Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hydrangea Flower (Bunga Hortensia) atau bunga Bokor adalah salah
satu bunga tercantik di dunia. Tak heran jika bentuk dan warna bunga ini pasti
memikat hati siapapun yang melihatnya. Bunga Hortensia merupakan salah
satu tanaman hias yang populer di kalangan para pecinta tanaman hias bahkan
di masyarakat luas. Bunga Hortensia merupakan tanaman hias yang berasal
dari Jepang, Himalaya, Tiongkok, Indonesia, serta Amerika Selatan dan
Amerika Utara. Bunga Hortensia sendiri sebenarnya berasal dari daerah
subtropis dan tumbuh subur di daerah dataran tinggi, mulai dari ketinggian
500 hingga 1.500 mdpl. Tanaman ini tumbuh bagus pada jenis tanah yang
banyak mengandung pasir dan kompos. Di Indonesia, bunga Hortensia atau
kembang bokor lebih banyak dibudidayakan sebagai bunga potong dan
tanaman hias bunga di pekarangan atau di taman-taman. Bunga Hortensia
sangat populer di era tahun 80-an sebagai bunga taman.
Namun ternyata akhir-akhir ini, keberadaan bunga hortensia semakin
sering terekspose sebagai buket bunga. Pemilihan bunga Hortensia menjadi
bunga andalan untuk buket bunga tak luput dari warna-warna Bunga Hortensia
yang sangat cantik. Warna indah dari bunga ini ternyata bisa kita atur sendiri
sesuai pH tanah. Warna Bunga Hortensia dapat berubah warna (kecuali
hydrangea putih). Saat pH tanah berada di 4,5-5,5 (asam) bunganya akan
berwarna biru. Sementara, jika pH tanah 6,0-7,0, bunganya akan berwarna
merah muda. Selain itu warna biru dapat berubah menjadi merah muda dengan
menambah tingkat keasaman tanah, caranya dengan menambahkan bubuk
kopi, kulit jeruk atau kerak telur.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan bunga Hortensia?
2. Bagaimana cara pengolahan bunga Hortensia?
3. Kandungan apa yang dimiliki bunga Hortensia?

C. Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi


tugas dari Dosen mata kuliah tumbuhan racun dan pestisida.

D. Manfaat
Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini adalah kita dapat
mengetahui apa itu bunga hortensia dan apa kandungan dari bunga hortensia.
BAB II
PEMBAHASAN

Bagi Masyarakat yang hidup diwilayah Sulawesi Selatan, mereka


mengenal bunga ini dengan sebutan Bunga Masamba, walau dibeberapa
kabupaten, bunga ini belum dikenal. Bunga Masamba atau Hortensia (Hydrangea)
merupakan genis dari 70-75 spesies tumbuhan berbunga yang berasal dari Asia
Timur dan Asia Selatan (Jepang, Tiongkok, Himalaya, Indonesia), Amerika Utara
dan Amerika Selatan (Anonym 2009). Sebagian besar spesies berasal dari Jepang
dan Tiongkok.
Tanaman semak dengan tinggi 1 sampai 3 meter, tapi ada juga yang
merambat di tanaman lain hingga mencapai ketinggian 30 meter. Sedangkan
dalam bahasa melayu dikenal dengan bunga tiga bulan. Keindahan bunga ini pada
bentuk bunganya yang menyerupai bola salju, warna bunga yang menarik serta
kelopak bunga yang indah dengan bentuk bintang. Sewaktu masih kuncup, bunga
berwarna hijau, berubah menjadi putih, sewaktu mekar berwarna biru muda atau
merah jambu yang secara bertahap berubah menjadi warna-warna yang lebih tua
tua (biru tua atau merah) sebelum bunga rontok.
Salah satu keunikan dari bunga ini juga warna bunga dapat berubah
tergantung tingkat asam basa media tanah yang digunakan untuk tumbuh. Tanah
yang bersifat asam menghasilkan bunga berwarna biru, tanah pH normal
menghasilkan bunga berwarna putih krem, dan tanah yang bersifat basa
menghasilkan bunga berwarna merah jambu atau ungu. Bunga Masamba
merupakan salah satu dari tanaman yang pada daun bunga mengumpulkan unsur
aluminium yang dilepaskan tanah yang bersifat asam sehingga bunga menjadi
berwarna biru.
Pada Umumnya bunga ini dapat tumbuh subur didaerah beriklim sejuk,
tapi tidak menutup kemungkinan dapat tumbuh didaerah dataran rendah tetapi
akan menghasilkan bunga dalam waktu yang sangat lama. Selain bunga hias, daun
dan akar tanaman ini juga dimanfaatkan sebagai tanaman obat. Adapun Beberapa
Manfaat Bunga Masamba bagi kesehatan adalah sebagai berikut: dapat digunakan
untuk membuat teh herbal seperti yang biasa dilakukan pada beberapa upacara
keagamaan. Akar, batang, daun dan bunganya dapat digunakan sebagai obat diare
Ekstrak daun masamba mampu menghambat parasit penyebab malaria, dapat
mengobati kebotakan pada rambut, daun dapat dipakai sebagi obat diabetes,
antimikroba, dan sebagai zat hepatoprotektor.
 Klasifikasi bunga Hortensia

Kingdom : Plantae
Sub Kingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Rosales
Famili : Hydrangeaceae
Genus : Hydrangea
Spesies : Hydrangea macrophylla (Thunb.) Ser.
 Kandungan bunga Hortensia

Bunga hortensia bersifat sedikit beracun jika dimakan karena semua


bagian tanaman mengandung glukosida sianogenik atau senyawa yang
mengandung gugus CN (sianida) dalam kadar tertentu dapat beracun bagi
manusia, walaupun demikian jarang ada kasus keracunan karena tanaman ini tidak
kelihatan enak dimakan.
Penelitian Greenberg, 1975 tentang glikosida sianogenik, terutama
amygdalin dapat digunakan untuk pengobatan kanker. Dimana, semua bagian
dari tanaman kembang bokor mengandung senyawa glikosida sianogenik.
Tanaman dari genus Hydrangea ini juga mengandung secoiridoid glycosides dan
dihydroisocoumarins yang memiliki aktivitas antialergi dan antimikroba.
Akar Bunga Hortensia diketahui dapat menyembuhkan penyakit multiple
sclerosis (penyakit yang menyerang sistem saraf pusat), psoriasis (pergantian kulit
yang sangat cepat), batu ginjal, diabetes, dan arthritis. Selain obat, tanaman ini
bisa digunakan sebagai aroma terapi.
Kondisi lingkungan yang baik untuk pertumbuhan Hydrangea macrophylla
yaitu pada ketinggian 560-1.400m dibawah permukaan laut (mdpl) dengan
intensitas cahaya matahari penuh dan temperatur 16-24° C serta kelembaban
udara berkisar antara 60-80% . Perbanyakan generatif Hydrangea macrophylla
dengan biji, sedangkan perbanyakan vegetatif dengan stek batang yang lunak.
Pada umumnya budidaya Hydrangea macrophylla menggunakan stek batang,
karena pembentukan biji pada tanaman ini cenderung sulit, sebab bunga biasanya
terlanjur kering sebelum biji terbentuk.

 Penelitian tentang bunga Hortensia


Penyakit kanker adalah penyakit yang diakibatkan oleh adanya
pertumbuhan sel-sel yang tidak terkendali. Kanker merupakan salah satu
penyebab mortalitas di dunia. Di negara-negara maju penyakit kanker merupakan
penyebab kematian no. 2 setelah penyakit kardiovaskuler. Meskipun usaha
pengobatan kanker secara intensif telah dilakukan, namun hingga kini belum
ditemukan obat yang dapat mengatasi penyakit tersebut secara memuaskan.
Hal ini disebabkan karena rendahnya selektifitas obat-obat antikanker
yang digunakan. Jenis pengobatan kanker yang digunakan pada dasarnya sama,
yaitu pembedahan (operasi), penyinaran (radiotherapy), dengan obat-obatan
(kemoterapi), imunoterapi, terapi hormonal, serta dengan tumbuhan obat,
simplisia dari binatang dan mineral lainnya. WHO merekomendasikan
penggunaan obat tradisional termasuk herbal dalam pemeliharaan kesehatan
masyarakat, pencegahan dan pengobatan penyakit, terutama untuk penyakit
kronis, penyakit degeneratif dan kanker.
Penelitian Greenberg, 1975 tentang glikosida sianogenik, terutama
amygdalin dapat digunakan untuk pengobatan kanker. Pada penelitian yang
dilakukan Fukada dkk (2003) senyawa glikosida sianogenik utama, amygdalin
dan prunasin yang diisolasi dari biji Prunus persica diperiksa secara in vitro dan
in vivo secara signifikan menghambat virus Epstein-Barr mengaktivasi antigen
yang disebabkan oleh promotor tumor. Selain itu, senyawa tersebut juga menunda
produksi dari dua tahap karsinogenesis pada kulit tikus yang sebanding dengan
potensi 2-epigallokatekin galat dari teh hijau.
Kembang bokor atau Hydrangea macrophylla yang berasal dari jepang,
biasanya ditanam sebagai tanaman hias baik di pekarangan maupun di taman-
taman merupakan familia Hydrangeaceae. Hampir semua bagian dari tanaman
kembang bokor mengandung senyawa glikosida sianogenik. Tanaman dari genus
Hydrangea ini juga mengandung secoiridoid glycosides dan dihydroisocoumarins
yang memiliki aktivitas antialergi dan antimikroba.
Berdasarkan kandungan senyawa yang terdapat dalam tanaman, dimana
senyawa glikosida sianogenik juga terdapat pada tanaman kembang bokor
(Hydrangea macrophylla), diharapkan tanaman dengan kandungan senyawa yang
sama memiliki aktivitas yang sama pula. Untuk mengetahui apakah daun
kembang bokor (Hydrangea macrophylla) mempunyai aktivitas antikanker, maka
dilakukanlah uji praskrining aktivitas antikanker ekstrak daun kembang bokor
(Hydrangea macrophylla) dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BST)
menggunakan ekstrak n-heksana dan ekstrak metanol.
Brine Shrimp Lethality Test (BST) merupakan salah satu metode uji
toksisitas yang banyak digunakan dalam penulusuran senyawa bioaktif yang
bersifat toksik dari bahan alam. Beberapa senyawa bioaktif yang telah berhasil
diisolasi dan aktivitasnya dimonitor dengan BST menunjukkan adanya korelasi
terhadap uji spesifik antikanker. Dalam penelitian ini digunakan metode ekstraksi
dengan pelarut n-heksana dan metanol dengan cara maserasi bertingkat. Maserasi
adalah suatu proses ekstraksi simplisia menggunakan pelarut dengan beberapa kali
pengocokan atau pengadukan pada suhu kamar, dimana intensitas gerakannya
sangat lambat sehingga akan didapat suatu proses kesetimbangan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak metanol daun kembang
bokor (Hydrangea macrophylla) mempunyai aktivitas biologik antikanker
menurut metode Brine Shrimp Lethality Test (BST) dengan harga LC50 279,844
μg/ml, sedangkan ekstrak n-heksana tidak mempunyai aktivitas biologik
antikanker menurut metode BST dengan harga LC50 3346,947μg/ml. Dari hasil
skrining kandungan kimia yang terkandung dalam ekstrak metanol daun kembang
bokor (Hydrangea macrophylla) adalah senyawa golongan polifenol, flavonoid,
triterpenoid/steroid, dan antrakinon.
Sebagai tindak lanjut dari penelitian ini maka perlu dilakukan isolasi dan
identifikasi lebih lanjut terhadap senyawa aktif yang terdapat dalam ekstrak
metanol daun kembang bokor (Hydrangea macrophylla) serta perlu dilakukan uji
aktivitas biologik antikanker lainnya pada tanaman Hydrangea macrophylla
misalnya terhadap hewan coba lain dan sel kanker, contohnya P-338 mouse
leukemia dan cell cultur human tumor cell line assay.
BAB III
PENUTUP

a. Kesimpulan
Bunga masamba atau hortensia merupakan tanaman hias yang menjadi
ikon Masamba namun sekarang sudah mulai langka. Sebagian besar spesies
berasal dari Jepang dan Tiongkok. Salah satu keunikan dari bunga ini adalah
warna bunga dapat berubah tergantung tingkat asam basa media tanah yang
digunakan untuk tumbuh. Tanah yang bersifat asam akan menghasilkan bunga
berwarna biru, tanah pH normal menghasilkan bunga berwarna putih krem,
dan tanah yang bersifat basa menghasilkan bunga berwarna merah jambu atau
ungu.

b. Saran
Saran saya sebagai pelajar yaitu pembudidayaan bunga Hortensia

dikembangkan lagi dan difasilitasi agar tanaman ini tidak punah, dan untuk

penelitian tentang bunga Hortensia diperbanyak lagi agar masyarakat tahu

tentang manfaat dan bahaya dari bunga Hortensia.


DAFTAR PUSTAKA

1. Abbas, Aswin dan Marwan Sam.2018. Budidaya Bunga Masamba di

Kabupaten Luwu Utara Sulawesi Selatan. Vol 6 No 2 Juni 2018. ISSN

2302-6944, e-ISSN 2581-1649

2. Faridah, Ismi.2012. Uji Praskrining Aktivitas Kanker Daun Kembang

Bokor (Hydrangea macrophylla) Dengan Metode Brine Shrimp

Lethality Test (Ekstrak n-Heksana dan Eksrak Metanol)

3. www.wikipedia.com

4. https://m.liputan6.com
MAKALAH TUMBUHAN RACUN
DAN PESTISIDA
HORTENSIA
(Hydrangea macrophylla)

OLEH KELOMPOK V :

Nurcahyani Umar (518 011 090)


Markus Lafda Rifoin (518 011 423)
Rifka Oktoviana (518 011 223)

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PANCASAKTI
MAKASSAR
2019

Anda mungkin juga menyukai