Disusun oleh:
Ismayati
P17335114014
Dosen Pembimbing:
I.
TUJUAN PERCOBAAN
II.
PENDAHULUAN
Pada terapi farmakologi suatu obat, apabila diinginkan efek yang cepat dari obat
tersebut, maka salah satu caranya adalah dengan pemberian secara parenteral. Pada
umumya pemberian obat secara perenteral dilakukan apabila dalam keadaan gawat
seperti, pasien yang tidak sadarkan diri, tidak dapat diajak bekerja sama ataupun tidak
tahan menerima pengobatan melalui mulut (peoral). Pemberian obat melalui
parenteral dapat disuntikan hampir diseluruh organ atau bagian tubuh termasuk sendi
(intraarticular), ruang cairan sendi (intrasynovial), tulang punggung (intraspinal),
kedalam cairan spinal (intratecal), arteri (intraarterial). Tetapi, yang paling umum
obat suntik dimasudkan untuk disuntikan kedalam vena (intravena, I.V), ke dalam
otot (intramuscular, I.M), ke dalam kulit (intradermal, I.D), atau dibawah kulit
(subkutan, S.C), (Ansel, 1985). Namun, pemberian secara intravena lebih sering
diterapkan pada pasien yang dalam keadaan darurat.
Infus intravenous adalah sediaan steril berupa larutan atau emulsi, bebas pirogen
dan sedapat mungkin dibuat isotonis terhadap darah, disuntikkan langsung ke dalam
vena dalam volume relatif banyak. Cairan infus intravena dikemas dalam bentuk dosis
tunggal dengan kapasitas wadah 150-1000 ml, dalam wadah plastik atau gelas (Ansel,
1985).
Pada praktikum kali ini zat yang akan digunakan dalam pembuatan sediaan infus
intravena adalah kalsium glukonat dengan kombinasi kalsium saccharat sebesar 0,5%.
Pembuatan infus dari kalsium glukonat dan kalsium saccharat 0,5% ditujukan untuk
pengobatan terapi pemeliharaan cairan tubuh dan terapi pengganti cairan pada
penderita defisiensi kalsium (Hipokalsemia). Kalsium merupakan mineral yang paling
penting untuk pemeliharaan kesempuraaan fungsi susunan saraf, otot, sistem rangka
dan permeabiltas membran sel. Kalsium darah adalah kalsium yang berada dalam
darah dan jaringan lunak. Kadar kalsium dalam darah dan cairan sekitar sel (cairan
ekstraseluler) harus dikontrol dalam batas kadar yang sempit untuk mendapatkan
fungsi fisologi yang normal. Tubuh yang kekurangan kalsium dapat menyebabkan
defisiensi kadar kalsium dalam darah (Tan Hoan Tjay, 2002).
III.
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Pengertian
Infus intravenous adalah sediaan steril berupa larutan atau emulsi, bebas
pirogen dan sedapat mungkin dibuat isotonis terhadap darah, disuntikkan langsung ke
dalam vena dalam volume relatif banyak. Emulsi dibuat dengan air sebagai fase luar.
Diameter fase dalam tidak lebih dari 5 m. Kecuali dinyatakan lain, infus intravenous
tidak diperbolehkan mengandung bakterisida dan zat dapar. Larutan untuk infus
intravenous harus jernih dan praktis bebas partikel. Emulsi untuk infus intravenous
setelah dikocok harus homogen dan tidak menunjukkan pemisahan fase (Depkes,
2014). Larutan intravena volume besar adalah injeksi dosis tunggal untuk intravena
dan dikemas dalam wadah bertanda volume lebih dari 100 ml (Depkes, 2014).
3.2 Keuntungan dan Kerugian
1. Keuntungan Sediaan Infus. (Ansel, 1985)
Dapat digunakan untuk pemberian obat agar bekerja cepat, seperti pada
keadaan gawat.
Dapat digunakan untuk penderita yang tidak dapat diajak bekerja sama
dengan baik, tidak sadar, tidak dapat atau tidak tahan menerima
pengobatan melalui oral.
Pemakaian sediaan lebih sulit dan lebih tidak disukai oleh pasien.
Obat yang telah diberikan secara intravena tidak dapat ditarik lagi.
Lebih mahal daripada bentuk sediaan non sterilnya karena lebih ketatnya
persyaratan yang harus dipenuhi (steril, bebas pirogen, jernih, praktis
bebas partikel).
Bobot isi wadah tidak boleh menyimpang lebih dari batas yang tertera
dalam etiket, kecuali satu wadah yang boleh menyimpang tidak lebih
dari 2 kali batas yang tertera di etiket (Syamsuni, 2006).
Pirogenitas
Pirogen
adalah
zat
yang
terbentuk
dari
hasil
metabolisme
Kalsium Glukonat
Kalsium
merupakan
mineral
yang
penting
untuk
pemeliharaan
10 g
10 ml = 1 g => 0,01 g/ml
100 ml
4g
dosis : 100 ml 500 ml = 20 g => 0,04 g/ml
0,04 g
1 ml= 4 ml
0,01 g
kecepatan 4 ml/menit
FORMULASI BAHAN AKTIF
1. Kalsium glukonat
Pemerian
Kelarutan
Stabilitas
Panas
Hidrolisis
Cahaya
pH sediaan
injeksi
(USF 30)
Penyimpanan
Dalam wadah tertutup baik
Kesimpulan :
Bentuk zat aktif yang digunakan (basa/asam/garam/ester) : Garam
(Martindale hal :1675)
Bentuk sediaan (lar/susp/emulsi/serbuk rekonstitusi) : Larutan
Cara sterilisasi sediaan : Panas Basah, Autoclave; 121C selama 15 menit (dalam
bentuk larutan)
Kemasan : Botol kaca
2. Kalsium saccharat
Pemerian
Kelarutan
eter, larut dalam sedikit asam mineral dan larut dalam kalsium
glukonat.
(Martindale hal :2272)
Stabilitas
Panas
Hidrolisis
Cahaya
pH sediaan
injeksi
MSDS Ca- Saccharat
Penyimpanan
Dalam wadah tertutup baik
Kesimpulan :
Bentuk zat aktif yang digunakan (basa/asam/garam/ester) : Garam
(Martindale hal :1675)
Bentuk sediaan (lar/susp/emulsi/serbuk rekonstitusi) : Larutan
Cara sterilisasi sediaan : Panas Basah, Autoclave; 121C selama 15 menit (dalam
bentuk larutan)
Kemasan : Botol kaca
3. Natrium Chlorida
Pemerian
Kelarutan
( FI ed hal:584)
Mudah larut dalam air; sedikit lebih mudah larut dalam air
mendidih; larut dalam gliserin; sukar larut dalam etanol.
(FI Ed hal: 584)
Stabilitas
Panas
Tahan Pemanasan
Hidrolisis
Cahaya
Kegunaan
Inkompatibilita
Kelarutan
Stabilitas
( FI ed V hal: 589)
Bila dibiarkan diudara, akan cepat menyerap CO2, dan lembab.
Sangat higroskopis.
pH sediaan dalam larutan berair 12- 14.
Kegunaan
Inkompatibilita
Kelarutan
Stabilitas
Inkompatibilita
Kelarutan
Stabilitas
( FI ed V hal: 173)
Dapat mengadsorbsi air, sebaiknya disimpan dalam wadah
tertutup kedap, ditempat sejuk dan kering.
Kegunaan
Inkompatibilita
7. Purified water
Pemerian
Kelarutan
Stabilitas
Kegunaan
Inkompatibilita
yang tinggi. Air dapat bereaksi cepat dengan logam alkali dan
dengan logam alkali dan oksida mereka, seperti kalsium oksida
dan magnesium oksida. Air juga bereaksi dengan garam
anhidrat untuk membentuk hidrat dari berbagai komposisi, dan
dengan beberapa organik bahan dan kalsium karbida.
(HOPE ed 6 th 2009, hal: 776)
V.
VI.
PENDEKATAN FORMULA
No. Nama Bahan
Jumlah
Kegunaan
1
Kalsium glukonat
4,41% (b/v)
Zat aktif
2
Kalsium saccharat
0,5% (b/v)
Penstabil kalsium glukonat
3
Natrium klorida
0,0082% (b/v) Pengisotonis
4
NaOH 0,1N/ HCL 0,1N
qs
Adjust pH
5
Purified water
ad 100% (v/v) Pelarut/Pembawa
PERHITUNGAN TONISITAS, OSMOLARITAS
a. Perhitungan Tonisitas
Massa kalsium glukonat 4%
Injeksi kalsium glukonat mengandung tidak kurang dari 95%-105%
(FI ed V hal :590)
Penimbangan dilebihkan 5%
4g
600 ml=24 g 24 g+ ( 5%24 g ) =24 g+ 1,2 g=25,2 g
100 ml
Massa kalsium saccharat 0,5%
0,5 g
600 ml=3 g
100 ml
Tonisitas
No
Nama Bahan
Jumlah
1.
Kalsium glukonat
(massa)
25,2 g
2.
Kalsium saccharat
3g
L.Iso
BM
E=17.L.Iso/
T= ExM
4,8
448,
BM
0,1820
4,5864 g
4
320,
0,1061
0,3183 g
3
Jumlah Total
Kesimpulan : Larutan tersebut hipotonis sehingga diperlukan pengisotonis.
Jumlah NaCl yang dibutuhkan agar sediaan isotonis adalah :
0,9 g
600 ml=5,4 g5,4 g-4,9047 g=0,4953 g
100 ml
4,9047 g
b. Perhitungan Osmolaritas
massa substansi
R=
BM
1. Kalsium glukonat
25,2 g
m=
1000 ml=42 g/l
600 ml
R=
jumlah ion : 3
BM: 448,4
42 g/l
10003=280,9991 mOsmol/L
448,4
2. Kalsium saccharat
0,5 g
m=
1000 ml=5 g/l
100 ml
R=
BM: 320,3
5 g/l
10003=46,8311 mOsmol/L
320,3
3. NaCl
m=
R=
jumlah ion : 3
0,4953 g
1000 ml=0,8255 g/l
600 ml
jumlah ion : 2
BM: 58,44
0,8255 g/l
10002=28,2512 mOsmol/L
58,44
Dari rentang tabel osmolaritas diatas, sediaan infus Kalsium Glukonat 4% dan
Kalsium Saccharat 0,5% termasuk kedalam rentang Hipertonis dengan cairan
tubuh.
VII.
PENIMBANGAN
Dibuat 1 botol infus (@500 ml) = 500 ml
Total volume/ berat sediaan yang dibuat = 600 ml
Untuk mengantisipasi kehilangan volume selama proses pembuatan, sediaan
dilebihkan 20% :
Nama Bahan
.
1
4,41 g
600 ml=26,46 g
100 ml
Kalsium glukonat
Kalsium saccharat
NaCl
0,5 g
600 ml=3 g
100 ml
0,0082 g
600 ml=0,0492 g
100 ml
Kelarutan NaCl dalam air mendidih 1:10
0,0492g10=0,492 ml ~ 1 ml
Karbo adsorban
Depirogenasi
0,1g
1000 ml=1 g
100 ml
Sediaan :
5
Purified water
0,1g
600 ml=0,6 g
100 ml
VIII. STERILISASI
a. Alat
No
1
2
3
4
5
6
Nama Alat
Beaker glass 1000 ml
Beaker glass 250 ml
Beaker glass 100 ml
Batang pengaduk
Spatel
Gelas ukur 100 ml
Cara
Sterilisasi
Panas Kering
Panas Kering
Panas Kering
Panas Kering
Panas Kering
Panas Basah
Waktu Sterilisasi
Jumlah
1
1
3
3
3
1
7
8
9
10
11
12
13
14
Gelas ukur 10 ml
Pipet tetes
Karet pipet
Erlenmayer 500 ml
Corong
Kertas saring
Kaca arloji
Membran filtrat
Panas Basah
Panas Basah
Bahan Kimia
Panas Basah
Panas Basah
Panas Kering
Panas Kering
Panas Basah
Autoclave, 121C, 15
Autoclave, 121C, 15
Alkohol 70%, 24 jam
Autoclave, 121C, 15
Autoclave, 121C, 15
Oven, 170C , 1 jam
Oven, 170C , 1 jam
Autoclave, 121C, 15
1
3
3
1
1
6 lembar
4
1
b. Wadah
No.
Nama alat
Jumla
Cara sterilisasi
h
1
2
Botol Infus
Tutup karet botol infus
1
1
c. Bahan
IX
No.
1
Nama bahan
Larutan Kalsium
Jumlah
4,41% (b/v)
glukonat
Larutan Kalsium
0,5% (b/v)
3
4
saccharat
Larutan NaCl
Aqua Pro Injeksi
0,0082% (b/v)
ad 100% (v/v)
Cara sterilisasi
Panas basah, Autoclave; 121C, 15
Panas basah, Autoclave; 121C, 15
Panas basah, Autoclave; 121C, 15
Panas basah, Autoclave; 121C, 15
PROSEDUR PEMBUATAN
RUANG
Grey Area
PROSEDUR
1. Semua wadah dan alat dicuci bersih, dibilas dengan aquadest dan
(Ruang
dikeringkan.
2. Wadah beaker glass 1000 ml dikalirasi 500 ml untuk beaker
sterilisasi)
(Ruang
alumunium.
1. Sterilisasi akhir dilakukan dengan menggunakan Autoclave
121C selama 15 menit.
2. Botol yang telah disterilisasi kemudian dibawa ke ruang evaluasi
akhir untuk dilakukan evaluasi sediaan akhir.
Grey Area
(Ruang
evaluasi)
IX.
Jenis
Prinsip evaluasi
evaluasi
Jumlah
Hasil
sampel
pengamatan
Syarat
Membandingkan
kejernihan suatu
sediaan dengan baku
pembanding yang berisi
Tidak
ditemukan
adanya
Uji
pengotor
Kejernihan
dalam
sediaan infus
kalsium
belakang putih.
glukonat
Dilakukan oleh 3
Memenuhi
persyaratan
bila tidak
ditemukan
pengotor
dalam
larutan.
(goeswin,2
01-201)
inspektor
(ilmu resep : 225 )
2
Uji Partikel
Sediaan diletakkan
Tidak
Injeksi
ditemukan
volume
putih dilakukan
adanya
besar untuk
pengamatan oleh 3
benda asing
infus dosis
yang
tunggal
melayang
memenuhi
dalam
syarat uji
sediaan.
jika
mengandu
dalam sediaan.
ng tidak
lebih dari
50
partikel/m
L yang
setara atau
lebih besar
dari 10 m
dan tidak
lebih dari 5
partikel/m
L yang
setara atau
lebih besar
dari 25 m
dalam
dimensi
linier
efektif.
(FI IV,981982)
Tidak
Tidak
dilakukan
untuk uji
kebocoran
3
Uji
Kebocoran
Menguji botol/vial
dengan membalikan
pada sediaan
1
sediaan
infus
kalsium
glikonat 4%
dalam
praktikum
kali ini.
Uji Volume
Memindahkan larutan
Tidak
terjadi
kebocoran,
dan kertas
saring atau
kapas yang
digunakan
dalam
pengujian
tidak
menjadi
basah.
(goeswin,1
91-192)
Volume
dilakukan
tidak
untuk uji
kurang dari
volume
volume
terpindahkan
yang
pada sediaan
tertera
infus
pada
dekstrosa
wadah bila
4% dalam
diuji satu
praktikum
persatu. (FI
kali ini.
IV, 1044)
pH sesuai
pH sediaan
dengan
Uji
dengan menggunakan
infus
formulasi
Penetapan
pH universal &
kalsium
spesifikasi
pH
1disesuaikan dengan
glikonat 4%
sediaan.
indikator universal.
7,77
(FI
Tidak
IV,1039)
Memenuhi
teknik aseptik,
dilakukan
syarat uji
untuk uji
jika pada
sterilitas
interval
dimasukan medium
pada sediaan
waktu
infus
tertentu
kalsium
dan pada
glukonat4%
akhir
dalam
periode
praktikum
inkubasi,
kali ini.
diamati
dari botol/vial/ampul/
Terpindahkan
Uji Sterilitas
tidak
terdapat
kekeruhan
atau
pertumbuh
an mikroba
pada
permukaan
, kecuali
teknik
pengujian
tidak
absah. Jika
ternayata
uji tidak
absah
maka
dilakukan
pengujian
tahap
kedua.
Tahap
kedua
memnuhi
syarat jika
tidak
ditemukan
pertumbuh
an mikroba
pada
pengujian
minimal 2
kali jumlah
sampel uji
tahap.
(FI IV,8557
Tidak
863)
Memenuhi
LAL-Test ( FI IV : 905-
dilakukan
syarat uji
907)
untuk uji
jika kadar
Uji Pirogen
&
Endotoksin
endotoksin
tidak lebih
dari yang
ditetapkan
pada
pirogen &
Endotoksin
pada sediaan
infus
kalsium
glukonat 4%
dalam
praktikum
kali ini.
masingmasing
monografi.
Memenuhi
syarat uji
jika tak
seekor
kelinci pun
menunjuka
n kenaikan
suhu pada
suhu 0,5C
atau lebih.
(FI IV,908909)
X.
PEMBAHASAN
Dalam praktikum kali ini, membuat sediaan parenteral steril yaitu Infus Kalsium
Glukonat 4% dan Kalsium Saccharat 0,5% yang diberikan secara intravena. Infus
intravenous adalah sediaan steril berupa larutan atau emulsi, bebas pirogen dan
sedapat mungkin dibuat isotonis terhadap darah, disuntikkan langsung ke dalam vena
dalam volume relatif banyak (Departemen Kesehatan RI, 2014).
Praktikum diawali dengan mensterilkan alat-alat yang akan digunakan.
Sebelumnya, peralatan dicuci bersih dan dikeringkan, kemudian dibungkus dengan
kertas perkamen. Prosedur tersebut dilakukan agar kontak peralatan yang akan
digunakan dengan lingkungan dapat diminimalisir sehingga, mengurangi kontaminasi
bakteri. Setelah itu peralatan yang akan digunakan dipisahkan berdasarkan metode
sterilisasi yang sesuai yaitu, sterilisasi basah dengan menggunakan autoclave pada
suhu 121C tekanan 15 psi selama 15 menit. Sterilisasi kering dengan menggunakan
oven pada suhu 170C selama 1 jam. Sterilisasi kimia dengan menggunakan alkohol
70% selama 24 jam. Setelah selesai alat-alat disimpan rapi dalam suatu lemari khusus
penyimpanan alat steril, namun karena keterbatasan fasilitas alat-alat yang telah
disterilisasi disimpan di grey area. Peralatan dan wadah yang digunakan dalam proses
pembuatan harus di sterilisasi terlebih dahulu untuk menurunkan jumlah kontaminan
viable mikroba yang hidup baik yang patogen maupun yang nonpatogen yang ada
dalam wadah dan alat tersebut.
Pada praktikum pembuatan sediaan infus steril, zat aktif yang digunakan yaitu
kalsium glukonat 4% yang dikombinasikan dengan kalsium saccharat 0,5%. Tujuan
dari kombinasi ini adalah kalsium glukonat dalam bentuk tunggal tidak stabil dalam
keadaan jenuh maka dalam formulasi pembuatan infus steril volume besar
dikombinasikan dengan kalsium saccharat untuk menghindari ketidakstabilan
tersebut. Dalam pembuatan sediaan infus steril terdapat beberapa persyaratan yang
harus diperhatikan diantaranya, pelarut yang digunakan pada pembuatan sediaan infus
steril tidak menyebabkan iritasi jaringan atau efek toksik, sediaan infus steril volume
besar yang berbentuk larutan harus jernih, bebas dari partkel-partikel, dibuat isotonis,
isohidris, isoosmol dengan darah, harus steril yaitu bebas dari mikroba hidup baik
yang patogen maupun yang non-patogen serta sediaan infus steril volume besar harus
bebas pirogen (Syamsuni, 2006).
Kalsium glukonat agak sukar larut dalam air biasa namun, mudah larut dalam air
mendidih, sehingga pelarut atau pembawa yang digunakan dalam pembuatan infus
steril volume besar ini adalah purified water yang didihkan terlebih dahulu. Purified
water dibuat dengan mensterilkan sejumlah aquadest, menggunakan autoclave, selama
15 menit, pada suhu
121
sediaan infus steril volume besar adalah, sediaan harus bebas pirogen. Sehingga
purified water yang digunakan sebagai pelarut atau pembawa dilakukan depirogenasi
dengan menggunakan karbon aktif. Karbon aktif bekerja dengan mengadsorpsi
Sejumlah purified water yang telah disterilkan, ditambahkan karbon aktif dan
didihkan hingga mencapai suhu 60-70
depirogenasi adalah untuk menghindari adanya pirogen dalam purified water yang
dapat menyebabkan demam atau peningkatan suhu tubuh apabila disuntikkan ke
dalam vena. Sedangkan zat aktif kalsium saccharat larut dalam air dingin maupun air
panas namun dapat mudah larut dalam larutan kalsium glukonat, sehingga dilarutkan
dalam larutan kalsium glukonat yang dilarutkan dalam sejumlah purified water
mendidih.
Darah merupakan cairan fisiologi tubuh, maka pada sediaan infus steril volume
besar sedapat mungkin dibuat isotonis dengan darah. Apabila sediaan infus bersifat
hipotonis maka air dari larutan akan diserap dan masuk ke dalam sel, akibatnya sel
akan mengembang dan pecah dan keadaan ini bersifat tetap, sedangkan apabila
sediaan infus bersifat hipertonis maka air dalam sel akan ditarik keluar dari sel
sehingga sel akan mengkerut, tetapi keadaan ini sementara dan tidak akan
menyebabkan kerusakan sel tersebut. Oleh karena itu digunakan larutan natrium
klorida dengan konsentrasi 0,9%. Larutan NaCl 0,9% merupakan larutan garam
fisiologis yang isotonis dengan cairan tubuh. Pada sediaan infus steril kalsium
glukonat dan kalsium saccharat ditambahkan larutan NaCl dikarenakan, sediaan infus
kalsium glukonat dan kalsium saccharat bersifat hipotonis.
Setelah melakukan proses sterilisasi peralatan, praktikan melakukan penimbangan
bahan-bahan yang akan digunakan dalam pembuatan sediaan infus steril volume besar
diruang grey area. Bahan yang telah ditimbang ditutup dengan alumunium foil atau
kertas perkamen dan dimasukkan ke dalam pass box. Setelah penimbangan selesai,
bahan-bahan tersebut kemudian dimasukan kedalam box isolator. Bahan-bahan yang
telah ditimbang di simpan dalam box isolator bertujuan untuk meminimalisir kontak
antara bahan-bahan dengan lingkungan. Kemudian bahan-bahan dipindahkan ke ruang
pencampuran, white area (Grade C), pemindahan dari grey area menuju ruang white
area dilakukan karena praktikan akan melakukan proses pencampuran bahan-bahan
dimana untuk sediaan yang akan dilakukan sterilisasi akhir, menggunakan autoclave,
selama 15 menit pada suhu
dan kalsium saccharat 0,5% didapatkan hasil bahwa pada uji kejernihan dan uji
keberadaan partikulat, tidak ditemukan adanya pengotor pada sediaan, sediaan jernih
dan tidak ditemukan adanya benda asing yang melayang pada sediaan. Pada uji pH
sediaan, infus kalsium glukonat 4% dan kalsium saccharat 0,5% memiliki pH 7,77.
pH sediaan ini masuk kedalam rentang pH sediaan infus kalsium glukonat 4% dan
kalsium saccharat 0,5%.
XI.
KESIMPULAN
Formulasi yang tepat untuk sediaan steril infus kalsium glukonat 4% da kalsium
saccharat 0,5% adalah sebagai berikut :
No.
1
2
3
Nama Bahan
Kalsium glukonat
Kalsium saccharat
Natrium klorida
Jumlah
4,41% (b/v)
0,5% (b/v)
0,0082%
Kegunaan
Zat aktif
Penstabil kalsium glukonat
Pengisotonis
4
5
(b/v)
qs
Adjust pH
ad 100% (v/v) Pelarut/Pembawa
XII.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Farmakope Indonesia edisi V,
Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Rowe, Raymond C. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th ed, London:
Pharmaceutical Press.
Syamsuni,Apt Drs.H.A. 2006. Ilmu Resep, Jakarta: EGC
Ansel,Howard C. 2005. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi edisi IV, Jakarta : UI-press.
Sweetman, Sean C. 2009. Martindale The Complete Drug Reference 36th ed, London :
Pharmaceutical Press.
Lund,W. 1994. The Pharmaceutical Codex 12th ed, London: Pharmaceutical Press.
USP Convention. 2009. United State Pharmacopeia and The National Formulary.
Rockville (MD): The United State Pharmacopeial Convention
XIII. Lampiran
Kemasan Sekunder
Etiket Infus
Brosur
KALNARAT
Komposisi
Mengandung kalsium glukonat 4%
Dosis
kadar Kalsium Glukonat 4% dalam 10 cc tak boleh
melebihi kecepatan 4 ml/menit
Indikasi
Gangguan keseimbangan nutrisi dan elektrolit,
pengobatan pasien Hipokalsemia
Kontraindikasi
Perhatian serius pada keseimbangan fungsi renal
Cara pakai
Injeksi intravena
Penyimpanan
Simpan ditempat sejuk dan kering serta terlindung
dari cahaya.
Kemasan
Botol 500 ml
No Reg
: DKL9700100149A1
No Batch : 09150401
Harus DENGAN RESEP
DOKTER
Diproduksi Oleh:
PT BETA FARMA
Bandung - Indonesia