DOSEN PEMBIBING :
APT. FERDY FIRMANSYAH, M.SC
3 Evaluasi Sediaan
Definisi Sediaan Infus
• Infus merupakan larutan dalam jumlah yang besar terhit
ung mulai dari 10 ml yang diberikan melalui intravena t
etes demi tetes dengan bantuan pelaratan khusus.
• Sediaan infus harus berupa larutan atau emulsi steril,
bebas pirogen dan sedapat mungkin dibuat isotonis terh
adap darah.
• Menurut IMO hal 190
Infus adalah sediaan steril yang disuntikkan dengan car
a merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit at
au melalui selaput lendir.
Tujuan Terapi Melalui Infus
Kelebihan Kekurangan
1. Kristaloid
• Cairan Hipotonik, Digunakan pada keadaan sel “mengalami” dehidrasi,
misalnya pada pasien cuci darah (dialisis) dalam terapi diuretik, juga pada
pasien hiperglikemia (kadar gula darah tinggi) dengan ketoasidosis diabetik.
Contoh NaCl 45% dan Dekstrosa 2,5%.
• Cairan Isotonik, Bermanfaat pada pasien yang mengalami hipovolemi
(kekurangan cairan tubuh, sehingga tekanan darah terus menurun). Memiliki
risiko terjadinya overload (kelebihan cairan), khususnya pada penyakit gagal
jantung kongestif dan hipertensi. Contoh: Ringer-Laktat (RL), dan normal
saline / larutan garam fisiologis (NaCl 0,9%)
• Cairan Hipertonik, Mampu menstabilkan tekanan darah, meningkatkan
produksi urin, dan mengurangi edema (bengkak). Misalnya Dextrose 5%, NaCl
45% hipertonik, Dextrose 5%+Ringer-Lactate, Dextrose 5%+NaCl 0,9%,
produk darah (darah), dan albumin
2. Koloid
1. Infus Elektrolit
Infus yang digunakan untuk membantu memulihkan kestabilan elektolit / cairan
tubuh. Infus jenis ini mengandung ino - ion seperti K+, Mg++, sulfat, fosfat, protein
serta senyawa organic asam fosfat ATP, heksosa monofosfat, dan lain-lain. Fungsi
larutan elektrolit secara klinis digunakan untuk mengatasi perbedaan ion atau
penyimpangan jumlah normal elektrolit dalam darah.
2. Infus Karbohidrat
Sediaan infus berisi larutan glukosa atau dekstrosa yang cocok untuk donor kalori.
Kita menggunakannya untuk memenuhi kebutuhan glikogen otot kerangka,
hipoglikemia dan lain-lain. Keguanaan: 5% isotonis, 20% untuk diuretika dan 30-
50% terapi oedema di otak.
3. Larutan Irigasi
Sediaan larutan steril dalam jumlah besar (3 liter). Larutan tidak disuntikkan ke
dalam vena, tetapi digunakan diluar system peredaran dan umumnya menggunakam
jenis tutup yang diputar atau plastic yang dipatahkan sehingga memungkinkan
pengisian larutan dengan cepat. Kita menggunakan larutan untuk merendam atau
mencuci luka-luka sayatan bedah atau jaringan tubuh dan dapat pula mengurangi
perdarahan.
R / NaCl 860 mg
KCl 30 mg
CaCl 33 mg
Aqua Pro Inj ad 500 ml
M.F. Infus 500 ml
Tinjauan Farmakologi Zat aktif
Kelarutan mudah larut dalam air, sedikit lebih mudah Kelarutan larut dalam air, lebih mudah larut dalam air
larut dalam air mendidih. (FI ed IV hal 584) mendidih (FI ed IV hal 477)
E. NaCl 1,00 (FI ed IV hal 1251) E. NaCl 0,76 (FI ed IV hal 1245)
Ph 4,5 –7 Ph 4–8
0,9% (DI 2003 hal 1415) 5%
Cara sterilisasi Autoklaf atau Filtrasi Cara sterilisasi Autoklaf atau Filtrasi
Rute IV Rute IV
Sifat Fisika Kimia Zat
Nama Zat CaCl2
Kelarutan mudah larut dalam air, sangat mudah larut dalam air
panas (FI ed IV hal 160)
Ph 5,5 – 7,5
10%
Rute IV
Permasalahan Resep
• Sediaan belum isotonis, perlu penambahan NaCl
Usul Penyempurnaan
• Volume sediaan dilebihkan 2%, karena volume sediaan > 50 ml (FI ed III, hal 144).
• Volume sediaan dilebihkan 10% untuk mengatasi kehilangan volume akibat penyaringan dan
penyerapan karbon aktif.
• Zat aktif dilebihkan 5% untuk mengatasi kehilangan akibat absorbsi oleh karbon aktif.
• Penggunaan karbon aktif 0,1% dari volume total untuk menghilangkan pirogen.
Perhitungan
Volume dilebihkan
Volume direncanakan Perhitungan Zat
• V
V
V
V
Volume yang belum isotonis
V
V
1 2 3 4 5
Uji Bahan Partikulat Uji Kejernihan
Penetapan pH Uji Kebocoran Uji Pirogen untuk
dalam Injeksi dan Warna volume sekali
penyuntikan
Penjelasan evaluasi…
Penetapan pH
02 • Alat: pH meter
01 • Tujuan: Mengetahui pH sediaan sesuai dengan
persyaratan yang telah ditentukan
• Prinsip: Pengukuran potensiometri (pH meter) yang
telah dibakukan sebagaimana mestinya yang mampu
mengukur harga pH sampai 0,02 unit pH
menggunakan elektrode indikator yang peka, elektrode
kaca, dan electrode pembanding yang sesuai.
• Hasil: pH cairan uji menggunakan pH sesuai dengan
spesifikasi formulasi sediaan yang ditargetkan.
Penjelasan evaluasi…
Uji Kebocoran
04 • Tujuan: Memeriksa keutuhan kemasan untuk menjaga sterilitas dan
volume serta kestabilan sediaan.
• Prinsip: Untuk cairan bening tidak berwarna (a) wadah takaran
tunggal yang masih panas setelah selesai disterilkan dimasukkan
ke dalam larutan metilen biru 0,1%. Jika ada wadah yang bocor
maka larutan metilen biru akan masuk ke dalam karena perubahan
tekanan di luar dan di dalam wadah tersebut sehingga larutan dalam
wadah akan berwarna biru. Untuk cairan yang berwarna (b) lakukan
dengan posisi terbalik, wadah takaran tunggal ditempatkan diatas
kertas saring atau kapas. Jika terjadi kebocoran maka kertas saring
atau kapas akan basah.
• Hasil: Sediaan memenuhi syarat jika larutan dalam wadah tidak
menjadi biru (prosedur a) dan kertas saring atau kapas tidak basah
(prosedur b)
Penjelasan evaluasi…