Anda di halaman 1dari 6

Potensi Ekstrak Daun Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) sebagai Bioherbisida

Pertumbuhan Gulma Rumput Jawan (Echinochloa cruss-galli) pada Tanaman


Padi (Oryza sativa)
Hasna Gita Savira (17030244035), Nur Fitriana (17030244038), Warda Nadya Paramita (17030244046),
Dewi Roudhotul Janah (17030244049)
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Surabaya

ABSTRAK
Jeruk nipis (Citrus aurantifolia ) merupakan salah satu tanaman yang berasal dari Famili Rutaceae dengan genus
Citrus. Kandungan yag dimiliki tumbuhan ini yaitu flavonoid, saponin dan minyak atsiri. Tumbuhan yang
mengandung flavonoid dilaporkan memiliki aktivitas antioksidan, antivirus, antikanker, dan bioinsektisida.
Gulma jawan (Echinochloa cruss-galli) adalah salah satu gulma yang bersifat kosmopolit dan mampu
berasosiasi dengan beberapa tanaman budidaya terutama padi, jagung, kopi, tebu, teh, tembakau, dan jeruk.
Akibatnya banyak kegagalan panen apabila tidak dikendalikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
potensi ekstrak daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia) sebagai bioherbisida alami terhadap pertumbuhan gulma
rumput jawan (Echinochloa cruss-galli) pada tanaman padi (Oryza sativa) dan juga menentukan konsentrasi
optimal jeruk nipis (Citrus aurantifolia) yang efektif sebagai bioherbisida terhadap gulma rumput jawan
(Echinochloa cruss-galli). Ekstrak jeruk nipis (Citrus aurantifolia diperoleh dengan metode ekstraksi bertingkat.
Variasi konsentrasi dari ekstrak kental jeruk nipis (Citrus aurantifolia) meliputi 1,5%, 3%, 4,5%, 6% dan 7,5%
sedangkan kontrol negative menggunakan aquades. Data diperoleh dari jumlah daun dan tinggi tanaman, dan
dianalisis menggunakan ANOVA satu arah kemudian dilanjutkan dengan penghitungan metode Duncan
software SPSS 23. Konsentrasi 7,5% merupakan konsentrasi ekstrak jeruk nipis (Citrus aurantifolia) paling efektif
dengan rata-rata hambatan pertumbuhan 5,5±19 pada tinggi gulma dan 0,6±3,8 pada jumlah daun.
Kata Kunci: Bioherbisida, Daun Jeruk nipis, Rumput jawan, Maserasi, Pertumbuhan

ABSTRACT
The lemon (Citrus aurantifolia) is one of the plants belonging to the Rutaceae family in the genus Citrus. The compound
that this plant has is flavonoids, saponins, and essential oil. Flavonoids are reported to have antioxidant activity, antiviral,
anticancer, and bioinsecticide. The Jawan weed (Echinochloa cruss-galli) was one of cosmopolite and was able to associate
with several crops of cultivation mainly rice, corn, coffee, sugarcane, tea, tobacco, and oranges. Crops fail when unchecked.
The study aims to identify the potential extract of lemon leaves (Citrus aurantifolia) as a natural bioherbicide against the
growth of the Jawan grass weed (Echinochloa cruss-galli) and also determine the optimal concentration of the (Citrus
aurantifolia) that is effective as a biographer of the jawan grass weed (Echinochloa crusia). Lemon extract (Citrus
aurantifolia) obtained by a multistory extraction method. The concentration variations of a lemon extract (Citrus
aurantifolia) include 1.5%, 3%, 4.5%, 6% and 7.5% while negative control uses aquades. Data recovered from the number
of leaves and height plants, and analyzed with anova one way later continued by a tally of the Duncan method software
SPSS 23. A 7.5% concentration of lemon extract (Citrus aurantifolia) is most effective with an average growth barrier of
5.5±19 and 0.6±3,8 growths on the number of leaves.
Key word: bioherbiside, lemon leaves, Jawan grass, maseration, growth

PENDAHULUAN miliacea) dan rumput jawan (Echinochloa


Gulma merupakan tumbuhan yang cruss-galli) (Polansky, 2016).
tumbuh diarea yang tidak dikehendaki dan Berdasarkan dampak buruknya
dapat hidup baik dalam area yang tercukupi diperlukan upaya pengendalian gulma yang
sumber dayanya maupun tidak. Menurut bertujuan menekan pertumbuhan gulma,
kholifah (2018) keberadaan gulma dapat tetapi tidak berpengaruh negatif terhadap
mengganggu pertumbuhan tanaman atau tanaman budidaya (Sukman dan Yakup, 1991).
sebagai pesaing tanaman budidaya dalam Terdapat beberapa metode dalam
mendapatkan sinar matahari, dan penyerapan mengendalikan pertumbuhan gulma, antara
unsur hara sehingga pertumbuhan tanaman lain dengan cara mekanik, kultur teknis, dan
terhambat. Macam – macam gulma dalam kimiawi dengan menggunakan herbisida.
pertnian antara lain rumput teki (Cyperus Penggunaan herbisida sintetis mempunyai
rotundus), rumput belulang (Fimbristylis dampak negatif yang cukup luas seperti
pencemaran lingkungan.
Adanya fenomena tersebut menjadi adalah pengendalian pertumbuhan gulma
dasar munculnya banyak penelitian yang Rumput Jawan (Echinochloa cruss-galli).
berusaha mencari alternatif pengendalian 1. Pembuatan Simplisia
gulma yang ramah lingkungan. Salah satu Prosedur awal dalam penelitian ini
hasil penelitian yang dapat dijadikan alternatif adalah tahap pembuatan simplisia. Tahap
ialah dengan menggali potensi senyawa kimia pembuatan simplisia dilakukan dengan
yang berasal dari tumbuhan (alelokemi) yang mengumpulkan daun jeruk nipis, daun dipilih
dapat dimanfaatkan sebagai bioherbisida dan dipisahkan berdasarkan kelayakan.
alami (alelopati) (Setyowati dan Suprijono, Setelah melalui proses pemilihan, daun
2001). Salah satu bioherbisida yang bersifat kemudian dicuci, dikering anginkan dan
alelopati adalah daun jeruk nipis (Citrus ditimbang beratnya. Kemudian daun di
auratinfolia) keringkan untuk menghilangkan sisa air di
Jeruk nipis (Citrus auratinfolia) dalamnya menggunakan oven bersuhu 70°C
merupakan salah satu tanaman yang dapat kurang lebih selama 3 hari dan di timbang.
dimanfaatkan sebagai bioherbisida. Jeruk nipis Setelah daun kering, daun dihaluskan
memiliki kandungan senyawa metabolit menggunakan blender hingga menjadi serbuk
sekunder yaitu flavonoid yang berperan dan ditimbang beratnya kembali.
terhadap proses penghambatan pertumbuhan. 2. Ekstraksi
Mekanisme penghambatannya terdiri dari Setelah tahap pembuatan simplisia
serangkaian proses kompleks yang melalui selesai, hasil serbuk daun jeruk nipis
beberapa aktivitas seperti pengaturan diletakkan ke dalam jerigen dan dimaserasi
pertumbuhan melalui gangguan pada zat menggunakan etanol 96%. Perbandingan
pengatur tumbuh, pengambilan hara, antara serbuk daun jeruk nipis dengan etanol,
fotosintesis, respirasi, pembukaan stomata, yaitu 1:3 (untuk perendaman yang pertama
sintesis protein, penimbunan karbon, dan kali), 1:2 (perendaman kedua dan ketiga)
sintesis pigmen (Denada dan Kristanti, 2013). masing-masing selama 24 jam. Hasil maserasi
kemudian diuapkan dengan rotary vacuum
ALAT DAN BAHAN evaporator untuk diperoleh ekstrak dari daun
Bahan yang digunakan dalam jeruk nipis. Hasil yang diperoleh berupa
penelitian ini adalah daun jeruk nipis, tanah, ekstrak kental berwarna hijau tua. Ekstrak
polybag, pupuk organik, es batu, dan gulma kemudian ditimbang dan diencerkan
rumput jawan. Bahan kimia yang digunakan menggunakan larutan DMSO terlebih dahulu
dalam penelitian ini etanol 96%, larutan kemudian ditambahkan aquades sesuai
DMSO, aquades. Sedangkan alat yang dengan konsentrasi yang akan digunakan.
digunakan dalam penelitian ini adalah Pengenceran dilakukan berdasarkan rumus
timbangan analitik, blender, botol air minum V1 . M1 = V2 . M2 (keterangan: V1= Volume
kemasan, jerigen, botol vial besar, corong ekstrak daun jeruk nipis; M1= Massa ekstrak
buchner, rotary vacuum evaporator, gelas ukur, daun jeruk nipis; V2= Volume konsentrasi
pengaduk kaca, labu erlenmeyer, oven, yang akan dibuat; M2= Massa ekstrak daun
magicom, pipet dan penyaring. jeruk nipis untuk konsentrasi yang
diinginkan).
METODE PENELITIAN 3. Aklimatisasi Gulma Rumput Jawan
Penelitian ini merupakan penelitian Tahap pertama adalah Persiapan,
eksperimental yang dilaksanakan pada Bulan yaitu tanah kebun terlebih dahulu dibersihkan
Oktober hingga November 2019 di Green dari sisa kotoran, kemudian dikeringkan. Lalu
House Jurusan Biologi FMIPA Universitas diisikan ke dalam polybag tanah beserta
Negeri Surabaya. Sasaran dari penelitian ini pupuk organikmasing-masing dengan
perbandingan 1:1 gram dan diaduk hingga
merata. Tanah ini digunakan sebagai media
tumbuh. Kemudian di tanam gulma rumput Keterangan : Notasi merupakan hasil dari uji
gajah yang diperkirakan memiliki umur yang Duncan dengan taraf
sama dilihat dari tinggi rumput masing- kepercayaan 95%, notasi yang
masing 3 dalam polybag. Aklimatisasi sama tidak menunjukkan beda
dilakukan selama 1 minggu. nyata.
4. Pengujian Ekstrak terhadap Gulma Berdasarkan uji nrmalitas, data yang
Rumput Jawan didapatkan berdistribusi normal karena nilai
Ekstrak daun jeruk nipis dengan sig>0,05. Hasil uji Anova menunjukkan bahwa
konsentrasi 1.5%, 3.0%, 4.5%, 6.0% dan 7.5%. data jumlah gulma dan tinggi gulma bernilai
Setiap perlakuan ini diulang sebanyak 4 kali. signifikan karena nilai sig 0,00<0,05.
Berdasarkan uji Duncan dapat diketahui
HASIL DAN PEMBAHASAN bahwa pemberian ekstrak daun jeruk nipis
dengan konsentrasi 0%, 1,5%, 3%, 4,5%, 6%,
1. Hasil Ekstraksi Daun Jeruk Nipis(Citrus dan 7,5% berpengaruh nyata dalam
aurantifolia) menghambat pertumbuhan gulma Jawan.
Ekstraksi daun jeruk nipis dilakukan Pengaruh konsentrasi ekstrak daun
dengan metode maserasi dan dihasilkan jeruk nipis terhadap pertumbuhan gulma
sebanyak 98.94 gram ekstrak kental. Jawan dapat dilihat dari tabel jumlah gulma
Berdasarkan penelitian yang telah dan tinggi gulma. Hasil data menunjukkan
dilkukan, maka diperoleh hasil seperti yang bahwa semakin tinggi konsentrasi presentase
tertera pada Tabel 1. dan Tabel 2. hambatan gulma semakin tinggi. Rata-rata
Tabel 1. Pengaruh Ekstrak Daun Jeruk Nipis hambatan paling rendah terdapat pada
sebagai Bioherbisida Alami terhadap kontrol dan pada perlakuan konsentrasi pada
Pertumbuhan Gulma Rumput Jawan pada 1,5% dan rata-rata hambat paling tinggi
Tanaman Padi Berdasarkan Tinggi Gulma terdapat pada konsentrasi 7,5%.
Tinggi Gulma
Perlakuan Rerata
1 2 3 4 Pembahasan
0% 18 20 16 22 19±4,5a Gulma merupakan tumbuhan yang
1,5% 12 10 11 15 12±5,5a tumbuh di area yang tidak dikehendaki dan
3% 11 14 12 11 12±10,5b dapat hidup baik dalam area yang tercukupi
sumber dayanya maupun tidak. Menurut
4,5% 7 9 10 16 10,5±12b
kholifah (2018) keberadaan gulma dapat
6% 6 1 3 8 4,5±12b mengganggu pertumbuhan tanaman atau
7,5% 3 9 4 6 5,5±19c sebagai pesaing tanaman budidaya dalam
mendapatkan sinar matahari, dan penyerapan
Tabel 2. Pengaruh Ekstrak Daun Jeruk Nipis unsur hara sehingga pertumbuhan tanaman
sebagai Bioherbisida Alami terhadap budidaya terhambat sehingga kemungkinan
Pertumbuhan Gulma Rumput Jawan pada menyebabkan gagal panen . Cara
Tanaman Padi Berdasarkan Jumlah Gulma pengendalian alternatif dalam kasus ini salah
Jumlah Gulma satunya dengan pemanfaatan bioherbisida
Perlakuan Rerata
1 2 3 4 alami dengan memanfaatkan hasil metabolit
0% 5,3 5 6 5,7 5,5±0,65a sekunder pada tumbuhan lainnya yang
1,5% 2,6 3,6 3,6 2,6 3,1±2,6b memiliki sifat bioherbisida salah satunya
3% 3,6 4 3,6 1 3,05±3,09b pemanfaatan hasil metabolit skunder dari
4,5% 4 2 4,6 4,6 3,8±3,1b daun jeruk nipis.
6% 2 5 2,6 1 2,6±3,5b Jeruk nipis (Citrus aurantifolia)
7,5% 1,6 1 0 0 0,6±3,8c merupakan salah satu tanaman yang berasal
dari Famili Rutaceae dengan genus Citrus.
Kandungan yang dimiliki tumbuhan ini yaitu konsentrasinya (Yanti et al., 2016). Salisbury
flavonoid, saponin dan minyak atsiri. dan Ross (1995) menyatakan bahwa jika
Tumbuhan yang mengandung flavonoid konsentrasi fenolat dalam air tinggi, maka
dilaporkan memiliki aktivitas antioksidan, potensial lingkungan akan naik sehingga
antivirus, antikanker, dan bioherbisida menghambat difusi air dan oksigen ke
(Rukmana, 2003). dalam suatu tanaman. Jika suplai air ke
Berdasarkan data pada Tabel 1. dan dalam tanaman terhambat, maka proses
Tabel 2. diperoleh hasil bahwa perlakuan pembelahan dan perbesaran sel juga akan
ekstrak flavanoid daun jeruk nipis mampu terhambat.
menghambat pertumbuhan gulma Jawan. Interaksi antara tanaman padi pada
Konsentrasi tertinggi yakni 7,5% dapat perlakuan kontrol tidak berpengaruh terhadap
menghambat pertumbuhan gulma secara persentase kematian gulma rumput Jawan
optimal yang ditunjukkan dengan diperoleh dikarenakan tidak terdapat senyawa kimia
hasil hambatan prtumbuhan rata-rata 5,5±19 yang bersifat penghambat pada lingkungan
pada tinggi gulma dan 0,6±3,8 pada jumlah tempat tumbuh. Hal ini sesuai dengan
daun. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pernyataan Windartiet al, (2004)bahwa jika
semakin tinggi konsentrasi ekstrak, semakin tanaman tumbuh pada lingkungan yang tidak
tinggi pula dalam menghambat pertumbuhan terdapat senyawa penghambat maka hormon
gulma. Penghambatan pertumbuhan gulma pada jaringan tumbuhan tidak akan
yang terjadi menunjukkan bahwa kandungan mengalami gangguan.
senyawa aktif pada ekstrak berpengaruh
dalam menghambat pertumbuhan gulma KESIMPULAN
jawan. Berdasarkan hasil yang didapat,
Junaedi et al., (2006) menyatakan disimpulkan bahwa perlakuan ekstrak
bahwa senyawa alelopati flavanoid daun jeruk nipis yang mampu
dapat dihasilkan dari gulma, tanaman menghambat pertumbuhan gulma Jawan
semusim, tumbuhan berkayu, residu secara optimal adalah Konsentrasi 7,5% yang
tanaman/gulma, mikroorganisme, dan ditunjukkan dengan pada rata-rata hambatan
repung sari. Jeruk nipis merupakan salah satu 5,5±19 pada tinggi gulma dan 0,6±3,8 pada
jenis tanaman yang dapat menghambat jumlah daun.
pertumbuhan dan produksi tanaman, salah
satunya rumput Jawan. Cara kerja dari DAFTAR PUSTAKA
herbisida ini adalah dengan cara diserap oleh Aibinu I, Adenipekun T, Adelowotan T,
gulma melalui organ daun dan akar, setelah Ogunsanya T, Odugbemi T. Evaluation
diserap lalu ditranslokasikan ke xylem dan of the antimicrobial properties of
floem (Pratiwi et al., 2016). Setelah herbisida different parts of Citrus aurantifolia
diaplikasikan, efek yang terjadi pada gulma (lime fruit) as used locally. Afr. J. Trad.
adalah pertumbuhan terhambat, titik tumbuh Complem. Alter. Med. 2007: 4(2): 185-
gulma mengalami klorosis, yang dapat 195.21.
mengakibatkan kematian pada gulma tersebut Astutik, F., & Fidiah, A. N. I. S. 2012. Pengaruh
(Tomlin, 2011). Ekstrak Daun Beluntas (Pluchea Indica
Kematian gulma Jawan disebabkan L.) Terhadap Pertumbuhan Gulma
karena daun jeruk nipismemiliki kandungan Meniran (Phyllanthus Niruri L.) Dan
senyawa kimia seperti alkaloid, fenolik, Tanaman Kacang Hijau (Phaseolus
fenolat,saponin, tannin, steroid dan flavonoid. Radiatus L.). Lenterabio, 1(1), 9-16.
Senyawa fenolat merupakan senyawa yang Baroroh, N. (2018). Pengaruh herbisida nabati
larut dalam air dan berpengaruh pada proses ekstrak daun rumput bambu (Lophaterum
pertumbuhan tanaman serta bergantung pada gracile B.) terhadap pertumbuhan gulma
Echinochloa crusgalli, Ageratum Rahayu, E. S. (2003). Peranan Penelitian
conyzoides, dan Cyperus Alelopati dalam Pelaksanaan Low
rotundus (Doctoral dissertation, External Input and Sustainable
Universitas Islam Negeri Maulana Agriculture (LEISA). Jurnal Hayati, 13.
Malik Ibrahim).rog Ruanti, L. (2018). Daya Hambat Antibakteri
F.B. Salisbury, C.W. Ross. 1995. Fisiologi Perasan Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia S)
Tumbuhan Jilid 2. Bandung: ITB Terhadap Pertumbuhan Methicillin
Galinato, M. I., K. Moody dan C. M. Piggin. Resistant Staphylococcus aureus
1999. Upland Rice Weeds of South and (MRSA) (Doctoral dissertation,
Southeast Asia. International Rice Universitas Muhammadiyah
Research Institute. Los Banos. 155 p. Semarang).
Haryanto, Sri. 2006 . Sehat dan Bugar Secara Rukmana, R. 2003. Jeruk nipis : prospek
Alami. Jakarta: Penebar Plus. agribisnis, budidaya dan pasca panen.
Hertog M G L, Hollman P C H, van de Putte B. Yogyakarta: kanisius.
1993. Content of potentially Rukmana, R. 2003. Jeruk nipis : prospek
anticarcinogenic flavonoids of tea agribisnis, budidaya dan pasca panen.
infusions, wines and fruit juices. J Agric Yogyakarta: kanisius.
Food Chem 41 1242-1246. Salisbury, F.B. dan C.W. Ross. 1995. Fisiologi
Junaedi A., Chozin M.A. dan Kim K.H. 2006. Tumbuhan. Penerjemah: Diah R.,
Perkembangan terkini kajian alelopati. Lukman dan Sumaryono). Jilid 1. Edisi
Hayati. 13(2):79-84. Keempat. Penerbit ITB. Bandung.
Kholifah, N., Syaifudin, E.A., & Sofian, .2018. Setyowati, N., & E, Suprijono. 2001. Efikasi
Respon Perkecambahan dan Alelopati Teki Formulasi Cairan
Pertumbuhan Gulma Rumput Jawan Terhadap Gulma Mimosa Invisa dan
(Echinochloa cruss-galli ) pada Pemberian Melochia Corchoriforia. Jurnal Ilmu-Ilmu
Ekstrak Kirinyuh(Chromolaena odorata Pertanian Indonesia 39 (1): 16-24.
(L.) R.M. King and H.E. Rob. ). Jurnal Suri, A. 2017. Uji Efektivitas Ekstrak Daun
Agroekoteknologi Tropika Lembab Vol. 1, Jeruk Nipis (Citrus Aurantifolia) Sebagai
Hal.67-76 Bioherbisida Untuk Pengendalian
Kholifah, N., Syaifudin, E.A., & Sofian, .2018. Gulma Teki (Cyperus Rotundus) Pada
Respon Perkecambahan dan Tanaman Jagung.
Pertumbuhan Gulma Rumput Jawan Syamsuhidayat, S dan J.R. Hutape. 1991.
(Echinochloa cruss-galli ) pada Pemberian Inventaris Tanaman Obat Indonesia.
Ekstrak Kirinyuh(Chromolaena odorata Jakarta: Depkes RI.
(L.) R.M. King and H.E. Rob. ). Jurnal Tominaga, T dan Y. Yamasue. 2004. Crop-
Agroekoteknologi Tropika Lembab Vol. 1, associated weeds the strategy for
Hal.67-76 adaptation, p. 48-63. In Inderjit (Ed.).
NSW Department of Primery Industries. 2007. Weed Biology and Management.
Weeds and Herbicides. Cotton Pest Kluwer Academic Publisher.
Management Guide.7: 70-89. Netherland.
Polansky, S., & Guntoro, D. (2016). Tomlin, C. D. S. 2011. The e-Pesticides Manual
Pengendalian gulma pada tanaman version 3.0 (thriteenth edition). British
padi sawah dengan menggunakan Crop Protection Council.
herbisida berbahan aktif campuran Yanti, O., A. Sitti dan S. Jamaluddin. 2016.
bentazon dan MCPA. Buletin Pengaruh Lama Penyimpanan dan
Agrohorti, 4(1), 122-131. Konsentraasi Natrium Benzoate
Pracaya. 20007. Hama dan Penyakit Tanaman. terhadap Kadar Vitamin C Cabai Merah
Jakarta: Penebar Swadaya. (Capsicum annuum L.) Akademika
Kimia. 1(4):193- 199.

Anda mungkin juga menyukai