Anda di halaman 1dari 55

WAKTU PENYIAPAN SAMPEL

6%
6%

Penyiapan sampel
Pengelolaan data
27%
Pengumpulan data
61% Analisis

Hasil Survey distribusi waktu yang diperlukan oleh kimiawan analisis ketika
melakukan analisis sampel dengan kromatografi (Settle, 1997; Handbook of
Instrumental techniques for analytical chemistry )
SAMPLE PREPARATION

 The basic concept of sample-preparation methods is


to convert a real matrix into a sample suitable for
analysis.
 The characterization of initial physicochemical state
of a sample is a precondition of all further sample-
preparation steps

SIFAT FISIKA-KIMIA ANALIT YANG DITUJU


BEBERAPA SIFAT KIMIA YANG PENTING
 Polar/non polar
 Asam-basa
 pKa
 pH
TEKNIK PENYIAPAN SAMPEL

Sample preparation can be achieved by employing a wide


range of techniques, but all methods have the same goal

1. Menghilangkan pengganggu yg potensial


2. Meningkatkan konsentrasi analit
3. Mengubah analit menjadi bentuk yg sesuai shg dpt dianalisis
dgn metode tertentu
JENIS PENYIAPAN SAMPEL

 Ekstraksi langsung
 Ekstraksi padat cair
 Ekstraksi cair-cair
 Ekstraksi fase padat (solid phase extraction)
 Solid phase micro-extraction (SPME)
EKSTRAKSI LANGSUNG

 Digunakan untuk sediaan tunggal


 Jika sampelnya padat biasanya dilakukan penggerusan lalu
dilarutkan dalam pelarut yang mampu melarutkan analit
sebanyak mungkin

PENTING MENGETAHUI :
KELARUTAN SENYAWA DALAM PELARUT TERTENTU
KELARUTAN

Kesalahan Ekstraksi Langsung?


Parasetamol Tablet: Ekstraksi langsung

OH
O

N
H
paracetamol

Pelarut apa yang dipilih???


EKSTRAKSI PADAT-CAIR
 prosedur yang paling sering dijumpai adalah ekstraksi
senyawa dari bentuk sediaan padat seperti analisis
dalam sediaan tablet.

 prosedur yang sederhana karena melibatkan


pemilihan pelarut atau gabungan pelarut yang ideal
akan melarutkan secara sempurna senyawa yang akan
dianalisis dan hanya sedikit melarutkan senyawa lain

 prosedur ini dilakukan dengan terlebih dahulu


menggerus matriks padat hingga diperoleh serbuk
yang halus lalu dilanjutkan dengan ekstraksi pelarut,
penyaringan, atau sentrifugasi untuk menghilangkan
partikulat
Soxhletasi

Soxhletasi merupakan salah satu jenis ekstraksi padat


cair

Diperkenalkan oleh Franz van Soxhlet tahun 1879

PENTING MENGETAHUI :
KELARUTAN SENYAWA DALAM PELARUT TERTENTU
KELARUTAN
Alat Soxhlet
Pelarut pada Soxhletasi

Pelarut yang digunakan dipilih dengan bebera-


pa kriteria:
- melarutkan analit yang ingin diekstraksi
[ lihat ke literatur ]
- tidak toksik
- tidak merusakkan analit
- memiliki titik didih yang tidak terlalu tinggi
Contoh ekstraksi Kafein

O CH3

H3C N
N

N
O
N
CH3
Ekstraksi dg Soxhlet
Hasil Ekstraksi Padat-Cair

Dapat berupa senyawa tunggal atau berupa


campuran beberapa senyawa

Lakukan pemurnian/analisis selanjutnya me-


nggunakan metode analisis yang sesuai

KROMATOGRAFI
ELEKTROFORESIS
Ekstraksi Cair-Cair

 Analit harus berada dalam cairan (pelarut pertama) 


larut / tidak larut

 Analit dalam cairan pertama tersebut akan diekstraksi


ke pelarut ke dua.

 Syarat pelarut kedua, harus:


- melarutkan analit yang akan diekstraksi
- tidak bercampur dengan pelarut pertama
- mudah diuapkan
the concept of liquid-liquid extraction?

Liquid-liquid extraction is based on the transfer of a solute


substance from one liquid phase into another liquid phase according
to the solubility.

Extraction becomes a very useful tool if you choose a suitable


extraction solvent.
You can use extraction to separate a
substance selectively from a mixture, or to remove unwanted
impurities from a solution.

In the practical use, usually one phase is a water or water-based


(aqueous) solution and the other an organic solvent which is
immiscible with water.

The success of this method depends upon the difference in


solubility of a compound in various solvents. For a given compound,
solubility differences between solvents is quantified as the
"distribution coefficient"
Faktor yang harus diperhatikan
terkait LLE
 Miscibility
 Density
 Solubility
Miscibility

Aseton, asetoitril, dimetilformamid, asam


trifluroasetat, tetrahidrofuran, isopropil
alkohol,dimetilsulfoksida,1,4-dioksan, dan piridin
Density
 Another consideration when selecting an extraction solvent is
its density. Solvents that are more dense than water will form
the lower layer of the pair when mixed together, while
solvents that are less dense than water will form the upper
layer or ‘‘float’’ on water.

 For example, ethyl ether has a density of 0.7133 g/mL at 20 oC


and would constitute the upper phase when combined with
water, which has a density of 0.9982 g/mL at that temperature.

 On the other hand, the density of chloroform is 1.4892 at 20


oC.Therefore, water would form the top layer in a water–
chloroform solvent pair.
Solubility
Dasar Ekstraksi cair-cair
Hukum Nerst atau Hukum Partisi

 ”pada konsentrasi dan tekanan yang konstan, analit


akan terdistribusi dalam proporsi yang selalu sama
diantara dua pelarut yang saling tidak campur”.

 Perbandingan konsentrasi pada keadaan


setimbang di dalam 2 fase disebut dengan
koefisien distribusi atau koefisien partisi (KD)

[S]org (Cs)org
KD = D=
[S]aq (Cs ) aq
Kokain

 Kelarutan Kokain
Dlm air = 1 : 1300 Dlm eter = 1 : 4
- dlm air : 0,00167 g/mL
- dlm eter : 0,286 g/mL

[0,286]
Kd = = 171  Maknanya apa???
[0,00167]
Efisiensi ekstraksi dan selektifitas

Proses ekstraksi tergantung pada nilai distribusinya (D-


nya) dan juga tergantung pada volume relatif kedua fase.

100D
E
Vaq
[D  ( )]
Vorg
Analit dengan nilai D yang kecil maka ekstraksi berulang akan
meningkatkan efisiensi ekstraksi

Vaq
(Caq)n = Caq[ ]n
( DVorg  Vaq )
Contoh soal:
Jawab

KESIMPULAN APA YANG BISA DIAMBIL


Efisiensi ekstraksi
KESALAHAN DALAM EKSTRAKSI CAIR-
CAIR
 Selama melakukan ekstraksi cair-cair tidak pernah efisiensi
100 % dicapai
 Hal ini akan menjadi krusial ketika nilai Kd-nya kecil 
perlu ekstraksi berulang untuk memperoleh efisiensi yang
tinggi

PERLU PENGATASAN
STANDAR INTERNAL
Standar internal
 Salah satu alasan utama digunakannya baku internal adalah
jika suatu sampel memerlukan perlakuan sampel yang
sangat signifikan. Seringkali perlakuan sampel memerlukan
tahapan-tahapan yang meliputi derivatisasi, ekstraksi,
filtrasi, dsb yang dapat mengakibatkan berkurangnya
sampel.
 Jika baku internal ditambahkan pada sampel sebelum
dilakukan preparasi sampel maka baku internal dapat
mengoreksi hilangnya sampel-sampel ini.
Syarat baku internal

 Mempunyai sifat fisika-kimia yang hampir sama dengan


analit
 Tidak terdapat dalam sampel
Efisiensi ekstraksi

Tercapai apabila Obat

≥ 95 %

dalam bentuk
asam bebas atau basa bebas
Hasil Ekstraksi Cair-Cair

 Dapat berupa senyawa tunggal atau berupa campuran


beberapa senyawa

 Lakukan pemurnian/analisis selanjutnya me-


nggunakan metode analisis yang sesuai
Bagaimana prosedur ekstraksi cair-
cairnya?
 Campuran APC (Asetosal, parasetamol dan kodein)
O

O
O

O N
OH
aspirin

H OH
HO O
codeine

N
H
Parasetamol
ASPIRIN PARASETAMOL KODEIN

+ metil benzena
(toluen)

HCl

Fase air Fase organik


(Kodein HCl) (Aspirin + Parasetamol)

+ NaHCO3
+ Toluen/NaOH

Kodein Basa Fase air


Fase organik
Parasetamol Aspirin-Na
Ambil fase organik (toluen) Uapkan toluen
+ Toluen/Asamkan dengan HCl
Uapkan toluen
PARASETAMOL Uapkan toluen
KODEIN
ASPIRIN
Problem LLE: Emulsi
Masalah-masalah dalam ECC
Terbentuknya emulsi merupakan masalah utama
 Penambahan garam ke dalam fase air
 Pemanasan atau pendinginan corong pisah yang
digunakan
 Penyaringan melalui glass-wool
 Penyaringan dengan menggunakan kertas saring
 Penambahan sedikit pelarut organik yang berbeda
 Sentrifugasi
SOLID PHASE EXTRACTION (SPE)

 Proses ekstraksi lebih sempurna


 Pemisahan analit dari penganggu yang mungkin ada
menjadi lebih efisien
 Mengurangi pelarut organik yang digunakan
 Fraksi analit yang diperoleh lebih mudah
dikumpulkan
 Mampu menghilangkan partikulat
 Lebih mudah diotomatisasi
SPE: Analog dengan Kromatografi
SPE cartridge
SOLID PHASE EXTRACTION

PENGKONDISIAN RETENSI
Pengkondisian penjerap Analit yang terjerap/teradsorpsi
sebelum pemasukan sampel Komponen matriks yang tidak diharapkan
untuk menjamin reprodusibilitas Komponen matriks lain yang tidak diharapkan
retensi analit yang dituju

PEMBILASAN
Bilas kolom untuk menghilangkan ELUTION
komponen dalam matriks Komponen yang tidak diharapkan tertahan
yang tidak dikehendaki Analit yang telah termurnikan dan terpekatkan
siap untuk dianalisis
Steps in a generic SPE procedure
Keterangan tahapan SPE
Prosedur SPE
 Ada 2 strategi untuk malakukan penyiapan sampel
menggunakan SPE ini.

 Strategi pertama adalah dengan memilih pelarut yang


mampu menahan secara total analit yang dituju pada
penjerap yang digunakan, sementara senyawa-senyawa
yang mengganggu akan terelusi.

 Strategi lain adalah dengan mengusahakan supaya analit


yang tertuju keluar (terelusi), sementara senyawa
pengganggu tertahan pada penjerap
Identifikasi kesalahan
 Retention??
 Washing??
 Elution???
Mode Selection
SAMPEL

Larutan air Larutan Organik

Netral Polaritas Polaritas


Terionisasi tinggi
rendah

Fase
terbalik Terionisasi
Anionik Kationik Netral
Fase
normal
Fase terbalik Fase terbalik
atau penukar atau fase
Kuat Lemah Kuat Lemah ion normal

Penukar
Penukar kation
anion kuat
kuat Amino Penukar
kation
lemah
BERBAGAI JENIS PENJERAP DALAM SPE
Kapan digunakan SPE

 Pemekatan
 Jumlah analit kecil

STANDAR INTERNAL

Anda mungkin juga menyukai