NILAI PARAF
JURUSAN FARMASI
II. PRINSIP
Prinsip dari metode granulasi basah adalah membasahi massa tablet dengan
larutan pengikat tertentu sampai mendapat tingkat kebasahan tertentu pula,
kemudian massa basah tersebut digranulasi (Anonim, 2010).
III. TEORI
A. Pengertian Tablet
Menurut FI Edisi IV Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan
obat dengan atau tanpa bahan pengisi.
Menurut FI edisi III 1979 Tablet adalah sediaan padat, dibuat secara
kempa cetak berbentuk rata atau cembung rangkap, umumnya bulat
mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan.
Zat tambahan yang digunakan dapat berfungsi sebagai zat pengisi, zat
pengembang, zat pengikat, zat pelican, zat pembasah atau zat lain yang
cocok.
Menurut Formularium Nasional Edisi II Tablet adalah sediaan padat
kompak, dibuat dengan cara kempa cetakdalam bentuk umumnya tabung
pipih yang kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung obat
dengan atau tanpa zat pengisi.
1. Berdasarkan Prinsip Pembuatan
1. Tablet Kempa
Tablet ini dibuat dengan cara pengempaan dengan memberikan
tekanan tinggi pada serbuk atau granul menggunakan pons atau
cetakan baja.
2. Tablet Cetak
Tablet ini dibuat dengan cara menekan masa serbuk lembab dengan
tekanan rendah pada lubang cetakan. Kepadatan tablet tergantung
pada pembentukan kristal yang terbentuk selama pengeringan, tidak
tergantung pada kekuatan yang diberikan.
3. Berdasarkan Penyalutan
a. Tablet Polos
Dibuat tanpa penyalut, digunakan per oral dengan cara ditelan, pecah
di lambung.
b. Tablet Salut Gula
Tablet salut gula (dragee) adalah tablet kempa yang disalut dengan
beberapa lapisan gula baik berwarna maupun tidak. Tujuannya untuk
melindungi zat aktif terhadap lingkungan udara ( O2, kelembaban ),
menutup rasa dan bau tidak enak, menaikkan penampilan tablet.
Lapisan gula berasal dari suspensi dalam air mengandung serbuk
yang tidak larut, seperti pati, kalsium karbonat, talk, atau titanium
dioksida yang disuspensikan dengan gom akasia atau gelatin.
c. Tablet Salut Film
Tablet salut film adalah tablet kempa yang disalut dengan salut tipis,
bewarna atau tidak dari bahan polimer yang larut dalam air yang
hancur cepat di dalam saluran cerna. Penyalutan tidak perlu berkali-
kali. Disalut dengan hidroksi propil metil selulosa, metil selulosa,
hidroksi propil selulosa, Na-CMC, dan campuran selulosa
asetatftalat dengan PEG yang tidak mengandung air atau
mengandung air.
C. Kelebihan dan Kekurangan
1. Keuntungan
a. Volume dan bentuk kecil sehingga mudah dibawa, disimpan dan
diangkut
b. Memiliki variabilitas sediaan yang rendah. keseragaman lebih
baik
c. Dapat mengandung zat aktif lebih besar dengan bentuk volume
yang lebih kecil
d. Tablet dalam bentuk kering sehingga kestabilan zat aktif lebih
terjaga
e. Dapat dijadikan produk dengan pelepasan yang bisa diatur
f. Tablet sangat cocok untuk zat aktif yang sulit larut dalam air
g. Merupakan sediaan yang mudah diproduksi masal dengan
pengemasan yang mudah dan murah
h. Dapat disalut untuk melindungi rasa yang tidak enak dari sediaan.
2. Kerugian
a. Beberapa pasien tidak dapat menelan tablet
b. Formulasi tablet cukup rumit
c. Zat aktif yang hidroskopis mudah untuk rusak
d. Kebanyakan tablet yang ada dipasaran tidak menutupi rasa pahit/
tidak enak dari obat
F. Kontrol Kualitas
Untuk memperoleh tablet yang baik dan bermutu maka sebelum,
selama dan setelah proses pentablettan harus dilakukan pemeriksaan (in
process control/IPC), meliputi antara lain :
1. Pemeriksaan Sediaan Sebelum Tabletting
a. Kualitas formulasi bahan yang dipakai
b. Homogenitas campuran obat dengan bahan tambahan setelah
proses pencampuran
c. Kualitas granul : fluiditas, moisture content (MC), distribusi ukuran
partikel dan kompressibilitas
2. Pemeriksaan Selama/Setelah Tabletting
a. Penampilan Umum (Organoleptis)
Pengukuran sejumlah data teknis tablet, seperti ukuran (panjang,
lebar, diameter), bentuk, warna, bentuk permukaan, konsistensi dan
cacat fisik, dan tanda-tanda pengenal lainnya (logo, break line,
dsb), bau, ciri-ciri khas lainnya.
b. Keseragaman Kadar
Dilakukan pemeriksaan kadar zat aktif sesuai dengan monografi
masing-masing bahan.
c. Keseragaman Bobot
Tablet tidak bersalut harus memenuhi syarat keseragaman bobot
yang ditetapkan sebagai berikut: Timbang 20 tablet, hitung bobot
rata-rata tiap tablet. Jika di timbang satu persatu, tidak boleh
melebihi dari 2 tablet yang masing-masing bobotnya menyimpang
dari rata-ratanya lebih besar dari harga yang ditetapkan kolom A,
dan tidak satu tabletpun bobotnya menyimpang dari bobot rata-
ratanya lebih dari harga yang ditetapkan kolom B. jika tidak
mencukupi 20 tablet, dapat digunakan 10 tablet; tidak satu
tabletpun yang bobotnya menyimpang lebih besar dari bobot rata-
rata.
Penyimpangan Bobot rata-rata
Bobot rata-rata dalam %
A B
25 mg atau Kurang 15% 30%
26 mg sampai dengan 150 mg 10% 20%
151 mg sampai dengan 300 mg 7,5% 15%
Lebih dari 300 mg 5% 10%
d. Kekerasan Tablet
Diperiksa dengan alat Hardness Tester, yang prinsipnya mengatur
tekanan yang dibutuhkan untuk memecah satu tablet yang
diletakkan dalam alat tersebut. Gunanya untuk mengetahui
ketahanan tablet bila mengalami benturan selama proses
pengemasan dan transportasi. Tablet yang baik kekerasan : min 4
kg
e. Kerapuhan Tablet
Diperiksa dengan alat Friabilator Tester, prinsipnya dengan
mengukur prosentase susut berat tablet setelah diputar dalam alat
tersebut selama 4 menit (rpm 25) atau 100 putaran.
f. Waktu Hancur
Ditentukan dengan alat Disintegration tester, prinsipnya sejumlah
tablet (6 tablet) dimasukkan dalam air atau medium lain dengan
suhu 37o C, dinaik-turunkan, diukur waktunya sampai semua tablet
hancur. Syarat : jika tidak disebutkan lain, tidak boleh lebih dari 15
menit.
g. Kecepatan Kelarutan (desolution)
Diperiksa dengan alat Dissolution tester, pada prinsipnya mengukur
laju pelepasan obat pada media air atau media lain yang sesuai.
Digunakan sebagai dasar menghuji kemanjuran suatu obat secara in
vitro (bioavaibilitas). Terdapat 2 metode/alat pengujian disolusi
obat.
1) Alat 1
Tablet diletakkan dalam keranjang saringan kawat kecil yg
diikatkan pada bagian bawah suatu tongkat yang dihubungkan
pada sebuah motor yg kecepatannya dapat diatur. Keranjang
dicelupkan ke dalam medium disolusi, suhu labu dipertahankan
37o C + 0,5o C, kemudian cairan sampel diambil pada selang
waktu tertentu untuk menentukan jumlah bahan obat yang
terlarut
2) Alat 2
Sama dengan alat 1, hanya keranjangnya diganti dengan
pedal/dayung (paddle) yang berbentuk pisau dan tongkat sebagai
elemen pengaduk.
Dexamethasone Compressi
Tablet Dexamethasone
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya, ditempat sejuk
2 Laktosa 88 mg Pengisi
4 Talkum 3 mg Glidant
1. Amylum Tritici
Pada sediaan ini amilum berfungsi sebagai pengisi dan
penghancur, Sebagai penghancur Amylum ( Strach ) dipilih karena
merupakan penghancur yang paling umum digunakan dengan
pemakaian 1– 20 %. (Ansel, 2005)
Sebagai pengisi, digunakan amylum karena selain untuk
menghemat jenis bahan yang digunakan serta amilum memiliki harga
yang ekonomis dan mudah didapat. Selain itu pemilihan amylum
sebagai pengisi dirasa tepat, karena jika mengganti dengan pengisi yang
lain misalnya laktosa maka akan berpengaruh dengan formula acuan
yang terdapat Mg, Stearat dan akan mengubah formula acuan yang
pada dasarnya sudah diteliti menghasilkan tablet yang baik.
2. Mucilago Na CMC
Pada sediaan ini Mucilago Na CMC berfungsi sebagai pengikat,
digunakan sebanyak 5%.
3. Mg stearate
Pada formula ini digunakan sebagai lubrikan . Mg stearate dipilih
karena merupakan lubrikan yang paling efektif dan digunakan secara
luas dan memiliki daya lubrikan yang baik, telebih jika dikombinasikan
dengan talk (Agoes, 2008).
4. Talkum
Talkum adalah bahan pelincir yang sangat menonjol. Talkum
memiliki keunggulan antara lain berfungsi sebagai bahan pengatur
aliran, bahan pelincir dan bahan pemisah cetakan (Voight, 1995). Talc
berfungsi sebagai glidan yang memperbaiki masa granul dan sebagai
anti adheran untuk mencegah melekatnya masa tablet pada cetakan.
Sebagai glidan digunakan talc dengan kadar 1 % dan sebagai anti
adheran dengan kadar 1 %. Talc merupakan material yang memiliki
sifat antiadherent yang sangat baik.
2. Perhitungan Bahan
Direncanakan bobot 1 tablet = 200 mg
Dibuat sebanyak 100 tablet x 200 = 20.000 mg
3. Penimbangan Bahan
a. Dexamethason 60 mg
b. Lactosa 10560 mg
c. Amylum Tritici 1800 mg
d. Talkum 360 mg
e. Mg Stearat 180 mg
f. Na CMC 5000 mg
g. Air 95 ml
4. Farmakologi Zat Berkhasiat
a. Farmakologi
Secara farmakologi, dexamethasone merupakan kortikosteroid
adrenal sintetis. Dexamethasone memiliki efek glukokortikoid yang
poten, namun efek mineralokortikoid minimal.
b. Farmakodinamik
Dexamethasone dapat melewati membran sel dan berikatan dengan
reseptor glukokortikoid di sitoplasma. Kompleks antara
dexamethasone dan reseptor glukokortikoid ini dapat berikatan
dengan DNA sehingga terjadi modifikasi transkripsi dan sintesis
protein. Akibatnya, infiltrasi leukosit terhambat, mediator inflamasi
terganggu, dan edema jaringan berkurang.
Selain itu, dexamethasone juga menghambat phospholipase A2,
menyebabkan tidak terbentuk prostaglandin dan leukotrien yang
merupakan mediator inflamasi kuat.
Efek dexamethasone lainnya adalah meningkatkan sintesis
surfaktan, memperbaiki mikrosirkulasi pada paru, meningkatkan
konsentrasi vitamin A dalam serum, dan menghambat mitosis.
c. Farmakokinetik
Farmakokinetik dexamethasone cukup baik, dengan onset kerja
obat bergantung pada rute pemberian. Durasi kerja dexamethasone
sekitar 72 jam.
5. Monografi Zat
a. Dexamethason
Identifikasi :
1) spektum serapan inframerah yang telah di keringkan dan
dipersiapkan dalam kalium bromida P menunjukan maksimum
hanya pada panjang gelombang yang sama seperti pada
dexsametason BPFL. Jika menunjukan perbedaan, secara terpisah
di larutan sebagai zat uji dan pembaku pembanding dalam
asetonitril p, uapkan masing-masing larutan hingga kering dan
residu diuji kembali.
2) spektum serapan ultraviolet larutan ( 1 dalam 100.000) dalam
methanol p menunjukan maksimum dan minimum pada panjang
gelombong yang sama seperti pada dexsametason BPFI. Daya
serap masing-masing dihitung terhap zat yang telah dikeringkan
pada panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang 239 nm,
berbeda tidak lebih dari 3,0%.
Rotasi jenis : <1081> antara +720 dan +800 , dihitung terhadap
zat yang telah dikeringkan lakukan penetapan terhadap larutan
yang mengandung 100 mg dalam 10 ml dioskan P.
Susut pengeringan : <1121> tidak kurang dari 0,5%, lakukan
pengeringan. pada suhu 1050 selama 3 jam
Sisa pemijaran : <301> tidak lebih dari 0,2%, lakukan
penetapan menggunakan 250 mg.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik.
b. Amylum
Sinonim : Pati
Nama Kimia : Starch (9005-25-8)
Serbuk halus warna putih sampai putih tua, tidak bau, tidak berasa.
Praktis tidak larut dalam etanol 96% dan dalam air dingin. Pati
mengembang seketika dalam air sekitar 5-10% pada suhu 3780 C. Pati
menjadi larut dalam air panas pada suhu di atas suhu gelatinasi
Stabilitas : pati kering stabil jika dilindungi dari kelembaban
tinggi. Pati dianggap sebagai bahan kimia dan mikrobiologi pada
kondisi penyimpanan di bawah normal. Larutan amylum atau pasta
amylum tidak stabil dan mudah dimetabolisme oleh mikroorganisme,
karena itu untuk granulasi basah harus selalu dibuat baru. Pati harus
disimpan dalam wadah kedap udara di tempat sejuk dan kering
Inkompatibilitas : Pati tidak kompatibel dengan zat pengoksidasi
kuat
Penyimpanan : Dalam tempat sejuk dan kering
Kegunaan : Desintegran 3-25%
c. Lactosa
Sinonim: Sacharum lactis
d. Talcum
Sinonim : Talcum Venetum
Nama Kimia : Talk (14807-96-6)
Sangat halus, warna putih sampai putih keabu-abuan, tidak berbau,
berkilat mudah melekat pada kulit dan bebas dari butiran. Tidak larut
dalam hampir semua pelarut. Talk merupakan bahan yang stabil, dapat
disterilisasi dengan pemanasan sampai 1600 C tidak kurang dari 1 jam.
Dapat juga disterilkan dengan gas etilen oxide atau gama radiasi
Inkompatibilitas : inkompatibel dengan kandungan ammonium
kwartener
Penyimpanan : talk harus disimpan dalam wadah tertutup rapat
dan tempat kering
Kegunaan : Glidan (1,0%-10%)
e. Magnesium Stearat (Handbook of pharmaceutical excipients 6th
edition hal 404-407).
Rumus molekul : C36H70MgO4.
Berat Molekul : 591.24.
Magnesium stearate sangat baik, putih bercahaya, endapan atau
gilingan, serbuk ringan dari bobot jenis besar yang rendah, dan rasa
yang ciri khas. berminyak untuk disentuh dan mudah menempel pada
kulit.
Praktis tidak larut dalam etanol, etanol (95%), eter dan air; sedikit
larut dalam benzene panas dan etanol panas (95%). Suhu lebur : 117-
1500C. Berat Jenis : 0.159g/cm3 .
OTT : Dengan asam kuat, basa, dan garam iron. Hindari campuran
dengan bahan oksidator kuat. Magnesium stearate tidak bisa digunakan
pada produk yang mengandung aspirin, beberapa vitamin, dan
kebanyakan garam alkaloidal.
Kondisi Penyimpanan : disimpan dalam wadah tertutup baik pada
tempat yang sejuk, tempat kering. Kegunaannya sebagai Lubrikan ¼-
2%.
f. Na CMC (Handbook Of Pharmaceutical Exipent edisiVI halaman
120)
Serbuk atau granul, putih sampai krem, higroskopis. Mudah terdispersi
dalam air membentuk larutan koloida, tidaklarut dalam etanol, eter, dan
pelarut organik lain. Larutan stabil pada pH 2-10, pengendapan terjadi
padapH dibawah 2. Viskositas larutan berkurang dengan cepat jika pH
diatas 10. Stabilitasnya Menunjukanviskositas dan stabilitas maksimum
pada pH 7-9. Bisa disterilisasi dalam kondisi kering padasuhu 160
selama 1 jam, tapi terjadi pengurangan viskositas. Keguanaan Sebagai
Suspending agent, bahan penolong tablet, peningkat.
VII.PROSEDUR KERJA
1. Pembuatan larutan pengikat
Pembuatan Mucilago Na CMC :
Timbang sebanyak 5000 mg, Na CMC
Masukkan air panas ke dalam mortir sebanyak 95 ml, taburkan
Na CMC yang sudah ditimbang diatasnya. Tunggu hingga
mengembang, gerus sampai homogen.
Mucilago Na CMC masukkan ke dalam beaker glass
Cara pengukuran
Alat yang digunakan :Stopwatch, corong
Syarat : tidak boleh >10 detik untuk granul sejumlah 10
gram
Prosedur :
Granul ditimbang 10 gram
Granul dimasukkan kedalam corong yang bagian bawahnya
ditutup lebih dahulu
Setelah seluruh granul masuk, siapkan stopwatch lalu buka
tutup bagian bawah corong lalu biarkan granul mengalir.
Hitung kecepatan alir menggunkan stopwatch . Waktu alir
tidak boleh lebih dari 1 detik
Hasil :
W
Kecepatan
(massa t (waktu)
Alir
granul)
1 2 3 1 2 3
V 1+V 2+V 3
Vrata-rata =
3
Rata-rata 7,81+7,81+ 8,93
=
3
= 8,18 gr/s (mudah mengalir)
w
Kecepatan Alir =
t
d. Uji Kompresibilitas
Kompresibilitas adalah kemampuan granul untuk tetap kompak dengan
adanya tekanan. Uji kompresibility dilakukan dengan alat yang disebut
bulkdensity
Rumus :
Persen kompresibility dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
( BJMampat – BJBulk ) x 100 %
%kompresibilitas =
BJ Mampat
10 10
=
( 14 15 )
– x 100 %
10
14
( 0,71−0,67 ) x 100 %
=
0,71
0,04 x 100 %
= 0,71
= 5, 63 % (sangat baik)
12-16 Baik
23-35 Buuruk
Hasil :
Volume sebelum Volume setelah
Massa
pemampatan pemampatan
10 g 15 ml 14 ml
Massa
BJ Bulk =
Volume sebelum pemampatan
Volumesebelumpemampatan
BJ Mampat =
Volume setelah pemampatan
1 2 3 1 2 3 1 2 3
Tan α = Tan α = h
Tan α =
r
h h
1,3
Sudut r r =
2,5
Diam 1,8 1,3 2,7 3,25 2,5 1,3 1
1 cm = = = 0,52
cm cm cm cm cm 2,7 3,25
α = tan-10,52
= 0,48 = 0,30
= 27,47
α = tan-10,48 α = tan-10,30
= 25,64 = 16,69
25,64+16,69+27,47
αrata-rata =
3
Rata-rata
69,8
= = 23,27 (sangat baik) < 25
3
h
Tan α =
r
3) Evaluasi Tablet
Pemeriksaan Organoleptik (Ansel, 1989)
Pemeriksaan organeleptik meliputi warna, rasa, bau, penampilan
(mengkilap atau kusam), tekstur permukaan (halus atau kasar), derajat
kecacatan seperti serpihan, dan kontaminasi benda asing (rambut, tetesan
minyak, kotoran). Warna yang tidak seragam dan adanya kecacatan pada
tablet selain dapat menurunkan nilai estetikanya juga dapat menimbulkan
persepsi adanya ketidak seragaman kandungan dan kualitas produk yang
buruk.
Hasil :
No Pemeriksaan Organoleptik Hasil
1 Warna
2 Rasa
3 Bau
4 Penampilan
5 Tekstur Permukaan
Keseragaman Ukuran
Ukuran tablet meliputi diameter dan ketebalan. Ketebalan inilah yang
berhubungan dengan proses pembuatan tablet, karena harus terkontrol
sampai perbedaan 5 % dari nilai rata-rata. Pengontrolan ketebalan
tablet diperlukan agar dapat diterima oleh konsumen dan dapat
mempermudah pengemasan.
No Diameter Tebal
1 1,02 0,22
2 0,93 0,245
3 1,1 0,225
4 1,005 0,25
5 1,09 0,21
6 1,05 0,22
7 1,095 0,215
8 1,005 0,28
9 1,08 0,265
10 1,09 0,26
11 1,09 0,205
12 1,09 0,29
13 1,09 0,29
14 1,095 0,23
15 1,09 0,295
16 1,09 0,285
17 1,01 0,21
18 1,09 0,21
19 1,09 0,22
20 1,09 0,21
Keseragaman Bobot
Tablet tidak bersalut harus memenuhi syarat keseragaman bobot yang
ditetapkan sebagai berikut: Timbang 20 tablet, hitung bobot rata-rata
tiap tablet. Jika di timbang satu persatu, tidak boleh melebihi dari 2
tablet yang masing-masing bobotnya menyimpang dari bobot rata-
ratanya lebih besar dari harga yang ditetapkan kolom A, dan tidak satu
tabletpun bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih dari
harga yang ditetapkan kolom B. jika tidak mencukupi 20 tablet, dapat
digunakan 10 tablet; tidak satu tabletpun yang bobotnya menyimpang
lebih besar dari bobot rata-rata.
A B
W total = 4,036 gr
4,036
Wrata-rata = = 0,2018 gr
20
W1
Rumus = X 100 %
WT
No No
1 0,2283 11 0,2199
X 100 % = 5,65 % X 100 % = 5,44 %
4,036 4,036
2 0,2208 12 0,2339
X 100 % = 5,47 % X 100 % = 5,79 %
4,036 4,036
3 0,1774 13 0,1989
X 100 % = 4,39 % X 100 % = 4,92 %
4,036 4,036
4 0,2469 14 0,1656
X 100 % = 6,11 % X 100 % = 4,10 %
4,036 4,036
5 0,2094 15 0,2109
X 100 % = 5,18 % X 100 % = 5,22 %
4,036 4,036
6 0,1971 16 0,1826
X 100 % = 4,88 % X 100 % = 4,52
4,036 4,036
%
7 0,2141 17 0,1886
X 100 % = 5,30 % X 100 % = 4,67 %
4,036 4,036
8 0,1856 18 0,2063
X 100 % = 4,59 % X 100 % = 5,11 %
4,036 4,036
9 0,1765 19 0,2020
X 100 % = 4,37 % X 100 % = 5,00 %
4,036 4,036
10 0,1987 20 0,1725
X 100 % = 4,92 % X 100 % = 4,27 %
4,036 4,036
Kekerasan tablet
Tablet harus mempunyai kekuatan dan kekerasan tertentu serta dapat
bertahan dari berbagai goncangan mekanik pada saat pembuatan,
pengepa kan dan transportasi. Alat yang biasa digunakan adalah
hardness tester (Banker and Anderson, 1984). Kekerasan adalah
parameter yang menggambarkan ketahanan tablet dalam melawan
tekanan mekanik seperti goncangan, kikisan dan terjadi keretakan talet
selama pembungkusan, pengangkutan dan pemakaian. Kekerasan ini
dipakai sebagai ukuran dari tekanan pengempaan (Parrott,
1971).Keseragaman minimum 4 kg diukur dengan alat Hardness
tester.
Caranya :
Ambil masing-masing 6 tablet dari tiap batch , yang kemudian diukur
kekerasanya dengan alat pengukur kekerasan tablet. Letakkan sebuah
tablet dengan posisi tegak diantara anvit dan punch, lalu tablet dijepit
dengan cara memutar sampai tablet pecah dan retak. Pada saat tersebut
angka yang ditunjukkan oleh jarum adalah kekerasan tablet tersebut.
Friabilitas atau kerapuhan tablet
Friabilitas dinyatakan dengan presentase selisih bobot sebelum dan
sesudah pengujian dibagi dengan bobot mula-mula .
Alat yang digunakan : Friabilator
Cara pengukuran :
Tablet yang akan diuji sebanyak 20 tablet, terlebih dahulu dibersihkan
dari sebunya dan ditimbang dengan seksama. Tablet tersebut
selanjutnya dimasukkan ke dalam friabilator dan diputar sebnayak
100 kali putaran selama 4 menit , jadi kecepatan putaranya 25 putaran
per menit. Setelah selesai, keluarkan tablet dari alat, bersihkan dari
debu dan timbang kembali seluruh tablet dengan seksama. Kemudian
hitung persentase kehilangan bobot sebelum dan sesudah perlakuan
Bobot sebelum perlakuan = 4,036
Bobot sesudah perlakuan = 4,0081
4,036−4,0081
% kehilangan = X 100 %
4,036
0,0279
= X 100%
4,036
= 0,69 %
Direktorat Jenderal POM Depkes RI. 1994. Farmakope Indonesia Edisi IV.
Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia
30032021K3 032023
TANGGAL FORMULA TANGGAL PRODUKSI
Maret 2021 Maret 2021
GRANULASI BASAH
LAMPIRAN
Design Kotak
Etiket
Brosur
DEXAPHARM R
Tablet Dexamethason 0,5 mg
Komposisi
Tiap 1 tablet mengandung :
Dexamethason 0,5 mg
Indikasi
Untuk meredakan peradangan, rhintis alergi berupa gatal-gatal pada kulit,
dermatitis kontak, asma bronkhial.
Kontra indikasi
Infeksi fungsi sistemik. Herpes simplek okuler. Gangguan ginjal dan hati,
kehamilan dan menyusui.
Efek Samping
Gangguan elektrolit dan cairan tubuh, perubahan siklus menstruasi,
gangguan tidur, pusing, sakit kepala, sakit perut, mual, muntah, mata kabur,
dan depresi.
Dosis
2 sampai 4 kali sehari 1 sampai 5 tablet
NO.REG : DKL2012324410A1
NO.BATCH : 30032021K3
Mfg.Date : MARET 2021 PT. Srikandi Jaya Pharma
EXP : MARET 2023 Palembang-Indonesia
LAMPIRAN
Granulasi
Evaluasi Tablet