Disusun Oleh :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
PO.71.39.0.14.0.27
PO.71.39.0.14.028
PO.71.39.0.14.029
PO.71.39.0.14.030
PO.71.39.0.14.031
PO.71.39.0.14.032
Kelas :
Reguler II A
Dosen Pembimbing :
Drs. Sadakata Sinulingga, Apt
Nilai
Paraf
TUJUAN
Untuk mengetahui pembuatan tablet Paracetamol dengan metode
granulasi basah
dapat
berbeda
ukuran,
bentuk,
berat,
kekerasan,
dan
tekanan
tinggi
pengempaan
pada
serbuk
atau
dengan
granul
yang
penggunaanya
dengan
pengobatan lokal.
g. Tablet Implantasi
Tablet implantasi, yaitu tablet steril yang diberikan atau
diletakkan dibaawah kulit.
C. Kriteria Tablet
1. Harus mengandung zat aktif dan nonaktif yang memenuhi
persyaratan.
2. Harus mengandung zat aktif yang homogen dan stabil
3. Keadaan fisik harus cukup kuat terhadap gangguan fisik atau
mekanik
4. Keseragaman
5.
6.
7.
8.
9.
bobot
dan
penampilan
harus
memenuhi
persyaratan
Waktu hancur dan laju disolusi harus memenuhi persyaratan
Harus stabil terhadap udara dan suhu lingkungan
Bebas dari kerusakan fisik
Stabilitas kimiawi dan fisik cukup lama selama penyimpanan
Zat aktif harus dapat dilepaskan secara homogen dalam waktu
tertentu
10. Tablet memenuhi persyaratan Farmakope yang berlaku
D. Keuntungan dan Kerugian Tablet
1. Keuntungan
a. Volume dan bentuk kecil sehingga mudah dibawa, disimpan
dan diangkut
b. Memiliki variabilitas sediaan yang rendah. keseragaman lebih
baik
c. Dapat mengandung zat aktif lebih besar dengan bentuk
volume yang lebih kecil
d. Tablet dalam bentuk kering sehingga kestabilan zat aktif lebih
terjaga
menjadi
granul,
pengeringan,
pengayakan
kering,
langsung
digunakan
untuk
memperkenalkan
setelah
kompresi
atau
beberapa
hari
kemudian.
kering
(binder),
pengikat
kering
ditambahkan
b.
3) Sukrosa 2-25 %
Pengikat Basah ( Adhesive), ditambahkan dalam bentuk
larutan atau suspensi, contoh pengikat basah yang sering
digunakan:
1) Derivat selulosa 1-5 %
2) Gelatin 1-5 %
3) Pasta amylum 1-5 %
4) Natrium Alginat 2-5 %
3. Penghancur
Zat inert secar farmakologi yang ditambahkan pada massa
untuk membantu mempercepat waktu hancur tablet dalam saluran
cerna, zat disintegran dapat ditambahkan sebagai fasa dalam
yang disebut sebagai fasa dalam yang disebut sebagai bahan
internal dan sebagai fasa luar yang disebut bahan eksternal.
a. Amylum/Kanji
b. Mikrokristalin Selulosa
c. Explotab
d. Kombinasi Asam (Tablet Effervesescent)
4. Pelincir
Zat yang memungkinkan aliran bahkan memasuki cetakan
tablet dan mencegah melekat nya bahan pada punch dan die
membuat tablet menjadi bagus dan mengkilap. (Ansel hal 246247)
a. Talcum
b. PEG
c. Asam Stearat
d. Mg Stearat
5. Pewarna
Pemberi rasa dan pemanis , penggunaan zat warna dan
pemanis digunakan untuk menutupi warna obat yang kurang baik ,
(dentifikasi hasil produksi dan membuat suatu produk menjadi
lebih menarik). Dibentuknya rasa , agar dapat mengurangi rasa
pahit , khusus yang sulit menelan tablet dan member rasa untuk
tablet kunyah. (Lachman hal 679-704)
H. Kontrol Kualitas
Untuk memperoleh tablet yang baik dan bermutu maka sebelum,
selama dan setelah proses pentablettan harus dilakukan pemeriksaan
(in process control/IPC), meliputi antara lain :
f.
Waktu Hancur
Ditentukan dengan alat Disintegration tester, prinsipnya
sejumlah tablet (6 tablet) dimasukkan dalam air atau medium
lain dengan suhu 37o C, dinaik-turunkan, diukur waktunya
sampai semua tablet hancur. Syarat : jika tidak disebutkan
lain, tidak boleh lebih dari 15 menit.
dengan
alat
Dissolution
tester,
pada
Item
1
2
3
4
5
6
B. Formulasi Modifikasi
Material Name
Acetaminophen (crystalline)
AvicelTM PH102
Kollidon VA 64
Kollidon CL
PEG-6000 (powder)
Aerosil 200
1. Formulasi Usulan
No.
1
2
3
4
5
Nama Bahan
Paracetamol
Lactosa
Gelatin 3%
Amylum Oryzae
Talcum
Kadar
250 mg
qs
7%
10 %
2%
Keterangan
Zat aktif
Pengisi
Pengikat
Penghancur
Pelincir
menghambat
impuls/rangsang
nyeri
di
perifer.
(parasetamol)
sering
digunakan
untuk
b. Farmakodinamik
Efek analgesic Paracetamol serupa dengan salisilat yaitu
menghilangkan atau mengurangi nyeri ringan sampai sedang.
Keduanya menurunkan suhu tubuh dengan mekanisme yang
diduga juga berdasarkan efek sentral seperti salisilat. Efek
antiinflamasinya sangat lemah, oleh karena itu Paracetamol
tidak digunakan sebagai antireumatik.
Paracetamol
merupakan
penghambat
biosintesis
hati,
dan
benzokuinoneimine),
biasanya
diproduksi
dalam
Nama
: Paracetamol
Nama Lain
: Acetaminophen
Nama Kimia
: n-acetil-4-aminofenol
Pemerian
Suhu Lebur
: 1690 C 1720 C
pH
Kelarutan
Stabilitas
:
Terhidrolisis pada pH minimal 5-7
Penyimpanan
b. Lactosa
Nama
Sinonim
Nama Kimia
Rumus Molekul
Pemerian
Suhu Lebur
Kelarutan
Stabilitas
: Lactosa
: Lactosum
: O--D-galactopyranosyl-(1 4)--Dglucopyranose
: C12H22O11
: serbuk atau partikel kristal berwarna putih,
rasa manis, tidak bau
: 2320 C
: larut dalam air, sedikit larut dalam etanol
95% dan eter
: laktosa dapat berubah warna menjadi
cokelat dalam penyimpanan. Hal tersebut
dapat disebabkan oleh panas, kondisi
Inkompatibilitas
Penyimpanan
Kegunaan
c. Amylum
Nama
Sinonim
Nama Kimia
Pemerian
Kelarutan
: Amylum
: Pati
: Starch (9005-25-8)
: serbuk halus warna putih sampai putih tua,
tidak bau, tidak berasa
: praktis tidak larut dalam etanol 96% dan
dalam air dingin. Pati mengembang
seketika dalam air sekitar 5-10% pada
suhu 3780 C. Pati menjadi larut dalam air
Stabilitas
dimetabolisme
oleh
Kelarutan
Stabilitas
berair
dapat
mengalami
kekuatan gel
: inkompatibel dengan asam atau basa,
gelatin juga merupakan protein yang dapat
dihidrolisa oleh sistem proteulitis. Gelatin
juga bereaksi dengan aldehida dan gula
aldehida,
polimer
anion
dan
kation
Kelarutan
Stabilitas
fenat
: dalam wadah tertutup baik
: Pengikat
: Talk
: Talcum Venetum
: Talk (14807-96-6)
: sangat halus, warna putih sampai putih
keabu-abuan, tidak berbau, berkilat mudah
melekat pada kulit dan bebas dari butiran
: tidak larut dalam hampir semua pelarut
: talk merupakan bahan yang stabil, dapat
disterilisasi dengan pemanasan sampai
1600 C tidak kurang dari 1 jam. Dapat juga
disterilkan dengan gas etilen oxide atau
gama radiasi
: inkompatibel dengan kandungan
ammonium kwartener
Penyimpanan
: talk harus disimpan dalam wadah tertutup
rapat dan tempat kering
Kegunaan
: Glidan (1,0%-10%)
4. Perhitungan dan Penimbangan
a. Perhitungan Bahan
1. Bobot 1 tablet
= 700 mg
2. Dibuat sebanyak
= 100 tab
Inkompatibilitas
Dilebihkan 20%
3. Bobot seluruh
a) Acetaminophen
20
(100 100
)+100
= 120 tablet
= 700 mg x 120 tab = 84000 mg
= 250 mg x 120 tab = 30000 mg
b) Gelatin
= 7/100 x 84000 = 5880 mg
Untuk Pasta Gelatin
Gelatin 3% = 3/100 x 5880 mg
= 176,4 mg
200 mg
Air
= 5880 200
= 5680 mg
5,68 ml
c) Amylum Oryzae = 10/100 x 84000 = 8400 mg
d) Talcum
= 2/100 x 84000 = 1680 mg
e) Lactosa
= 84000 - (30000 + 5880 + 8400 +
1680)
= 84000 45960
= 38040 mg
b. Penimbangan Bahan
1) Acetaminophen
2) Lactosa
3) Gelatin
Untuk Pasta Gelatin
Gelatin 3%
Air
4) Amylum Oryzae
5) Talcum
= 30000 mg
= 38040 mg
= 5880 mg
= 176,4 mg
= 5,68 ml
= 8400 mg
= 1680 mg
38050 mg
200 mg
5,7 ml
1700 mg
Alat
Bahan
Mortir
Stamper
Gelas ukur
Erlenmeyer
Baker glass
Corong gelas
Botol warna coklat
(beserta tutup)
Neraca analitik gram
Neraca analitik
miligram
Anak timbangan
Sendok spatula
Perkamen
Pemanas air ( kompor
Acetaminophenum
Lactosum
Gelatin
Amylum Oryzae
Talc
Aquadest
V. PROSEDUR KERJA
1. Pembuatan larutan pengikat
Pembuatan pasta gelatin :
Timbang sebanyak 200 mg serbuk gelatin
Taburkan serbuk gelatin di atas 5,7 ml air dingin
Tunggu sampai gelatin mengembang
Panaskan di atas penangas air sampai larut
Timbang berat pasta gelatin, kekurangan berat ditambah
dengan air panas
2. Pencampuran dan peracikan
Timbang semua bahan yang diperlukan
Campurkan Acetaminophen, laktosa dan amylum oryzae dalam
lumpang, gerus homogen
3. Granulasi basah
Tambahkan sedikit demi sedikit pasta gelatin ke dalam massa
serbuk, aduk dan gerus hingga homogen
Setelah massa kenyal dan dapat dikepal massa siap untuk di
granul
d.
Uji Kompresibilitas
Timbang 100 gr granul masukkan kedalam gelas ukur
dan dicatat volumenya, kemudian granul dimampatkan
sebanyak 500 kali ketukan dengan alat uji, catat volume uji
seblum dimampatkan (Vo) dan volume setelah dimampatkan
dengan pengetukan sebanyak 500 kali (V).
Perhitungan I = Vo - V/Vo x 100% (Aulton, 1988;
Liebermann & Lachman, 1986)
2. Evaluasi Tablet
a. Keseragaman bobot
Dari seluruh yang jadi, diambil 20 tablet untuk dilakukan
uji keseragaman bobot degan persyaratan yang telah di
tetapkan oleh Farmakope Indonesia Edisi III sebagai berikut:
Bobot Rata-Rata
(Mg)
2mg atau kurang
25 mg - 150 mg
151 mg - 300 mg
Lebih dari 300 mg
7,5
5
15
10
Bobot Tablet
Standar Deviasi
Bobot rata-rata
Tablet =
% Standar Deviasi =
[(Berat Tablet-Berat
Tablet Rata-Rata) /
Berat Tablet Rata-Rata]
100%
Dari hasil penimbangan dan perhitungan % Standar
Deviasi yang kemudian dikorelasikan dengan persyaratan
keseragaman bobot yang di syaratkan FI Edisi III, untuk tablet
dengan berat 151-300 mg tidak boleh lebih dari dua tablet
yang masing-masing bobotnya menyimpang dari bobot rataratanya 7,5%, dan tidak 1 tablet pun yang bobotnya
menyimpang dari bobt rata-ratanya lebih dari 15%.
b. Keseragaman Ukuran
Diambil 20 tablet CTM yang ada secara random. Lalu
dilakukan uji diameter dan ketebalan tablet sehingga didapat
hasil:
No
1
2
3
4
Diameter
Ketebalan
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Uji ini dapat dilakukan dengan menggunakan jangka
sorong. Farmakope mensyaratkan untuk diameter tablet tidak
boleh lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1/3 tebal tablet.
Diuji pada 20 tablet yang diambil dengan metode random.
c. Kekerasan tablet
Uji kekerasan tablet dilakukan dengan menggunakan alat
Hardness Tester. Sebanyak 20 tablet Paracetamol digunakan
untuk uji ini.
Dari hasil percobaan didapatkan hasil sebagai berikut:
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Kekerasan
No
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Kekerasan
d. Kerenyahan tablet
Pengujian kerenyahan dilakukan dengan alat friabilata.
Dilakukan terhadap 20 tablet yang dipilih secara random. Diuji
dengan friabilator dengan 100 kali bantingan.
Friabilitas=
Waktu Hancur
A. Hasil
1. Hasil Jumlah Tablet
a. Berat Tablet Total Teoritis
= 60,0 g
b.
c.
d.
e.
f.
2. Evaluasi Granul
Adapun evaluasi granul yang telah dilakukan adalah sebagai
berikut:
a. Aliran
1. Metode Corong
Masukkan 10 g granul ke dalam corong kaca.
Setelah dihitung waktu alirannya ternyata 2,35 detik.
Sehingga alirannya dapat dikatakan sukar.
Kecepatan alir = w/t (gram/detik)
= 10/2,35 = 4,255 g/s
2. Metode Sudut Istirahat
Masukkan 10 g granul ke dalam
corong
10092
X 100
100
%T= 8%
Sehingga didapat T% =8%, maka granul memiliki aliran
yang baik.
c. Bobot Jenis
1. Bobot Jenis Nyata
Diameter (cm)
1,260
1,255
1,240
1,240
1,265
1,270
1,275
1,260
1,260
1,265
1,255
1,255
1,250
1,240
1,250
1,260
1,260
1,265
1,270
1,270
25,1650
Tebal (cm)
0,340
0,450
0,415
0,480
0,430
0,420
0,410
0,445
0,415
0,410
0,410
0,410
0,440
0,460
0,400
0,490
0,420
0,450
0,420
0,495
8,610
Rata-rata
1,25825
0,4305
{1
0,3917
}
x 100%
0,545
C = 28,128%
Sehingga didapat C = 28,128%, maka granul memiliki
aliran yang buruk.
3. Evaluasi Tablet Jadi
a. Keseragaman Ukuran
Hasil Uji Keseragaman Ukuran
Keseragaman ukuran kecuali dinyatakan lain, diameter tablet
tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 1/3 tebal tablet
(Depkes RI, 1979).
Tebal Tablet (h)
Diameter yang disyaratkan
= 0,4305 cm
= (1 1/3 3) x h
= (1 1/3 3 ) x 0,4305 cm
= 0,5740 1,2915 cm
b. Keseragaman Bobot
Hasil Uji Keseragaman Bobot
Tablet ke-
Bobot (g)
%Penyimpangan
0,4491
2,242%
0,4599
0,108%
0,4635
0,892%
0,4790
4,266%
0,5403
17,609%
0,4624
0,653%
0,4376
4,745%
0,4458
2,960
0,4434
3,482%
10
0,4504
1,959%
11
0,4569
0,544%
12
0,4781
4,070%
13
0,4610
0,348%
14
0,4452
3,090%
15
0,4523
1,545%
16
0,4509
1,850%
17
0,4491
2,242%
18
0,4624
0,653%
19
0,4491
2,242%
20
0,4523
1,545%
Jumlah ()
9,1887
57,045%
Rata-rata
0,4594
2,852%
Berat 20 tablet
= 9,0925 g
Rata-rata berat per tablet =
9,0925
gr
=0,4546
=454 mg/tab
20 tab
tab
Range A = 459,4 + 5% = 482,37 mg
459,4 5% = 436,43 mg
Range B = 459,4 + 10%= 505,34 mg
459,4 10% = 413,46 mg
Jadi, range nya adalah 436,43 mg - 482,37 mg dan 413,46 mg
505,34 mg.
c. Kekerasan
Hasil Uji Kekerasan
Tablet ke1
2
3
4
5
Kekerasan
2,0
1,0
1,0
1,5
2,0
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
1,0
1,5
1,5
1,0
1,5
2,0
2,0
2,0
2,0
1,0
1,0
1,5
1,5
1,0
20
Jumlah ()
Rata-rata
2,0
30
1,50
= 9,54 g
= 8,6814 g
W 1W 2
=
W1
=
0,8586
X 100
9,54
= 9%
e. Waktu Hancur
Hasil Uji Waktu Hancur
Tablet keWaktu Hancur (menit)
1
1,09
2
1,16
3
1,56
4
1,49
5
1,92
6
1,05
Jumlah ()
8,27
Rata-rata
1,378
Tablet dimasukkan ke dalam alat Disintegration Tester
didapat waktu hancur yaitu 1 menit 37,8 detik. Waktuhancur
tablet memenuhi persyaratan yaitu tidak lebih dari 15 menit
untuk tablet biasa.
B. Pembahasan
Pada praktikum kali ini dibuat tablet dengan metode granulasi
basah dengan perhitungan 100 tablet dan dilebihkan 20% sehingga
totalnya menjadi 120 tablet.Pada kenyataannya, tablet yang dihasilkan
hanya 80 tablet.Hal ini dapat disebabkan karena mahasiswa kurang teliti
dalam menimbang, berkurangnya bahan pada saat penggranulan,
adanya bahan obat yang tertinggal dicetakan, dan hancurnya tablet pada
saat pencetakan. Dari hasil evaluasi tablet, didapat keseragaman ukuran
yang memenuhi persyaratan Farmakope Indonesia edisi III yaitu
diameter tablet 1,258 cm. Dalam perhitungan range diameter 0,5740
1,2915 cm. hasil uji keseragaman bobot yang didapat ketika tablet
ditimbang satu per satu, tidak ada lebih dari satu tablet yang masingmasing bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar dari
5%, tetapi ada satu tablet yang bobotnya menyimpang dari bobot rataratanya lebih dari 10% (Depkes RI,1979).
Hasil evaluasi kekerasan rata-rata tablet yaitu, 1,50 kg, kekerasan
tablet ini tidak memenuhi persyaratan karena kekerasan tablet minimal
adalah 4 kg. hal ini disebabkan faktor tenaga dalam menarik tuas
mempengaruhi kekerasan dari tablet itu sendiri, serta kerapatan dan
tekanan pada saat pengempaan juga mengakibatkan suatu tablet
menjadi keras. Tablet harus mempunyai kekuatan atau kekerasan yang
tertentu agar dapat bertahan dalam berbagai guncangan mekanik pada
saat pembuatan, pengepakan, dan pengapalan.kekerasan yang cukup
dari suatu tablet merupakan salah satu persyaratan penting dari suatu
tablet. Factor-faktor yang mempengaruhi kekerasan tablet adalah
tekanan kompresi dan sifat bahan yang dikempa. Kekerasan ini yang
dipakai sebagai ukuran dari tekanan pengempaan. Semakin besar
tekanan yang diberikan saat pengempaan akan meningkatkan kekerasan
tablet. pada umumnya tablet dikatakan baik apabila mempunyai
kekerasan antara 4-8 kg (Parrott,1970). Kekerasan tablet kurang dari 4
kg masih dapat diterima asalkan kerapuhannya tidak melebihi batas
yang ditetapkan. Tetapi biasanya tablet yang tidak keras akan
mengalami kerapuhan pada saat pengemasan dan transportasi
(Rhoihana, 2008).
Hasil evaluasi kerapuhandidapat 9%, kerenyahan tablet ini tidak
memenuhi persyaratan karena kerapuhan yang diperbolehkan tidak
boleh lebih dari 1%.Kehilangan berat yang dibenarkan yaitu lebih kecil
dari 0,5% sampai 1% (Lachman, dkk, 1994).
Hasil evaluasi waktu hancur didapat waktu hancur yaitu 1 menit
37,8 detik. Waktu hancur tablet memenuhi persyaratan yaitu tidak lebih
dari 15 menit untuk tablet biasa.
Berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan, hasil akhir dari Tablet
Paracetamol yaitu cukup baik dari keseragaman ukuran dan waktu
hancur, tetapi dari hasil keseragaman bobot, kekerasan dan kerapuhan
tablet, belum memenuhi persyaratan. Oleh karena itu dapat disimpulkan
bahwa sediaan Tablet Paracetamol yang telah dibuat oleh kelompok VI(
enam ) belum layak untuk diperjual belikan kepada masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Anief, Moh. 2004. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta : Gadjah Mada University
Press.
Ansel, Howard C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, edisi
keempat. Jakarta : UI-Press.
Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia Ed III.Jakarta: Depkes RI.
Wade, Ainley and Paul J Weller. 1994. Handbook of Pharmaceutical
excipients, Ed II. London: The Pharmaceutical Press Department of
Pharmaceutical Sciences.
Niazi, K. Sarfaraz. 1994. Handbook of Pharmaceutical Manaufacturing
Formulations, Ed II. London: The Pharmaceutical Press Department of
Pharmaceutical Sciences.
Lampiran
1.
Desain Kotak
2.
Desain Etiket
3.
Desain Etiket