Anda di halaman 1dari 5

Nama : Dhifa Shoffi Safira

NIM : 17.02.00089

Tugas DRP
1. Kasus

Ny. Nana (25 th) mengeluhkan diare parah disertai muntah sejak 3 hari yang lalu, kemarin
kedokter dan diresepkan obat Ciprofloxacin 2xsehari selama 5 hari, antasida syr I botol dan
Tripanzim 3xsehari selama 5 hari. Tetapi sejak meminum obat gejala diare pasien tidak kunjung
reda.Pasien keapotek untuk mencari obat yang lebih manjur.

A. Subjektif

Nama : Ny. Nana

Umur : 25 Tahun

Gejala : Diare parah disertai muntah sejak 3 hari yang lalu.

B. Assessment

•Pasien mengeluhkan diare parah disertai muntah sejak 3 hari yang lalu dan perlu diatasi
dengan pemberian antibiotik yang tepat, obat diare yang tepat dan ditambahkan pengganti
cairan tubuh agar tidak terjadi dehidrasi akibat diare dan muntah.

•Pemberian tripanzym di anggap kurang tepat dikarenakan trypanzim di indikasi untuk perut
kembung pada keadaan insufisiensi pankreas.

•Pemberian antasida sirup digunakan untuk mengurangi muntah dari pasien agar dehidrasi
tidak terjadi

•Pada pasien ini tidak diberikan obat antidiare seperti loperamid Hcl untuk mengurangi terjadi
nya diare sehingga diare selama 5 hari tidak kunjung berkurang.

•Diharapkan pasien melakukan tes darah dan fases agar diketahui bakteri penyebab diare.

•Terjadinya RPDs yaitu pada jenis Obat tidak tepat (Wrong drug), Terapi obat yang tidak Perlu
(Unnecessary drug therapy)

C. Plan
Farmakologi :

•Ciprofloxacin 500 mg 2 kali sahari 1 tablet diberikan untuk membunuh bakteri akibat diare

•Lodia tablet 1 kali sehari 2 tablet diberikan untuk menghentikan peristaltic usus dan
menghentikan diare akut dan kronis

•Oralit pengganti cairan tubuh diberikan karena diare dan muntah sudah terjadi 3 hari akan terjadi
dehidrasi bila tidak ditambahkan pengganti cairan tubuh.

•Antasida syr 3 kali sehari 1 sendok makan untuk mengatasi mual dan muntah.

Non Farmakologi :

•Diharapkan pasien mengkonsumsi makanan yang higienis dan bersih

•Perbanyak minum air putih agar tidak terjadi dehidrasi dan Istirahat.

Jawaban

A. Analisa resep

1. Ciprofloxacin

a.Indikasi : Obat ini digunakan untuk pengobatan infeksi yang disebabkan oleh bakteri Gram positif dan
Gram negatif yang sensitif terhadap ciprofloxacin seperti infeksi pada saluran kemih, saluran cerna,
termasuk demam tifoid.

b.Tepat dosis : Kondisi: diare

Tablet/kapsul

Dewasa: 500 mg, 2 kali sehari, selama 1-5 hari, tergantung tingkat keparahan infeksi.

Suntikan

Dewasa: 400 mg, 2 kali sehari, selama 1-5 hari, tergantung tingkat keparahan infeksi.

2. Antasida sirup

a. Indikasi : Mengurangi gejala kelebihan asam lambung, gastritis, tukak lambung, tukak usus dua belas
jari
b. Tepat dosis :

Dewasa : 3-4 kali sehari 1-2 sesendok suspensi

Anak 6-12 tahun : 3-4 kali sehari 1/2-1 sesendok suspensi

3. Tripanzim

a. Indikasi : Untuk pengobatan pada perut kembung seperti pada aerofagia, insufisiensi
pankreas, gangguan hati, empedu, lambung dan usus, perut kembung pasca bedah, flatulensi,
sindrom gastro-kardiak.

b. Tepat dosis : 1-2 kaplet. Untuk persiapan radiografi atau rontgen : 1 kaplet 4 kali sehari
selama 2 hari

4. Lodia

a. Indikasi : Loperamida diindikasikan untuk diare akut yang tidak diketahui penyebabnya dan
diare kronik.

b. Tepat dosis :

Dewasa

Diare akut: dosis awal 4 mg, diikuti 2 mg setiap selesai BAB. Tidak boleh lebih dari 16 mg/hari

Diare kronik: dosis awal 4 mg, diikuti 2 mg setiap BAB. Tidak boleh lebih dari 16 mg/hari.
Hentikan jika tidak ada perbaikan setelah 48 jam.

Anak

Dosis awal 4 mg, diikuti 2 mg setiap selesai BAB hingag diare terkontrol. idak boleh lebih dari 16
mg/hari

5. Oralit

a. Indikasi : Oralit bermanfaat untuk meredakan dehidrasi, terutama yang disebabkan oleh
diare.

b. Tepat dosis :
•Anak 0-1 tahun: 1½ gelas pada 3 jam pertama, kemudian ½ gelas tiap kali diare.

•Anak 1-5 tahun: 3 gelas pada 3 jam pertama, kemudian 1 gelas tiap kali diare.

•Anak 5-12 tahun: 6 gelas pada 3 jam pertama, kemudian 1½ gelas tiap kali diare.

•Di atas 12 tahun: 12 gelas pada 3 jam pertama, kemudian 2 gelas tiap kali diare.

B. Analisa DRP

1. Indikasi tanpa obat

Pasien menderita diare disertai muntah. Dari data kasus diatas pasien sudah mendapatkan
semua obat ,namun pasien tetap mengalami diare.

2. Obat tanpa indikasi

Tiga jenis obat tersebut yang digunakan (ciprofloxacin ,antasida sirup, dan tripanzim)
diindikasikan untuk mengobati diare dan muntah. Namun pada kasus ini penggunaan obat
tripanzim tidak sesuai dengan keadaan pasien ,pasien tidak mengalami kembung namun diberi
obat kembung.

3. Terapi obat tambahan

Sebaiknya pada kasus tersebut pasien diganti atau diberi obat tambahan untuk diare pada
pasien tersebut yaitu obat lodia dan oralit. Obat lodia untuk diarenya dan oralitnya agar pasien
tidak dehidrasi.

4. Dosis obat kurang atau berlebih

Pada kasus ini obat yang diberikan sudah tepat dosis.

5. Ketidaktepatan memilih obat

Penanganan diare disertai muntah dalam kasus ini seharusnya pasien diberikan obat oralit agar
pasien tidak mengalami dehidrasi dan lodia untuk mengatasi diare yang tak kunjung sembuh.
Pasien juga seharusnya tidak diberikan obat tripanzim ,karena pasien tidak mengalami
kembung. Pemberian antasida yang mengandung banyak magnesium juga kurang tepat jika
diberikan pada pasien ,karena bisa terjadi DRP pontesial yang memberikan efek samping diare,
sehingga pasien akan mengalami diare yang cukup parah dan tak kunjung sembuh ,tetapi
antasida dapat mengatasi mual dan dehidrasi yang dialami pasien.

6. Interaksi obat

Dalam kasus ini tidak ada interaksi obat satu dengan obat yang lain. Namun terdapat interaksi
obat ciprofloxacin dengan antasida tablet ,apabila menggunakan antasida tablet yaitu dapat
menurunkan penyerapan ciprofloxacin. Karena antasida mengandung magnesium hidroksida
atau aluminium hidroksida.

7. Saran

Seharusnya pasien diberikan obat lodia untuk menyembuhkan diare yang 5 hari tak kunjung
sembuh dan di beri obat oralit agar pasien tidak mengalami dehidrasi. Namun pemberian
antasida yang mengandung banyak magnesium pada pasien juga kurang tepat karena bisa
terjadi DRP potensial yang memberikan efek samping diare ,sehingga memperburuk kondisi
pasien ,tetapi antasida juga bisa mengurangi muntah dan dehidrasi pada pasien.

8. Kesimpulan

Pada kasus diatas pasien mendapatkan obat tanpa indikasi yaitu diberikan obat tripanzim yang
berfungsi untuk kembung ,namun pasien tidak mengalami kembung. Sebaiknya obat tersebut
diganti dengan obat oralit agar pasien tidak dehidrasi dan lodia agar diare tidak makin
memburuk. Pemberian antasida yang mengandung banyak magnesium disini juga bisa
memberikan efek samping yaitu diare sehingga pemberian antasida juga kurang tepat ,tetapi
antasida dapat mengurangi muntah dan dehidrasi pada pasien. Diharapkan pasien mengkonsumsi
makanan yang higienis dan bersih dan memperbanyak minum air putih agar tidak terjadi dehidrasi dan
Istirahat.

Anda mungkin juga menyukai