Oleh
AFLAH ATHALLAH MAJID
17031021
Oleh
AFLAH ATHALLAH MAJID
17031021
Pembimbing Pembahas
Yogyakarta, _____________
A. Latar Belakang
Bunga telang merupakan tumbuhan liar yang tumbuh didataran tropis yang
memiliki banyak manfaat bagi umat manusia, tumbuhan dalam bahasa latin Clitoria
ternatea L merupakan jenis tumbuhan merambat . Bunga telang biasanya ditanam sebagai
tanaman hias yang merambat dipagar, tapi bisa ditemukan tumbuh liar di semak belukar
pada tanah yang kering. Tanaman ini biasanya tumbuh di ketinggian 700 m dpl. Perasan
Banyak orang yang tidak mengetahui cara pengelolahan tumbuhan bunga telang
padahal tumbuhan ini banyak di jumpa di berbagai macam daerah, tumbuhan ini
penelitian Herman (2005), bunga telang yang berwarna ungu dapat digunakan untuk
pewarna makanan. Bunganya yang direndam dalam air panas dapat diminum sebagai the
untuk mengurangkan sakit akibat sariawan (ulcer). Air rendaman bunganya dapat
digunakan untuk obat mata pada penderita mata merah atau konjungtivitis.
bunga telang mempunyai potensi sebagai tanaman herbal. Bunga telang memiliki
analgesik (Shyamkumar & Ishwar 2012), anti-mikroba (Uma et al. 2009), dan
mengandung senyawa antosianin dengan aktivitas antioksidan yang tinggi (Vankar &
Srivastava 2010). Di Indonesia, air seduhan bunga telang diyakini dapat menyembuhkan
sakit mata dan diberikan pada bayi atau anak-anak. Hal ini diperkuat dengan adanya hasil
penelitian yang menyatakan bahwa bunga telang memiliki sifat anti-bakteri, termasuk
pada bakteri penyebab infeksi mata (Rokhman 2007; Uma et al. 2009).
Beberapa bagian bunga telang yang kerap dimanfaatkan masyarakat secara
tradisional antara lain bunga, daun, dan akar. Bagian bunga dimanfaatkan sebagai obat
(Mukherjee et al. 2008). Umumnya bunga telang disiapkan dengan cara direndam,
direbus, atau diseduh sebagai teh (Mukherjee et al. 2008). Bagian daun sering
untuk gigitan hewan. Masyarakat umumnya menyiapkan daun bunga telang dengan cara
direbus. Adapun bagian akar dimanfaatkan sebagai obat pencernaan, konstipasi, demam,
dan arthritis (Mukherjee et al. 2008). Serupa dengan bagian daun, bagian akar juga
disiapkan dengan cara direbus (Hariana et al. 2015). Proses persiapan Kembang Telang
dengan cara direbus, diseduh, maupun direndam termasuk ke dalam proses penyiapan teh
Dalam penelitian ini bunga telang dimanfaatkan sebagai seduhan bungat telang
Kazuma et al (2003), telah meneliti mengenai komposisi kimia kelopak bunga telang
dan telah menunjukkan bahwa bunga ini kaya akan senyawa fitokimia. Salah satu
senyawa fitokimia yang berada pada bunga adalah flavonoid. Manfaat flavonoid bagi
kesehatan telah banyak diteliti. Salah satu yang utama adalah kemampuan senyawa
flavonoid berperan sebagai antioksidan yang efektif sebagai penangkap radikal bebas.
B. Tujuan Penelitian
A. Bunga telang
Bunga telang merupakan bunga majemuk, terbentuk pada ketiak daun, memiliki tangkai
silindris, panjangnya kurang lebih 1,5 cm, memiliki kelopak berbentuk corong, mahkota
berbentuk kupu-kupu dan berwarna biru, tangkai benang sari berlekatan membentuk tabung,
kepala sari bulat, tangkai putik silindris, kepala putik bulat (Gambar 1). Buah berbentuk polong,
panjang 7-14 cm, bertangkai pendek, buah yang masih muda berwarna hijau setelah tua berubah
Tanaman bunga telang (Clitoria ternatea) berasal dari Amerika Selatan bagian tengah
yang menyebar ke daerah tropik sejak abad 19, terutama ke Asia Tenggara termasuk
Indonesia. Tanaman ini tumbuh subur di bawah sinar matahari penuh, tetapi dapat tumbuh di
bawah naungan seperti di perkebunan karet dan kelapa. Potensi bunga telang sebagai pakan
yang baik karena memiliki nilai nutrisi yang tinggi dan juga sangat disukai ternak (Suarna,
2005) Berikut ini nama umum dan karakteristik dari bunga telang menurut Cronquist (1981) :
Nama umum :
Pilipin : Pukingan
Klasifikasi :
Ordo : Fabales
Genus : Clitoria
yang berwarna biru, putih dan coklat. Bunga kembang telang merupakan bunga
jantan) dan putik (alat kelamin betina) sehingga sering disebut dengan bunga
sempurna atau bunga lengkap. Daun kembang telang termasuk daun tidak lengkap karena tidak
memiliki upih daun, hanya memiliki tangkai daun (Petiolus) dan helai daun (Lamina). Akar pada
tumbuhan kembang telang termasuk akar tunggang dan warnanya putih kotor. Bagian-bagian
dari akar kembang telang yaitu leher akar (Colum radisi), batang akar atau akar utama (Corpus
radisi), ujung akar (Apeks radisi), serabut akar (Fibrila radicalis). Biji Bunga telang berbentuk
seperti ginjal, pada saat masih muda berwarna hijau, setelah tua bijinya berwarna hitam. Biji
bunga telang tidak dapat dipergunakan sebagai pakan ternak karena mengandung anti nutrisi
berupa tanin dan tripsin inhibitor yang menyebabkan ternak diare (Macedo et al., 1992).
Bunga telang juga digunakan sebagai tanaman hias dan pupuk hijau, karena warna
bunga yang menarik sehingga digunakan sebagai tanaman hias (Michael dan Kalamani, 2003).
Menurut Suebkhampet dan Sotthibandhu (2011), warna biru dari bunga telang menunjukkan
keberadaan dari antosianin. Ekstrak kasar dari bunga telang dapat digunakan sebagai alternatif
pewarna untuk pewarnaan preparat sel darah hewan. Melihat manfaat, sifat dari bunga telang
yang mudah tumbuh di Indonesia dan aman untuk dikonsumsi maka antosianin dari bunga telang
berpotensi untuk dijadikan pewarna alami pada bahan pangan. Warna biru dari bunga telang
telah dimanfaatkan sebagai pewarna biru pada ketan di Malaysia. Bunga telang juga dimakan
Pigmen antosianin lebih stabil pada larutan yang bersifat asam daripada larutan yang
bersifat netral atau basa karena pada suasana asam antosianin akan berada dalam bentuk kation
flavilium hingga basa kuinodal sehingga tidak terjadi degradasi warna (Harborne, 1996).
Antosianin dari bunga dapat diekstraksi dengan cara maserasi (Jackman dan Smith, 1996).
Bunga telang memiliki warna putih atau biru yang jelas dan ukuran yang relatif besar,
sehingga digunakan sebagai tanaman hias di seluruh dunia. Di Asia Tenggara, pigmen biru
bunga biasanya digunakan sebagai bahan pewarna makanan karena stabilitas tinggi. Ternatins
adalah anthocyanin biru ditemukan di kelopak bunga telang (Srivastava dan Pandey, 2012).
Ternatins utama anthocyanin ada enam yaitu A1, A2, B1, B2, D1 dan D2 itu terisolasi dan
rantai dengan alternatif d-glukosa dan asam p-coumaric (Terahara et al, 1989).
Menurut Sueb khampet dan Sotthibandhu 2011 dalam Hartono et al., 2013), warna biru
dari bunga telang disebabkan karena adanya pigmen antosianin. Penggunaan ekstrak
bunga telang tidak akan mempengaruhi aroma dan cita rasa makanan karena ekstrak bunga
telang hanya mengandung zat warna antosianin apabila bunga sudah diekstrak terlebih dahulu
(Andarwulan, 2013 dalam Hartono et al., 2013). Kandungan antosianin pada bunga telang adalah
sebesar 227,42 mg/kg (Vankar & Srivastava, 2010 dalam Sapiee, 2013).
favanoid, flavanol glikosida, protein, alkaloid, antrakuinon, antisianin, stigmasit 4-ena-3,6 dion,
minyak volatil dan steroid. Komposisi asam lemak meliputi asam palmitat, stearat, oleat lonoleat,
dan linolenat. Biji bunga telang juga mengandung asam sinamat, finotin dan beta sitosterol
(Hussain, 1998).
B. Antioksidan
merupakan senyawa yang dapat menghambat reaksi oksidasi, dengan mengikat radikal
bebas dan molekul yang sangat reaktif. Akibatnya kerusakan sel akan dihambat (Winarsi,
2010). Dalam ilmu pangan, antioksidan didefinisikan sebagai suatu zat dalam makanan
secara signifikan mengurangi atau mencegah efek buruk dari spesies oksigen dan nitrogen
reaktif (ROS/RNS) pada fungsi fisiologis normal manusia (Karadaget al., 2009).
Mekanisme kerja antioksidan bertindak sebagai (1) hambatan fisik untuk mencegah akses
ROS ke bagian penting biologis, misalnya filter UV, membran sel; (2) perangkap kimia
(menyerap energi dan elektron), memadamkan ROS seperti karotenoid, antosianidin; (3)
katalisator yang menetralisir atau mengalihkan ROS, misalnya antioksidan enzim SOD
logam untuk mencegah generasi ROS, misalnya ferritin ceruloplasmin, katekin; dan (5)
antioksidan rantai pemecah yang menangkap dan menghancurkan ROS, seperti asam
askorbat (vitamin C) tokoferol (vitamin E), asam urat, glutathioneflavonoid (Karadag et al.,
2009).
Penentuan aktivitas antioksidan pada seduhan bunga telang kering menggunakan uji
DPPH dengan pelarut metanol. Prinsip dari uji ini adalah adanya donasi atom hidrogen dari
ditunjukkan oleh perubahan warna. Radikal bebas DPPH bersifat peka terhadap cahaya, oksigen
dan pH, tetapi stabil dalam bentuk radikal sehingga memungkinkan untuk dilakukan
antioksidan mereduksi radikal bebas DPPH menjadi difenil pikril hidrazin. Antioksidan
alami umumnya berbentuk cairan pekat dan sensitif terhadap pemanasan. Antioksidan dapat
rusak karena suhu tinggi dan mudah teroksidasi (Miryanti et al., 2011).
C. Total fenol
Fenolik merupakan metabolit sekunder dengan satu atau lebih gugus hidroksil dan
memiliki cincin aromatik sehingga disebut polifenol (Harborne 1987). pengujian total fenolik
merupakan salah satu uji fitokimia yang dilakukan secara kuantitatif untuk mengukur kadar
senyawa fenolik yang setara dengan asam galat. Sedangkan asam galat sendiri merupakan
senyawa fenolik turunan asam hidroksibenzoat yang kerap ditemui pada tanaman (Rahmawati
2015).
D. Kadar air
Kadar air dalam suatu bahan makanan sangat mempengaruhi kualitas dandaya simpan
dari bahan pakan tersebut. Kadar air bahan pakan tersebut tidak memenuhi syarat maka bahan
pakan tersebut akan mengalami perubahan fisik dan kimiawi yang ditandai dengan tumbuhnya
mikroorganisme pada makanan sehingga bahan pakan tersebut tidak layak untuk dikonsumsi.
Penentuan kadar air dari suatu bahan pakan sangat penting agar dalam proses pengolahan
maupun pendistribusian mendapat penanganan yang tepat. Penentuan kadar air suatu bahan
pakan digunakan untuk menentukan banyaknya zat gizi yang dikandung oleh bahan pakan
tersebut. Memanaskan suatu bahan pakan dengan suhu tertentu maka air dalam bahan pakan
tersebut akan menguap dan berat bahan pakan tersebut akan konstan. Berkurangnya berat bahan
pakan tersebut berarti banyaknya air yang terkandung dalam bahan pakan tersebut (Tim
DosenNutrisiIkan, 2017).
Kadar air merupakan banyaknya air yang terkandung dalam bahan yang dinyatakan
dalam satuan persen. Diperlukan untuk metabolisme dan pembentukan cairan tubuh. Kadar air
dalam suatu bahan pakan sangat mempengaruhi kualitasdan daya simpan dari bahan pakan
tersebut. Kandungan air dalam pakan ikanberkisar antara 70–90% berat basah (Fauzana, 2017).
Kadar air ialah jumlah air yang terkandung dalam suatu bahan yang dinyatakan dalam
satuan persen atau perbedaan antara berat bahan sebelum dan sesudah dilakukan pemanasan.
Setiap bahan bila diletakkan dalam udara terbuka kadar airnya akan mencapai keseimbangan
dengan kelembaban udara disekitarnya. Kadar air ini disebut dengan kadar air seimbang. Kadar
air juga merupakan karakteristik yang sangat penting dalam bahan pakan karena air dapat
mempengaruhi penampakan, tekstur, serta ikut menentukan kesegaran dan daya awet bahan
pakan tersebut. Kadar air menyebabkan mudahnya bakteri, kapang dan khamir untuk
berkembang biak sehingga akan terjadi perubahan pada bahan pakan (Marela, 2016).
E. Pengeringan
Terdapat berbagai metode dalam pengeringan yaitu antara lain pengeringan dengan sinar
matahari langsung, pengeringan dengan cabinet dryer, dan kering angin. Pengeringan dengan
matahari langsung merupakan proses pengeringan yang paling ekonomis dan paling mudah
dilakukan, akan tetapi dari segi kualitas alat pengering buatan (cabinet dryer) akan memberikan
produk yang lebih baik. Sinar ultra violet dari matahari juga menimbulkan kerusakan pada
kandungan kimia bahan yang dikeringkan (Pramono, 2006). Pengeringan dengan cabinet dryer
dianggap lebih menguntungkan karena akan terjadi pengurangan kadar air dalam jumlah besar
dalam waktu yang singkat (Mullere et al, 2006), akan tetapi penggunaan suhu yang terlampau
tinggi dapat meningkatkan biaya produksi selain itu terjadi perubahan biokimia sehingga
mengurangi kualitas produk yang dihasilkan sedang metode kering angin dianggap murah akan
tetapi kurang efisien waktu dalam pengeringan simplisia (Pramono, 2006).Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui apakah metode pengeringan yang berbeda dapat mempengaruhi
kualitas seduhan bunga telang kering serta mengetahui metode paling tepat yang dapat
digunakan untuk pengeringan bunga telang, sehingga diperoleh bunga telang yang memenuhi
standar.
H. Hipotesis
Metode dan lama pengeringan bunga telang diduga mampu memberikan pengaruh terhadap
sifat fisik, sifat kimia dan tingkat kesukaan seduhan bunga telang.
III. METODE PENELITIAN
A. Bahan
Bahan-bahan untuk pembuatan seduhan telang dalam penelitian ini adalah bunga
telang yang diperoleh dari kebun telang desa Tersidi Lor kec. Pituruh kab. Purworejo , Jawa
Tengah . Bahan kimia yang digunakan yaitu metanol, DPPH, reagen Follin-Ciocalteu, etanol,
Na2CO320%, aquades, alkohol (teknis), NaOH, HCl 0,02, H2SO4, NaThio dan katalisator Na2SO4.
B. Alat
Alat-alat yang digunakan untuk pembuatan seduhan telang yaitu timbangan analitik,
spatula, panci, kompor, saringan, kain saring, penjepit, aluminiumfoil, baskom, botol plastik,
timer. Peralatan untuk analisis antara lain gelas ukur 500 ml, labu takar 10 ml, gelas
beker, propipet, pipet ukur, tabung reaksi, botol timbang, vortex, kabinet dryer,
spektrofotometer UV-vis 1240 (Shimadzu, Jepang), lovibond tintometer, neraca analitik (Ohaus
Triple Beam TJ2611, botol timbang (Pyrex), muffle furnace (Thermolyne 48000), krus porselin,
labu Kjeldahl, labu destilasi, erlenmeyer (Pyrex), spektrofotometer, spatula, penjepit, desikator,
D. Cara Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tahap pengeringan dan penyeduhan bunga telang .
Bunga telang
Pencucian
Bunga telang
kering
Analisa :
Air 100 ml Penyeduhan Sifat fisik (warna)
Uji kesukaan
Minuman
seduhan telang Terpilih
Sifat kimia
a. Kadar air
b. antioksidan (DPPH)
c. Total fenol
Gambar 2. Diagram alir pengeringan bunga telang
1. Cabinet dryer
a. Bunga telang segar dikeringkan menggunakan cabinet dryer pada suhu 40-50°C dan waktu
pengeringan 4, 6, 8 dan 10 jam. Kuntum simplisia yang digunakan pada penelitian dibuat
dengan cara pengeringan bunga telang. Pengeringan dilakukan pada suhu kamar yaitu antara
40-50 °C, pengeringan di atas suhu 40-50 °C akan merusak beberapa jenis senyawa pada
bahan yang sensitif terhadap panas (List dan Schmidt, 1989).
Bunga telang kering dikemas dengan plastik.
2. Sinar matahari
a. Bunga telang segar dikeringkan dibawah sinar matahari selama 4, 6, 8 dan 10 jam
Pengeringan dengan sinar matahari merupakan proses pengeringan yang paling mudah
dilakukan namun memerlukan waktu yang lebih lama jika dibandingkan dengan
pengeringan cabinet dryer. Pengeringan cabinet dryer dapat mengurangi kadar air dalam
jumlah besar dalam waktu yang singkat (Muller et al, 2006). Sinar ultra violet dari
matahari juga menimbulkan kerusakan pada kandungan kimia bahan yang dikeringkan.
Pengeringan dilakukan untuk mendapatkan kadar air dibawah 10% bertujuan untuk
mencegah tumbuhnya bakteri dan jamur pada tahap penyimpanan (Katno, 2008).
1. Bunga telang kering siap seduh dimasukkan dalam panci (tanpa gula) kemudian
diseduh air mendidih ± 100°C, diaduk, dan didiamkan sekitar 15 menit agar keluar
2. Masing-masing seduhan tersebut disaring dan dicampurkan. Setelah itu, dikemas dalam
botol kaca.
E. Cara Analisis
a. Analisis warna
Analisa warna dilakukan dengan menggunakan lovibond tintometer. Prinsip operasi
bidang yang berdekatan pandang, terlihat melalui tabung melihat, sehingga produk
dalam sampel lapangan dan permukaan reflektif putih di bidang perbandingan diamati
untuk membandingkan warna cahaya yang baik teruskan melalui atau dipantulkan
dari sampel dengan yang terlihat melalui lensa. Rak geser yang disediakan dapat
digunakan ke dalam bidang sampel untuk warna produk yang terlalu terang agar
mendapatkan warna yang baik dan sesuai dengan menggunakan Lovibond merah,
kuning atau biru. Rak ini bervariasi hingga pertandingan warna visual ditemukan
cahaya dari sampel dan warna kemudian dapat dinyatakan dalam satuan Lovibond.
Analisa aktivitas antioksidan ini menggunakan metode DPPH. Pada prinsip ini
pikrilhidrazil) menjadi difenil pikril hidrazin sehingga warna ungu sampel semakin
memudar. 0,1 ml sampel diencerkan dalam metanol sampai 10 ml. Sampel tersebut
sampai 5 ml. Sampel diukur dengan absorbansi pada panjang gelombang 517 nm
vortex, didiamkan selama 1 jam pada suhu ruang. Diambil 50 µl sampel, ditambahkan
Na2CO3 20% dan ditambahkan aquades sampai volume 5 ml, kemudian homogenkan
dengan vortex. Campuran ini disimpan pada suhu kamar selama 2 jam. Ditera pada
Analisa kadar air dilakukan menggunakan metode AOAC (1990) yaitu botol
ditimbang dikeringkan dalam cabinet dryer pada suhu 105°C selama 1 jam, kemudian
didinginkan dalam desikator dan ditimbang (a). sampel ditimbang sebanyak 2 g lalu
dimasukkan dalam botol timbang (b) dan dikeringkan dalam cabinet dryer degan suhu
105 -110 °C selama 3 jam, kemudian didinginkan dalam desikator dan ditimbang. Sampel
dipanaskan lagi dalam cabinet dryer samapai diperoleh berat konstan (c).
Rumus perhitungan kadar air yaitu % berat basah = (B-C)/(B-A) x 100%, dengan A
adalah berat botol timbang kosong, B adalah berat botol timbang+sampel bahan dan C
Pengujian dilakukan dengan tingkat kesukaan atau hedonik dengan 7 skala. Uji
kesukaan oleh panelis terhadap warna, aroma, rasa dan keseluruhan pada sampel seduhan
bunga telang kering. Sampel dinilai dengan menggunakan penilaian Hedonic Scale
Scoring dengan nilai 1 adalah nilai sangat suka, 2 adalah nilai suka, 3 adalah nilai agak
suka, 4 adalah nilai netral, 5 adalah nilai agak tidak suka, 6 adalah nilai tidak suka, dan 7
F. Rancangan Percobaan
Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Rancangan Acak
Kelompok Lengkap (RAKL) pola faktorial dengan 2 batch ulangan perlakuan dan dua faktor
perlakuan. Faktor A adalah waktu 4, 6, 8 dan 10 jam Faktor B adalah metode pengeringan bunga
telang yaitu cabinet dryer (pada suhu 40°C) dan sinar matahari. Dapat dilihat rancangan
4 1 W4C1 W4S1
2 W4C2 W4S2
6 1 W6C1 W6S1
2 W6C2 W6S2
8 1 W8C1 W8S1
2 W8C2 W8S2
10 1 W10C1 W10S1
2 W10C2 W10S2
Tabel 3. Rancangan Percobaan seduhan bunga telang
G. Analisis Data
Variance dan one way ANOVA dari software SPSS. Dikerjakan dengan program komputer SPSS