Anda di halaman 1dari 5

IDENTIFIKASI SENYAWA ALKALOID, FLAVONOID, SAPONIN, DAN TANIN

PADA JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia) DI KABUPATEN BONE


KECAMATAN LAMURU MENGGUNAKAN METODE INFUSA

La Sakka

STIKES Nani Hasanuddin Makassar

(Alamat Korespondensi : lasakka01@yahoo.com/085240447237)


ABSTRAK
Senyawa kimia adalah zat kimia murni yang terdiri dari dua atau beberapa unsur, yang dapat
dipecah-pecah lagi menjadi unsur-unsur pembentuknya dengan reaksi kimia tersebut. Penelitian ini
bertujuan untuk mengidentifikasi senyawa kimia yang terdapat pada daun jeruk nipis (Citrus
aurantifolia). Penelitian ini dilakukan dengan ekstraksi cara panas (Infusa) pada sampel simplisia
daun jeruk nipis. Pengambilan sampel diambil di daerah bone kecamatan lamuru, dilakukan pada
waktu pagi hari untuk pengumpulan sampel daun dan penelitian di lakukan pada tanggal 5 juli.
Populasi dan sampel pada penelitian ini yaitu daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia) yang berasal di
Kacamatan lamuru, Kabupaten Bone. Daun ini merupakan daun kelima sampai ke sepuluh dari setiap
ranting dan merupakan daun segar. Adapun hasil pada penelitian ini yaitu daun jeruk nipis yang ada
di daerah bone memiliki kandungan senyawa flavanoid dan saponin. Identifikasi dilakukan dengan
menggunakan beberapa pereaksi seperti, pada uji alkaloid menggunakan tiga pereaksi yaitu uji
mayer, wagner dan dragendrof memperoleh hasil negatif, pada uji flavonoid menggunakan serbuk
magnesium dan larutan asam klorida memperoleh hasil positif, pada uji saponin menggunakan air
(aquadest) di kocok kuat memperoleh buih/busa yang dapat bertahan lebih dari 10 menit hasil positif,
sedangkan pada Tanin menggunakan Fecl 3 (Besi(III) klorida) memperoleh hasil negatif. Dari
penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa daun jeruk nipis di daerah bone positif mengandung
senyawa flavanoid dan saponin. Adapun saran saya yaitu dalam pembuatan simplisia sebaiknya
sampel terlebih dahulu di bersihkan agar tidak adanya kontaminasi atau tidak terjadinya pertumbuhan
jamur pada saat proses penyimpanan

Kata Kunci : Daun Jeruk Nipis, Infusa, Pereaksi Kimia

PENDAHULUAN Sebagai contoh, Suku Melayu Tradisional


WHO pada tahun 2008 mencatat bahwa yang ada di sekitar Taman Nasional Bukit
68% penduduk dunia masih menggantungkan Tigapuluh, Riau memanfaatkan 138 jenis
sistem pengobatan tradisional yang mayoritas tumbuhan sebagai obat (Handayani. 2015).
melibatkan tumbuhan untuk menyembuhkan Kabupaten Bone merupakan salah satu
penyakit dan lebih dari 80% penduduk dunia kabupaten yang terletak di pesisir Timur
menggunkan obat herbal untuk mendukung Provinsi Sulawesi Selatan dan berjarak sekitar
kesehatan mereka. Fakta tersebut 174 km dari kota Makassar. Secara
menunjukan bahwa tumbuhan obat memiliki astronomis Kabupaten Bone terletak pada
arti penting yakni secara mendasar posisi 4°13’ – 5°6’ Lintang Selatan dan antara
mendukung kehidupan maupun potensi 119°42’-120°30’ Bujur Timur. Letaknya yang
perdagangan (Fatma, 2016). dekat dengan garis khatulistiwa menjadikan
Penggunaan bahan alam sebagai obat Kabupaten Bone beriklim tropis . Sepanjang
tradisional di Indonesia telah dilakukan oleh tahun 2014, kelembaban udara berkisar
nenek moyang kita sejak berabad-abad yang antara 77–86 persen dengan suhu udara
lalu terbukti dari adanya naskah lama pada 24,4°C-27,6°C. Secara astronomis Kabupaten
daun lontar Husodo (Jawa), Usada (Bali), Bone terletak pada posisi 4°13’ – 5°6’ Lintang
Lontarak pabbura (Sulawesi Selatan), Selatan dan antara 119°42’-120°30’ Bujur
dokumen Serat Primbon Jampi, Serat Racikan Timur. Letaknya yang dekat dengan garis
Boreh Wulang n Dalem dan relief candi khatulistiwa menjadikan Kabupaten Bone
Borobudur yang menggambarkan orang beriklim tropis . Sepanjang tahun 2014,
sedang meracik obat (jamu) dengan tumbuhan kelembaban udara berkisar antara 77–86
sebagai bahan bakunya (Febrialdi. 2016). persen dengan suhu udara 24,4°C-27,6°C.
Indonesia memiliki banyak etnis yang jeruk (Citrus sp.) merupakan salah satu
menyimpan sejumlah pengetahuan mengenai sumber daya genetik (SDG) yang memiliki
pemanfaatan tumbuhan sebagai obat. keragaman tinggi. Sebanyak 213 aksesi jeruk

670
telah dikoleksi secara exsitu di Balai Penelitian kecematan lamuru menggunakan metode
Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika infusa.
(Balitjestro), Malang yang 130 di antaranya
merupakan hasil eksplorasi dari sejumlah BAHAN DAN METODE
daerah di Indonesia (Yulianti dkk. 2016). Lokasi, populasi, dan sampel
Jeruk nipis merupakan buah-buahan Penelitian ini telah dilaksanakan pada
yang banyak digemari oleh masyarakat di tanggal 5 bulan juli tahun 2018 di laboratorium
Indonesia. Jeruk nipis yang bernama Fitokimia Stikes Nani Hasanuddin Makassar.
latinCitrus aurantifolia Swingle ialah sejenis Populasi dalam penelitian ini yaitu daun jeruk
tanaman perdu yang banyak tumbuh dan nipis (Citrus aurantifolia) yang berasal dari
dikembangkan di Indonesia (Lauma dkk. Kabupaten Bone. Sampel dalam penelitian ini
2015). adalah daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia)
Fitokimia, juga dikenal sebagai kimia yang berasal di Kacamatan lamuru,
tumbuhan, berkembang sangat pesat, baik Kabupaten Bone. Daun ini merupakan daun
dalam bidang analisis, isolasi senyawa kelima sampai ke sepuluh dari setiap ranting
maupun uji aktivitasnya. Mengingat dan merupakan daun segar.
kandungan kimia, terutama metabolit
sekunder dalam tumbuhan berbeda-beda, baik Alat dan Bahan
dari sisi jenis maupun kadar maka diperlukan 1 . Alat yang digunakan dalam penelitian ini
suatu perlakuan yang berbeda. Spesies atau adalah batang pengaduk, kertas saring,
jenis tumbuhan sangat beragam dan sering tabung reaksi, cawan perselin, corong pisah,
kali terdapat kesamaan sehingga sulit bagi gelas ukur, rak tabung dan pipet tetes.
orang awam untuk menentukannya (Hanani. 2 . Bahan yang digunakan dalam penelitian ini
2017). adalah aquadest, ekstrak daun jeruk nipis,
Metode penyaringan dan/ atau pereaksi mayer, pereaksi wagner, pereaksi
pemisahan, bahkan sampai pada pemurnian dragendrof, besi (III) klorida dan asam
kandungan senyawa yang dimaksud klorida
merupakan urutan pekerjaan yang dilakukan
sebelum melakukan analisis atau elusidasi Cara Kerja
struktur (Hanani. 2017). 1 . Penyiapan Sampel Penelitian
Dalam tumbuhan terdapat banyak jenis Langkah-langkah yang harus dilakukan
kandungan senyawa organik yang memiliki dalam pengambilan sampel adalah sebagai
unsur N, antara lain asam amino, amina, berikut :
alkaloid, glikosida, sianogenik, purina, a. Pengumpulan Bahan Baku
pirimidina dan sitokinin (Hanani. 2017). Sampel diambil di daerah bone pada
Menurut saputri (2015) Jeruk buah (Citrus satu tempat tumbuhan dilakukan
nobilis) memiliki kandungan asam sitrat pengambilan sampel pada pukul 09.00-
sebanyak 4,4 g per kilogramnya. Selama ini 11.00 pagi.
jeruk keprok hanya dikenal sebagai sumber b. Sortasi basah
vitamin C, padahal, buah ini juga mengandung Sortasi basah dilakukan untuk
zat gizi esensial lainnya, meliputi karbohidrat memisahkan kotoran atau bahan asing
(zat gula dan serat makanan), potasium, folat, lainnya dari sampel.
kalsium, thiamin, niacin, vitamin B6, fosfor, c. Pencucian
magnesium, tembaga, riboflavin, asam Pencucian dilakukan untuk
pantotenat, dan senyawa fitokimia. menghilangkan tanah dan kotoran
Karbohidrat dalam jeruk merupakan lainnya yang melekat pada sampel.
karbohidrat sederhana, yaitu fruktosa, d. Perajangan
glukosa, dan sukrosa (Hilmi. 2016). Beberapa jenis sampel ini perlu
Menurut afifah (2013), jeruk nipis mengalami proses perajangan.
mengandung senyawa flavonoid, saponin dan Perajangan pada ini dilakukan untuk
fenol. Dan menurut rohardjo 2012, jeruk nipis mempermudah proses, pengeringan,
mengandung senyawa asam organik yang pengepakan dan penggilingan.
memiliki aktivitas antibakteri seperti asam e. Pengeringan
sitrat yang merupakan komponen utama Tujuan pengeringan adalah untuk
kemudian asam malat, asam laktat, dan asam mendapatkan simplisia yang tidak
tartarat (Khanifah. 2015). mudah rusak, sehingga dapat disimpan
Berdasarkan penelitian sebelumnya, dalam waktu yang lebih lama. Dengan
maka saya ingin melakukan penelitian mengurangi kadar air dan
mengenai identifikasi senyawa kimia daun menghentikan reaksi enzimatik untuk
jeruk nipis (Citrus aurantifolia) di daerah bone mencegah penurunan mutu atau

Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 12 Nomor 6 Tahun 2018 ● eISSN : 2302-2531 671
kerusakan simplisia pada kadar tertentu 2) dimasukkan ke dalam tabung reaksi
dapat menjadi prtumbuhan kapang dan dan ditambahkan 3 tetes besi(III)
jamur. klorida 5%
f. Sortasi Kering 3) Bila terbentuk warna biru tua
Sortasi setelah pengeringan menunjukkan adanya tanin.
sebenarnya merupakan tahapan akhir
pembuatan simplisia. Tujuan sortasi HASIL PENELITIAN
kering adalah untuk memisahkan Tabel 1 Kandungan Ekstrak Daun Jeruk Nipis
benda-benda asing seperti bagian Pemeri Pereak Hasil Pengamatan KET
tanaman yang tidak diinginkan dan ksaan si
pengotoran-pengotoran lain yang masih Kompo Pelarut
nen
ada dan tertinggi pada simplisia kering.
2 . Pembuatan ekstrak daun jeruk nipis Alkaloid Mayer Pustak Penga Negatif
Campur simplisia dengan derajat halus a matan
yang yang sesuai dalam panci dengan air
secukupnya, panaskan di atas tangas air Wagner Endapa Warna Negatif
n putih coklat
selama 15 menit terhitung mulai suhu
mencapai 90o sambil sekali-kali di aduk. Dragen Endapa Warna Negatif
Serkai selagi panas melalui kain flanel, drof n coklat coklat
tambahkan air panas secukupnya melalui
ampas hingga diperoleh volume infus yang Flavon Serbuk Endapa Warna Positif
dikehendaki. oid Magne n coklat
sium + orange
3 Skrining fitokimia
Asam
a. Pemeriksaan Alkaloid Klorida
1) Ekstrak daun jeruk nipis sebanyak 2
ml dimasukkan ke dalam tabung Saponi Aquade Warna Warna Positif
reaksi dan ditambahkan dengan 2 ml n st kuning kuning
HCL 2 N
Tanin Besi III Buih/bu Terbent Negatif
2) Masing-masing 1 ml filtrat diambil dan
Klorida sa yang uk
dimasukkan ke dalam tabung rekasi 1, terbent Buih/bu
2, dan 3. uk dan sa dan
3) Kemudian ditambahkan dua tetes bertaha bertaha
pereaksi Mayer pada tabung 1, dua n lebih n lebih
tetes pereaksi Wagner pada tabung dari 10 dari 10
reaksi 2, dan dua tetes pereaksi menit menit
Dragendorff pada tabung reaksi 3.
b. Pemeriksaan Flavonoid
1) Ekstrak daun jeruk nipis sebanyak 1 PEMBAHASAN
ml. Sampel yang digunakan pada penelitian ini
2) dimasukkan ke dalam tabung reaksi adalah daun jeruk nipis (citrus aurantifolia).
dan ditambahkan 1 ml larutan asam Sampel daun jeruk nipis diambil di Sulawesi
klorida pekat selatan kabupaten bone kecamatan lamuru.
3) Apabila terbentuk warna orange, Sampel di petik pada pagi hari jam 09.00
merah atau kuning maka positif sampai 11.00 daun jeruk nipis ini merupakan
mengandung flavonoid. daun kelima sampai ke sepuluh dari setiap
c. Pemeriksaan Saponin ranting dan merupakan daun segar. Setelah
1) Ekstrak daun jeruk nipis sebanyak 2 sampel kumpulkan di bersihkan dengan cara
ml. sortasi basah atau pencucian yang bertujuan
2) dimasukkan ke dalam tabung reaksi melepaskan kotoran (tanah,debu, kotoran
dan ditambahkan 10 ml air. lainnya) yang melekat pada tanaman sehingga
3) setelah itu dikocok dengan kuat kotoran atau mikroba yang dapat merusak dan
selama 10 menit lalu dibiarkan selama mengubah komposisi zat pada tanaman dapat
10 menit. di hilangkan.Setelah daun dicuci bersih
4) Buih/busa yang terbentuk dan dilakukan perajangan atau di potong kecil-kecil
bertahan lebih dari 10 menit untuk mempermudah proses pengeringan.
menunjukkan adanya saponin. setelah itu di keringkan tidak dengan sinar
d. Pemeriksaan Tanin matahari langsungmelainkan dengan cara
1) Ekstrak daun jeruk nipis sebanyak 2 diangin-anginkan atau dijemur dengan tutup
ml. kain hitam guna untuk mencegah penurunan
mutu atau kerusakan simplisia. Beberapa
simplisia memiliki kekhususan cara,pada saat

672
pengeringan untuk mempertahankan terbentuk setinggi 1 cm dan bertahan lebih
kandungan bahan khasiatnya. Sampel dari 10 menit.
simplisia daun jeruk nipis kemudian dibawah Pada uji tanin, ekstrak sebanyak 1 ml
ke laboratorium fitokimia untuk dilakukan dimasukkan ke dalam tabung reaksi, lalu
ekstraksi menggunakan metode infusa. ditambahkan 3 tetes besi(III) klorida, tannin
Sebelum dilakukan metode infusa sampel merupakan senyawa fenolik yang cenderung
terlebih dahulu ditimbang sebanyak 50 gram, larut dalam air dan pelarut polar, tujuan
sampel yang dibutuhkan sebanyak 200 gram penambahan besi(III) klorida untuk
simplisia dan 2liter aquadest, 1 kali infusa menentukan apakah daun jeruk nipis
simplisia 50 gram dan aquadest 500 ml, maka mengandung gugus fenol, adanya gugus fenol
dilakukan 4 kali infusa untuk sampel 200 gram menunjukkan adanya biru tua atau biru
dan aquadest 2 liter. Aquadest dan simplisia di kehitaman setelah ditambahkan feCl 3. Hasil
masukkan kedalam panci laludipanaskan yang didapatnegatif karena terbentuk warna
selama 15-20 menit di hitung mulai suhu hitam gelap.
mencapai 90oC sambil sekali-kali di aduk, Penelitian ini sejalan denganpenelitian
metode ini dilakukan sebanyak 4 kali. Setelah yang telah dilakukan oleh Fatma (2016),
dingin sampel disaring menggunakan kain bahwa ekstrak daun jeruk nipis mengandung
flanel lalu diuapkan dengan cara manual senyawa flavonoid dan saponin yang ditandai
menggunakan hairdryer untuk mencapai dengan warna kuning pada flavonoid,
ekstrak kental lalu dilakukan uji identifikasi terbentuknya buih/busa setelah dikocok pada
senyawa kimia. saponin.
Identifikasi senyawa kimia bertujuan untuk Penelitian ini sejalan denganpenelitian
mengetahui keberadaan golongan senyawa yang telah dilakukan oleh afifah (2013), jeruk
metabolit sekunder yang ada dalam nipis mengandung senyawa flavanoiddan
ekstrak.Pada uji alkaloid, ekstrak sebanyak 2 saponin yang ditandai dengan warna kuning
ml dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan pada flavanoid, terbentuknya buih/busa
ditambahkan dengan 2 ml HCL 2 N bertujuan setelah dikocok pada saponin.
untuk menarik alkaloid dari dalam simplisia, Penelitian ini sejalan denganpenelitian
alkaloid bersifat basa sehingga dengan yang telah dilakukan oleh nilam (2013).
penambahan HCl akan terbentuk garam, Antioksidan yang kuat disebabkan karena
Kemudian dilakukan reaksi pengendapan daun jeruk nipis banyak mengandung
dengan meggunakan tiga pereaksi. Pada senyawa bioaktif seperti flavonoid.
penambahan pereaksi dragendrof, Adapun keterbatasan dalam penelitian
menghasilkan warna coklat namun tidak ini yaitu dalam pembuatan simplisia yang
terbentuk endapan sehingga menunjukkan dimana memiliki keterbatasan sampel
hasil negatif, pada penambahan pereaksi simplisia saat di simpan sampel mudah
mayer menghasilkan warna coklat namun berjamur, agar tidak berjamur sebaiknya
tidak terbentuknya endapan sehingga sampel terlebih dahulu di jemur pada waktu
menunjukkan hasil negatif, pada penambahan yang cukup lama dan tidak adanya
pereaksi wagner menghasilkan warna coklat terkontaminasi pada kotoran sehingga pada
dan tidak terbentuk endapan sehingga saat penyimpanan tidak adanya pertumbuhan
menunjukkan hasil negatif. jamur.
Pada uji flavonoid, ekstrak sebanyak 1
ml dimasukkan ke dalam tabung reaksi, KESIMPULAN
ditambahkan dengan serbuk magnesium Berdasarkan penelitian yang telah
sebanyak 1 g dan 1 ml larutan asam klorida dilakukan dapat disimpulkan bahwa daun jeruk
pekat. Tujuan penambahan serbuk nipis yang terdapat di daerah bone kecamatan
magnesium dengan asam klorida ini untuk lamuru memiliki senyawa flavanoid dan
mereduksi ikatan glikosida dengan flavonoid saponin, flavanoid senyawa fenolik alam yang
dalam tanaman harus diputus, dengan cara potensial sebagai antioksidan yang
mereduksi ikatan tersebut, yangmana hasil mempunyai bioaktivitas sebagai obat dan
yang ditetapkan positif karena terbentuk warna saponin adalah glikosida triterpenoid dan
kuning. sterol senyawa aktif permukaan dan bersifat
Pada uji saponin, ekstrak sebanyak 2 seperti sabun.
ml dimasukkan ke dalam tabung reaksi, lalu
ditambahkan 10 ml air, setelah itu dikocok SARAN
dengan kuat selama 10 menit lalu dibiarkan Adapun saran saya pada penelitian ini
selama 10 menit. Hasil yang didapat positif yaitu disarankan pada peneliti selanjutnya
mengandung saponin karena Buih/busa untuk melakukan uji skrining pada batang,
akar dan buah jeruk nipis.

Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 12 Nomor 6 Tahun 2018 ● eISSN : 2302-2531 673
DAFTAR PUSTAKA

Dirjen POM. 2014. Farmakope Indonesia Edisi V. Departemen Kesehatan RI : Jakarta.


Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan RI : Jakarta.
Dirjen POM. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan RI : Jakarta.
Fatma. 2016. Uji Efek antidiare dari ekstrak daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia S) menggunakan
hewan uji mencit (Mus Muculus). Program Studi Diploma III Farmasi. Nani Hasanuddin.
Makassar.
Febrialdi, Akhyarnis., dan Subagiono. 2016. Beberapa Tanaman Obat Yang Digunaka Masyarakat
Desa Sungai Telang Kacamatan Bathin III Ulu Kabupaten Bungo. Fakultas Pertanian.
Universitas Muara Bungo. Jurnal Sains AGRO.
Handayani, Aisyah. 2015. Pemanfaatan Tumbuhan Berkhasiat Obat Oleh Masyarakat Sekitar Cagar
Alam Gunung Simpang Jawa Barat. Fakultas Kehutanan. Kampus Fahutan IPB Darmaga.
Bogor.
Hanani, E. 2017. Analisis Fitokimia. EGC. Jakarta.
Hanif, Rizky Maulida Amalia Hanif., Rudi Kartika., Partomuan Simanjuntak. 2016. Isolasi Dan
Identifikasi Senyawa Kimia Dari Ekstrak n-Heksan Batang Benalut Tanaman Jeruk
(Dendrophtoe pentandra (L.) Miq.). Fakultas matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Universitas Mulawarman. Samarinda.
Hilmi, Muhammad Zuhal, Dkk. 2017. Pengaruh Perendaman Berbagai Jenis Jeruk Terhadap
Kandungan Logam Berat Timbal (Pb) dan Kromium (Cr) Pada Kerang Hijau (Perna viridis
Linn). Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Diponegoro. Semarang.
Khanifah, Firda. 2015. Efek Pemberian air perasan jeruk nipis (Cirus aurantifolia (Christm) Swingle)
Terhadap Pembentukan, Pertumbuhan Dan Penghancuran Biofilm staphylococcus aureus
Secara In Vitro. Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta.
Lauma, Dkk. 2015. Uji Efektivitas Perasan Air Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia S) Terhadap
Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus SecaraIn Vitro. Fakultas Kedokteran. UNSRAT.
Yulianti, Farida, Dkk. Keragaman Jeruk Fungsional Indonesia Berdasarkan Karakter Morfologis Dan
Marka RAPD. Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika. Jawa Timur.

674

Anda mungkin juga menyukai