Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN INDIVIDU

STASE INSTALASI FARMASI RAWAT INAP


RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING
Pemantauan Terapi Obat Pasien Advance Neurology
Diagnosis: Stroke Infark

Pembimbing
Isti Mutmainah, M.Farm., Apt.

Disusun Oleh

Hemiyanti Amir
(Universitas Muhammadiyah Yogyakarta)
Kelompok B

PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER


RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING
YOGYAKARTA
2019
BAB I
PENDAHULUAN
Menurut WHO (2014) stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang berkembang
cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang
berlangsung selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan kematian tanpa adanya
penyebab lain yang jelas selain vaskuler.
Stroke merupakan penyakit serebrovaskuler (pembuluh darah otak)karena
kematian jaringan otak (infark serebral). Penyebabnya adalah berkurangnya aliran darah
dan okesigen ke otak dikarenakan adanya sumbatan sumbatan, penyempitan atau
pecahnya pembuluh darah. (Pudiastuti, 2011: 153)
Penyakit serebrovaskuler menunjukan adanya beberapa kelainan otak baik secara
fungsional maupun struktural yang disebabkan oleh keadaan patologis dari pembuluh
darah serebral atau dari seluruh sistem pembuluh darah otak. Patologis ini menyebabkan
perdarahan dari sebuah robekan yang terjadi pada dinding pembuluh atau kerusakaan
sirkulasi serebral oleh oklusi parsial atau seluruh lumen pembuluh darah dengan
pengaruh yang bersifat sementara atau permanen (Doenges, 2012:290).
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa stroke adalah dimana
terjadinya sumbatan maupun pendarahan pada bagian rongga otak yang menyebabkan
kematian sel otak yang menimbulkan terjadinya kekurangan pasokan nutrisi dan oksigen
yang dibutuhkan otak. Stroke ini dapat terjadi pada siapa saja dan kapanpun. Dapat
dikatakan pula gangguan penyakit stroke tidak terlalu terlihat gejala dan tanda-nya
namun akan terlihat sesuai dengan gangguan otak yang terkena, yang sebelumnya tanpa
peringatan akibat gangguan aliran darah keotak.

Stroke infark disebut juga stroke iskemik atau stroke non hemoragik. Sekitar 80%
sampai 85% stroke adalah stroke iskemik, yang terjadi akibat obstruksi atau bekuan di
satu atau lebih arteri besar pada sirkulasi serebrum.
Klasifikasi stroke iskemik berdasarkan waktunya terdiri atas:
a. Transient Ischaemic Attack (TIA): defisit neurologis membaik dalam waktu kurang
dari 30 menit
b. Reversible Ischaemic Neurological Deficit (RIND): defisit neurologis membaik
kurang dari 1 minggu,
c. Stroke In Evolution (SIE)/Progressing Stroke,
d. Completed Stroke.
Beberapa penyebab stroke iskemik meliputi:
a. Trombosis
Aterosklerosis (tersering); Vaskulitis: arteritis temporalis, poliarteritis nodosa;
Robeknya arteri: karotis, vertebralis 10 (spontan atau traumatik); Gangguan darah:
polisitemia, hemoglobinopati (penyakit sel sabit).
b. Embolisme Sumber di jantung: fibrilasi atrium (tersering), infark miokardium,
penyakit jantung rematik, penyakit katup jantung, katup prostetik, kardiomiopati
iskemik; Sumber tromboemboli aterosklerotik di arteri: bifurkasio karotis komunis,
arteri vertebralis distal; Keadaan hiperkoagulasi: kontrasepsi oral, karsinoma.
c. Vasokonstriksi
Vasospasme serebrum setelah PSA (Perdarahan Subarakhnoid). Terdapat empat
subtipe dasar pada stroke iskemik berdasarkan penyebab: lakunar, thrombosis
pembuluh besar dengan aliran pelan, embolik dan kriptogenik (Dewanto dkk, 2009).
BAB II
TUJUAN SPESIFIK PKPA
Tujuan dari kegiatan PKPA PK IV pada bagian Pemantauan Terapi Obat (PTO) Advance
sebagai berikut:
1. Mahasiswa mampu melakukan kegiatan pemantauan terapi obat
2. Mampu mengkaji pemilihan obat, dosis obat, cara pemberian obat, respon terapi, reaksi
obat yang tidak dikehendaki (ROTD)
3. Mampu mengisi lembar kerja pemantauan terapi obat
4. Mampu menganalisis Drug Related Problem (DRP)
5. Mampu memberikan rekomendasi terhadap timbulnya DRP yang terjadi
BAB III
KEGIATAN DAN PENUGASAN

Kegiatan Pemantauan Terapi Obat (PTO) advance dilakukan mulai dari tanggal 31
Oktober 2019 hingga tanggal 06 November 2019. Kasus pasien diambil dari bangsal Al-Kautsar,
Ar-Royyan, At-Tin dan Az-Zahra. Pemilihan kasus berdasarkan hasil pencarian di SIM RS atau
e-MR RS PKU Gamping. Dari hasil yang diperoleh kemudian dipilih pasien yang masuk kriteria
inklusi dan eksklusi. Pasien yang masuk kriteria inklusi kemudian dilihat hasil rekam mediknya.
Pemilihan kasus pada PTO Advance ini terdiri dari 3 kelompok, yaitu neurologi, kardiologi dan
penyakit dalam. Masing-masing mahasiswa PKPA mendapatkan 3 kasus tersebut.
Kriteria inklusi pasien:
1. Pasien dengan kasus kardiologi, neurologi dan penyakit dalam
2. Pasien kelas 3
3. Pasien yang memiliki kasus complicated sesuai dengan tema
4. Pasien yang datang mulai tanggal 31 Oktober 2019 dan memiliki Length of Stay minimal 3
hari
Kriteria eksklusi pasien:
1. Pasien yang hanya memiliki Length of Stay kurang dari 3 hari
2. Pasien kelas 1, 2, VIP dan VVIP
Pasien yang masuk dalam kriteria inklusi selalu dipantau setiap hari perkembangannya
hingga pasien keluar dari rumah sakit. Pemantauan dilakukan melalui rekam medik dan
menanyakan langsung kepada pasien. Data yang diambil dari rekam medik berupa data SOAP,
data penggunaan obat oleh pasien, data tanda vital dan data lab. Data ditulis di lembar form
pemantauan terapi pasien.
Adapun alur kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut

Melakukan penelurusuran di computer mengenai data pasien rawat inap


yang sesuai dengan kriteri inklusi dan eksklusi

Melihat rekam medik pasien yang sesuai kriteria ke bangsal perawatan

Menulis di lembar kerja Pemantauan Terapi Obat

Melakukan analisa terhadap permasalahan yang berkaitan dengan obat

Melakukan visite ke pasien apabila ada informasi yang diperlukan untuk


analisis kasus

Melaporkan ke pereseptor apabila ada DRP yang ditemukan


BAB IV
LAPORAN HASIL ANALISIS
I. Identifikasi Pasien
Nama Pasien Ny. S Kamar AR ROYAN 250 BED 2
No.RM 2123xx Tanggal masuk 29/10/2019
Umur/BB 77 tahun / 64 kg Tanggal keluar 04/11/2019
Status Pasien DPJP dr. Pernojo Dahlan H,Sp.S

II. Kondisi Pasien


Keluhan Utama Makan dan minum sering tersedak, RPK Hipertensi
minuman keluar dari hidung sejak 3 hari
yang lalu, bicara pelo 5 hari yang lalu,
lemas pada kaki 5 hari yang lalu
Diagnosa Stroke Infark Riwayat Alergi -
Riwayat Penyakit Hipertensi Riwayat Pengobatan 1. Alpentin 100 mg (1x1)
2. Meloxicam 15 mg (1x1)
3. Omeprazole (1x1 ac)
4. Candesartan 8 mg (1x1)
III. Tanda Vital Sign

Jenis Tanggal

Pemeriksaan Nilai Normal 29/10/19 30/10/19 31/10/19 01/11/19 02/11/19 03/11/19 04/11/19
151/95 (09:13)
Tekanan Darah 148/100 (11:36) 192/106 (12:04) 168/103 (09:05) 191/107
120/80 182/112 166/91 186/110 (23:00) 170/78 (11:00)
(mmHg) 177/87 (20:48) 197/86 (20:49) 156/94 (15:10)
208/109 183/83 (13:30)
68
67 68
Nadi (x/menit) 60-100 86 87 63 67 62
63 69
60

37,1
36,6 0C 37,10C
0 0 0
Suhu badan (oc) 36 C 37,1 C 36,2 C 36,5 36 35,6
37,10C 36,70C
35,3

Respirasi
20-50 - - - - - - -
(x/menit)

IV. Data Hasil Laboratorium


Hasil Tanggal
Laboratorium Nilai 29-10-19
Normal
Leukosit 4000-10000 8310
Basofil 0-1% 0
Eosinofil 0-6% 3
Netrofil segmen 36-73% 60
Limfosit 14-45% 30
Monosit 0-11% 7
Hematokrit 35-45% 39
Hemoglobin 12-16 g/dL 13,5
Eritrosit 3,8-5,0 5,16
MCV 80-100 76
MCH 22-34 26
MCHC 32-36 34
Trombosit 170-380 227
RDW CV 14,5
RDW SD 39,1
GDS 70-140 104
Trigliserida 35-135 119
mg/dL
Kolesterol total <200 167
V. Data Hasil Pemeriksaan Penunjang Lain
Jenis Pemeriksaan Tanggal periksa Nilai/hasil Hasil Pemeriksaan
rujukan

Head CT-scan Multi slice 29/10/2019 Infark lobus fronto parietalis sinistra (-), lacunar
infark globus palidus dextra (-), cortical infark
lobus parietalis bilateral (-), edema periventrikuler
(-), atrofi cerebri senilis (-)

VI. Monitoring Efek Terapi

Dosis/ Monitoring Pemberian Obat Dan Respon Terapi


Nama
Aturan
Obat 29/10/2019 30/10/2019 31/10/2019 01/11/2019 02/11/2019 03/11/2019 04/11/2019
Pakai
P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M
Clopidogrel Oral tiap 18 18 18 18 18 18
75 mg 24 jam

Farbion IV tiap 24 12 12 12 12 12
injeksi 5000 jam
mg
Methycobalt Oral tiap 18 18 18 18 18
250 24 jam

Bisoprolol Oral tiap 06 06 06 06 06


Fumarate 5 24 jam
mg
Candesartan Oral tiap 18 18 18 18 18
16 mg 24 jam
VII. Drug Related Problem
Problem DRP Penilaian Rekomendasi Tindak Lanjut Ket.
Ya Tidak
Indikasi (standar terapi & symptom)
a. Indikasi tanpa obat X
b. Obat tanpa indikasi X
Pilihan Terapi
a. Tidak sesuai X Tekanan darah belum Diperlukan
pedoman terapi mencapai target 140/90 kombinasi
dengan penggunaan obat antihipertensi,
candesartan dengan menurut JNC 8,
bisoprolol dapat
dikombinasi
dengan thiazid,
ACEI atau CCB
Di
rekomendasikan
kombinasi
Candesartan
dengan amlodipin
b. Tidak sesuai
X
kondisi pasien
c. Tidak sesuai
X
administrasi
Dosis
a. Over doses X
b. Under dose X
Interaksi Obat
a. Obat-obat X Candesartan dan bisoprolol Tapi penggunaan
keduanya meningkatkan serum obatnya tidak
kalium. bersamaan
MONITORING
b. Obat-makanan X
c. Obat-penyakit X
Inkompatibilitas X
Ketidak patuhan X
(incompliance/ patient
adherence)
Efek Samping/ ADR/
X
alergi

VIII. Analisis Obat


No Obat Mekanisme Indikasi Dosis ESO Kontraindikasi Monitoring
1. Clopidogrel 75 mg Menghambat secara Mencegah Dosis awal 1x300 Dispepsia, nyeri Hipersensitivitas,
selektif terjadinya ikatan kejadian mg/hari lalu perut, diare, perdarahan aktif
antara adenosine difosfat aterotrombosis dilanjutkan perdarahan seperti ulkus
(ADP) dengan platelet pada pasien yang dengan dosis (termasuk peptikum atau
reseptor P2Y12, menderita infark pemeliharaan perdarahan saluran perdarahan
kemudia mengaktivasi miokard, stroke 1x75 mg/hari cerna dan intrakranial,
glikoprotein GPIIb/IIIa iskemik, atau intrakranial), menyusui
Pendarahan
kompleks sehingga penyakit arteri Gangguan GI
mengurangi agregasi perifer, sindrom
trombosit. coroner akut
(STEMI,
NSTEMI, Angina
pectoris tidak
stabil)
2. Farbion Inj 5000 Vitamin neurotropik Defisiensi vit B1, Injeksi 1 Mual muntah Hipersensitif Mual, muntah
mg untuk melindung sel-sel B6, B12. ampul/hari (IV) terhadap kandungan
saraf obat
3. Methycobalt 250 Berperan dalam Defisiensi 500 mcg 3x1 Mual muntah Hipersensitif Mual, muntah
mcg perbaikan kerusakan sel vitamin B12, terhadap kandungan
saraf dan meningkatkan neuropati perifer obat
sel saraf baru.
(Neurotropik)
Rasa dingin/kebas,
pada ekstremitas, Hipersensitivitas,
Menghambat reseptor Hipertensi, Dosis untuk HT mual-muntah, sinus bradikardia,
Bisoprolol Pusing dan sakit
4. adrenergik B1 angina, gagal 1x 5-10 mg sehari diare, konstipasi, hipotensi, syok
Fumarate 5 mg kepala
kardioselektif jantung kronik pada pagi hari kelelahan dan kardiogenik dan sick
pusing dan sakit sinus syndrome.
kepala
5. Candesartan 16 mg Menghambat reseptor Hipertensi Untuk HT dosis Hipotensi, Hamil dan menyusui Tekanan darah
AT1 sehingga awal 1x8 mg/hari, Hiperkalemia,
menyebabkan maksimal 1x32 sakit kepala
vasolidatasi mg/hari
BAB V
ANALISIS LAPORAN

Pada kasus PTO ini akan membahas pasien dengan stroke infark atau stroke iskemik.
Pasien datang dengan keadaan sadar dengan keluhan makan dan minum sering tersedak,
minuman keluar dari hidung sejak 3 hari yang lalu, bicara pelo 5 hari yang lalu, lemas pada kaki
5 hari yang lalu dan di diagnosa stroke infark/stroke iskemik.kasus ini diambil dari pasien Ny S.
yang berumur 77 tahun yang di rawat di bangsal Ar-Royan 250 Bed 2.
Pasien masuk tanggal 29 Oktober 2019 dari IGD. Di IGD pasien di beri obat Clopidogrel
75 mg (1x4 tablet) dan Farbion injeksi 5000 mg (1x1). Menurut guidline dari AHA/ASA Untuk
tatalaksana untuk stroke iskemik secara akut terapi alteplase diberikan pada golden perode yaitu
dalam onset 3 jam pertama setelah serangan. Dimana mekanisme alteplase mengaktifkan plasmin
sehingga memecah tromboemboli, namun pemberiannya harus hati-hati karena resiko
perdarahan, dosis alteplase infus 0,9 mg/kg (dosis maksimal 90 mg) selama 60 menit, dengan
10% dari dosis diberikan sebagai bolus lebih dari 1 menit dan pasien dengan peningkatan
tekanan darah perlu di terapi jika tekanan darahnya lebih dari 220/120 mmHg dengan
menggunakan labetalol, nicardipin dan nitropusid, dan jika tekanan darahnya tidak melebihi
220/120 mmHg tidak perlu di terapi. Namun jika sudah melewati golden terapi atau lebih dari 24
jam maka di gunakan antiplatelet aspirin dengan dosis awal 325 mg atau clopidogrel dengan
dosis awal 300 mg.
Pada kasus ini pasien sudah mengalami stroke lebih dari 28 jam maka untuk terapinya
langsung di berikan antiplatelet yaitu Clopidogrel 75 mg 1x4 tablet Karena dosis awal untuk
clopidogrel yaitu 300 mg sehingga untuk dosisnya sudah benar digunakan untuk penggunaan
dosis awal. Dengan keadaan pasien yang mengalami nyeri lambung dengan mengkonsumsi
omeprazole sehingga pasien tidak diberi antiplatelet aspirin dan di berikan clopidogrel.
Selama di rumah sakit pasien mendapatkan obat Clopidogrel 75 mg 1x4 yang di
konsumsi selama 3 hari dan di lanjutkan dengan dosis 75 mg 1x1, obat farbion injeksi 5000 mg
1x1, Methycobalt 250 mcg, bisoprolol 5 mg dan Candesartan 16 mg. Berdasarkan JNC 8 obat
hipertensi yang di gunakan untuk mencegah terjadinya stroke berulang yaitu golongan ACE-I,
ARB, CCB dan diuretik. Dan dari beberapa jurnal penelitian obat hipertensi yang sering
digunakan yaitu ARB di kombinasi dengan CCB yaitu obat Candesartan di kombinasi dengan
amlodipin, namun pada kasus ini menggunakan bisoprolol sehingga untuk penggunaan obatnya
tidak tepat indikasi untuk pencegahan stroke berulang. Tetapi karena pasien memiliki riwayat
hipertensi jadi mungkin jadi pertimbangan dari dokter untuk menggunakan bisoprolol. Farbion
diinjeksikan melalui intra vena sebanyak 1 x 1 ampul dan Methycobalt 250 mg 1x1 secara oral
diberikan sebagai multivitamin pada syaraf mengandung vitamin B1, vitamin B6 dan vitamin
B12 obat ini digunakan untuk mengatasi gangguan syaraf dan melindungi syaraf.
Tanggal 04 November 2019 pasien pulang, oleh dokter diresepkan obat pulang yaitu
Clopidogrel tablet 75 mg (1x1), Candesartan 16 mg (1x1) dan Bisoprolol fumarate 5 mg (1x1)
dengan konseling pasien harus mengurangi konsumsi garam agar tekanan darahnya terkontrol.
EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN STROKE DI HIGH
CARE UNIT STROKE RUMAH SAKIT “X” TAHUN 2016-2017
BAB VI
REKOMENDASI
Monitoring tekanan darah pasien karena pasien memiliki riwayat Hipertensi dan kondisi
pasien saat pemulihan dari stroke dan pemilihan terapi obat-obatan yang tepat untuk jangka
panjang. Dan pasien dikonseling harus mengurangi konsumsi garam agar tekanan darahnya
terkontrol.
DAFTAR PUSTAKA

Aliah A, Kuswara FF, Limoa RA, Wuysang G. Gambaran umum tentang gangguan peredaran
darah otak. Dalam: Harsono, Editor. Kapita Selekta Neurologi. Edisi ke- 2. Yogyakarta :
Gadjah Mada University Press; 2005. hlm. 81-2.

American Heart Association Statistics Committee and Stroke Statistics Subcommittee. Heart
disease and stroke statistics2015 update: a report from the American Heart Association.
Dallas: American Heart and Stroke Association; 2015.

Cotroneo AM, Castagna A, Putignano S, Lacava R, Fantò F, Monteleone F, et al. Effectiveness


and safety of citicoline in mild vascular cognitive impairment: the IDEALE study.Clin
Interv Aging. 2013;8:131-7

Dipiro, J.T., Talbert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, B.G., Posey, L.M. 2012,
Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach, Sixth Edition, McGraw Hill, New York:
185-214.

Hinkle JL, Guanci MM. Acute ischemic stroke review. J Neurosci Nurs. 2007; 39(5):285-93,
310.

Persatuan Dokter Saraf Indonesia. Guideline stroke. Jakarta: PERDOSSI; 2011. hlm. 32-41.
Syilvia A price, Lorraine M Wilson. Patofisiologi : konsep linis proses-proses penyakit.Ed.
4.Jakarta : Egc;1995.1119-22.

Anda mungkin juga menyukai