Anda di halaman 1dari 9

PROPOSAL PENELITIAN

TEKNOLOGI PENGENDALIAN GULMA


Kemampuan Ekstrak Daun Sembung Rambat (Mikania micrantha
H.B.K) Sebagai Bioherbisida Gulma Melastoma affine D.Don.

Disusun Oleh:
Nama

: Laily Putri Hapsari

NIM

: 145040101111178

Kelas

:A

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2016

Bab 1
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Tanaman merupakan tumbuhan yang sengaja dibudidayakan manusia untuk
memenuhi kebutuhannya baik dari sisi ekonomi maupun lainnya. Sedangkan tumbuhan
sendiri itu tumbuh dengan sendirinya dan tidak ditanam oleh manusia. Tanaman biasanya
lebih bermanfaat secara langsung bagi kehidupan manusia karena paling banyak manusia
menanam tanaman untuk kebutuhan konsumsi. Tanaman sendiri selain memiliki nilai
ekonomis sendiri, ia juga dapat juga berperan sebagai penyedia jasa lingkungan yang sangat
dibutuhkan dalam lingkungan sebagai biodiversitas lahan. Tumbuhan pun juga begitu. Ia
juga merupakan penyedia jasa lingkungan juga. Namun, perbedaan antara tanaman dan
tumbuhan disini lebih pada perannya, serta keberadaannya dikehendaki oleh manusia atau
tidak. Adapun yang termasuk kedalam golongan tanaman yaitu tanaman pangan (padi,
jagung, gandum, dll), sedangkan yang termasuk tumbuhan salah satunya yaitu gulma.
Gulma merupakan tumbuhan yang terdapat diarea budidaya tanaman yang
tumbuhnya tidak dikehendaki oleh manusia serta keberadaannya dapat mengganggu
pertumbuhan tanaman karena sifatnya sebagai kompetitor unsur hara. Keberadaan gulma
diarea budidaya juga memiliki keuntungan serta kekurangannya. Dalam Tjitrosoedirdjo, S.
1984 menyebutkan bahwa salah satu peran dari adanya gulma di suatu ekosistem adalah
gulma dapat berperan dalam melindungi kondisi tanah dari erosi. Selain itu keberadaan
gulma itu sendiri sulit untuk dikendalikan pertumbuhannya. Salah satunya gulma yang sulit
dikendalikan adalah Sembung Rambat (Mikania micrantha). Walaupun pertumbuhannya
sulit dikendalikan namun sembung rambat memiliki senyawa yang dapat dimanfaatkan
untuk pembuatan herbisida. M. micrantha memiliki senyawa alelokimia berupa fenol,
flavonoid dan terpenoid. Senyawa tersebut menghambat pertumbuhan tumbuhan lain
sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bioherbisida (Perez et al., 2010).
Tumbuhan senduduk (Melastoma affine) adalah salah satu gulma berkayu dan
berdaun lebar yang memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan tanaman budidaya (Syahputra
et al., 2011). M. affine merupakan gulma penting pada perkebunan teh (Camellia sinensis),
karet (H. brasiliensis) serta kelapa sawit (E. guineensis) (Sukman dan Yakup, 2002). Oleh
karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui kemampuan dan konsentrasi ekstrak

daun gulma sembung rambat (M. micrantha) yang dapat menghambat perkecambahan biji
dan pertumbuhan gulma senduduk (M. affine).
1.2 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui manfaat dari ekstrak daun Sembung
Rambat (Mikania micrantha H.B.K) sebagai bioherbisida bagi Gulma Melastoma affine
D.Don.
1.3 Hipotesis
Ekstrak daun sembung rambat (Mikania micrantha H.B.K) dapat mengendalikan
pertumbuhan dari gulma Melastoma affine D.Don.

Bab 2
Tinjauan Pustaka
2.1 Gulma Sembung Rambat (Mikania micrantha H.B.K)
a. Klasifikasi

Kingdom
Super Divisi
Divisi
Kelas
Sub kelas
Genus
Spesies

: Plantea (Tumbuhan)
: Spermatophyta (Mengasilkan biji)
: Magnoliphyta (Tumbuhan berbunga)
: Magnoliopsida (Berkeping 2)
: Asteraceae
: Mikania
: Mikania micrantha kunth
(Plantamor. 2012)

b. Deskripsi
Menurut Pebriani (2013), Mikania micrantha merupakan gulma tahunan yang tumbuh
merambat dengan cepat. Gulma ini umumnya tumbuh dominan pada areal kelapa sawit
belum menghasilkan TBM. Batang Mikania micrantha tumbuh menjalar berwarna hijau
muda, bercabang dan ditumbuhi rambat-rambat halus. Panjang batang dapat mencapai 3-6.
Pada tiap ruas terdapat duan helai daun yang saling berhadapan, tunas baru dan bunga. Helai
daun berbentuk segitiga menyerupai hati dengan panjang daun 4-13 cm dan lebar daun 2-9
cm. permukaan daun menyerupai mangkuk dengan tepi daun bergerigi. Bunga tumbuh
berwarna putih, berukuran kecil dengan panjang 4-6 mm, dan tumbuh dari ketiak daun atau
ujung tunas. Biji dihasilkan alam jumlah besar berwarna coklat kehitaman dengan panjang 2
mm.
2.2 Gulma Senduduk (Melastoma affine D.Don)
a. Klasifikasi

Kingdom
Super Divisi
Divisi
Kelas
Sub kelas
Ordo
Familia
Genus
Spesies

: Plantea (Tumbuhan)
: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
: Magnoliphyta (Tumbuhan berbunga)
: Magnoliopsida (Berkeping 2)
: Rosidae
: Myrtales
: Melastomataceae
: Melastoma
: Melastoma affine D. Don
(Plantamor. 2012)

b. Deskripsi
Tumbuhan senduduk (Melastoma affine) adalah salah satu gulma berkayu dan
berdaun lebar yang memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan tanaman budidaya
(Syahputra et al., 2011). M. affine merupakan gulma penting pada perkebunan teh
(Camellia sinensis), karet (H. brasiliensis) serta kelapa sawit (E. guineensis) (Sukman
dan Yakup, 2002). Tumbuhan ini memiliki batang perdu tegak setinggi 0,5 m 4 m yang
bercabang banyak dan dapat tumbuh di tempat-tempat yang mendapat cukup sinar
matahari seperti di lereng gunung, semak, lapangan yang tidak terlalu gersang.
2.3 Bioherbisida
Herbisida Biologi (Bioherbisida) merupakan pengendalian gulma secara bilogis yaitu
suatu cara pengendalian gulma dengan mempergunakan organisma hidup. Yang termasuk
dalam golongan herbisida ini ialah pengendalian gulma dengan menggunakan penyakit
yang ditimbulkan oleh bakteri, jamur dan virus. Bioherbisida yang menggunakan
serangga rumit untuk dilakukan, karena dapat mempengaruhi ekologi lingkungannya.

Sehingga dari banyaknya penelitian dipilih organisme patogen pada tanaman yang
digunakan sebagai bioherbisida, karena memberi peluang yang lebih nyata.
Mikroorganisme

yang

digunakan

untuk

mengendalikan

hayati

gulma

justru

mikroorganisme yang bersifat patogen pada tanaman. Alasan penggunaan patogen untuk
herbisida, yaitu karena kebanyakan dari mikroorganisme patogen pada tanaman inang
bersifat spesifik. Dan yang penting dari penggunaan patogen ini relatif tidak
menimbulkan pengaruh bagi manusia atau binatang. Penggunaan mikroorganisme
patogen selama ini belum pernah diketahui mampu memusnahkan gulma dengan baik,
namun belum pernah juga ditemukan berdampak pada musnahnya suatu jenis tanaman.
2.4 Keuntungan dan Kerugian Bioherbisida
Senyawa alelokimia dilaporkan memiliki efek menguntungkan. Respon pertumbuhan
suatu tanaman karena pengaruh alelopat tergantung pada konsentrasi senyawa. Suatu
komponen dapat menjadi inhibitor pada konsentrasi tinggi, stimulator pada konsentrasi
rendah, atau tidak memberikan efek apapun pada berbagai konsentrasi. Alelokimia juga
dapat mempengaruhi ketersediaan unsur hara bagi tanaman. Sebagai contoh, beberapa
senyawa asam fenolat diketahui dapat berikatan dengan mineral seperti besi, mangan, dan
alumunium serta meningkatkan ketersediaan fosfat, yang tersedia dalam bentuk ikatan
kompleks dengan ion logam tersebut (Cheema, 2013).
Aplikasi herbisida sintetis memiliki dampak negatif seperti pencemaran lingkungan,
meninggalkan residu pada produk pertanian, matinya beberapa musuh alami dan
sebagainya. Terjadinya akumulasi bahan kimia dari herbisida dalam tanah yang
mematikan mikroorganisme yang bermanfaat di dalam tanah, dapat menimbulkan
persistensi atau sifat ketahanan gulma terhadap aplikasi herbisida yang berbahan aktif
sama secara terus menerus dan tidak dapat dilakukan pada tempat tumbuhnya gulma yang
sulit dijangkau dengan alat penyemprot herbisida.

Bab 3
Bahan dan Metode
3.1 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan mulai dari bulan Mei sampai
September 2014 di Laboratorium Biologi, Rumah Kasa Jurusan Biologi dan
Laboratorium Kimia, Program Studi Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Tanjungpura, Pontianak.
3.2 Bahan
Bahan yang digunakan yaitu daun M. micrantha, biji gulma M. affine yang
diperoleh dari Perkebunan Sayur Kota Baru Pontianak, akuades, metanol dan tanah
aluvial.
3.3 Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak lengkap (RAL) dengan konsentrasi
ekstrak (K) yang digunakan terdiri dari lima perlakuan yaitu K0 =0 (g/ml), K1 =0,17
(g/ml), K2 =0,43 (g/ml), K3 =0,82 (g/ml), K4 =1,5 (g/ml). Masing- masing perlakuan
diulang tiga kali sehingga terdapat 15 unit percobaan.
3.4 Prosedur Kerja
a. Pengambilan Sampel

Daun sembung rambat yang diambil adalah daun dengan ciri tidak rusak karena
hama dan tidak memperlihatkan gejala penyakit. Biji M. affine yang digunakan yaitu
biji yang sudah tua berwarna cokelat kehitaman dan tidak busuk.
b. Ekstraksi Daun Sembung Rambat Sampel daun tumbuhan sembung rambat (M.
micrantha) yang digunakan sebanyak 10 kg dicuci bersih dan dikeringanginkan
selama 7 hari, kemudian dihaluskan dengan blender sehinggadidapatkan serbuk.
Serbuk tersebut ditimbang sebanyak 1 kg selanjutnya dimaserasi dengan metanol
selama 6x24 jam dan disimpan di dalam erlenmeyer. Selama proses maserasi
dilakukan pengadukan setiap hari hingga diperoleh maserat. Maserat yang diperoleh
disaring dan diuapkan dengan Vacum
c. Rotary Evaporator
Sampai semua metanol menguap sehingga diperoleh ekstrak kental. Ekstrak yang
diperoleh disimpan dalam desikator silika gel (Olayele, 2007 dalam Pebriyani et al.,
2013).
d. Perkecambahan Biji
Biji gulma M. affine sebanyak 10 biji diletakkan dalam cawan petri yang berisi kapas
sebagai media perkecambahan, kemudian disemprot dengan larutan ekstrak sebanyak
10 mL sesuai dengan perlakuan. Penyemprotan ekstrak dilakukan pada awal
pengamatan. Pengamatan perkecambahan dihentikan setelah 14 hari.
e. Pertumbuhan
Gulma M. affine yang dipilih adalah gulma yang berumur 15 hari, kemudian
ditanam pada polybag berdiameter 10x15 cm. Penyemprotan larutan ekstrak
sebanyak 10 mL dilakukan pada tajuk tanaman M. affine yang diberikan pada hari
ke-17, hari ke-24 dan hari ke-31. Pengamatan dihentikan pada hari ke-35 setelah
tanam.
f. Parameter pengamatan
Parameter perkecambahan biji M. affine yang diamati meliputi persentase
perkecambahan (%) dan panjang kecambah (cm). Parameter pertumbuhan M. affine
yang diamati meliputi tinggi tanaman (cm), berat basah (g), dan berat kering (g).

Daftar Pustaka
Cheema, Zahid A. Farooq, M. Wahid, A. 2013. Allelopathy, Current Trends And Future
Applications. London: Springer.
Pebriyani, Linda R & Mukarlina, 2013, Potensi Ekstrak Daun Sembung Rambat (Mikania
micrantha H.B.K) Sebagai Bioherbisida terhadap Gulma Maman Ungu (Cleome
rutidosperma D.C) dan Rumput Bahia (Paspalum conjugatum Flugge),
Protobiont, vol. 2, no. 2, hal. 32 - 38, <http: //jurnal.untan.ac.id/ index.php/
jprb>
Perez, AMC, Ocotero VM, Balcazari RI & Jimenez FG, 2010, Phytochemical and
Pharmological Studies on Mikania micrantha H.B.K., Experimental Botany,
vol. 78, hal. 77 80
Plantamor. 2012. Klasifikasi Melastoma affine D.Don. http://www.plantamor.com.
Plantamor. 2012. Klasifikasi Mikania micrantha H.B.K. http://www.plantamor.com.
Sukman, Y & Yakup, 2002, Gulma dan Teknik Pengendaliannya, Rajawali, Jakarta
Syahputra, E, Sarbino & Siti D, 2011, Weeds Assessment di Perkebunan Kelapa Sawit Lahan
Gambut, Jurnal Teknologi Perkebunan & PSDL, vol. 1, hal. 37 - 42
Tjitrosoedirdjo, S. 1984. Pengelolaan Gulma di Perkebunan. Penerbit PT. Gramedia, Jakarta. pp
209

Anda mungkin juga menyukai