1, 2020
Zikra Azizah1*, Fauziah Elvis1, Zulharmita1, Sestry Misfadhila1, Boy Chandra1, Rina Desni Yetti1
1
Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi (STIFARM) Padang, Padang, Indonesia
*E-mail:: zikraazizah1990@gmail.com
Abstrak
Penelitian tentang penetapan kadar flavonoid rutin pada daun ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) secara
spektrofotometri sinar tampak telah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kadar flavonoid rutin
pada daun ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) dengan menggunakan spektrofotometer sinar tampak. Penetuan
kadar flavonoid rutin pada daun ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) ditentukan berdasarkan nilai absorbansi
yang di ukur pada panjang gelombang sinar tampak 416 nm dengan penambahan pereaksi aluminium klorida
dan menggunakan pembanding rutin. Hasil penelitian menunjukan kadar flavonoid yang diperoleh dari daun ubi
kayu (Manihot esculenta Crantz) adalah 4,987% dimana kadar tersebut dihitung sebagai kadar flavonoid rutin
yang terdapat pada daun ubi kayu (Manihot esculenta Crantz).
Kata Kunci : Manihot esculenta Crantz; rutin; flavonoid
Abstract
Research about determination of routine flavonoid levels in cassava leaves (Manihot esculenta Crantz) by
visible spectrophotometry has done. This research aims to determine level of routine flavonoid in cassava leaves
(Manihot esculenta Crantz) using visible spectrophotometer. The determination of routine flavonoid levels in
cassava leaves (Manihot esculenta Crantz) determination based on absorbance values measured at visible light
wavalength of 416 nm with the addition of reactor aluminium chloride using a routine comparator. The results
showed that flavonoid level obtained from cassava leaves (Manihot esculenta Crantz) was 4.987%, where these
levels are calculated as routine flavonoid levels found in cassava leaves (Manihot esculenta Crantz).
Keywords : Manihot esculenta Crantz; rutin; flavonoid.
PENDAHULUAN
digunakan untuk menurunkan kerapuhan
Indonesia merupakan negara yang kapiler, mereduksi permeabilitas kapiler
kaya akan tanaman obat, dari sekian ribu oleh jaringan, penanganan pendarahan
tanaman obat tersebut, masih banyak retina (Kar, 2014).
sekali tanaman yang belum diketahui Penelitian sebelumnya telah
khasiatnya. Salah satu diantara tanaman melakukan isolasi rutin dari daun ubi kayu
obat tersebut adalah tanaman singkong (Manihot utilissima Pohl) menggunakan
atau ketela pohon atau ubi kayu, atau resin amberlit XAD4 (Bakhtiar, 1992).
dalam bahasa Inggris disebut cassava Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan
(Manihot utilissima pohl). Tanaman bahwa daun ubi kayu (Manihot utilissima
singkong berasal dari Brazilia tetapi Pohl) mengandung rutin. Penelitian lain uji
sekarang sudah tersebar hampir di seluruh ekstrak daun singkong (Manihot utilissima
dunia. Indonesia termasuk salah satu Pohl) terhadap jumlah neutrofil pada
negara penghasil singkong utama dunia proses penyembuhan luka tikus. Dari
(Soetanto, 2001). penelitian tersebut juga disimpulkan
Daun ubi kayu memiliki berbagai ekstrak daun singkong beraktivitas
kandungan, salah satunya yaitu flavonoid. tSerhadap proses penyembuhan luka tikus.
Kandungan utama flavonoid daun ubi Hal ini karena adanya potensi antioksidan
kayu adalah rutin yang merupakan yang ada dalam kandungan ekstrak daun
glikosida kuersetin dengan disakarida yang singkong, yaitu kandungan flavonoid rutin
terdiri dari glukosa dan rhamnosa. Rutin (Nurdiana, 2013).
90
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 12, No. 1, 2020
91
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 12, No. 1, 2020
dilakukan dengan menggunakan pisau 1050C selama 30 menit dan telah ditara.
sehingga diperoleh potongan dengan Sebelum ditimbang, ekstrak diratakan
ukuran yang dikehendaki (Departemen dalam botol timbang, dengan
Kesehatan Republik Indonesia, 1985). menggoyangkan botol, hingga merupakan
e. Pengeringan lapisan setebal lebih kurang 5 mm sampai
Pengeringan simplisia dilakukan dengan 10 mm. Jika ekstrak yang diuji berupa
cara dikeringanginkan. Pengeringan ini ekstrak kental, ratakan dengan bantuan
dilakukan sampai kadar air ≤ 10 % pengaduk. Kemudian dimasukkan ke dalam
(Departemen Kesehatan Republik Indonesia, ruang pengering, buka tutupnya, keringkan
1985). pada suhu 1050C hingga bobot tetap.
Sebelum setiap pengeringan, biarkan botol
f. Sortasi kering dalam keadaan tertutup mendingin dalam
Tujuan sortasi untuk memisahkan benda- eksikator hingga suhu kamar. Jika ekstrak
benda asing seperti bagian-bagian tanaman sulit kering dan mencair pada pemanasan,
yang tidak diinginkan dan pengotoran- ditambahkan 1 g silika pengering yang telah
pengotoran yang masih ada dan tertinggal ditimbang seksama setelah dikeringkan dan
pada simplisia kering. Proses ini dilakukan disimpan dalam eksikator pada suhu kamar.
secara manual (Departemen Kesehatan Campurkan silika tersebut secara rata
Republik Indonesia, 1985). dengan ekstrak pada saat panas, kemudian
keringkan kembali pada suhu penetapan
Pembuatan Ekstrak hingga bobot tetap (Departemen Kesehatan
Timbang ± 100 g serbuk kering daun Republik Indonesia, 2000).
ubi kayu lalu dimaserasi dengan pelarut b. Kadar Air
etanol 70 % P 1L . Masukkan simplisia Penetapan kadar air yang dilakukan
kering kedalam maserator tambahkan etanol dengan alat infrared moisture balance
70 % 1 liter. Rendam selama 6 jam pertama dengan metode oven udara. Metode ini
sambil sesekali diaduk, kemudian diamkan didasarkan atas berat yang hilang sehingga
selama 18 jam. Pisahkan maserat dengan sampel seharusnya mempunyai kestabilan
cara disaring, ulangi proses penyaringan panas yang tinggi dan tidak mengandung
sekurang-kurangnya dua kali dengan jenis komponen yang mudah menguap. Air
dan jumlah pelarut yang sama. Kumpulkan dikeluarkan dari bahan pada tekanan udara
semua maserat, kemudian uapkan dengan (760 mmHg) sehingga air menguap pada
penguap vakum atau penguapan tekanan suhu 100oC yaitu sesuai titik didihnya. Oven
rendah hingga diperoleh ekstrak kental. yang digunakan umumnya dipanaskan
Kemudian hitung rendemen yang diperoleh. dengan listrik atau dengan pemanas
(Departemen Kesehatan Republik inframerah yang dilengkapi dengan neraca
Indonesia, 2008). analitik yang terpasang didalamnya. Bahan
uji ditimbang sebanyak 1 g di dalam alat dan
Karakterisasi Ekstrak Daun Ubi langsung dengan cepat dapat diperoleh
Kayu (Manihot esculenta Crantz) persen kadar air dari sampel pada suhu
Karakterisasi Non Spesifik a. 1000C ( Rani, et al., 2015).
Susut Pengeringan
Ekstrak ditimbang secara seksama Karakteristik Spesifik
sebanyak 1 g sampai 2 g dan dimasukkan ke a. Uji Organoleptis
dalam botol timbang dangkal bertutup yang Ekstrak yang diperoleh diuji secara
sebelumnya telah dipanaskan pada suhu organoleptik menggunakan pengamatan
92
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 12, No. 1, 2020
93
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 12, No. 1, 2020
94
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 12, No. 1, 2020
daerah jl. Andalas Kecamatan Padang melarutkan hampir semua zat, baik yang
Timur Kota Padang Provinsi Sumatera bersifat polar, semipolar maupun nonpolar.
Barat. Identifikasi tumbuhan telah Etanol yang digunakan adalah etanol 70 %
dilakukan di Herbarium ANDA Jurusan karena sampel yang digunakan adalah
Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu sampel kering yang memiliki kandungan air
Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas yang relatif sedikit. Kadar air sebanyak 30
Andalas Padang, Sumatera Barat. Tujuan % dalam etanol berfungsi untuk membantu
identifikasi adalah untuk mengetahui memecahkan dinding sel sehingga penetrasi
identitas sampel yang akan digunakan. etanol kedalam sel lebih cepat dan optimal
Berdasarkan hasil identifikasi tersezbut (Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
dapat diketahui kepastian bahwa sampel 2000).
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Maserasi dilakukan selama 1 hari
daun ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) dengan 3 kali pengulangan. Proses maserasi
famili Euphorbiaceae. ini dilakukan dengan menggunakan botol
Sebelum ekstraksi dilakukan, sampel kaca berwarna gelap dan ditempat yang
terlebih dahulu di rajang halus dengan terlindung cahaya. Hal ini bertujuan untuk
tujuan untuk memperluas bidang permukaan menghindari terjadinya penguraian struktur
dan mempercepat proses penetrasi pelarut zat aktif terutama untuk senyawa yang
kedalam sel tanaman dan juga proses kurang stabil terhadap cahaya. Satu bagian
pelarutan senyawa-senyawa yang serbuk kering simplisia dimaserasi dalam
terkandung didalam sampel. Ekstraksi daun botol gelap tertutup dengan 10 bagian
ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) pelarut, direndam selama 6 jam pertama
dilakukan dengan metode maserasi karena sambil sesekali diaduk, kemudian diamkan
pengerjaannya lebih mudah, tidak selama 18 jam. Pisahkan maserat dengan
memerlukan perlakuan khusus, tidak cara penyaringan menggunakan kain flanel,
memerlukan panas sehingga dapat ulangi proses penyarian sekurang-kurangnya
mencegah terjadinya kerusakan zat dua kali dengan jenis dan jumlah pelarut
termostabil akibat suhu tinggi dan karena yang sama.
sampel yang digunakan yaitu berupa daun. Kumpulkan semua maserat, maserat
Daun segar ubi kayu ditimbang sebanyak 1 diuapkan dengan penguap vakum sampai
kg lalu dilakukan pencucian, kemudian didapat ekstrak kental. Sehingga hasil yang
dirajang dengan tujuan untuk diperoleh dari ekstrak kental dari proses
mempermudah proses pengeringan dan maserasi pada penelitian ini sebanyak
penggilingan, kemudian pengeringan 27,1832 g ekstrak kental dengan nilai persen
dengan cara diangin-anginkan selama 2 rendemen yang diperoleh adalah 27,1832%.
minggu sampai kering dengan tujuan untuk Setelah didapatkan ekstrak kental,
mendapatkan simplisia yang tidak mudah selanjutnya, daun ubi kayu (Manihot
rusak, sehingga dapat disimpan dalam esculenta Crantz.) dilakukan pemeriksaan
waktu yang lama, dan selanjutnya dilakukan yang meliputi pemeriksaan uji fitokimia,
penghalusan, sehingga diperoleh serbuk parameter spesifik dan parameter
kering sebanyak 100 g untuk dimaserasi. nonspesifik (Departemen Kesehatan
Pelarut yang digunakan adalah Republik Indonesia, 2000).
etanol karena pelarut ini relatif kurang Susut pengeringan yaitu pengukuran
toksik dibanding pelarut organik lainnya. sisa zat setelah pengeringan pada
Disamping itu juga berdasarkan sifatnya temperatur 105o C selama 30 menit atau
sebagai pelarut universal yang mampu sampai berat konstan. Tujuan dari
95
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 12, No. 1, 2020
96
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 12, No. 1, 2020
Gambar 2. Spektrum serapan flavonoid rutin dalam ekstrak daun ubi kayu
(Manihot esculenta Crantz) pengulangan ke -2.
97
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 12, No. 1, 2020
98