.
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana efektivitas herbisida organik ekstrak daun bambu, akasia dan
mahoni terhadap tingkat kerusakan gulma di lahan kering?
2. Bagaimana tingkat penurunan bobot kering gulma setelah mendapatkan
perlakuan dari herbisida organik?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui efektivitas ekstrak daun bambu, akasia dan mahoni dalam
mengendalikan gulma di lahan kering.
2. Mengetahui bagaimana tingkat penurunan bobot kering gulma setelah
mendapatkan perlakuan dari herbisida organik.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi penulis:
a. Sebagai informasi awal (penelitian pendahuluan) mengenai pembuatan
yang herbisida yang bersumber bahan alami.
b. Mendapat data ilmiah tentang efektivitas herbisida organik dalam
mengendalikan gulma di lahan kering.
2. Bagi masyarakat:
a. Menambah pemahaman dan kesadaran tentang pentingnya penggunaan
herbisida organik.
b. Sebagai alternatif pengendali gulma yang mudah didapatkan dan tidak
mencemari lingkungan.
3. Bagi pemerintah:
a. Turut serta mendukung program “Go Organik 2010” dan dapat
mengurangi pencemaran lingkungan.
b. Dapat menjadi masukan kepada pemerintah dalam menjalankan program
“Go Organik 2010” .
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
1. Gulma
Gulma adalah suatu tumbuhan lain yang tumbuh pada lahan tanaman
budidaya, tumbuhan yang tumbuh disekitar tanaman pokok (tanaman yang
sengaja ditanam) atau semua tumbuhan yang tumbuh pada tempat (area) yang
tidak diinginkan oleh sipenanam sehingga kehadirannya dapat merugikan
tanaman lain yang ada di dekat atau disekitar tanaman pokok tersebut.
Pendapat para ahli gulma yang lain ada yang mengatakan bahwa gulma
disebut juga sebagai tumbuhan pengganggu atau tumbuhan yang belum
diketahui manfaatnya, tidak diinginkan dan menimbulkan kerugian
(Herianto.2013).
2. Akasia
3. Bambu
a. Bambu
Bambu adalah tanaman jenis rumput-rumputan dengan rongga dan
ruas di batangnya. Bambu memiliki banyak tipe. Nama lain dari bambu adalah
buluh, aur, dan eru. Di dunia ini bambu merupakan salah satu tanaman dengan
pertumbuhan paling cepat. Karena memiliki sistem rhizoma-dependen unik,
dalam sehari bambu dapat tumbuh sepanjang 60 cm (24 Inchi) bahkan lebih,
tergantung pada kondisi tanah dan klimatologi tempat ia ditanam.
b.Jenis-Jenis Bambu
Di Indonesia terdapat lebih kurang 125 jenis bambu. Ada yang masih
tumbuh liar dan belum jelas kegunaannya. Beberapa jenis bambu tertentu
mempunyai manfaat atau nilai ekonomis tinggi seperti : bambu apus, bambu
ater, bambu andong, bambu betung, bambu kuning, bambu hitam, bambu
talang, bambu tutul, bambu cendani, bambu cangkoreh, bambu perling,
bambu tamiang, bambu loleba, bambu batu, bambu belangke, bambu sian,
jepang, bambu gendang, bambu tali dan bambu pagar (Berlian dan Rahayu,
1995).
4. Mahoni
Mahoni termasuk pohon besar dengan tinggi pohon mencapai 35 40 m
dan diameter mencapai 125 cm. Batang lurus berbentuk silindris dan tidak
berbanir. Kulit luar berwarna cokelat kehitaman, beralur dangkal seperti sisik,
sedangkan kulit batang berwarna abu-abu dan halus ketika masih muda,
berubah menjadi cokelat tua, beralur dan mengelupas setelah tua. Mahoni baru
berbunga setelah berumur 7 tahun, mahkota bunganya silindris, kuning
kecoklatan, benang sari melekat pada mahkota, kepala
sari putih, kuning kecoklatan. Buahnya buah kotak, bulat telur, berlekuk lima,
warnanya cokelat. Biji pipih warnanya hitam atau cokelat.Mahoni dapat
ditemukan tumbuh liar di hutan jati dan tempat-ternpat lain yang dekat dengan
pantai, atau ditanam di tepi jalan sebagai pohon pelindung. Tanaman yang
asalnya dari Hindia Barat ini, dapat tumbuh subur bila tumbuh di pasir payau
dekat dengan pantai.
B. Hipotesis
Pelakuan ekstrak daun aksia, bambu dan mahoni dapat menimbulkan
kerusakan dan menurunkan bobot kering gulma di lahan kering.
C. Kerangka Pikir
STAR
Kajian Teori
SOLUSI:
HERBISIDA
ORGANIK
Yes
YES
Rekomendasi
Penggunaan
Jenis Herbisida
Organik
FINISH
D. Pelaksanaan Penelitian
1. Persiapan Lahan
E. Pengumpulan Data
1. Skoring Tingkat Efektivitas Herbisida Organik
Pengamatan skoring tingkat efektivitas herbisida organic terhadap
tingkat kematian gulma dilakukan selama 14 hari (2 minggu) dengan cara
menilai keadaan gulma secara harian dengan berpedoman pada skoring:
Tabel 1. Krikteria tingkat keracunan gulma.
Sko
Kriteria Kerusakan Gulma
r
1 : Gulma terbunuh sempurna
2 : Gulma yang tampak hidup hanya setempat-setempat
3 : Gulma yang hidup hanya sebagian kecil
4 : Kerusakan sedikit, gulma hidup kembali
5 : Kerusakan tidak berarti
6 : Gulma tidak berpengaruh sama sekali
Sumber: Staff Laboratorium Manajeman dan Produksi Tanaman Fakultas Pertanian
UGM (2013).
F. Analisis Data
R²
f(x)= 0.87
f(x) == 6
−− 0.32
0.43 xx ++ 6.23
6.43
R²
R² == 0
0.94
0.89
5
Kontrol
4 Linear (Kontrol)
Akasia
3 Linear (Akasia)
Bambu
2 Linear (Bambu)
Mahoni
1 Linear (Mahoni)
0
0 2 4 6 8 10 12 14 16
Hari ke-
Gambar 3. Hasil regresi hbungan antara skoring tingkat efektivitas herbisida terhadap
kematian gulma vs hari pengamatan
250.0
200.0
Bobot Kering gulma (gram)
150.0
100.0
50.0
0.0
Kontrol Ekstrak Daun Ekstrak Daun Ekstrak daun
Akasia Bambu Mahoni
Perlakuan kontrol menunjukkan bobot kering yang tertinggi. Hal ini wajar
karena kontrol tidak diaplikasi herbisida sehingga tidak ada pengaruh terhadap
gulma. Bobot kering gulma terendah ditunjukkan oleh aplikasi ekstrak daun
bambu kemudian aksia dan mahoni. Dari hasil uji statistik diatas menunjukkan
bahwa ekstrak daun bambu dapat menurunkan bobot kering gulma yang paling
tinggi dan merupakan perlakuan terbaik bila dibandingkan dengan ekstrak daun
akasia dan ekstrak daun mahoni. Hal tersebut diduga karena ekstrak daun bambu,
akasia dan mahoni memiliki senyawa sejenis alelopati sehingga dapat membunuh
gulma dilahan kering. Senyawa tersebut diduga masuk ke metabolisme gulma
sehingga dapat merusak gulma.
Steinsiek et al. (1982); Shette dan Balke (1983) mengemukakan bahwa
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan tergantung pada konsentrasi ekstrak,
sumber ekstrak, temperatur ruangan, dan jenis tumbuhan yang dievaluasi serta
saat aplikasi.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Skor tingkat kerusakan gulma pada perlakuan tanpa aplikasi herbisida
(kontrol), ekstrak daun aksia, bambu dan mahoni berturut-turut adalah 2
(gulma yang tampak hidup hanya setempat-setempat skor), 1 (gulma
terbunuh sempurna) dan 2 (gulma yang tampak hidup hanya setempat-
setempat).
2. Ekstrak daun bambu menunjukkan efektivitas terbaik terhadap penurunan
bobot kering gulma sebesar 55,14% kemudian disusul ekstrak daun aksia
sebesar 35,20% dan ekstrak daun mahoni sebesar 23,52% dibandingkan
dengan tanpa aplikasi herbisida (kontrol).
B. Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang kandungan daun akasia, bambu
dan mahoni sehingga dapat diketahui zat yang terkandung didalamnya
sehingga dapat mengendalikan gulma.
2. Perlu dilakukkan penelitian lanjutan penerapan herbisida organik di lahan
basah.
DAFTAR PUSTAKA
Shettel, N.L. and N.E. Balke. 1983. Plant growth response to several allelopathic
chemicals. Weed Sci. 31:293-298.
Steinsiek, J.W., L.R. Oliver, and F.C. Collins. 1982. Allelopathic potential of
wheat (Triticum aesativum) straw on selected weed species. Weed Sci.
30:495-497.
Lampiran 1.
The SAS System 17:27 Thursday, August 19, 2014 5
Dependent Variable: BK
Sum of
Source DF Squares Mean Square F Value Pr > F
NOTE: This test controls the Type I comparisonwise error rate, not the experimentwise error rate.
Alpha 0.05
Error Degrees of Freedom 6
Error Mean Square 38.02778
Number of Means 2 3 4
Critical Range 12.32 12.77 12.99
A 214.000 3 K
B 163.667 3 M
C 138.667 3 A
D 96.000 3 B