yang
Alat tertinggal ditambah lagi dengan etanol
Alat yang diperlukan untuk (2 L) dan diberikan perlakuan yang
penelitian ini adalah alat-alat gelas, sama kemudian diulangi lagi.
autoklaf (Fisons), blender (Philips), Selanjutnya semua Ekstrak cair yang
cakram kertas (diameter 6 mm), didapat dikumpulkan menjadi satu
inkubator (Memmert), jangka sorong, untuk dievaporasi sampai agak kental.
jarum ose, kamera digital (Samsung), Setelah agak kental, diuapkan diatas
kompor Listrik, lemari pendingin waterbath suhu 500 C untuk
(Toshiba), oven (Shell lab), penangas mendapatkan ekstrak yang lebih pekat.
air, pinset, pipet mikro (Eppendorf), Setelah di ekstrasi selama 3 x 24 jam
rotary evaporator (Haake D), ekstrak yang diperoleh di kumpulkan
timbangan digital (Kern). dan dihitung presentasi rendamen
Bahan yaitu:
Bahan yang diperlukan untuk
penelitian ini adalah Ekstrak daun Pengujian flavonoid
manggis kuning (Garcania dulcis), Sampel serbuk daun manggis
Media Nutrient Agar (NA), Bakteri kuning sebanyak 200 mg diekstrak
Staphylococcus aureus dan dengan 5 ml etanol dan dipanaskan
Escherichia coli, Aquades,etanol, selama 5 menit didalam tabung reaksi.
kertas cakram, ampisilin. Selanjutnya ditambahkan beberapa
Ekstraksi Sampel tetes pereaksi NaOH. Apabila
Proses ekstraksi dilakukan terbentuk warna merah bata atau
dilaboratorium Fitokimia farmasi kuning menunjukkan adanya senyawa
Universitas Negeri Gorontalo. Pada flavonoid.
tahap ini sampel diekstraksi dengan Sterilisasi Alat
metode maserasi yaitu dengan cara Alat-alat yang digunakan dalam
sampel Daun manggis kuning uji aktivitas antimikroba ini,
disterilkan terlebih dahulu sebelum HASIL DAN PEMBAHASAN
dipakai. Alat-alat gelas disterilkan di Ekstrak etanol daun manggis
dalam oven pada suhu 170°C selama 1 kuning yang diperoleh denagn metode
jam. Media disterilkan di autoklaf pada maserasi menggunakan pelarut etanol.
suhu 121°C selama 15 menit. Jarum “ Pemilihan metode maserasi
ose dan pinset dipijar dengan lampu didasarkan atas sampel berjenis daun
Bunsen (Lay, 1994). dengan tekstur yang lunak dengan
Metode uji antibakteri komposisi senyawa yang pada
Metode uji antimikrobial yang umumnya rusak oleh pemanasan”.
sering digunakan adalah metode difusi Metode yang digunakan pada
lempeng agar. Uji ini dilakukan pada penelitian ini yaitu metode maserasi
permukaan medium padat. Mikroba dilakukan selama 3x24 jam dengan
ditumbuhkan pada permukaan medium sekali aduk atau sampai sampel sudah
dan kertas saring yang berbentuk diekstraksi yang ditandai dengan
cakram yang telah mengandung cairan penyari sudah bening. Hal ini
mikroba. Kemudian diinkubasi pada sesuai dengan teori J.B. Harbone
suhu 36-37°C selama 18-24 jam.). (2000) “ bahwa bila ampas saringan
Selanjutnya diameter daerah hambat di pada ekstraksi ulang, sama sekali tak
sekitar kertas cakram diukur dengan berwarna hijau lagi, dapat dianggap
menggunakan jangka sorong. semua senyawa bobot molekul rendah
Pengujian dilakukan sebanyak 3 kali telah terekstraksi”.
(Ditjen POM, 1995).
Hasil Uji Skrining fitokimia
Senyawa Pereaksi Hasil