PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dalam laporan ini adalah sebagai berikut :
1.4. Metode
Adapun metode pengumpulan data dengan cara :
Pustaka : Kami juga menambahkan karya tulis ini melalui media pustaka.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Berikut ini akan dibahas bagaimana menghasilkan granul yang dapat dipakai untuk
masing-masing sediaan tersebut. Untuk mendukung hasil yang optimal, maka perlu
diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi perancangan dan formulasi. Faktor tersebut
adalah kerapatan serbuk, gaya adhesi dan kohesi, daya mengalir, kadar air, dan homogenitas.
Granul sebagai bahan antara untuk diproses menjadi sediaan serbuk, kapsul, ataupun
tablet harus memenuhi persyaratan tertentu.
Cara lain untuk membandingkan sifat aliran serbuk adalah dengan menghitung
sudut henti (angle of responses) dari serbuk. Cara ini dilakukan dengan mengalirkan sejumlah
Keterangan :
h : tinggi serbuk
d : diameter serbuk setelah meluncur
t : tinggi ujung corong
Besarnya sudut dapat diterjemahkan menjadi sifat aliran serbuk. Berikut ini dapat
dikelompokkan sifat aliran serbuk berdasarkan besarnya sudut henti :
SUDUT
SIFAT ALIRAN
HENTI
<25 Sangat baik
25-30 Baik
30 - 40 Cukup baik
>40 Sukar mengalir/tidak mengalir
2.1.6. Kompresibilitas
Kompresibilitas dapat dikatakan sebagai kemampuan serbuk/granul untuk tetap
kompak apabila diberikan tekanan. Semakin kecil nilai persen kompresibilitas, semakin baik
dikompresi.
Pengukuran kompresibilitas dapat diramalkan dengan membandingkan selisih Tap
Density dan Bulk Density (DO) dengan Tap Density (DF).
DF DO
% Kompresibilitas = x 100
DF
%
Bahan Kompresibilit Sifat Aliran
as
Celutab 11 Baik sekali
Emkompres 15 Baik sekali
Amylum X 1500 19 Sedang
Laktosa 19 Sedang
Am. Maezena 27 Buruk
Kals. Fosfat 41 Sangat buruk
Talcum 49 Sangat buruk
Tablet digunakan juga untuk vagina, selaput lendir (buccal), dibawah lidah
(sublingual), dikunyah dan berasa manis, dimasukkan kedalam air dan mengeluarkan gas dan
pelepasan bahan aktif yang diatur/diperlambat.
Tablet yang dibuat juga diusahakan agar mengandung bahan aktif secara homogen
dalam jumlah yang sesuai dengan yang dicantumkan dalam etiket. Bahan aktif harus dapat
dilepaskan dari sediaan dan atau partikel massa tablet dalam waktu dan media tertentu.
Secara fisik tablet dibuat agar tahan terhadap tekanan (keras) dan gesekan (kompak) oleh
benda lain selama pengempaan, pengemasan, dan bahkan pemakaian, namun sebaliknya
diinginkan dapat hancur didalam media cair tertentu dalam waktu yang terbatas. Tablet yang
Dengan sasaran diatas, maka setiap tablet akan dievaluasi sesuai dengan criteria dan
persyaratan yang ditetapkan. Pedoman yang dipakai dalam melakukan evaluasi tablet adalah
Farmakope Indonesia, USP, dan buku resmi lainnya, ditambah dengan ketentuan khusus yang
ditetapkan sendiri oleh produsennya.
1. Kriteria/syarat yang ada dalam Farmakope, contoh, tablet harus memenuhi syarat :
sediaan padat, kompak, bentuk tertentu mengandung bahan aktif yang seragam,
bahan aktif dapat dilepaskan dari sediaan dsb
2. Ketentuan tentang sediaan, khususnya tablet yang ada dalam Farmakope contoh :
Ukuran, kadar bahan aktif, keragaman bobot, keseragaman kandungan, waktu
hancur, laju disolusi, keseragaman bobot, ukuran, kekerasan, ukuran, dan
friabilitas.
3. Ketentuan tentang sediaan, khususnya tablet yang ada dimasing-masing industri
disamping memenuhi syarat Farmakope, biasanya industri yang menambahkan
persyaratan lain, seperti : warna, aroma, rasa, dan tanda/logo yang ada pada tablet.
Parameter dan syarat-syarat yang dievaluasi dapat dilihat pada table berikut :
Nama Produk
Bentuk Sediaan
Bahan Aktif
Kemasan
Pemerian
Warna
Rasa
Bentuk
Tebal
Diameter
Bobot
Jumlah Bahan Aktif Per Tablet
Keseragaman Bobot
Keseragaman Kandungan
KekerasanTablet
Kerontokan (Friabilitas)
Waktu Hancur
Laju Disolusi
Nama Produk
Bentuk Sediaan
Bahan Aktif
Kemasan
Pemerian
1. Bahan Aktif
Bahan aktif dibagi atas :
a) Bahan yang tidak larut, dimaksudkan untuk bekerja secara local pada saluran
pencernaan, misalnya dari golongan antasida dan absorben.
b) Bahan yang larut, sebagai bahan sistemik setelah bahan obat terdisolusi pada saluran
pencernaan atau selaput lender. Sifat kelarutan ini merupakan dasar untuk
memformulasi dan mendesain sebaik-baiknya sehingga dihasilkan produk yang
efektif dan terpercaya.
Kelarutan obat yang bekerja sistemik akan mempengaruhi absorpsi pada saluran
pencernaan atau selaput lendir.
2. Bahan Pengisi
Bahan ini dimaksudkan untuk mencapai bobot tablet dan volume yang diinginkan,
terutama untuk bahan aktif dalam jumlah sedikit. Bahan aktif dengan jumlah sedikit
memerlukan pengenceran sehingga dapat dicetak/dikempa untuk menghasilkan tablet dengan
dosisi yang tepat, dengan demikian pemakaiannya dihitung terakhir untuk mencapai bobot
tablet yang diinginkan. Bila bahan aktif dalam jumlah yang cukup, penambahan pengisi
dimaksudkan agar bahan aktif tidak banyak terbuang selama proses pencampuran dan
pengempaan atau untuk memperoleh sifat aliran dan kompresibilitas granul yang baik.
3. Bahan Pengikat
Bahan pengikat ditambahkan pada formulasi tablet untuk memberikan daya kohesif
serbuk untuk berikatan membentuk granul, sehingga bila dikempa akan menghasilkan tablet
yang kompak. Bahan pengikat juga dapat mencegah yang penghamburan serbuk apabila
dikempa. Pemakaian bahan pengikat disesuaikan dengan bahan lain berdasarkan data
kepustakaan ataupun pengalaman.
Bahan pengikat dikenal dua macam, yaitu pengikat kering (binder) dan pengikat
basah (adhesive). Pengikat kering ditambahkan kedalam massa granul yang kering dalam
keadaan kering, sedangkan pengikat basah, ditambahkan dalam bentuk larutan atau suspense.
6. Lubrikan
Lubrikan adalah bahan yang digunakan untuk mengurangi gesekan antara granulat
dan dinding die selama kompresi dan pengeluaran tablet dari die. Antiadheren mencegah
lengket pada stempel dan dinding die, sedangkan glidan, memberikan sifat aliran yang baik
bagi granul.
Hanya saja lubrikan ini sering memberikan bercak pada tablet, sehingga jarang
dipakai. Mekanisme kedua adalah ikatan bagian polar dari partikel dengan rantai karbon pada
permukaan logam dinding die. Contohnya Magnesium Stearat.
Berdasarkan kelarutannya lubrikasi digolongkan pada lubrikan yang larut dalam air
dan lubrikan tidak larut dalam air.
7. Anti Adheren
Anti adheren biasanya digunakan untuk membuat granul tidak lengket ataupun tablet
tidak lengket pada die atau punch. Anti adheren yang sering dipakai adalah talk, Mg.Stearat,
dan Amylum Maydis. Bahan ini menunjukkan kemampuan yang tinggi pada permukaan
punch atau die. Contoh Anti adheren :
8. Glidan
Bahan pada tabel berikut ini secara umum adalah glidan yang bagus memperbaiki
aliran granul dari hopper (penggilingan berbentuk kerucut) menuju kedalam lubang die.
Glidan granul mengurangi gelembung udara dan kerapatan. Glidan berfungsi mengurangi
kecenderungan pemisahan antar partikel granul.
Kecepatan yang tinggi pada pengempaan tablet akan menghasilkan aliran bahan
kelubang die yang cepat serta bentuk tablet yang licin atau rata. Hal ini menentukan bobot
tablet, karena keseragaman bobot tablet bergantung pada begaimana berlangsungnya
keseragaman pengisian pada lubang die.
Contoh glidan :
No. Komponen % Mg
1. Paracetamol 57,53 325
2. Avicell 42,19 238,35
3. Asam stearat 0,28 1,56
Total 564,91
No
Komponen % Mg
.
1. Vitamin B12 0,04 0,055
2. Kalium Sulfat 71,9
110
9
3. Sukrosa 13,0 No. Kompo % Mg
20
9 nen
4. Amilum-Gelatin 10% Qs 1. Paracetamol 44,57 325
5. Amilum 6,54 10 2. Sukrosa 8,23 60
6.
No Avicell PH 101
Komponen 7,85
% Mg 12 3. PVP 10% Qs
7. Sterotex 0,49 0,75 4. As. Stearat 1,32 6
. Total 152,805 5.
No. Talcum
Kompo % 3,29 Mg15
1. Al. Hidroksida 54,85 400
No. Kompone % Mg 6. Amilum 6,58 30
2. Mg. Hidroksida 10,96 80 nen
7. As. Alginat 4,39 20
3. Sukrosan 2,74 20 1. Luminal Na 43,67 64,8
Total 456
1.
4. Manitol
Paracetamol 24,68
87,37 325180 2. Dicalsium Fosfat 40,84 60,6
2.
5. PVP
Etil 10%
Selulosa 5% 4,11 q.sTABLET
30 3.ANTALGIN
Amilum | KELOMPOK8,09 4 19
12
3.
6. Mg.
Amilum
Stearat 2,06
5,38 20 15 4. PVP 10%
4.
7. Cab-O-Sil
Gom 0,55
4,03 15 4 5. Carborax 6000 2,36 3,5
5.
8. Ol.
MgMenthae
Stearat Pip 0,03
3,23 12 0,2 6. Avicell 5,05 7,5
Total
Total 372
729,2 Total 148,4
No Komponen % Kompo
Mg % Mg
. nen
1. Amilum 82,68 210
2. Pewarna Kuning 1,57 4
3. Amilum 11,81 30
4. Talcum 3,94 10
5. Chloroform Qs
Total 254
No.
1. Kalsium Laktat 74,07 500
2. Amilum 15,00 115
3. Nipagin 0,20 55
4. Talcum 10,00 25
5. Mg. Stearat 3,00 7
6. Ol. Menthae Pip Qs
Contoh Formulasi Tablet (Metode
7. Alcohol Qs
Granulasi Total 675 Kering) :
No
Komponen % Mg
.
1. Asetosal 90,88 325 Kompon
2. Amilum Kering 9,09 32,5 No. % Mg
en
3. Cab-O-Sil 0,03 0,1 1. Prednisone 3.03 5
Total 357,6 2. Kalsium Sulfat 60,61 100
3. Amilum 12,12 20
4. Mikrokristal Selulosa 12,12 20
5. Dikalsium Fosfat 7,27 12
6. Sterotex 3,03 5
No 7. Pewarna Kuning 0,91 1,5
Komponen % Mg
. 8. Aerosol 0,91 1,5
Total 165
TABLET ANTALGIN | KELOMPOK 4 20
1. Ferro Glukonat 61,6 325
7
2. Dekstrosa 21,8 115
2
3. Amilum 10,4 55
4
4. Sta-Rx Starch 4,74 25
5. Mg. Stearat 1,33 7
Total 527
Catatan : jika bahan aktif dalam proporsi yang sangat sedikit sebagai komponen
tablet, maka pengkajian praformulasi terhadap bahan aktif tidak merupakan faktor
utama yang dipertimbangkan, namun dasar sediaan/bahan utama lain atau sediaan
dasar yang harus dikaji dengan baik.
Disamping 3 hal diatas, juga sebaiknya direkomendasikan aspek atau informasi apa
yang harus dicantumkan didalam penandaan ataupun lembar informasi/leaflet/brosur. Contoh
rekomendasi pengawasan mutu untuk mengatasi permasalahan no 2 diatas: didalam
penandaan ataupun brosur dicantumkan : peringatan bahwa ada kemungkinan pemakaian
obat X akan mengalami rasa mual, dan disarankan menghubungi dokter/apoteker jika rasa
mual berlebihan.
Dalam pengempaan tablet kadang ditemukan hambatan atau masalah seperti timbulnya
binding, sticking/picking, capping/laminating, chipping/cracking, dan sebagainya.
Masalah ini umumnya bersumber dari faktor komponen pemula, proses pembuatan, dan
peralatan kempa.
1) Apakah bahan aktif telah memenuhi karakteristik granul yang baik untuk
dikempa menjadi tablet ?
2) Jika bahan aktif dan bahan tambahan diolah menjadi granul, apakah
campuran/granul telah memenuhi karakteristik granul yang baik untuk dikempa
menjadi tablet ?
3) Apakah pembuatan tablet sudah dilaksanakan dengan prosedur yang baik dan
konsisten ?
4) Apakah tablet merupakan sediaan padat kompak yang dibuat dengan kempa atau
cetak, punya bentuk dan permukaan tertentu dengan mengandung bahan aktif dengan
atau tanpa bahan tambahan. Disamping itu tablet juga harus menunjukkan sifat stabil
yaitu tablet yang mempunyai kemampuan suatu produk untuk bertahan dalam batas
yang ditetapkan dan sepanjang periode penyimpanan dan penggunaan, sifat dan
karakteristiknya sama dengan yang dimiliki pada saat produk dibuat.
Tablet yang tidak stabil misalnya berupa hilang potensi berubah warna, punya serpihan
atau kepingan, retak, sumbing, mengembang, berbintik-bintik, berubah warna, berletakan,
timbul, hablur, (fisika-kimia) atau ditumbuhi jamur/mikroba (biologi).
Dengan demikian pengawasan mutu tablet dilaksanakan sejak mulai dari desain sampai
dengan tablet digunakan oleh konsumen.
1) Pengawasan terhadap bahan, metode, alat dan perlengkapan yang dipakai serta tenaga
yang melaksanakan (incoming process control).
2) Pengawasan terhadap proses pembuatan tablet sejak mulai dari penimbangan sampai
tablet selesai dikemas (in process control).
3) Pengawasan terhadap tablet hasil pengempaan (end process control).
Sedangkan objek pemeriksaan adalah bahan awal, bahan dalam proses (granul dan tablet)
serta sediaan atau produk akhir (tablet, tablet dalam kemasan). Pemeriksaan bahan baku
dimaksudkan untuk mengetahui kecocokan antara bahan yang dipakai terhadap bahan
ketentuan baku, misalnya monografi atau sertifikat analisis. Pengujian dilakukan terhadap
bahan aktif maupun bahan pembantu sesuai dengan cara pemeriksaan yang ditetapkan atau
diharuskan didalam monografi buku resmi maupun sertifikat analisis.
Granul yang baik mempunyai sifat : ukuran, bentuk, bau, rasa, permukaan, distribusi,
ukuran partikel, kecepatan aliran, kompresibilitas, homogenitas, kadar air/kelembapan, sifat
polimorfisa, elastisitas, kelarutan, keasaman, laju disolusi, koefisien difusi, iofilik/liofobik,
stabilitas, ketercampuran yang diinginkan, sesuai dengan ketentuan resmi maupun yang
ditetapkan oleh produsennya.
Sifat yang penting dievaluasi untuk praktikum tablet : ukuran, bentuk, warna, bau, rasa,
permukaan, distribusi, ukuran partikel, kecepatan aliran, kompresibilitas, kadar
air/kelembapan, dan homogenitas.
Jika bobot rata-rata belum memenuhi kebutuhan, berarti perlu dilakukan penyesuaian
tinggi posisi lower punch sedemikian rupa hingga volume granul yang masuk air dapat
menghasilkan tablet yang mempunyai bobot yang diinginkan. Jika bobot tablet kurang dari
bobot yang diinginkan, maka posisi lower punch diturunkan, sehingga volume die yang dapat
diisi granul menjadi lebih besar. Sebaliknya jika bobot tablet berlebih maka lower punch
dinaikkan sehingga volume die yang dapat diisi granul menjadi lebih kecil.
Pemeriksaan waktu hancur dilakukan untuk sediaan yang mengandung bahan aktif yang
mudah larut dalam air. Jika tidak larut, dilakukan pemeriksaan laju disolusi.
Prosedur dan syarat yang dipakai sesuai dengan FARMAKOPE INDONESIA EDISI IV,
III, dan II serta EXTRA FARMAKOPE INDONESIA atau buku-buku referensi yang
dianjurkan.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
Mahasiswa dapat menjalankan alat untuk setiap tahap pembuatan dan pengujian
serbuk, granul, tablet, dan mengenal bahan aktif.
Alat :
Kegiatan :
1. Mahasiswa mendengarkan penjelasan jenis, komponen, dan guna alat yang ada
dilaboratorium.
2. Mahasiswa menggambarkan setiap alat yang ada, kemudian membuat gambar
masing-masing komponen.
3. Mahasiswa ikut menjalankan alat-alat yang ada dilaboratorium.
4. Mahasiswa membuat laporan.