DISUSUN OLEH :
Reguler 2 A
DOSEN PEMBIMBING :
Dra. Ratnaningsih Dewi Astuti, Apt, M. Kes
Nilai Paraf
Jurusan Farmasi
Glucosum anhydras 25 g
Catatan :
1. pH 3,5 sampai 5,5.
2. Tidak boleh mengandung bakterisida.
3. Disterilkan dengan Cara sterilisasi A atau C, segera setelah dibuat.
4. Bebas pirogen.
5. Pada etiket harus juga tertera:
Banyaknya ion kalium, ion kalsium, ion klorida dan ion natrium masing-
masing dalam mEq per l.
6. Diinjeksikan secara infusi.
II. Tujuan
1. Mahasiswa mampu mengetahui rancangan formula dalam pembuatan Infus
Ringer Glukosa
2. Mahasiswa dapat memahami proses pembuatan sediaan Infus Ringer
Glukosa
3. Mahasiswa mampu memahami evaluasi pada sediaan Infus Ringer Glukosa
4. Mengetahui dan memahami cara pembuatan sediaan Infus yang baik dan
benar.
III.Teori
A. Teori Infus
Infus adalah larutan injeksi dosis tunggal untuk intravena dan dikemas
dalam wadah lebih dari 100 ml. (FI IV hal 10). Infuse merupakan sediaan
steril, berupa larutaan atau emulsi besas pirogen dan sedapat mungkin harus
isotonis terhadap darah, disuntikkan langsung langsung ke dalam vena dalam
volume relative banyak. ( FI III hal 12). Infus merupakan larutan dalam
jumlah besar terhitung mulai dari 10 ml yang diberikan melalui intravena tetes
demi tetes dengan bantuan peralatan yang cocok. Asupan elektrolit dan air
dapat terjadi melalui makanan dan minuman dan dikeluarkan dalam tubuh
dalam jumlah relative sama. Rasionya dalam tubuh adalah air 57%, lemak
20,8%, protein 17,0%, serta mineral dan glikogen 6%.ketika terjadi gangguan
homeostasis (keseimbangan cairan tubuh), maka tubuh harus segera
mendapatkan terapi untuk mengembalikan keseimbangan air dan elekrolit.
Tujuan penggunaan sediaan parenteral volume besar antara lain :
a. Bila tubuh kekurangan air, elektrolit dan karbohidrat maka kebutuhan
tersebut harus cepat diganti
b. Pemberian infus memiliki keuntungan karena tidak harus menyuntik
pasien berulang kali
c. Mudah mengatur keseimbangan keasam dan kebasaan obat dalam darah.
d. Sebagai penambah nutrisi bagi paseien yang tidak dapat makan secara
oral.
e. Berfungsi sebagai dialisa pada pasien gagal ginjal.
Syarat sediaan parenteral volume besar harus steril dan bebas pirogen,
karena sediaan diinjeksikan langsung kedalam aliran darah (i.v), sediaan
ditumpahkan pada tubuh dan daerah gigi (larutan penguras), sediaan langsung
berhubungan dengan darah (hemofiltrasi), sediaan langsung ke dalam tubuh
(dialisa peritoneal). Persyaratan infuse intra vena adalah sebagai berikut:
sediaan steril berupa larutan atau emulsi, babas pirogen ( pirogen adalah
senyawa organic yang menyebabkan demam berasal dari pencemaran
mikroba), sedapat mungkin isohidris dan harus isotonis terhadap darah, infuse
intravena tidak mengandung bakterisida dan zat dapar, jika berupa emulsi
harus bertipe o/w dengan diameter fase dalam tidak lebih dari 5µm dan
harus dinyatakan, penyimpan dalam dosis tunggal, dan jika digunakan untuk
melengkapi cairan, makanan bergizi dan injeksi manitol disyaratkan untuk
mencantumkan kadar osmolarnya. Adapun tujuan Pemberian Infus
Larutanyaitu :
Infus Ringer adalah larutan steril Natrium klorida, Kalium klorida, dan
Kalsium klorida dalam air. Kadar ketiga zat tersebut sama dengan kadar zat-
zat tersebut dalam larutan fisiologis. Larutan ini digunakan sebagai penambah
cairan elektrolit yang diperlukan tubuh (Ansel hal 408).
Alasan pemilihan : Karena digunakan untuk melarutkan zat aktif dan zat-
zat tambahan
Kelebihan volume tiap wadah untuk cairan encer lebih dari 250 ml yaitu
2%.
Maka , volume sediaan yang dibuat = 250 ml + ( 2% x 250 ml)
= 250 ml + 5 ml
= 255 ml
a.) Tonisitas
Zat E C
/500 x 25 = 12,5
C Natrii Chloridum = 2,15/250 x 100% = 0,86%
W = 0,9–(ƩC.E)
= 0,9 - 1,81
= -0,91gram/100ml
Karena sediaan Infus sudah Hipertonis, maka tidak perlu penambahan NaCl
1. BM Glukosa = 180,18
12,5/0,5
Glukosa = x 1000 x 24=3.330,0
180,18
2. BM KCl = 74,55
0,075/0,5
KCl = x 1000 x 2=4,024
74,55
3. BM CaCl2= 147
1,2/0,5
CaCl2 = x 1000 x 3=48,979
147
Sehinggavolume=255ml
Natrii
Aqua pro injeksi 6,7 – 7,3 1 Pengisotonis
Chloridum
Tidak
No Dilaksa
Kegiatan Dilaksanaka
. nakan Paraf
n
(2)
(0)
12 Mengeringkan tangan
13 Mengatur kembali lengan baju
3 Melakukan sanitasi
10 Mendesinfeksi tangan
3 Desinfeksi
4 Mengatur perlegkapan
5 Desinfeksi
7 Desinfeksi
8 Menggunakan masker
9 Desinfeksi
11 Desinfeksi
13 Desinfeksi
15 Desinfeksi
17 Desinfeksi
No Nama Cara
Awal Paraf Akhir Paraf
. Sediaan Sterilisasi
1. Infus Autoklaf 30
Ringer menit
Glukosa
b. Bagian-bagian Kerja
Catatan :
1. pH 3,5 sampai 5,5.
2. Tidak boleh mengandung bakterisida.
3. Disterilkan dengan Cara sterilisasi A atau C, segera setelah dibuat.
4. Bebas pirogen.
5. Pada etiket harus juga tertera:
Banyaknya ion kalium, ion kalsium, ion klorida dan ion natrium masing-
masing dalam mEq per l.
6. Diinjeksikan secara infusi
XI. HASIL
XII. Evaluasi
A. Kejernihan
Kejernihan sediaan ditandai dengan tidak adanya kotoran atau Zahra pada
sediaan,larutan jernih jika berwarna maka sesuai dengan warna zat yang
terdapat pada sediaan. Prosedur kejernihan adalah melihat sediaan yang
dibuat pada latar yang gelap lalu dilihat adakah kotoran yang mengapung
pada sediaan.
B. pH
Alat : kertas pH
Prosedur :
Dengan kertas pH
Di dapat pH =
Di dapat pH =
Nb : (√ ) memenuhi standar
XIII. Pembahasan
Lampiran
Komposisi :
Tiap 250 ml mengandung :
Natrium Lacticum ml
Natrii Hydroxydum mg
Natrii Chloridum g
Kalii Chloridum mg
Calcii Chloridum mg
Merupakan larutan isotonik dengan :
Natrium(Na) :
Kalium(K) :
Kalsium(Ca) :
Klorida(Cl) :
Laktat(CH3COO) :
Farmakologi :
Bekerja sebagai sumber air dan elektrolit tubuh serta untuk meningkatkan diuresis (penambah
cairan kencing).
Indikasi :
Mengembalikan keseimbangan elektrolit pada dehidrasi.
Kontra indikasi :
Hipernatremia, kelainan ginjal, kerusakan sel hati, laktat asidosis.
Perhatian :
Jangan digunakan bila botol rusak, larutan keruh atau berisi partikel.
Efek Samping :
Panas, infeksi pada tempat penyuntikan, trombosis vena atau flebitis yang meluas dari
tempat penyuntikan, ekstravasasi.
Dosis :
Dosis yang direkomendasikan adalah 500 ml- 3 liter/24 jam untuk dewasa dan 20- 100 ml/kg/24
jam untuk bayi maupun anak- anak.
Penyimpanan :
Lindungi dari cahaya dan jangkauan anak- anak, simpan pada ruang terkontrol pada suhu 20-
25ºC.
Kemasan :
Botol Infus. Netto: 250 ml
HARUS DENGAN RESEP DOKTER
No. Reg : DKL189791249 A1
No. Batch : 820704
Exp. Date : 20 Desember 2020
Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia edisi III. Jakarta: Depkes RI.
Raymond, C.R. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th New Edition.
Washington: Pharmaceutical Press and American Pharmacists.
Dirjen POM. 1995. Farmakope Indonesia edisi IV. Jakarta: Depkes RI.