Kelompok 3 Reguler II A
Dosen Pembimbing :
Drs. Sadakata Sinulingga, Apt, M. Kes
NILAI PARAF
POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG
JURUSAN FARMASI
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
I. FORMULA
A. Formula Tugas
B. Formula Acuan
Aminophyllini Injectio
Komposisi: Tiap ml mengandung:
- Glukosum 25 g
- Aqua pro injectione hingga 500 ml
4. Bebas pirogen
II. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu membuat sediaan steril berupa injeksi dengan Glukosa sebagai
zat berkhasiatnya serta melakukan teknik pembuatannya.
2. Mahasiswa dapat memahami proses pembuatan serta cara mensterilkan sediaan
injeksi dengan Glukosa sebagai zat berkhasiatnya
III. TEORI
A. Teori Steril
Steril adalah suatu keadaan dimana suatu alat, bahan atau sediaan sama sekali
bebas dari mikroorganisme hidup yang patogen maupun tidak, baik dalam bentuk
vegetative maupun spora. Sterilisasi adalah penghancuran secara lengkap semua
mikroorganisme hidup dan spora-sporanya dari alat, bahan atau sediaan.
Steril adalah istilah yang mempunyai kondisi konotasi relatif, dan
kemungkinan menciptakan kondisi mutlak bebas dari mikroorganisme hanya
dapat diduga atas dasar proyeksi kinetis angka kematian mikroba. Produk steril
adalah sediaan terapetis dalam bentuk terbagi-bagi yang bebas dari
mikroorganisme hidup. Semua komponen dan proses yang terlibat dalam
penyediaan produk ini harus dipilih dan dirancang untuk menghilangkan semua
jenis kontaminasi secara fisik, kimia atau mikrobiologi.
Sterilisasi adalah cara untuk mendapatkan suatu kondisi bebas mikroba atau
setiap proses yang dilakukan baik secara fisika ,kimia, dan mekanik untuk
membunuh semua bentuk kehidupan terutama mikroorganisme. Sterilisasi yang
sering dilakukan untuk alat-alat praktikum terbagi menjadi sterilisasi kering dan
sterilisasi basah (Hadioetomo,1993).
A. Definisi Infus
Infus intravenous adalah sediaan steril berupa larutan atau emulsi, bebas
pirogen dan sedapat mungkin dibuat isotonis terhadap darah, disuntikkan
langsung ke dalam vena, dengan volume relatife banyak. Kecuali dinyatakan lain ,
infus intravenous tidak diperbolehkan mengandung bakteriasida dan zat dapar.
Larutan untuk infus intravenous harus jernih dan praktis bebas partikel. (Menurut
Farmakope Indonesia edisi III Hal. 12)
Infus adalah sediaan parenteral volume besar merupakan sediaan cair steril
yang mengandung obat yang dikemas dalam wadah 100 ml atau lebih dan
ditujukan untuk manusia. Infus adalah larutan injeksi dosis tunggal untuk
intravena dan dikemas dalam wadah lebih dari 100 ml. (Menurut Farmakope
Indonesia edisi IV Hal. 10)
Kerja optimal larutan obat yang diberikan secara parenteral hanya diperoleh jika
persyaratan berikut terpenuhi :
1. Sesuai antara kandungan bahan obat yang ada di dalam sediaan dengan
persyaratan tertulis pada etiket dan tidak terjadi pengurangan kualitas selama
penyimpanan
4. Bebas pirogen.
5. Isotonis.
6. Isohidris.
C. Penggolongan Infus
1. Larutan Elektrolit
- Asidosis : Kondisi plasma darah terlampau asam akibat adanya ion klorida dalam
jumlah berlebih.
- Alkalosis : Kondisi plasma darah yang terlampau basa akibat adanya ion klorida
dalam jumlah berlebih.
2. Infus Karbohidrat
Infus karbohidrat adalah sediaan infuse berisi larutan glukosa atau
dekstrosa yang cocok untuk donor kalori. kita menggunakannya untuk memenuhi
kebutuhan glikogen otot kerangka, hipoglikemia, dan lain-lain.
Kegunaan: 5% isotonis, 20% untuk diuretika, dan 30-50% terapi oedema di otak.
4. Larutan Irigasi
Larutan irigasi adalah sediaan larutan steril dalam jumlah besar (3 liter).
larutan tidak disuntikkan ke dalam vena, tetapi digunakan di luar system
peredaran dan umumnya menggunakan jenis tutup yang diputar atau plastic yang
dipatahkan, sehingga memungkinkan pengisian larutan denagn cepat. kita
menggunakn larutan untuk merendam atau mencucui luka-luka sayatan bedah atau
jaringan tubuh dan dapat pula mengurangi perdarahan. kikta biasa
menggunakannya dalam kegiatan laparatomy, Arthroscopy, Hysterectomy, dan
Turs (urologi).
1. Farmakologi
2. Indikasi :
3. Farmakokinetik
4. Efek Samping
Pemakaian larutan glukosa i.v dapat menyebabkan nyeri lokal karena iritasi vena,
tromboplebitis, nekrosis jaringan, gangguan keseimbangan elektrolit.
6. Kontraindikasi
E. Preformulasi
Pemerian : hablur tidak berwarna, serbuk hablur atau butiran putih tidak
berbau rasa manis.
Kelarutan : mudah larut dalam air, sangat mudah larut dalam air mendidih dan
agak sukar larut dalam etanol (95 %) P mendidih, sukar larut dalam etanol (95
%) P
3.1. C Glukosa = 5%
Nama zat E C
Glukosa 0,18 5%
A. perhitungan Tonisitas
Zat E C
C Glucosum = 25/500x100% = 5%
W = 0,9 – (ƩC.E)
W = 0,9-1,81
B. Perhitungan
= 0,6 ml = 600 mg
6. HCl 0,1 N qs
7. Aqua pro injection ad 600 ml
D. Penimbangan Bahan
1. Natrii Chloridum = 5,42 g
2. Kalii Chloridum =0,181 g =180 mg
3. Calcii Chloridum = 0.3 g = 300 mg
4. Glucosum Anhydras =31,5 g
5. Carbo Adsorbens = 600 mg
6. HCl 0,1 N qs
Waktu
Cara Awal
No Bahan / Alat Akhir
Sterilisasi
Jam Paraf Jam
Paraf
1 Beaker Glass Oven 150 oC (1 jam)
A. Perhitungan
Volume yang dibuat = (n x v) + 6
B. Penimbangan bahan
XI. HASIL
Awal Akhir
Bahan / Alat Cara sterilisasi
Jam Paraf Jam Paraf
Autoclave 30
menit
XII. EVALUASI
1. Kejernihan
Kejernihan sediaan ditandai dengan tidak adanya kotoran atau zarah pada
sediaan. larutan jernih jika berwarna maka sesuai dengan warna zat yang
terdapat pada sediaan. Prosedur kejernihan adalah melihat vial pada latar yang
gelap (dengan menggunakan kertas karbon) lalu dilihat adakah kotoran yang
mengapung pada sediaan.
2. pH
Alat : kertas pH dan pH meter
Prosedur :
Hasil diperoleh pH=
Dengan pH meter
a. pH meter dikalibrasi dengan larutan dapar standar yang pH sama dengan
pH yang akan diukur.
b. Batang electrode pH meter dibersihkan dengan aquadest dan dikeringkan.
c. Batang electrode dicelupkan dalam sediaan injeksi yang akan diukur pH
nya.
d. Menekan auto read lalu enter.
e. Tunggu angka sampai berhenti lalu catat pH.
3. Uji Keseragaman Volume
diletakkan pada permukaan yang rata secara sejajar lalu dilihat
keseragaman volume secara visual.
XIV. PENGEMASAN
A. Desain Kotak Obat
B. Etik
C. Brosur
DAFTAR PUSTAKA
FORMULA INDUK
NO. REG NAMA PRODUK JUMLAH PRODUKSI
NO. BATCH
TANGGAL FORMULA TANGGAL PRODUKSI
1. 1. BOBOT
2. 2. VOLUME
3. 3. STERILITAS
4. 4. KEBOCORAN
5. 5. WARNA