KRIM BETAMETASON
Teori :
Krim adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat
terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Istilah ini secara tradisional telah
digunakan untuk sediaan setengah padat yang mempunyai konsistensi relatif cair
diformulasi sebagai emulsi air dalam minyak atau minyak dalam air. Sekarang ini batas
tersebut lebih diarahkan untuk produk yang terdiri dari emulsi minyak dalam air atau
dispersi mikrokristal asam-asam lemak atau alkohol berantai panjang dalam air, yang dapat
dicuci dengan air dan lebih ditujukan untuk penggunaan kosmetika dan estetika. Krim dapat
digunakan untuk pemberian obat melalui vaginal.(3)
Betametason 17-valerat adalah kortikosteroid topikal dengan potensi kuat yang
banyak digunakan dalam pengobatan dermatitis, terutama dermatitis yang tidak
menunjukkan respon terhadap kortikosteroid dengan aktivitas lebih lemah. Permasalahan
yang timbul dengan pemakaian betametason valerat adalah kelarutan dalam air yang rendah
dan sifatnya yang tidak stabil, yaitu mudah terurai menjadi betametason 21-valerat dalam
suasana asam maupun basa.(2)
Betametason dibuat dalam sediaan krim. Bentuk sediaan krim memiliki keuntungan
antara lain selain mudah diaplikasikan, lebih nyaman digunakan pada kulit, tidak lengket
dan mudah dicuci dengan air khususnya krim tipe minyak dalam air.(3)
Formulasi
No. Bahan Jumlah (%) Fungsi / Alasan Penambahan Bahan
1. Betametason 0,1% Zat aktif
2. Lanolin 3% Pengemulsi
3. Asam stearate 15% Pengemulsi
4. Propilen glikol 5% Pelepas control
5. TEA 3,5% Kosolven
6. Vaselin album 35% Basis
7. Cera alba 5% Pelepas control
Perhitungan
Rumus Perhitungan:
Perhitungan HLB
Berat bahan
HLB= × HLB
Berat total
a. Fase minyak
Lanolin (HLB = 12)
Berat bahan
HLB= ×12
Berat total
Cera alba (HLB = 9)
Berat bahan
HLB= ×9
Berat total
Vaselin album (HLB = 8)
Berat bahan
HLB= ×8
Berat total
HLB Campuran = lanolin + cera alba + vaselin album
b. Fase air
Asam stearat (HLB = 6)
Berat bahan
HLB= ×6
Berat total
TEA (HLB = 12)
Berat bahan
HLB= ×12
Berat total
HLB campuran = asam stearat + TEA
Metode:
Fase Minyak Dimasukkan lanolin, cera alba dan vaselin album kedalam
gelas beaker, kemudian diaduk ad homogen.
Evaluasi Sediaan(5)
1. Uji Organoleptis
Pemeriksaan uji organoleptik meliputi bau, warna, dan tekstur. Pengujian
dilakukan dengan replikasi pada masing-masing formula sebanyak tiga kali.
2. Uji Homogenitas
Sebanyak 1 gram krim dioleskan pada sekeping kaca transparan. Kemudian
diamati sediaan harus menunjukan susunan yang homogen dan tidak terlihat adanya
butiran kasar (Ida dan Noer, 2012). Pengujian dilakukan dengan replikasi sebanyak tiga
kali untuk masing-masing formula.
3. Uji pH
Uji pH bertujuan mengetahui keamanan sediaan krim saat digunakan sehingga
tidak mengiritasi kulit. Ditimbang sebanyak 1 gram ekstrak krim dan diencerkan dengan
10 ml aquades. pH sediaan yang baik sesuai dengan pH kulit yaitu 4.5 – 6.5 (Tranggono
dan Latifa, 2007; Parwanto et al, 2013; Edy et al, 2016). Pengujian dilakukan dengan
replikasi tiga kali untuk masing-masing formula.
4. Uji Daya Sebar
Timbang 0.5 gram krim, lalu letakkan ditengaj cawan petri dengan posisi terbalik,
didiamkan selama 1 menit dan diberi beban 50 gram sampai 250 gram setiap 1 menit 5.
Standar daya sebar krim yaitu 5 cm – 7 cm (Ulaen et al, 2012; Parwanto et al, 2013; Edy
et al, 2016). Pengujian dilakukan dengan replikasi tiga kali untuk masing-masing
formula.
5. Uji Daya Lekat
Timbang 0.5 gram krim dioleskan pada plat kaca dan diberi beban seberat 250
gram selama 5 menit. Beban diangkat dan dua plat kaca berlekatan dilepaskan sambal
dicatat waktu sampai kedua plat saling lepas. Standar daya lekat krim yang baik yaitu >4
detik (Ulaen et al, 2012; Parwanto et al, 2013; Edy et al, 2016). Pengujian dilakukan
dengan replikasi tiga kali untuk masing-masing formula.
6. Uji Stabilitas
Uji stabilitas dilakukan dengan metode cycling test. Krim disimpan pada suhu ±
4oC selama 24 jam dan kemudian suhu ± 40oC selama 24 jam. Pengujian dilakukan
selama 6 siklus, dimana tiap siklus diamati perubahan fisik krim meliputi organoleptik,
homogenitas, pH, daya sebar dan daya lekat.
7. Uji Sterilisasi
Media dituang ke dalam tabung reaksi untuk disterilisasi dalam autoklaf,
kemudian diinkubasi pada suhu selama 30°-35°C selama 24 jam.
DAFTAR PUSTAKA
1. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Farmakope Indonesia Edisi VI. Jakarta:
Departemen Kesehatan Indonesia. 2020.
2. Pamudji, SJ., Darijanto, TS., Rosa, S. Formulasi dan Evaluasi Mikroemulsi Minyak
dalam Air Betametason 17-valerat. Acta Pharmaceutical Indonesia. 2012; 37(4);
146-152.
3. Lementut, N., Edy, JH., Rumondor. Stabilitas Fisik Sediaan Krim Ekstrak Etanol
Kulit Buah Pisang Goroho (Musa acuminafe L.) Konsentrasi 12.5% Sebagai Tabir
Surya. Jurnal MIPA. 9(2): 42-46.
4. Rowe, RC., Sheskey, JP., Quinn, ME. Handbook of Pharmaceutical Excipients.
Sixth Edition. Pharmaceutical Press and the American Pharmacists Assocation.
2009.
5. Divadi, A., Yuliani, SH. 2015. Pembuatan dan Uji Aktivitas Sediaan Gel Scarless
Wound dengan Ekstrak Binahong dan Zat Aktif Piroxicam. Jurnal Farmasi Sains dan
Komunitas. 12(2):41-47.
6. Sinko, PJ. Martin’s Physical Pharmacy and Pharmaceutical Science Physical
Chemical and Biopharmaceutical Principles in the Pharmaceutical Sciences: Sixth
Edition, Lippincott Williams & Wilkins. 2011.
Logbook
Aktivitas
Asisten/ Dosen Praktikan
Nama Nama
Logbook
Aktivitas
Asisten/ Dosen Praktikan
Nama Nama
Logbook
Aktivitas
Asisten/ Dosen Praktikan
Nama Nama
Logbook
Aktivitas
Asisten/ Dosen Praktikan
Nama Nama
Logbook
Aktivitas
Asisten/ Dosen Praktikan
Nama Nama