Anda di halaman 1dari 25

TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL

“INFUS RINGER GLUKOSA”

DISUSUN OLEH :

Dhea Aprilia (PO.71.39.1.19.007)


Dian Rana Yusriah (PO.71.39.1.19.008)
Elza Novia (PO.71.39.1.19.009)
Fransiska Angelina (PO.71.39.1.19.010)
Hanifah Dzakirah (PO.71.39.1.19.011)
Inka Salsabila (PO.71.39.1.19.013)

Reguler 2 A

DOSEN PEMBIMBING :
Dra. Ratnaningsih Dewi Astuti, Apt, M. Kes

Nilai Paraf

Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Palembang

Jurusan Farmasi

Tahun Akademik 2020/2021


I. FORMULA
a. Formula Tugas

R / Infus Ringer Glukosa 250


ml
b. Formula Acuan
(Formularium Nasional Edisi II 1978 Halaman 204)
Natrii Chloridi Glucosi Injectio Compositum (Injeksi Natrium Klorida
Glukosa Majemuk)

Tiap 500 ml mengandung :

R/ Natrii Chloridum 4,3 g

Kalii Chloridum 150 mg

Calcii Chloridum 240 mg

Glucosum anhydras 25 g

Aqua pro Injectione ad 500 ml

Penyimpanan : Dalam wadah dosis tunggal.

Catatan :
1. pH 3,5 sampai 5,5.
2. Tidak boleh mengandung bakterisida.
3. Disterilkan dengan Cara sterilisasi A atau C, segera setelah dibuat.
4. Bebas pirogen.
5. Pada etiket harus juga tertera:
Banyaknya ion kalium, ion kalsium, ion klorida dan ion natrium masing-
masing dalam mEq per l.
6. Diinjeksikan secara infusi.

II. Tujuan
1. Mahasiswa mampu mengetahui rancangan formula dalam pembuatan Infus
Ringer Glukosa
2. Mahasiswa dapat memahami proses pembuatan sediaan Infus Ringer
Glukosa
3. Mahasiswa mampu memahami evaluasi pada sediaan Infus Ringer Glukosa
4. Mengetahui dan memahami cara pembuatan sediaan Infus yang baik dan
benar.

III.Teori
A. Teori Infus
Infus adalah larutan injeksi dosis tunggal untuk intravena dan dikemas
dalam wadah lebih dari 100 ml. (FI IV hal 10). Infuse merupakan sediaan
steril, berupa larutaan atau emulsi besas pirogen dan sedapat mungkin harus
isotonis terhadap darah, disuntikkan langsung langsung ke dalam vena dalam
volume relative banyak. ( FI III hal 12). Infus merupakan larutan dalam
jumlah besar terhitung mulai dari 10 ml yang diberikan melalui intravena tetes
demi tetes dengan bantuan peralatan yang cocok. Asupan elektrolit dan air
dapat terjadi melalui makanan dan minuman dan dikeluarkan dalam tubuh
dalam jumlah relative sama. Rasionya dalam tubuh adalah air 57%, lemak
20,8%, protein 17,0%, serta mineral dan glikogen 6%.ketika terjadi gangguan
homeostasis (keseimbangan cairan tubuh), maka tubuh harus segera
mendapatkan terapi untuk mengembalikan keseimbangan air dan elekrolit.
Tujuan penggunaan sediaan parenteral volume besar antara lain :
a. Bila tubuh kekurangan air, elektrolit dan karbohidrat maka kebutuhan
tersebut harus cepat diganti
b. Pemberian infus memiliki keuntungan karena tidak harus menyuntik
pasien berulang kali
c. Mudah mengatur keseimbangan keasam dan kebasaan obat dalam darah.
d. Sebagai penambah nutrisi bagi paseien yang tidak dapat makan secara
oral.
e. Berfungsi sebagai dialisa pada pasien gagal ginjal.

Syarat sediaan parenteral volume besar harus steril dan bebas pirogen,
karena sediaan diinjeksikan langsung kedalam aliran darah (i.v), sediaan
ditumpahkan pada tubuh dan daerah gigi (larutan penguras), sediaan langsung
berhubungan dengan darah (hemofiltrasi), sediaan langsung ke dalam tubuh
(dialisa peritoneal). Persyaratan infuse intra vena adalah sebagai berikut:
sediaan steril berupa larutan atau emulsi, babas pirogen ( pirogen adalah
senyawa organic yang menyebabkan demam berasal dari pencemaran
mikroba), sedapat mungkin isohidris dan harus isotonis terhadap darah, infuse
intravena tidak mengandung bakterisida dan zat dapar, jika berupa emulsi
harus bertipe o/w dengan diameter fase dalam tidak lebih dari 5µm dan
harus dinyatakan, penyimpan dalam dosis tunggal, dan jika digunakan untuk
melengkapi cairan, makanan bergizi dan injeksi manitol disyaratkan untuk
mencantumkan kadar osmolarnya. Adapun tujuan Pemberian Infus
Larutanyaitu :

Sediaan parenteral volume besar digunakan dalam terapi pemeliharaan


untuk pasien-pasien yang akan atau sudah dioperasi, atau untuk penderita
yang tidak sadar dan tidak dapat menerima cairan, elektrolit, dan nutrisi lewat
mulut. Larutan â larutan ini dapat juga diberikan dalam terapi pengganti pada
penderita yang mengalami kehilangan banyak cairan dan elektrolit yang berat.

Infus Ringer adalah larutan steril Natrium klorida, Kalium klorida, dan
Kalsium klorida dalam air. Kadar ketiga zat tersebut sama dengan kadar zat-
zat tersebut dalam larutan fisiologis. Larutan ini digunakan sebagai penambah
cairan elektrolit yang diperlukan tubuh (Ansel hal 408).

Air beserta unsur-unsur didalamnya yang diperlukan untuk kesehatan sel


disebut cairan tubuh. Cairan tubuh dibagi menjadi dua yaitu :

 Cairan Intraseluler, cairan ini mengandung sejumlah ion Na dan


klorida serta hampir tidak mengandung ion kalsium, tetapi cairan ini
mengandung ion kalium dan fosfat dalam jumlah besar serta ion
Magnesium dan Sulfat dalam jumlah cukup besar.
 Cairan Ekstraseluler, cairan ini mengandung ion Natrium dan Klorida
dalam jumlah besar, ion bikarbonat dalam jumlah besar, tetapi hanya
sejumlah kecil ion Kalium, Kalsium, Magnesium, Posfat, Sulfat, dan
asam-asam organik (Guyton hal 309).
Keseimbangan air dalam tubuh harus dipertahankan supaya jumlah
yang diterima sama dengan jumlah yang dikeluarkan. Penyesuaian dibuat
dengan penambahan / pengurangan jumlah yang dikeluarkan sebagai urin
juga keringat. Ini menekankan pentingnya perhitungan berdasarkan fakta
tentang jumlah cairan yang masuk dalam bentuk minuman maupun
makanan dan dalam bentuk pemberian cairan lainnya. Elektrolit yang
penting dalam komposisi cairan tubuh adalah Na, K, Ca, dan Cl.
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka dibuatlah sediaan infus
Ringers zebagai pengganti cairan tubuh.

Infus adalah larutan dalam jumlah besar, terhitung mulai dari 10 ml


yang diberikan melalui intravena tetes demi tetes dengan peralatan yang
cocok. Infus intravena adalah sediaan steril berupa larutan atau emulsi,
bebas pirogen, dan sedapat mungkin dibuat seperti darah, disuntikan
langsung ke dalam vena dan volume relatif besar. Infus intravena tidak
diperbolehkan mengandung bakterisida, dan zat dapar larutan dalam infus
intravena harus jernih dan praktis bebas partikel (FI III, Hal 112).
Persyaratan :

 Infus intravena tidak mengandung bakterisida, zat dapar, zat


pengawet, isotonis, jernih, dan bebas pirogen.
 Ion natrium (Na+) dalam injeksi berupa natrium klorida dapat
digunakan untuk mengobati hiponatremia, karena kekurangan ion
tersebut dapat mencegah retensi air sehingga dapat menyebabkan
dehidrasi.
 Kalium klorida (KCl), kalium merupakan kation (positif) yang
terpenting dalam cairan intraseluler dan sangat esensial untuk
mengatur keseimbangan asam-basa serta isotonis sel.
 Ion kalsium (Ca2+), bekerja membentuk tulang dan gigi, berperan
dalam proses penyembuhan luka pada rangsangan neuromuskuler.
Jumlah ion kalsium di bawah konsentrasi normal dapat
menyebabkan iritabilitas dan konvulsi.
 Ion Magnesium (Mg2+) juga diperlukan tubuh untuk aktivitas
neuromuskuler sebagai koenzim pada metabolisme karbohidrat dan
protein.

 Keuntungan Sediaan Infus :


1. Obat yang memiliki onset (mulakerja) yang cepat.
2. Efek obat yang dapat diramalkan dengan pasti
3. Bioavaibilitas obat dalam traktus gastro intens tinalis dapat
dihindarkan
4. Obat dapat diberikan kepada penderita sakit keras atau dalam keadaan
koma
5. Kerusakan obat dalam tractus gastrointestinal dapat dihindarkan.

 Kerugian Sediaan Infus :


1. Rasa nyeri saat disuntikkan apalagi kalau harus diberikan berulang kali
2. Memberikan efek fisikologis pada penderita yang takut suntik
3. Kekeliruan pemberian obat atau dosis hapir tidak mungkin diperbaiki
terutama sesudah pemberian intravena
4. Obat hanya dapat diberikan kepada penderita dirumah sakit atau
ditempat praktek dokter oleh perawat yang kompeten
5. Lebih mahal dari bentuk sediaan non steril dikarenakan ketatnya
persyaratan yang harus dipenuhi (steril, bebas pirogen, jernih, praktis
dan bebas partikel)

 Fungsi Pemberian Infus :


1. Dasar nutrisi, kebutuhan kalori untuk pasien dirumah sakit harus
disuplai via intravenous. Intravenous seperti protein dan karbohidrat
2. Keseimbangan elektrolit digunakan pada pasien yang shock, diare,
mual, muntah, membutuhkann cairan inrravenous
3. Pengganti cairan tubuh seperti dehidrasi.
IV. Data Pendukung
a. Data Zat Aktif
Nama E
Bahan Cara pH Cara
Zat NaC Khasiat
Pembantu Pemberian Stabilitas Sterilisasi
Aktif l

Aqua Pro Sterilisasi


Glukosa Intra vena 3,5 – 5,5 0,18 kalorigenikum
Injectio A

b. Tinjauan Zat Berkhasiat


1. Farmakologi
Glukosa/dextrosa merupakan suatu gula (monosakarida) yang diperoleh
dari hidrolisis pati, mengandung satu molekul air hidrat atau anhidrat.
Dapat diberikan secara peroral atau melalui infus i.v treatment deplesi dan
karbohidrat.
2. Indikasi
Digunakan untuk infus vena parifer sebagai sumber kalori dimana
pengganti cairan dan kalori yang dibutuhkan. (ISO VOL 51)
3. Farmakokinetik
Glukosa cepat diserap dari GIT. Konsentrasi tertinggi glukosa dalam
plasma terjadi dalam 40 menit setelah pemakaian oral pada pasien
hipoglikomia. Glukosa dimetabolisme melalui asam laktat atau piruvat
menjadi CO2 dan H2O.
4. Efek Samping
Pemakaian larutan glukosa i.v dapat menyebabkan nyeri lokal karena
iritasi vena, tromboplebitis, nekrosis jaringan, gangguan keseimbangan
elektrolit.
5. Dosis
Dewasa 500 ml, i.v., secara lambat sesuai dengan kebutuhan dan kondisi
pasien.
6. Kontraindikasi
Pasien dengan sindrom malabsorbsi glukosa-galaktosa, dan penderita
koma diabetikum (ISO VOL 51)
c. Preformulasi

1. Glukosa (FI Ed.III Hal 268)


Pemerian : hablur tidak berwarna, serbuk hablur atau butiran putih tidak
berbau rasa manis.
Kelarutan : mudah larut dalam air, sangat mudah larut dalam air mendidih
dan agak sukar larut dalam etanol (95 %) P mendidih, sukar
larut dalametanol (95 %) P
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Khasiat : penggunaan kalorigenikum

2. Carbo Adsorbens ( FI Edisi IV hal 173)


Pemerian : Serbuk halus, bebas dari butiran, hitam tidak berbau, tidak
berasa.
Kelarutan : praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Khasiat dan Penggunaan : untuk adsorpsi pirogen

3. Natrii Chloridum (FI Ed III hal 403)


Sinonim : Sodium Chloride
BM : 58,44
Pemerian : Hablur heksahedral tidak berwarna atau serbuk putih,
tidak berbau, rasa asin.
Kelarutan : - Larut dalam 2,8 bagian air - Sukar larut dalam etanol 96%
- Larut dalam 2,7 bagian air didih
- Larut dalam 10 bagian gliserol
pH : 5,0 – 7,5
Stabilitas : larutan sodium klorida stabil tetapi dapat menyebabkan
perpecahan partikel kaca dari tipe tertentu wadah kaca.
Larutan cair ini dapat disterilisasi dengan cara autoklaf atau
filtrasi. Dalam bentuk padatan stabil dan harus disimpan
dalam wadah tertutup rapat, sejuk dan tempat kering.
Penggunaan : Sumber ion kloridan dan ion natrium ; Agen tonisitas

4. Kalii Chloridum (FI Ed III hal 329)


Sinonim : Potassium Chloride 
BM :7 4,55
Pemerian : Tidak berbau; kristal tidak berwarna; atau bubuk kristal putih,
rasa garam yang tidak menyenangkan.
pH : 7 untuk larutan pada suhu 15℃
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam acetone dan eter; larut dalam 250
bagian etanol 95%; larut dalam 14 bagian gliserin; larut dalam
2,8 bagian air dan 1,8 bagian pada suhu 100℃ .
Fungsi : agen tonisitas ; sumber ion Kalium
OTT : larutan potassium klorida bereaksi kuat dengan bromine triflouride
dan dengan campuran asam sulfur dan permanganate kalium.
Kehadiran asam klorida, NaCl, dan MgCl menurunkan kelarutan
KCL dalam air. Laritan KCL mengendap dengan garam perak dan
lead. Larutan iv KCL OTT dengan protein hidrosalisilat.
Stabilitas : larutan KCL dapat disterilisasi dengan autoklaf atau filtrasi.
KCL stabil dan harus disimpan dalam wadah tertutup rapat,
tempat sejuk dan kering.

5. Calcii Chloridum (FI Ed III hal 120)

Sinonim : Calcium Chloride Dihydrate


BM : 147
Pemerian : bubuk kristal, higroskopis, tidak berbau, tidak berwarna atau
putih
pH : - larutan 5% dalam air memiliki pH 4,5-9,2.
- larutan 1,7% dalam air memiliki keadaan yang isoosmotik dengan
serum.
Kelarutan : larut dalam 1,2 bagian air; larut dalam 0,7 bagian air mendidih;
larut dalam 4 bagian alcohol; larut dalam 2 bagian alcohol
mendidih 
Fungsi : agen tonisitas ; sumber ion Kalsium
OTT : OTT dengan larutan Karbonat, posfat, sulfat dan tartrat; dengan
amphotericin, cephalothin sodium, Klorfeniramina maleat,
Klortetrasiklin, HCl, Oksitetrasiklin HCl, dan tetrasiklin HCl.
Kadang-kadang OTT yang tergantung pada konsentrasi yang
terjadi dengan Natrium bikarbonat.

6. Aqua Pro Injection (FI IV hal 112, FI III hal 97)


Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau

Sterilisasi : Kalor basah (autoklaf)

Kegunaan : Pembawa dan melarutkan

Alasan pemilihan : Karena digunakan untuk melarutkan zat aktif dan zat-
zat tambahan

Cara pembuatan : Didihkan aqua dan diamkan selama 30 menit, dinginkan.

d. Tak Tersatukan Zat Aktif

V. Volume Penyempurnaan Sediaan

 Kelebihan volume tiap wadah untuk cairan encer lebih dari 250 ml yaitu
2%.
Maka , volume sediaan yang dibuat = 250 ml + ( 2% x 250 ml)
= 250 ml + 5 ml
= 255 ml

 Kelebihan volume total untuk antisipasi kehilangan dalam proses =


10%.
Maka, volume total yang dibuat = 255 ml + (10% x 255 ml)
= 255 ml + 25,5 ml
= 280,5 ml = 300 ml

VI. Perhitungan Bahan

a.) Tonisitas
Zat E C

Natrii Chloridum 1 0,86%

Kalii Chloridum 0,76 0,03%

Calcii Chloridum 0,51 0,05%

Glucosum anhydras 0,18 5,00%

/500 x 25 = 12,5
C Natrii Chloridum = 2,15/250 x 100% = 0,86%

C Kalii Chloridum = 0,075/250 x 100% = 0,03%

C Calcii Chloridum = 0,12/250 x 100% = 0,048%

C Glucosum anhydras = 12,5/250 x 100% = 5%

W = 0,9–(ƩC.E)

= 0,9 - (0,86 x 1) + (0,76 x 0,03) + (0,51 x 0,048) + (0,18 x 5)

= 0,9 - 1,81

= -0,91gram/100ml

Karena sediaan Infus sudah Hipertonis, maka tidak perlu penambahan NaCl

perlu ditambahkan NaCl


b.) Perhitungan mEq/L
1. NaCl (Mr58,5) = 2150mg/250ml x 1000ml = 8600mg
a. Na+ = 8600 mg x 23/58,5 = 3381,2 mg ion
mEq = 3381,2 mg ion x1/23 = 147,01 mEq/L
b. Cl- = 8600mg - 3381,2 mg ion = 5218,8 mg ion
mEq = 5218,8 mg ion x1/35,5 = 147,01 mEq/L

2. KCl (Mr74,5) = 75mg/250ml x 1000ml = 300mg


a. K+ = 300 mg x 39/74,5 = 157,05 mg ion
mEq = 157,05 mg ion x 1/39 = 4,03 mEq/L
b. Cl- = 300 mg – 157,05 mg ion = 142,95 mg ion
mEq = 142,95 mg ion x 1/35,5 = 4,03 mEq/L

3. CaCl2 (Mr111) = 120 mg/250ml x 1000 ml=480 mg


a. Ca2+ = 480 mg x 40/111 = 172,97 mg ion
mEq = 172,97 mg ion x 2/40 = 8,65 mEq/L
b. Cl- = 480 mg - 172,97 mg ion = 307,03 mg ion
mEq = 307,03 mg ion x 1/35,5 = 8,65 mEq/L

Total mEq pada Na+ = 147,01 mEq/L

Total mEq pada K+ = 4,03 mEq/L

Total mEq pada Ca2+ = 4,03 mEq/L

Total mEq pada Cl- = 159,69 mEq/L

c.) Perhitungan Osmolaritas

1. BM Glukosa = 180,18
12,5/0,5
Glukosa = x 1000 x 24=3.330,0
180,18
2. BM KCl = 74,55
0,075/0,5
KCl = x 1000 x 2=4,024
74,55
3. BM CaCl2= 147
1,2/0,5
CaCl2 = x 1000 x 3=48,979
147

Total = 3.330,0 + 4,024 + 48,979


= 3383,003

Berdasarkan tabel hubungan osmolarita dan tonisitas:


Osmolarita (Mosmole/ltr) Tonisitas
> 350 = Hipertonis
329 – 350 = Sedikit Hipertonis
270 – 328 = Isotonis
250 – 269 = Sedikit Hipotonis
0 – 249 = Hipotonis

Maka, larutan infuse sudah bersifat

d.) Perhitungan Bahan

Volume yang dibuat = 250 ml

Dilebihkan 20% = 250 ml x 20/100 = 50 ml

Sehingga seluruh volume = 250 ml + 50 ml = 300 ml

Volume yang diisikan dilebihkan 2%

= 250 ml + (250 ml x 2/100) = 250 ml + 5ml

Sehinggavolume=255ml

1. Natrii Chloridum = 4,3g/500ml x 300ml = 2,58g


Dilebihkan 5% = 2,58g x 5/100 = 0,129g
Sehingga total = 2,58 g + 0,129 g = 2,709 g
2. Kalii Chloridum = 0,15g/500ml x 300ml = 0,09 g
Dilebihkan 5% = 0,09g x 5/100 = 0,0045 g
Sehingga total = 0,09g + 0,0045 g = 0,094 g
3. Calcii Chloridum = 0,24g/500ml x 300ml = 0,144 g
Dilebihkan5% = 0,144g x 5/100 = 0,0072 g
Sehingga total = 0,144g + 0,0072 g = 0,1512 g
4. Glucosum Anhydras = 25g/500ml x 300ml = 15g
Dilebihkan 5% = 15g x 5/100 = 0,75g
Sehingga total = 15g + 0,75g = 15,75g
5. Carbo Adsorbens = 0,1/100 x 300ml = 0,3ml = 300mg
6. HCl0,1N qs
7. Aquaproinjection ad 300ml

VII. Data Tambahan

a. Data tambahan pendukung

Nama Zat Bahan


pH Stabilitas E NaCl Khasiat
Pembantu Pembawa

Natrii
Aqua pro injeksi 6,7 – 7,3 1 Pengisotonis
Chloridum

Kalii Aqua pro injeksi


4-8 0,76 antimikroba
Chloridum

Calcii Aqua pro injeksi Penyerap air


4,5 – 9,2 0,51
Chloridum dan antimikroba

Carbo Aqua pro injeksi Menghilangkan


- -
Adsorben pirogen

b. Tabel persiapan sterilisasi

Pelaksanaan oleh mahasiswa

Tidak
No Dilaksa
Kegiatan Dilaksanaka
. nakan Paraf
n
(2)
(0)

Cuci Tangan Steril

1 Membuka pembungkus pembersih kuku

2 Arah mencuci tangan

3 Menggunakan sabun antiseptic


4 Membersihkan kuku

5 Membersihkan sela-sela jari

6 Membersihkan punggung tangan

7 Membersihkan telapak tangan

8 Membersihkan lengan hingga siku

9 Melakukan pembilasan dengan arah yang


benar

10 Urutan pembilasan tangan

11 Posisi siku terhadap jari

12 Mengeringkan tangan
13 Mengatur kembali lengan baju

Menggunakan baju kerja steril untuk Grey Area

1 Menggunakan penutup rambut

2 Menanggalkan aksesories dan kosmetik

3 Melakukan sanitasi

4 Menggunakan baju steril bagian atas

5 Menggunakan baju steril bagian bawah


(dispensasi)

6 Menggunakan sepatu khusus

7 Menggunakan shoe cover

8 Melakukan pembilasan tangan

9 Menggunakan sarung tangan

10 Mendesinfeksi tangan

11 Menggunakan kaca mata pengaman

Menggunakan baju kerja steril untuk White Area

1 Memasuki ruang ganti dengan bnar


2 Membuang pembungkus

3 Desinfeksi

4 Mengatur perlegkapan

5 Desinfeksi

6 Menggunakan sarug kepala

7 Desinfeksi

8 Menggunakan masker

9 Desinfeksi

10 Menggunakan coverall dengan baik

11 Desinfeksi

12 Menggunakan sepatu khusus dengan cara


yang benar

13 Desinfeksi

14 Menggunakan kaca mata dengan baik

15 Desinfeksi

16 Menggunakan sarung tangan dengan cara


yang benar

17 Desinfeksi

18 Memasuki ruang white area dengan cara


yang benar

c. Alat dan cara sterilisasi

No Nama Alat Cara Awal Paraf Akhir Paraf


. Sterilisasi

1. Botol Infus Oven 1 jam

2. Beaker Glass Oven 30


menit
3. Erlenmeyer Oven 30
menit
4. Gelas Ukur Autoclave 30
menit
5. Corong Autoclave 30
menit
6. Pipet Tetes Autoclave 30
menit
7. Kertas Autoclave 30
Saring menit
8. Sendok Flambeer 20
Spatula menit
9. Pinset Flambeer 20
menit
10. Pengaduk Flambeer 20
Kaca menit
11. Gelas Arloji Flambeer 20
menit
12. Aquadest 15 menit
setelah
mendidih
13 Air Setelah
mendidih,
panaskan 30
menit
14 Karet Pipet Direbus 30
menit
15. Perkamen Autoklaf 30
menit

a. Tabel Sterilisasi Akhir

No Nama Cara
Awal Paraf Akhir Paraf
. Sediaan Sterilisasi
1. Infus Autoklaf 30
Ringer menit
Glukosa
b. Bagian-bagian Kerja

Injeksi Natrium Klorida Glukosa


1. Produksi : Majemuk
Komposisi : Tiap 250 ml mengandung:
2. Quality Control :
- Natrii Chloridum 2,15g
3. Quality Assurance :
- Kalii Chloridum 75mg
- 4. Design
Calcii Chloridum :120mg
- Glucosum
5. Editing anhydras :12,5g
- Aqua pro injection ad 250ml

VIII. Formula Akhir

Penyimpanan : Dalam wadah dosis tunggal.

Catatan :
1. pH 3,5 sampai 5,5.
2. Tidak boleh mengandung bakterisida.
3. Disterilkan dengan Cara sterilisasi A atau C, segera setelah dibuat.
4. Bebas pirogen.
5. Pada etiket harus juga tertera:
Banyaknya ion kalium, ion kalsium, ion klorida dan ion natrium masing-
masing dalam mEq per l.
6. Diinjeksikan secara infusi

IX. Penimbangan Bahan


1. Natrii Chloridum = 2,709 gr = 2700 mg
2. Kalii Chloridum = 0,094 g = 94mg = 100 mg
3. Calcii Chloridum = 0.1512g = 150mg
4. Glucosum Anhydras = 15,75 gr = 15750 mg
5. Carbo Adsorbens = 300 mg
6. HCl0,1N qs
7. Aqua Pro Injection ad 300 ml

X. Langkah Pembuatan Sediaan

1. Sterilkan alat dan bahan dengan cara yang sesuai


2. Timbang carbo adsorben dengan kaca arloji, lalu aktifkan di oven selama
15 menit
3. Lalu setelah di aktifkan masukkan ke dalam beaker gelas, lalu campurkan
dengan aqua pro injection yang telah didihkan tadilalu panaskan dengan
suhu 60-70 derajat celcius sampai terlarut sambil diaduk.
4. Timbang Natrii Chloridum dengan kaca arloji masukkan ke dalam beaker
glass larutkan dengan sedikit aqua pro injeksi. Bilas kaca arloji dengan
sedikit aqua pro injeksi masukkan ke beaker gelas (Masa I)
5. Timbang Kalii Chloridum dengan kaca arloji masukkan ke dalam beaker
glass larutkan dengan sedikit aqua pro injeksi. Bilas kaca arloji dengan
sedikit aqua pro injeksi masukkan ke beaker gelas (Masa II)
6. Timbang Calcii Chloridum dengan kaca arloji masukkan ke dalam beaker
glass larutkan dengan sedikit aqua pro injeksi. Bilas kaca arloji dengan
sedikit aqua pro injeksi masukkan ke beaker gelas (Masa III)
7. Timbang Glukosa anhidrat dengan kaca arloji masukkan ke dalam beaker
glass larutkan dengan sedikit aqua pro injeksi. Bilas kaca arloji dengan
sedikit aqua pro injeksi masukkan ke beaker gelas (Masa IV)
8. Campurkan semua larutan tersebut kedalam beaker gelas lalu tambahkan
aqua pro injeksi ad 250 ml
9. Cek Ph sediaan dengan kertas Ph (3,5-5.5). bila Ph tidak sesuai tambahkan
NaOH (basa)ATAU HCl (asam) hingga pH sesuai dengan ketentuan.
10. Basahi kertas saring dengan aqua pro injeksi. Lalu saring larutan di gelas
ukur, tampung didalam erlenmeyer
11. Pindahkan larutan ke gelas ukur lalu tambahkan aqua pro injeksi ad 300 ml
12. Tuang larutan ke dalam botol infus, masukkan ke dalam botol infus
sebanyak 255 ml
13. Tutup botol infus lalu ikat dengan simpul champagne.
14. Beri etiket dan masukkan ke dalam kemasan.

XI. HASIL

Cara Awal Akhir


Bahan
sterilisasi
Jam Paraf Jam Paraf
Carbo Oven 30
adsorben menit
Sediaan
Autoclave 30
infus
menit
Glukosa

XII. Evaluasi

A. Kejernihan
Kejernihan sediaan ditandai dengan tidak adanya kotoran atau Zahra pada
sediaan,larutan jernih jika berwarna maka sesuai dengan warna zat yang
terdapat pada sediaan. Prosedur kejernihan adalah melihat sediaan yang
dibuat pada latar yang gelap lalu dilihat adakah kotoran yang mengapung
pada sediaan.
B. pH
Alat : kertas pH
Prosedur :

Dengan kertas pH

Di dapat pH =

Dengan menggunakan pH meter :


1. pH meter dikalibrasi dengan larutan dapar.
2. Batang elektroda pH meter dibersihkan dan dikeringkan dengan tissue
3. Batang elektroda pH meter dicelupkan dalam sediaan injeksi yang akan
di ukur pH nya.
4. Menekan auto read atau tombol pH
5. Tunggu angka sampai berhenti lalu catat pH

Di dapat pH =

Pengujian Botol Infus Paraf


pH 6,5
Kejernihan √

Nb : (√ ) memenuhi standar

( x ) tidak memenuhi standar

C. Uji Keseragaman Volume


diletakkan pada permukaan yang rata secara sejajar lalu dilihat
keseragaman volume secara visual.

XIII. Pembahasan
Lampiran

Kotak Infus, Etiket dan Brosur


RIELAK

Injeksi Ringer Laktat

Komposisi :
Tiap 250 ml mengandung :
Natrium Lacticum ml
Natrii Hydroxydum mg
Natrii Chloridum g
Kalii Chloridum mg
Calcii Chloridum mg
Merupakan larutan isotonik dengan :
Natrium(Na) :
Kalium(K) :
Kalsium(Ca) :
Klorida(Cl) :
Laktat(CH3COO) :

Farmakologi :
Bekerja sebagai sumber air dan elektrolit tubuh serta untuk meningkatkan diuresis (penambah
cairan kencing).
 
Indikasi :
Mengembalikan keseimbangan elektrolit pada dehidrasi.

Kontra indikasi :
Hipernatremia, kelainan ginjal, kerusakan sel hati, laktat asidosis.

Perhatian :
Jangan digunakan bila botol rusak, larutan keruh atau berisi partikel.

Efek Samping :
Panas, infeksi pada tempat penyuntikan, trombosis vena atau flebitis yang meluas dari
tempat penyuntikan, ekstravasasi.

Dosis :
Dosis yang direkomendasikan adalah 500 ml- 3 liter/24 jam untuk dewasa dan 20- 100 ml/kg/24
jam untuk bayi maupun anak- anak.

Penyimpanan :
Lindungi dari cahaya dan jangkauan anak- anak, simpan pada ruang terkontrol pada suhu 20-
25ºC.

Kemasan :
Botol Infus. Netto: 250 ml
HARUS DENGAN RESEP DOKTER
No. Reg : DKL189791249 A1
No. Batch : 820704
Exp. Date : 20 Desember 2020

PT. KEJORA FARMA


PALEMBANG - INDONESIA
DAFTAR PUSTAKA

Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia edisi III. Jakarta: Depkes RI.
Raymond, C.R. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th New Edition.
Washington: Pharmaceutical Press and American Pharmacists.

Prawirosujanto, S., dkk. 1978. Formularium Nasional Edisi Kedua. Jakarta:


Depkes RI.

Dirjen POM. 1995. Farmakope Indonesia edisi IV. Jakarta: Depkes RI.

Anief, Moh. 2005. Farmasetika. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Anda mungkin juga menyukai