BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
farmasi yang banyak dipakai, terutama saat pasien dirawat di rumah sakit.
langsung bersentuhan dengan sel tubuh, lapisan mukosa organ tubuh dan
memungkinkan terjadinya infeksi bila obatnya tidak steril. Oleh karena itu,
sediaan. Bentuk sediaan steril biasa terbagi dalam berbagai bentuk yaitu
cair, padat atau semi padat. Proses pembuatannya pun sama dengan
sediaan non steril. Salah satu contoh sediaan steril yang dimaksud yaitu
B. Tujuan
sediaan ini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
bantuan peralatan yang cocok. Asupan air dan elektrolit dapat terjadi
melalui makanan dan minuman dan dikeluarkan dalam jumlah yang relatif
sama, rasionya dalam tubuh adalah air 57%, lemak 20,8%, protein 17%,
serta mineral dan glikogen 6%. Ketika terjadi gangguan homoestatif, maka
keseimbangan air dan elektrolit larutan untuk infus intravena harus jernih
bahan bakar asing. Cara pembuatan obat yang baik (CPOB) juga dapat
mempersyaratkan tiap wadah akhir infus harus diamati secara fisik dan
aqua pro injeksi dibuat dengan cara menyuling kembali air suling segar
dengan menggunakan alat gelas netral atau wadah logam yang cocok
volume besar adalah injeksi dosis tunggal untuk intravena dan dikemas
pembawa darah vena steril dan isotonis diisi dalam wadah tunggal
keseimbangan elektrolit
paruh.
2. Zat tambahan
a. NaCL
b. A.P.I
D. Uraian Bahan
Ph : 3,5-6,5
(95%) P
Khasiat : Pengisotonis
tidak berasa
Khasiat : Pelarut
BAB III
FORMULASI SEDIAAN
A. Formula
R/ Glukosa 25 g
Nacl 2,25 g
A.P.I ad 500Ml
B. Master Formula
C. Rancangan Formula
PT Binhus TRIDEXFUS
farma Master Dibuat oleh : Disetujui Penggunaan
formula Kelompok IV oleh:
09-10-2019 Fahrun Al
Rasyik, Amd.
Farm.
Kode bahan Nama bahan Perdosis perbacth
001 GL Glukosa 25 g 25 g Zat aktif
002 NL NaCl 2,25 g 2,25 g Pengisotonis
003 AL A.P.I 500 ml 500 ml Pembawa
BAB IV
METODE KERJA
a. Ampul
b. Autoklaf
c. Batang pengaduk
d. Corong gelas
f. Oven
g. Sendok tanduk
h. Spoit
i. Timbangan digital
a. A.P.I
b. Kertas saring
c. Glukosa
d. NaCL
B. Perhitungan
1. Perhitungan bahan
a. Glucosum
25
=500 × 100 = 5 𝑔
b. NaCL
2,25
= 500 × 100 = 0,45 𝑔
b. Perhitungan isotonis
V = W × 𝐸 × 111,1
V = 25 × 𝑂, 16 × 111,1
V = 444,4
= 500 – 444,4
= 55,6 g
0,9
= 100 × 55,6 𝑔
= 0,5 g
C. Prosedur Kerja
a. Glukosa = 5 g
b. NaCL = 0,034 g
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
bocor
2. Uji pH
I pH 7,78
B. Pembahasan
Pada praktikum kali ini, dibuat sediaan parenteral volume besar yaitu
infuse dengan zat aktif glukosa. Infuse merupakan sediaan parenteral volume
besar berupa sediaan cair steril yang mengandung obat yang dikemas dalam
wadah 100 ml atau lebih dan diberikan secara intravena dengan kecepatan
membuat rancangan formula. Tujuannya yaitu untuk memilih metode serta bahan
tambahan yang sesuai untuk digunakan pada sediaan infuse glukosa, sesuai
dengan sifat fisika dan kimia dari masing-masing zat tersebut. Dari data yang
diperoleh dapat diketahui bahwa glukosa memiliki kelarutan mudah larut dalam
air dan pH (3,5 – 6,5). Karena mudah larut dalam air, maka digunakan aqua pro
injeksi.
NaCl sebagai larutan pengisotonis dalam sediaan infuse yang dibuat. Pembuatan
menggunakan autoklaf pada suhu 112oC selama 30 menit karena zat aktif yang
Hal pertama yang dilakukan dari pembuatan sediaan infus ini adalah
proses pensterilan alat-alat dan bahan yang digunakan kedalam autoklaf dan
didalam oven.
infus digunakan gelas kimia 100 ml. kemudian wadah infus ditutup rapat. Setelah
itu, dilakukan sterilisasi akhir, dilakukan evaluasi sediaan. Pada evaluasi ini akan
diperiksa adalah uji kebocoran, uji kejernihan serta uji pH sediaan. Dari hasil
pengamatan diperoleh sediaan infuse yang bebas dari uji kebocoran. Pada uji
kejernihan sediaan infus yang di peroleh yaitu jernih. Evaluasi terakhir yaitu uji
pH. dari hasil pengamatan, pada ampul yang pertama mempunyai pH 7,78. Ph
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
bahwa :
mengalami dehidrasi.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA