Anda di halaman 1dari 5

HIPERLIPIDEMIA

Hiperlipidemia adalah suatu keadaan patologis yang diakibatkan oleh kelainan metabolisme lipid darah
yang ditandai dengan meningkatnya kadar kolesterol total, trigliserida, Low Density Lipoprotein (LDL)
serta penurunan kadar High Density Lipoprotein (HDL) (Erinda, 2009). Hiperlipidemia merupakan salah
satu faktor risiko utama terjadinya penyakit kardiovaskuler. Hiperlipidemia merupakan penyebab 18%
penyakit serebrovaskular dan sekitar 56% penyakit jantung iskemik di seluruh dunia. Penyakit
kardiovaskuler merupakan penyakit yang paling banyak menyebabkan kematian di dunia. Pada
penelitiannya, Hutter et al menyebutkan bahwa terdapat sekitar 9 juta orang meninggal setiap tahunnya
akibat penyakit kardiovaskuler dan diperkirakan jumlahnya akan terus meningkat mencapai 19 juta pada
tahun 2020 (Hutter, 2004). Pengobatan terhadap pasien hiperlipidemia termasuk pengobatan yang
memerlukan terapi jangka panjang. Masalah kepatuhan terhadap kelompok pasien ini juga perlu
mendapatkan perhatian. Perhatian ini dirasa perlu seiring dengan tingginya prevalensi penyakit ini di
Indonesia maupun di dunia (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2013).

TANAMAN ROSELLA

Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) adalah tanaman asli dari daerah yang terbentang dari India hingga
Malaysia yang kini telah menyebar luas di semua negara tropis dan sub tropis, termasuk Indonesia.
Rosella mulai dilirik oleh masyarakat karena banyak manfaat yang diperoleh masyarakat setelah
mengkonsumsi produk-produk yang terbuat dari kelopak bunga rosella salah satunya untuk zat warna
merah alami misalnya pada industri makanan maupun kosmetik (Erianto, 2009)(8).

Dari berbagai tumbuhan yang telah di olah menjadi obat berkhasiat di antaranya adalah tanaman Rosela
(Hibiscus sabdariffa). Tanaman ini belum dikenal dan dibudidayakan oleh masyarakat khususnya di
Kecamatan Maniamolo dan tanaman ini juga sangat bermanfaat bagi kehidupan masyarakat, biasanya di
gunakan sebagai tanaman hias pada pekarangan rumah. Selain itu, tanaman tersebut mempunyai peran
penting karena kandungan kimianya yang kompleks (Harefa, 2019)(9).

1.MORFOLOGI ROSELLA

Tanaman rosella (Hibiscus sabdariffa L) mempunyai akar tunggal. Mempunyai daun tunggal berbentuk
bulat telur, bertulang menjari, ujung tumpul, tepi bergerigi dan pangkal berlekuk, Panjang daun 6-15 cm
dan lebar 5-8 cm. Tangkai daun bulat berwarna hijau dengan panjang 4-7 cm. Mempunyai bunga
Kelopak berwarna cerah, bunga atau kaliksnya berwarna merah gelap dan lebih tebal jika dibandingkan
dengan bunga raya/sepatu. Bunganya keluar dari ketiak daun dan merupakan bunga tunggal, yang
berarti pada setiap tangkai hanya terdapat I (satu) bunga Bunga ini mempunyai 8-11 helai kelopak yang
berbulu, panjangnya 1 cm, yang pangkalnya saling berlekatan. dan berwarna merah. Kelopak bunga ini
sering dianggap sebagai bunga oleh masyarakat. Bagian inilah yang sering dimanfaatkan sebagai bahan
makanan dan minuman. Mempunyai biji berbentuk seperti ginjal hingga triangular dengan sudut
runcing, berbulu. panjang 5 mm dan lebar 41 mm(10).

2.KLASIFIKASI

Rosella (Hibiscus sadbariffa L) merupakan anggota famili Malvaceae. Rosella dapat tumbuh baik di
daerah beriklim tropis dan subtropis. Berikut adalah klasifikasi tanaman rosella (BPOM, 2010)

Kingdom : Plantae

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Magnoliopsida

Subkelas: Dilleniidae

Bangsa : Malvales

Suku : Malvaceae

Marga : Hibiscus

Jenis : Hibiscus sabdariffa Linn(11)

3.KHASIAT

Khasiat yang dimiliki bunga rosella (Hibiscus Sabdariffa Linn) yaitu sebagai diuretik dan koleretik,
membantu melancarkan peredaran darah, menurunkan kekentalan darah, tinggi, mencegah tekanan
darah meningkatkan kinerja usus, antiinfeksi bakteri, memperlambat pertumbuhan jamur/ bakteri/
parasit, kram otot, mencegah pembentukan batu ginjal, serta meningkatkan daya tahan tubuh.(12)

Manfaat kelopak bunga rosella dengan warna merah karena senyawa antosianin, yang dapat
mengatasi kanker darah atau leukemia. Senyawa antosianin yang berperan sebagai antioksidan mampu
meredam aksi radikal bebas yang menyerang molekul tubuh yang dapat menyebabkan oksidasi,
kolesterol, lipid yang berujung pada penyakit kanker (Suryatmaja, 2008)(13).

Di Indonesia, penelitian tentang uji komponen zat gizi dan aktifitas anti oksidan pada kelopak bunga
rosella pernah diteliti oleh Ir. Didah Nurfaridah di tahun 2005, dalam penelitiannya, staf pengajar
Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi pertanian, Institut Pertanian Bogor,
menemukan bahwa kadar anti oksidan dalam kelopak bunga rosella kering jauh lebih tinggi dibanding
dengan tanaman kumis kucing dan bunga knop. Zat aktif yang paling berperan dalam kelopak bunnga
rosella meliputi gossypetin, anthosianin, dan glucoside hibiscin(14).
Kandungan antioksidan, seperti a-tocopherol dan probucol, dalam kelopak bunga rosela telah diteliti
dapat mengurangi oksidasi low-density lipoprotein (LDL). Infus daun dan kelopak bunga rosela dianggap
bermanfaat sebagai diuretik, menurunkan kadar kolesterol, menurunkan tekanan darah, menurunkan
viskositas darah, menstimulasi peristaltik usus, dan sebagai antibakterial (Morton 1981). Pada penelitian
di Thailand disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara kadar LDL dengan angka kejadian
aterosklerosis (Hirunpanich 2005). Selain sebagai antioksidan, kelopak bunga rosela dapat mencegah
aterosklerosis dengan efek hipokolesterolemik yang dimilikinya. Penelitian selama empat minggu
dengan perlakuan pakan hiperkolesterolemik beserta ekstrak etanol kelopak bunga rosela terhadap
tikus Sprague-Dawley, membuktikan bahwa pemberian ekstrak kelopak bunga rosela dapat menurunkan
kadar kolesterol total, LDL, dan trigliserida (Carjavall-zarrabal et al. 2005). Pada penelitian lain
disimpulkan bahwa dosis ekstrak kelopak bunga rosela yang mampu menurunkan kadar kolesterol total
darah pada manusia secara optimal adalah 3000 mg/hari (Oppel 2007)(15).

TANAMAN TELANG

Bunga telang (Clitoria ternatea L.) sesuai dengan namanya Clitoria ternatea berasal dari daerah Ternate,
Maluku. Tanaman ini dapat tumbuh di daerah tropis seperti Asia sehingga penyebarannya telah sampai
Amerika Selatan, Afrika, Brazil,Pasifik Utara, dan Amerika Utara. Bunga telang juga dikenal dengan
berbagai nama seperti Butterfly pea (Inggris), bunga teleng (Jawa), dan Mazerion Hidi dari Arab
(Budiasih, 2017)(16).

Bunga telang (Clitoria ternatea L.) adalah satu dari sekian banyak bahan alami yang sering digunakan
dalam kehidupan masyarakat Indonesia sehari, baik sebagai tanaman penghias pagar, bahan minuman,
pewarna makanan alami yang ramah lingkungan bahkan juga sebagai obat tradisional (Marpaung, 2020;
Kusuma, 2019; Yernisa et al., 2013)(17). Bagian bunga telang yang dimanfaatkan oleh masyarakat ialah
bunga, daun, dan akar. Bunga telang memiliki warna ungu-kebiruan yang khas dan umumnya
dimanfaatkan untuk mengobati penyakit urogenital, keluhan menstruasi, dan panas dalam. Bagian daun
dimanfaatkan untuk meredakan pegal, antidot untuk gigitan hewan, dan antihelmentik. Bagian akar
dimanfaatkan sebagai obat konstipasi, demam dan arthritis (Mukherjee et al. 2008)(18).

1. MORFOLOGI

Tumbuhan Bunga Telang (Clitoria ternatea L) merupakan tumbuhan perdu yang tumbuh merambat.
Bunga telang (Clitoria ternatea L) memiliki batang yang berambut halus, pada pangkal batang berkayu,
batang tua akan berwarna putih kusam sedangkan batang muda berwarna hijau, Bunga telang (Clitoria
ternatea L.) berdaun majemuk dengan tulang daun yang menyirip, memiliki daun berjumlah 3.9 lembar,
berwarna hijau, bertangkai pendek, berbentuk oval atau elips, serta pangkal daun runcing sedangkan
ujungnya tumpul. Bunga telang (Clitoria ternatea L) memiliki bentuk yang menyerupai kupu-kupu,
dengan kelompak bunga berwarna hijau, sedangkan mahkota bunga berwarna biru nila dengan taburan
warna putih ditengahnya. Selain itu, bunga telang memiliki buah polong yang berbentuk pipih
memanjang dengan warna hijau saat muda sedangkan berwarna kecoklatan saat polong matang (Utami.
2008).

2. KLASIFIKASI

Bunga Telang memiliki klasifikasi sebagai berikut (Budiasih, 2017):

Kingdom : Plantea

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Fabales

Famili : Fabaceae

Sub Famili : Faboldeae

Bangsa : Cicereae

Genus : Clitoria

Spesies : Clitoria Ternatea L

3. KHASIAT

Penelitian dari Daisy, Santosh dan Rajathi (2009) mempelajari efek terapetik dari ekstrak daun dan
bunga Clitoria ternatea Linn pada tikus yang terinduksi diabetes dengan aloksan. Efek dari ekstrak air
dari daun dan bunga dipelajari untuk perameter kadar glukosa, Hb, insulin kolesterol total, trigliserida,
HDL- kolesterol. Protein, serta ureum, kreatinin. Pada hati dan otot ditentukan parameter glikogen pada
tikus kontrol maupun perlakuan. Aktivitas enzim glikolitic glukokinase dan diglukoneogenik glukose-6-
fosfatase dipelajari padahati. Pemberian per-oral dari ekstrak air dari masing-masing daun C. ternatea
leaves (400 mg/kg bb) dan bunga (400 mg/kg bb) selama 84 hari dapat menurunkan secara signifikan
kadar glukosa darah, glicosilated hemoglobin, kolesterol total, trigliserida, ureum kreatinine dan the
activitas enzim glukoneogenik glukose-6- fosfatase, dan meningkatkan insulin, HDL-kolesterol, protein,
dan kandungan glikogen pada hati dan otot serta aktivitas activiti of enzim glicolitic glukokinase. Untuk
semua parameter yang diteliti dari perlakuan daun C. ternatea pada tikus menunjukkan aktivitas
daripada perlakuan dari ekstrak bunganya.

Menurut tradisi pengobatan India di antaranya disebutkan manfaat telang untuk mengobati
insomnia, epilepsi, disentri, keputihan, gonorrhea, rematik, bronkhitis, asma, maag, tuberkulosis paru,
demam, sakit telinga, penyakit kulit seperti eksim, impetigo, dan prurigo, sendi bengkak, kolik, sembelit,
infeksi kandung kemih, asites (akumulasi kelebihan cairan pada rongga perut), untuk memperlancar
menstruasi, melawan bisa ular dan sengatan kalajengking, sebagai antiperiodik (obat untuk mencegah
terulangnya penyakit kambuhan seperti malaria), obat cacing, cacing, pencahar, diuretan, pendingin,
pemicu mual dan muntah sehingga membantu mengeluarkan dahak bronkitis kronis, dan stimulan
seksual. Sebagai tambahan, oleh masyarakat Arab Saudi daun, biji dan bunga telang dimanfaatkan untuk
mengobati penyakit liver atau hati (Al-Asmari et al., 2014).

SIMPLISIA

Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan
apapun juga dan kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan (Depkes, 1979). Simplisia
terdiri dari tiga macam, yaitu:

1. Simplisia nabati

Adalah simplisia yang berupa tumbuhan utuh, bagian tumbuhan atau eksudat tumbuhan. Eksudat
tumbuhan ialah isi sel yang secara spontan keluar dari tumbuhan atau isi sel yang dengan cara tertentu
dikeluarkan dari selnya atau zat-zat nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tumbuhan
dan belum berupa zat kimia murni.

2. Simplisia hewani

Adalah simplisia yang berupa hewan utuh; bagian hewan atau zat-zat berguna yang dihasilkan oleh
hewan dan belum berupa zat kimia murni.

3. Simplisia pelikan (mineral)

Adalah simplisia yang berupa bahan pelikan (mineral) yang belum diolah atau diolah dengan cara
sederhana dan belum berupa zat kimia murni.

Anda mungkin juga menyukai