Anda di halaman 1dari 19

LABORATORIUM ANALISIS FARMASI 1

JURUSAN FARMASI FAKULTAS MIPA


UNIVERSITAS PANCASAKTI MAKASSAR

PERCOBAAN II

ANALISIS GOLONGAN ANALGETIK DAN ANTIPIRETIK

OLEH :

NAMA : ANASTASIA WEWE / 518 011 480


CORNELIA N PAMONA / 518 011 086
FANI DWI ARYANTI / 518 011 106
PETRONELA BOLENG / 518 011 324
WINDY RAHMI TUEKA / 518 011 084
YULIANA LIGHA / 518 011 095
ZAHRATUN NISA / 518 011 162
KELOMPOK : II (DUA)
ASISTEN : RESKY GUNADIAWAN S.farm

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PANCASAKTI
MAKASSAR
2021
BAB I
LATAR BELAKANG

A. Pendahuluan
Antipiretik adalah beberapa dari itu paling biasanya bekas narkoba. Sejak
mereka adalah sering coadministered dengan antimikroba terapi, Itu adalah
penting untuk memahami itu interaksi antara ini dua kelas dari narkobaAntipiretik
bisa menghalangi virus replikasi, menghalangi atau memajukan bakteri atau jamur
pertumbuhan, mengubah itu ekspresi dari keracunan faktor, perubahan itu
permukaan hidrofobia dari mikroba, pengaruh biofilm produksi, mempengaruhi
itu motilitas, ketaatan, dan metabolisme dari patogen, berinteraksi dengan itu
mengangkut dan melepaskan dari antibiotik oleh leukosit, memodifikasi itu
kerawanan dari bakteri untuk antibiotik, dan menyebabkan atau kembali duce itu
frekuensi dari mutasi terkemuka untuk antimikroba perlawanan. Sementara
antipiretics mungkin kompromi itu kemanjuran dari antimikroba terapi, mereka
bisa juga menjadi keuntungan cial, untuk contoh, di itu pengelolaan dari terkait
biofilm infeksi, di mengurangi keracunan faktor, di terapi dari tahan patogen, dan
di mendorong sinergis efek.(Petra Zimmermann.2017)
Efek analgesik dari ekstrak tumbuhan mungkin tergantung pada salah
satunya tempat kerja pusat atau perifer. Kedua fase nyeri dapat dihambat oleh obat
yang bekerja secara terpusat, seperti opioid melalui penghambatan efek yang sama
yang dihasilkan oleh PG dan oleh opioid endogen melalui aksinya di sistem syaraf
pusat. Respon terlambat dihambat oleh analgesik perifer saja, seperti asam
asetilsalisilat, sedangkan respon awal dan akhir dihambat olehanalgesik narkotik
BME menghambat persentase penghambatan menjilati kedua fase lebih dari FME.
Namun, ekstensif studi diperlukan untuk mengeksplorasi mekanisme analgesik
dari ekstrak tumbuhan. Dalam eksperimen respons menggeliat, sensasi nyeri
muncul melalui aktivasi peradangan terlokalisasirespon oleh asam asetat.(Md.
Abdullah Aziz, 2015)
B. Maksud percobaan
Adapun maksud dari percobaan ini yaitu untuk mengetahui dan
memahami bagaimana cara menganalisa obat golongan analgetik dan antipiretik
secara analisis kualitatif dan kuantitatif.

C. Tujuan percobaan
Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu untuk mengetahui dan memahami
cara identifiksi senyawa ibuprofen dengan analisis kualitatif berupa penambahan
pereaksi spesifik dan penentuan kadar ibuprofen dengan menggunakan metode
disertasi dengan titrasi nitrimetri.

D. Prinsip percobaan
Analisis senyawa ibuprofen penambahan pereaksi-pereaksi spesifik besi
(II) klorida (FeCl2) yang membentuk senyawa kompleks antara gugus fenol dan
ion logam membentuk biru violet analisis kadar senyawa ibuprofen menggunakan
metode diasotasi dengan melarutkannya dalam senyawa asam kemudian di titrasi
dengan kalium nitrit yang bereaksi membentuk garam.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori ringkas
Peradangan, nyeri dan pireksia mendasaribeberapa kondisi patologis.Obat
sintetik, seperti NSAID, opioid dan kortikosteroid adalah obat yang secara klinis
paling penting digunakan untuk pengobatan gangguan inflamasi, namun
penggunaan jangka panjangnya dapat menyebabkan efek toksik yang meliputi;
tukak gastrointestinal, perdarahan, gangguan ginjal dll . Upaya global sedang
berlangsung untuk memperkenalkan tanaman obat baru untuk mengembangkan
obat yang efektif, ekonomis dan tidak berbahaya . Tanaman obat dipercaya
sebagai sumber penting senyawa bermanfaat dengan potensi efek terapeutik.
Penelitian tentang tanaman dengan penggunaan folkloric yang jelas, sebagai
pereda nyeri, agen anti-inflamasi , oleh karena itu harus dianggap sebagai strategi
penelitian yang produktif danrasional dalam mencari obat anti inflamasi baru.
(Tayyaba Afsar, 2015)

Efek analgesik dari ekstrak tumbuhan mungkin tergantung pada salah


satunya tempat kerja pusat atau perifer. Kedua fase nyeri dapat dihambat oleh obat
yang bekerja secara terpusat, seperti opioid melalui penghambatan efek yang sama
yang dihasilkan oleh PG dan oleh opioid endogen melalui aksinya di sistem syaraf
pusat. Respon terlambat dihambat oleh analgesik perifer saja, seperti asam
asetilsalisilat, sedangkan respon awal dan akhir dihambat oleh analgesik narkotik
BME menghambat persentase penghambatan menjilati kedua fase lebih dari FME.
Namun, ekstensif studi diperlukan untuk mengeksplorasi mekanisme analgesik
dari ekstrak tumbuhan. Dalam eksperimen respons menggeliat, sensasi nyeri
muncul melalui aktivasi peradangan terlokalisasi respon oleh asam asetat.(Md.
Abdullah Aziz, 2015)
Antipiretik seperti paracetamol yang digunakan dalam menangani offever
bertindak melalui beberapa cara dengan mengurangi jumlah prostagins yang
bertindak atas enzim cycloaxgenase meningkatkan pesan antipiratik didalam otak
dan merangsang signyal anti darang disitus luka. Komponen metanol dan minyak
bumi dari s.grossis secara signifikan menurunkan suhu dalam bahan bakar ragi
.penurunan suhu hampir dengan carayang sama untuk obat referensi,paracetamol
menunjukan bahwa tanaman ini memiliki properti antipiretik yang dapat diasumsi
sebagai mediasi melalui gangguan sintesis prostaglandin dan hambatan sitokenes.
(nirmala kumar.2016)
B. Uraian bahan

1. Aquadest ( FI edisi V 2014,hal 62)

Nama resmi : AIR MURNI

Nama lain : Purified water

Rumus molekul : H2O

Berat molekul : 18,02

Pemerian : Cairan jernih tidak berbau, tidak berwarna, tidak

mempunyai rasa

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

2. Asam klorida ( FI edisi V 2014 ,hal 49)

Nama resmi : ASAM KLORIDA

Nama lain :acidum hydrochloridum

Rumus molekul : HCL

Berat molekul : 36,46

Pemerian : Cairan tidak berwarna, berasap, bau

Merangsang jika diencerkan dengan dua bagian

air,asap dan bau hilang.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

3. Besi(III) Klorida ( FI edisi V 2014, hal 659).

Nama resmi : FERRI KLORIDA


Nama lain : Besi (III) Klorida

Rumus molekul : FeCL3

Berat molekul : 162,2

Pemerian : Hablur atau serbuk hitam kehijauan

Kelarutan : Larut dalam air,larutan berflorensi berwarna

jingga

Penyimpanan :Dalam wadah tertutupbaik.

4. Kalium Bromide ( FI edisi V 2014, hal 228)

Nama resmi : KALIUM BROMIDUM

Nama lain :Kalii Bromidum

Rumus molekul :KBr

Berat molekul : 119,01

Pemerian : Hablur tidak berwarna ,trasparan atau buram atau

Sebuk hablur tidak berbau, rasa asin butir dan


agak pahit.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

5. Kalium Nitrat (FI edisi V 2014 hal 691)

Nama : KALIUM NITRAS

Nama lain : Kalium nitrat

Rumus molekul : KNO3


Berat molekul : 101,1032gr/mol

Pemerian : Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur putih.

Kelarutan : Larut dalam 3,3bagian air.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

Kegunaan : Reaktan dalam metatesis.

6. Sulfanilamida ( FI edisi V 2014 hal 587)

Nama resmi : SULFANILAMIDA

Nama lain : Sulfanilamida

Rumus molekul : C6H5N2O2S

Berat molekul : 172,21

Pemerian : Hablur serbuk halus atau putih tidak berbau

rasa agak pahit kemudian manis.

Kelarutan : Larut dalam 200 bagian air sangat mudah larut

air mendidih, agak sukar larut dalam etanol (95%)

p dan sangat sukar larut dalam kloroform p.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.


C. Uraian sampel

1. Ibuprofen ( PIO 2013)

Nama generic :Ibuprofen

Struktur kimia : C13H18O2

Golongan :Analgetik non narkotik

Nama dagang :Anafen, Dofen, Profen, Proris, Helafen.

Indikasi :Nyeri & radang pada penyakit artritis

(rheumatoid, arthritis, juvenile, arthritis

osteoarthritis) & gangguan non sendi ( otot

kerangka),nyeri ringan samapi berat termasuk

dismenorea, paskah bedah, nyeri & demam pada

anak-anak.

Dosis :Dewasa 400-800 mg 3-4 kali sehari

Farmakologi :Aktivitas antiinflamasi, antipiretik & analgetik.

Mekanisme kerja :Menghambat sintesis prostaglandin.

Stabilitas :Simpan dalam kemasan tertutup rapat.

Kontraindikasi :Pasien dengan hipersensitivitas,asma,

Urtikaria,rinitisparah, angioedema.

Efek samping :Gangguan saluran cernah: dyspepsia, heart butn,

mual, muntah diare, konstipas, noreksia,


dll.Gangguan sistem saraf : Sakit kepala, pusing.

BAB III
METODE KERJA

A. Alat dan bahan


1. Alat
Adapun alat – alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu Pengaduk,
beker gelas 100ml, Bunsen, tabung reaksi, Erlenmeyer 250 ml,gelasukur 20ml,
lumpang, stamper, kaki tiga, statif,pipet tetes, thermometer dan timbangan.

2. Bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah
aquadest (H2O), asamklorida (HCL)2N, besi(III) klorida (FeCL 3) 5%, kalium
bromide (KBr), kaliumnitrat (KNO3), ibuprofen (C13H18O2) dan sulfanamide 500
mg.

B. Cara kerja
 Uji kualitatif
1. Disiapkanalat dan bahan
2. Dimasukkan 10 mg ibuprofen ketabungreaksi
3. Ditambahkan 10 ml aquadest + FeCl3 5%
4. Diamati dan catatperubahan yang terjadi

 Uji kuantitatif
a. Pembakuan KNO3
1. Siap kanalat dan bahan
2. Timbang 500 mg sulfonamide
3. Masukkan kedalam bekergelas + 50ml Aquadest + 5ml HCL 2N + 250mg
KBr lalu didihkan selama 15 menit
4. Titrasi dengan KNO3
5. Amati dan catat volume titrasi.

b. Penetapankadar ibuprofen.
1. Siapkanalat dan bahan
2. Masukkan 300mg ibuprofen ke Erlenmeyer
3. Tambahkan 25ml H2O + 10 ml HCL 2N lalukocok
4. Refluks 15 menit +10 mg KBrlaludinginkan 15 menit
5. Titrasidengan KNO3
6. Amati dan catat volume titrasi
DAFTAR PUSTAKA

Afsar, tayyaba. 2015. Antipyretic Anti-inflammatory and Analgesic Activity of


Acacia hydaspicaR.parker and its Phytochemical Analysis. Pakistan:
Departement of Biochemistry
Al-snafi,aliesmail. 2016. Medicinal plants possessed anti-inflammatory

antipyretic and analgesic activities (part 2) -plant based review. Iraq: Thi

qar University

Anonim.2014. Farmakope Indonesia Edisi V. Jakarta: kementrian Kesehatan

Republik Indonesia;

Aziz,Abdullah.2015.Qualitative phytochemical Screening and Evaluation of Anti


inflammatory, Analgesic and Antipyretic Activities of Microcos
PaniculataBarks and Fruits.Bangladesh: Departemen of pharmacy.
Subedi,nirmalkumal. 2016. Analgesic and Antipyretic Activities of Methanol
Extract and Its Fraction from the Root of Schoenpoplectusgrossus. Nepal:
university of Dhaka
Zimmermann,petra. 2017. AntimicrobialEffectsofAntipyretics. Australia: The

UniversityofMelbourne
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil pengamatan
1. Uji kualitatif.
Sampel Pembakuan Hasil Keterangan
Warna Pengamatan
awal

Ibuprofen H2O Putih Putih (-)

2. Uji kuantitatif
a. Pembakuan KnO3
Sampel Volume titrasi N KCl Warna
Cotrimoxazole 5 ml 7N Kuning jerni
b. Penetuan kadar ibuprofen
Sampel Volume titrasi N KCl % kadar
Ibuprofen 5 ml 7N 24,06%
B. Pembahasan
Analgetika atau obat penghilang nyeri adalah zat-zat yang mengurangi
atau menghalau rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran (perbedaan dengan
anestetika umum. Nyeri adalah perasaan sensoris dan emosional yang tidak
nyaman, berkaitan dengan (ancaman) kerusakan jaringan. keadaan psikis sangat
mempengaruhi nyeri, misalnya emosi dapat menimbulkan sakit (kepala) atau
memperhebatnya, tetapi dapat pula menghindarkan sensasi rangsangan nyeri.
Nyeri merupakan suatu perasaan subjektif pribadi dan ambang toleransi nyeri
berbeda-beda bagi setiap orang. batas nyeri untuk suhu adalah konstan, yakni pada
36-37 derajat Celsius.
Adapun cara kerja pada uji kualitatif adalah disiapkan alat dan bahan
yang akan digunakan. Masukkan 10 mg ibuprofen ketabung reaksi kemudian
tambahkan 10 ml aquadest dan FeCl3 5% lalu amati dan catat perubahan yang
terjadi.
Adapun cara kerja pada pembakuan KNO3 adalah disiapkanalat dan bahan
yang akan digunakan. Timbang 500 mg sulfonamide masukkan kedalam beker
gelas + 50ml Aquadest + 5ml HCL 2N + 250mg KBr lalu didihkan selama 15
menit. Titrasi dengan KNO3 amati dan catat volume titrasi.
Adapun cara kerja pada Penetapankadar ibuprofen adalah disiapkanalat
dan bahan yang akan digunakan Masukkan 300mg ibuprofen ke
erlenmeyer.Tambahkan 25ml H2O + 10 ml HCL 2N lalu kocok Refluks 15 menit
catat volume titrasi.
Adapun hasil pengamtan pada percobaan uji kuantitatif dengan sampel
ibuprofen ketika ditambahkan dengan pereaksi air ( H2O) warna yang dihasilkan
adalah putih dan tidak sesuai dengan literatur berarti negative ( tidak mengadung
ibuprofen).
Adapun hasil pengamatan pada percobaan pembakuan KNO 3 dengan
sampel cotrimoxasole ketika ditambahkan dengan peraksi air( H2O), asan klorida
2N dan kalium bromid 250mg berwarna kuning pucat setelah didikan dan ditirasi
dengan kalium klorida menghasilkan warna kuning jernih.
Adapun hasil pengamatan pada percobaan penetapan kadar ibuprofen
dengan sampel ibuprofen ketika ditambahkan dengan pereaksi air( H2O) dan asam
klorida ( HCl) berwarna putih keruh dan setelah dititrasi dengan kalium klorida
menghasilkan warna putih jernih
Adapun alasan penggunaan aquadest ( H2O) adalah sebagai pelarut murni
untuk melarutkan sampel.
Adapun penggunaan kalium nitrat (KNO3) yaitu sebagai penitrat dalam
metode nitri metri yang didasarkan pada reaksi dianotasi yaitu reaksi antara amino
aromatik dengan asam nitrat dalam suasana asam membentuk garam diazonum.
Adapun factor kesalah pada percobaan ini adalah kurangnya bahan,kurang
teliti dalam pengimbangan bahan dan bahan yang digunakan telah terkontaminasi
dengan bahan lain dan alat-alat yang digunakan tidak steril.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada percobaan ini adalah pada uji kualitatif yang
dihasilkan adalah warna putih yang menandakan tidak mengadung ibuprofen
( negative). Dan uji kunantitaif volume titrasi 5 ml, normalitas dari KCl 7 N
dan persen kadar ibuprofen 24,06%.
B. Saran
Kami sebagai praktikan menyarakan agar alat dan bahan di laboratorium
dilengkapan sesuai kebutuhan praktikan sehingga praktikum bias berjalan
dengan lancar.
LAMPIRAN

A. Skema Kerja
1. Uji kualitatif.

Alat dan bahan

Timbang 10mg ibuprofen

Amati perubahan warna

2. Uji kuantitatif
a. Pembakuan KNO3

Alat dan bahan

Timbang 500 mg sulfonamida

Tambahkan peraksi 10mg H2O) + ml HCl


2N + 250 MG KBr

Didihkan selama 15 menit


Titrasi dengan KNO3 dan amati

3. Penetapan kadar ibuprofen

Alat dan bahan

Timbang 300 mg ibuprofen

Erlenmeyer + 25ml H2O + 10ML HCl 2N


Kocok

Refluks selama 15 menit + 10mg KBr, kemudian


dinginkan hingga 15 c

Titrasi dengan KNO3

Amati perubahan warna dan catat volume titrasi

Hitung persen kadar

B. Perhitungan
1. Pembakuan KNO3
Berat cotrimoxazole : 500mg 0,5 g
Berat ekuivalen KCl : 37,3
Volume titrasi : 2 ml 0,002 L
Ditanya N KNO3 ……?
Penyelesaian :

2. Penetapan kadar ibuprofen


Diketahiu:
BM ibuprofen : 206,28
Volume titrasi : 5ml
Berat sampel ibuprofen : 300 mg
N KCl : 7N
Ditanya : % kadar?
Penyelesain :

Anda mungkin juga menyukai