“TABLET ANTALGIN”
Disusun Oleh :
Yulian Galuhwati 15330107
Evi Haryani 183307
Anis Novia Anjarini 18330733
Siti Fatmala Dewi 18330744
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan limpahan rahmat-Nya penyusun dapat menyelesaikan tugas pembuatan laporan
yang berjudul “Tablet Antalgin” dengan lancar.
Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan para pembaca. Penyusun juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan.
Untuk itu, penyusun mengharapkan adanya kritik, saran, dan usulan demi perbaikan di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang
membangun.
Melalui kata pengantar ini penyusun terlebih dahulu meminta maaf dan memohon
pemakluman bila mana terdapat kesalahan pada makalah ini. Dan dengan ini penulis
mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga dapat
memberikan manfaat bagi para pembacanya.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................
1.1 Latar Belakang...................................................................................................
1.2 Tujuan.................................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................
BAB III METODA............................................................................................................
3.1 Preformulasi/Monorafi Zat Aktif.....................................................................
3.2 Preformulasi/Monografi Eksipien....................................................................
3.3 Rasionalisasi Formula........................................................................................
3.4 Formulasi............................................................................................................
3.5 Perhitungan Formula/Bahan............................................................................
3.6 Cara Kerja (Pembuatan Granul dan Tablet)..................................................
3.7 Evaluasi ( Bahan Aktif, Granul dan Tablet)...................................................
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...........................................................................
4.1 Hasil dan Pembahasan Evaluasi Bahan Aktif.................................................
4.2 Hasil dan Pembahasan Evaluasi Granul..........................................................
4.3 Hasil dan Pembahasan Evaluasi Tablet...........................................................
BAB V PENUTUP ............................................................................................................
5.1 Kesimpulan.........................................................................................................
5.2 Saran....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
Lampiran (Jurnal Pratikum)...........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
2.4.2 Kerugian
Tablet selain memeliki keuntungan besar, terdapat juga kerugian sediaan
tablet diantaranya :
a. Obat yang rasanya pahit dan bau yang tidak dapat dihilangkan, atau obat yang
peka terhadap oksigen/kelembapan udara
b. Beberapa obat tidak dapat dikempa menjadi padat dan kompak, tergantung
pada keadaan amorfnya, flokulasi, atau rendahnya berat jenis.
c. Obat yang sukar dibasahkan, lambat melarut, dan dosis yang digunakan tinggi
atau cukupan.
Diantara keuntungan tablet yang banyak ternyata masih ada kerugian
tetapi jauh lebih sedikit dibanding keuntungannya.
2.5 Metode Pembuatan Tablet
2.5.1 Metode granulasi basah
Granul dibentuk dengan jalan mengikat serbuk menggunakan suatu
perekat sebagai pengganti pengompakan. Tehnik ini membutuhkan larutan,
suspensi atau bubur yang mengandung pengikat yang biasanya ditambahkan
campuran serbuk, namun demikian bahan pengikat itu dapat dimasukkan kering
ke dalam campuran serbuk dan cairan dapat ditambahkan tersendiri.
2.5.2 Metode granulasi kering
Granul dibentuk dengan jalan mengikat serbuk menggunakan suatu
perekat sebagai pengganti pengompakan. Tehnik ini membutuhkan larutan,
suspensi atau bubur yang mengandung pengikat yang biasanya ditambahkan
campuran serbuk, namun demikian bahan pengikat itu dapat dimasukkan kering
ke dalam campuran serbuk dan cairan dapat ditambahkan tersendiri.
Granulasi kering dilakukan apabila zat aktif tidak mungkin
digranulasi basah karena tidak stabil atau peka terhadap pemanasan atau tidak
mungkin dikempa langsung menjadi tablet karena zat aktif tidak dapat mengalir
bebas. Granulasi kering dialkukan pada campuran seluruh ingredien dalam suatu
formulasi tablet tanpa menggunakan cairan penggranulasi. Granulasi kering
dibuat dengan mengempa langsung seluruh campuran ingredien formulasi dengan
tekanan tinggimenggunakan suatu mesin pembuat bongkah atau mesin
pompaktor.
2.5.3 Metode kempa langsung
Pada proses kempa langsung komponen-komponen tablet dikempakan
dengan mesin cetak tablet atau mesin khusus. Bila campuran serbuk pertama
ditekan kedalam die, yang besar dan dikompakkan dengan punch berpermukaan
datar, masa yang diperoleh disebut slug dan prosesnya disebut sluging. Slug
kemudian diayak dan diaduk untuk mendapatkan bentuk granul yang daya
mengalirnya lebih seragam dari campuran awal.
2.6 Macam-macam Zat Tambahan pada Tablet
2.6.1 Zat Pengisi
Adalah suatu zat inert secara farmakologi yang ditambahkan
kedalam suatu formulasi sediaan tablet bertujuan untuk penyesuaian bobot,
ukuran tablet sesuai yang dipersyaratkan, untuk membantu kemudahan dalam
pembuatan tablet, dan meningkatkan mutu sediaan tablet. Selain untuk
penyesuaian bobot, zat pengisi juga dibutuhkan untuk memperbaiki
kompresibilitas dan sifat alir bahan aktif yang sulit di kempa serta untuk
memperbaiki daya kohesi sehingga dapat dikempa langsung. Jumlah bahan
pengisi yang di butuhkan bervariasi, berkisar 5 – 80% dari bobot tablet
tergantung jumlah zat aktif dan bobot tablet yang di inginkan.
Dalam hal ini penyesuain bobot dilakukan untuk menambahkan
bobot sediaan tablet jika dosis zat aktif tidak cukup untuk memenuhi ruah tablet.
Walaupun zat pengisi biasanya dianggap sebagai komponen tablet inert, zat ini
secara signifikan dapat mempengaruhi sifat-sifat biofarmasetik, kimia dan fisik
tablet jadi.Secara umum zat pengisi diklasifikasikan menjdi (1) garam kalsium
mengganggu absorbsi tettrasiklin dari saluran cerna, (2), interaksi a min atau
garamnya dengan laktosa dalam lubrikan basa, misalnya magnesium stearat,
terjadi perubahan warna.
Berbagai zat pengisi merupakan hidrat (dibasik kalsium fosfat atau
kalsium sulfat). Pada pemilihan pengisi akan dijumpai zat pengisi yang
mengandunng dua jenis lembab, yaitu terikat dan tidak terikat. Cara pengisi
mengikat lembab lebih penting dari pada daya tarik zat pada lembab atau jumlah
lembab yag ada, misalnya kalsium sulfat hidrat mengandung lembab 12%
sebagai lembab terikat.
Zat pengisi ada dua jenis yaitu larut dan tidak larut dalam air
Tidak larut Larut
Kalsium fosfat dihidrat (tetra alba) Laktosa
Kalsium fosfat, dibasik dihidrat Sukrosa
Kalsium fosfat, tribasik Dekstrosa
Amylum sorbitol Manitol
Amylum yang dimodifikasi Sorbitol
Mikrokristalin selulosa
Tabel 2.6.1 Macam-macam zat pengisi yang larut dan tidak larut
1. Laktosa
Kelebihan : berbentuk serbuk kasar, sehingga memiliki sifat aliran yang bagus.
Kekurangan : laktosa dalam bentuk murni tidak ada dalam perdangangan.
2. Gula lain (Sukrosa, dekstrosa)
Kelebihan : dapat menghasilkan tablet yang lunak(soft).
Kekurangan : sifat alir yang dimiliki baik, tetapi sifat kempanya buruk.
3. Amylum
Kelebihan : sebagai bahan pengisi, pengikat, penghancur, tergantung tipenya.
Kekurangan : pada formulasi cetak langsung, sifat aliran buruk, daya ikat
menurun.
4. Garam anorganik ( kalsium fosfat, kalsium fosfat tribase, kalsium sulfat)
Kelebihan : dapat digunakan sebagai bahan pengisi dan pengikat dalam tablet
kempa lansung dan sebagai pengisi dalam granulasi basah.
Kekurangan : kecenderungannya melengket pada punch dan dies, dapat
mengganggu dalam disolusi obat.
2.6.2 Zat Pengikat
Zat pengikat ditambahkan dalam formulasi tablet untuk memberi daya
adhesi pada massa serbuk pada granulasi dan kempa langsung serta untuk
menambah daya kohesi yang telah ada pada bahan pengisi sehingga memberikan
ikatan yang penting untuk membentuk granul yang membentuk suatu massa yang
kohesif atau kompak yang disebut tablet. Banyaknya larutan pengikat yang
dibutuhkan dalam proses granulasi bervariasi tergantung pada: jumlah bahan,
ukuran partikel, kompresibilitas, luas permukaan, porositas, hidrofobisitas,
kelarutan dalam larutan pengikat, dan cara/metode penggranulan.
Ada dua golongan bahan pengikat yaitu bahan gula atau zat polimerik.
Bahan polomerik terdiri atas dua kelas, yaitu :
a. polimer alam seperti pati atau gom mencakup akasia, tragacanth dan gelatin,
b. polimer sintetis seperti metilselulosa, etilselulosa, hidroksipropilselulosa dan
polivinilpirolidon.
Kriteria utama dalam pemilihan suatu pengikat adalah kompatibilitasannya
dengan komponen tablet lainnya. Kedua, pengikat harus memberi kohesi yang
cukup pada serbuk untuk memungkinkan melakukan proses normal, tetapi tablet
masih mungkin terdisintegrasi dan sediaan terlarut setelah dicerna dan
melepaskan zat aktif untuk absorbsi.
Jenis pengikat yang digunakan :
Zat pengikat Konsentrasi
Avicel PH MCC 2%- 5%
Povidon (USC) 2%-5%
Kopolovidon 1%-5%
Gelatin NF 1%-3%
Gom alam (gom arab, tragakant, 1%-5%
gom guar, pektin)
Amylum 2%-5%
Amylum pregelatinasi 10%-20%
Sukrosa 50%-70% (pengikat basah)
Na-aglinat 0,5%-3%
Tabel 2.6.2 Jenis-jenis pengikat
1. Crospovidon NF
Kelebihan : bersifat hidrofilik
Kekurangan : BM yang tinggi dan sambung silang membuat bahan tidak
larut.
2. Starce 1500
Kelebihan : sifat hidrofilik tinggi
Kekurangan : tidak dapat melarut sempurna dalam air.
3. Croscarmelose Na
Kelebihan : dapat mengabsorbsi air dengan jumlah beberapa kali bobotnya.
Kekurangan : adanya sambung silang, mengurangi kelarutan dalam air.
4. CMC
Kelebihan : mempermudah tablet pecah menjadi partikel halus dalam saluran
cerna.
2.6.4 Lubrikan (pelincir)
Adalah suatu eksipien tablet yang digunakan dalam formulasi sediaan tablet
untuk mempermudah pengeluaran sediaan tablet dari dalam lubang kempa, dan
untuk mencegah pelekatan pada pons dan dinding lubang kempa. Lubrikan
berfungsi dengan menunjukkan suatu film dengan kekuatan geser rendah pada
antar permukaan antara tablet dinding lubang kempa dan permukaan pons. Fungsi
utama lubrikan adalah untuk mengurangi gesekan yang timbul pada antar
permukaan tablet dan dinding lubang kempa selama pengempaan dan
pengeluaran tablet dari lubang kempa.
Mekanisme lubrikan adalah membantu suatu film pada antar permukaan
tablet dan dinding lubang kempa dan permukaan pons. Jika lubrikan ditambahkan
pada suatu granulasi, zat ini membentuk salut disekeliling tiap partikel yang
kurang lebih tetap utuh selama pengempaan. Salut ini juga dapat meluas pada
permukaan tablet. Karena lubrikan yang terbaik bersifat hidrofobik, keberadaan
salut lubrikan dapat menyebabkan peningkatan waktu disintegrasi dan
berkurangnya laju disolusi. Karena kekuatan tablet bergantung pada daerah
kontak antar partikel, adanya lubrikan juga dapat mempengaruhi ikatan partikel
ke partikel dan menyebabkan kurang kohesiv dan secara mekanik memperlemah
tablet.
Beberapa lubrikan yang sering diunakan :
Lubrikan larut air Lubrikan tidak larut air
Polietilenglikol 4000 Magnesium stearat
Polietilenglikol 6000 Zink stearat
Polietilenglikol 8000 Kalsium stearat
Natrium laurel ssulfat Asam stearat
Magnesium laurel stearat Talk
Natrium benzoate Minyak tumbuh-tumbuhan yang dihidrogenasi
Polietilen monostearat Minyak mineral ringan
Gliserin triasetat Gliserin behanat
Sukrosa monolaurat Malam
Tabel 2.6.4 Jenis-jenis lubrikan
2.6.5 Glidan
Glidan adalah zat yang memperbaiki karakteristik aliran granulasi dengan
mengurangi gesekan antar partikulat. Zat ini meningkatkan aliran zat dari lubang
corong yang lebih besar ke lubang yang lebih kecil dan akhirnya kedalam lubang
kempa mesin tablet. Glidan berfungsi menempatkan partikel-partikelnya diantara
partikel-partikel komponen lainnya. Glidan cenderung mengurangi adesif
sehingga menurunkan gesekan antar partikulat dari sisem secara menyeluruh.
Stabilitas pewarna
Kepekaan pewarna terhadap cahaya akan dipengaruhi zat aktif, eksipien,
dan metode pembuatan dan metode penyimpanan dalam produk. Bahan kimia
pengabsorbsi ultra violet ditambahkan dalam tablet untuk meminimalkan
kepekaannya terhadap cahaya.
2.7 Uji Granulasi
Sebelum dicetak menjadi tablet, massa granul perlu diperiksa apakah memenuhi
syarat untuk dapat dicetak. Preformulasi ini menggambarkan sifat massa sewaktu
pencetakan tablet, meliputi waktu alir, sudut diam dan indeks tablet.
2.7.1 Waktu Alir
Pengujian waktu alir dilakukan dengan mengalirkan massa granul melalui
corong. Waktu yang diperlukan tidak lebih dari 10 detik, jika tidak maka akan
dijumpai kesulitan dalam hal keseragaman bobot tablet. Hal ini dapat diatasi
dengan penambahan bahan pelican.
2.7.2 Sudut Diam
Pengukuran sudut diam digunakan metode corong tegak, granul dibiarkan
mengalir bebas dari corong ke atas dasar. Serbuk akan membentuk kerucut,
kemudian sudut kemiringannya diukur. Semakin datar kerucut yang dihasilkan,
semakin kecil sudut diam, semakin baik aliran granul tersebut (Voigt, 1995).
Granul yang mempunyai sifat yang baik mempunyai sudut diam lebih kecil dari
35o.
2.7.3 Indeks Tablet
Indeks tap adalah uji yang mengamati penurunan volume sejumlah serbuk
atau granul akibat adanya gaya hentakan. Indeks tap dilakukan dengan alat
volumenometer yang terdiri dari gelas ukur yang dapat bergerak secara teratur ke
atas dan ke bawah. Serbuk atau granul yang baik mempunyai indeks tap kurang
dari 20%.
2.8 Uji praformulasi
2.8.1 Uji organoleptik
Uji praformulasi harus dimulai dari pemerian zat aktif. Berikut ini
adalah beberapa hal yang harus di uji pada zat aktif, antara lain :
a. Warna
Warna pada umumnya merupakan fungsi dari struktur kimia inheren
yang lazimnya terkait dengan tingkat ketidakjenuhan molekul. Warna sediaan
tablet bets harus dicatat dengan menggunakan metode terminology deskriptif
agar bias dimanfaatkan pada saat produksi selanJutnya.
b. Bau
Bahan aktif obat perlu di uji dengan cara membaui dengan berhati–hati
udara yang terdapat pada bagian atas bahan aktif dari kontener obat sebelumnya
tertutup sehingga memungkinkan senyawa yang bersifat atsiri memekat.
Selanjutnya deskripsi bau harus dicatat agar menjadi data untuk produksi.
c. Rasa
Pada umumnya zat aktif memiliki rasa yang berkarakter. Ketika
mencoba rasa zat aktif, hendaknya harus berhati – hati. Jika rasa dianggap enak,
hendaknya dipertimbangkan untuk menggunakan bahan kimia yang kurang larut.
d. Bentuk
Bentuk dari zat aktif harus benar – benar dicatat agar data tersebut bias
digunakan dalam produksi tablet selanjutnya.
2.8.2 Uji titik lebur
Titik lebur suatu zat adalah suhu dimana suatu zat dapat berubah bentuk
dari keadaan padat menjadi bentuk cair Untuk zat murni harga titik leburnya
selalu tetap dan satu. Karena ketidakmurnian maka harganya tidak merupakan
satu angka melainkan dua angka sebagai jarak suhu yang dikenal dengan istilah
jarak lebur.
Suatu zat bisa melebur / mempunyai titik lebur karena adanya panas yang
merupakan salah satu bentuk energi sehingga bisa mengakibatkan ikatan antar
molekul dalam suatu zat memisah / merenggang, kemudian zat tersebut
mengalami perubahan wujud.
Suatu zat dikatakan murni apabila titik lebur yang diperoleh dari percobaan
sama dengan yang ada dalam literatur. Tetapi bila suatu zat itu tidak murni
( terdapat campuran / campuran eutentik ) maka ikatan antar molekulnya semakin
kecil dan ikatannya mudah lepas sehingga titik leburnya akan lebih kecil dari
pada zat murni.
2.9 Evaluasi Sediaan Tablet
2.9.1 Uji waktu hancur
Uji waktu hancur dilakukan pada 6 tablet dan menggunakan
disintegratin tester (disentegrator). Uji waktu hancur sesuai dengan persyaratan FI
adalah kecuali dinyatakan lain, semua tablet harus tidak lebih dari 15 menit untuk
tablet tidak bersalut dan tidak lebih dari 60 menit untuk tablet salut gula/salut
selaput. Apabila, tablet/2 tablet tidak hancur sempurna, ulangi pengujian dengan
12 tablet lainnya, tidak kurang 16 dari 18 yang diuji harus hancur sempurna.
2.9.2 Uji keseragaman bobot
Uji keseragaman bobot dilakukan dengan menimbang 20 tablet satu
persatu dan dihitung bobot rata-ratanya. Hasilnya, tidak lebih dari dua tablet yang
mempunyai penyiampangan lebih besar dari kolom A dan tidak boleh ada satu
tablet pun yang mempunyai penyimpangan bobot lebih besar dari kolom B.
2.9.3 Uji keseragaman ukuran
Ketebalan berhubungan dengan kekerasan tablet. Selama percetakan,
perubahan ketebalan merupakn indikasi adanya masalah pada aliran massa cetak
atau pada pengisian granul ke dalam die. Alat yang digunakan pada uji
keseragaman ukuran adalah jangka sorong.
2.9.4 Uji ukuran kerapuhan
Uji kerapuhan merupakan uji ketahanan permukaan tablet terhadap
gesekan yang dialami oleh tablet sewaktu pengemasan, pengiriman, dan
penyimpanan. Prinsip pengukurannya adalah penetapan presentase bobot tablet
yang hilang dari 20 atau 40 tablet selama diputar dalam waktu tertentu. Alat yang
digunakan pada uji kerapuhan adalah friablator test.
2.9.5 Uji kekerasan
Kekerasan menggambarkan kekuatan tablet untuk menahan tekanan
pada saat proses produksi, pengemasan, dan pengangkutan. Prinsip
pengukurannya adalah memberikan tekanan pada tablet sampai tablet retak atau
pecah, kekuatan minimum untuk tablet adalah sebesar 4 kg/cm3. Alat yang
digunakan pada uji kekerasan adalah hardness tester.
2.10 Sejarah Antalgin
2.10.1 Sifat fisika dan kimia
Nama : Antalgin
Sinonim : Methampiron
Rumus molekul : C13H16N3NaO4S . H2O
BM : 351,37
Kadar bahan aktif : mengandung tidak kurang dari 99% dan tidak lebih dari
101,0%
Titik Lebur : 1720C.
2.10.2 Mekanisme Kerja
Pada fase ini, antalgin mengalami proses absorbsi, distribusi,
metabolisme dan ekskresi yang berjalan secara simultan langsung atau tidak
langsung melintasi sel membrane.
2.10.3 Farmakologis
Antalgin termasuk derivase metasulfonat dari amidopirin yang mudah
larut dalam air dan cepat diserap kedaalm tubuh. bekerja secara sentral pada otak
untuk menghilangakan nyeri, menurunkan demam dan menyembuhkan
rheumatic. Antalgin mempengaruhi hipotalamus dalam menurunkan sensifitas
reseptor rasa sakit dan thermostat yang mengatur suhu tubuh.
Kontra indikasi : Alergi dipiron, granulasi topenia, porfiria intermiten,
defisiensi GGPD payah jantung, wanita hamil 3 bulan pertama dan 6 minggu
terkir, bayi.
Efek samping : Infeksi lambung hiperdrosis, retensi cairan dan garam,
reaksi alergi sukup sering reaksi kulit edema angioneuretik, agranulositosis,
panistopenia, dan netrosis.
Interaksi obat
Efek ototoksik meningkat bila diberikan bersama aminoglikosida.
Tidak boleh diberikan bersama etakrinat
Toksisitas salisilat meningkat bila diberikan secara bersamaan
Mengantagonis tubokurarin dan meningkatkan efek suksinolkolin dan obat
antihipertensi
2.11 Rancangan Formulasi
Zat aktif : Antalgin
Pengikat : PVP
Pengisi : Avicel
Lubrikan : Magnesium Stearat
Glidan : Talkum
Penghancur luar : Amylum manihot
Pewarna : Biru
BAB III
METODOLOGI KERJA
3.1 Preformulasi / Monografi Zat Aktif
3.1.1 Antalgin
Rumus molekul :C13H16N3NaO4S.H2O
3.2.1 PVP
3.2.2 Amylum
3.2.5 Avicel
3.4 Formulasi
R/ Antalgin 500 mg
PVP 5%
Amylum 3%
Pewarna Biru 0,1%
Aerosil 1%
Avicel 11,47%
B PERHITUNGAN FORMULA
Fase Dalam
No Nama Bahan Bobot / tablet (mg) Perbatch (g)
Fase dalam : 92% Rumus :
Rumus : 92/100 x bobot tablet (mg) = 644 mg Bobot /tablet x besar batch
1 Antalgn 500 mg 125.000 mg
2 PVP 35 mg 8.750 mg
3 Amylum 21 mg 5.250 mg
4 Pewarna Biru 0,7 mg 175 mg
5 Aerosil 7 mg 1.750 mg
6 Avicel 80,5 mg 20.075 mg
TOTAL GRANUL FASE DALEM 161.000 mg
Perhitungan cairan pengikat:
PVP 5% → 5% x 161 g = 8,05 g
Suspensi 10% →100% / 10% x 8,05 g = 80,5 ml →8,75 g / PVP
Fase Luar
Penghancur dalam =
Lubricant =
Glidan =
Antiadheren =
1 Zat aktif dan semua bahan eksipien fasa dalam ditimbang sesuai dengan
jumlah yang dibutuhkan
8 granul kering kemudian dilakukan uji distribusi ukuran patikel dengan sieving
analyzer.Apabila granul yang dihasilkan kurang baik menghasilkan
serbuk halus/ fines >30% maka sisa serbuk pada wadah (fines) di granul
kembali ( ulangi proses 5-7)
11 ranul yang memenuhi syarat kemudian dikempa dengan ukuran cetakan tablet
yang sesuai
12 tablet yang diperoleh kemudian dievaluasi
A Evaluasi serbuk
Bulk Density
Timbang seksama 40-50 g serbuk, atau sampai volume 100 ml, catat
bobot serbuk,masukkan kdalam gelas ukur,catat volume serbuk
Tapped Density
Rasio Housner
Komprebilitas
Sudut Istirahat
Kadar Lembab
timbang wadah, beri kode mesh dan hasil penimbangan pada wadah
( bobot wadah kosong ), timbang seksama 100 serbuk, masukkan kedalam
sieving analyzer, jalankan sieving analyzer (10 menit), masukkan serbuk
yang tersisa pada masing-masing mesh pada wadah,timbang masing-
masing serbuk yang terdapat pada setiap mesh (bobot wadah + serbuk),
hitung bobot serbuk, hitung % bobot serbuk ada tiap mesh.
B Evaluasi Granul
timbang wadah, beri kode mesh dan hasil penimbangan pada wadah
( bobot wadah kosong ), timbang seksama 100 serbuk, masukkan kedalam
sieving analyzer, jalankan sieving analyzer (10 menit), masukkan serbuk
yang tersisa pada masing-masing mesh pada wadah,timbang masing-
masing serbuk yang terdapat pada setiap mesh (bobot wadah + serbuk),
hitung bobot serbuk, hitung % bobot serbuk ada tiap mesh.
Bulk Density
Timbang seksama 40-50 g serbuk, atau sampai volume 100 ml, catat
bobot serbuk,masukkan kdalam gelas ukur,catat volume serbuk
Tapped Density
Rasio Housner
Komprebilitas
Sudut Istirahat
C Evaluasi tablet
Organoleptis
ambil sejumlah tablet, cium bau tablet yang ada, rasakan tablet yang ada,
amati warna tablet yang ada, amati apakah ada kerusakan pada tablet
( berupa capping, laminating, mottling dll)
Keseragaman Ukuran
Diambil 20 tablet, diukur tebal dan diameter tablet, dihitung bobot rata-
rata dan standar deviasinya.
Keseragaman Bobot
Kekerasan
Ambil 20 tablet secara acak sebagai sampel, ukur kekerasan tablet satu
persatu, tablet ditaruh dibawah alat penghancur ‘9 hardness tester), saat
tablt retak / pecah, jarum akan berhenti pada suatu angkat yang dinyatakan
dalam k/cm2, catat angka tersebut sebagai nilai kekerasan tablet
Friabilitas
Diambil sejumlah tablet dengan bobot minimal 6500 mg, dibersihkan dari
debu kemudian ditimbang, tablet dimasukan dalam alat, alat dinyalakan
selama 4 menit, tablet dibersihkan lalu ditimbang, dihitung friabilitasnya.
Dalam pembuatan tablet hal pertama yang dilakukan adalah pencampuran Fase dalam
yang terdiri Zat aktif dan zat tambahan fase dalam pengisi, penghancur dalam, dan pengikat.
Setelah fase dalam jadi kemudian ditambahkan fase luar yang terdiri dari penghancur luar,
lubrikan dan glidan. Fase dalam dan fase luar dicampurkan menjadi satu dalam wadah
sampai homogen lalu dicetak. Sebelum tablet dicetak harus dilakukan terlebih dahulu
evaluasi bahan aktif, evaluasi granul dan setelah tablek dicetak dilakukan evaluasi tablet.
4.1 Hasil dan Pembahasan Evaluasi Bahan Aktif
A. Bulk Density
Bulk density dari bahan aktif serbuk antalgin yang dievaluasi didapatkan hasil 0,5226
g
/mL.
B. Tap Density
Tap density dari bahan aktif serbuk antalgin yang dievaluasi didapatkan hasil 0,6670
g
/mL.
C. Rasio Housner
Bahan aktif yang dievaluasi memiliki angka rasio housner 1,27. Bila dilihat dari
parameter yang ada serbuk antalgin ini dapat digolongkan kedalam kategori passeble/
agak mudah mengalir yaitu berada diantara range 1,26 – 1,34
D. Komprebilitas
Komprebilitas dari serbuk antalgin yang dievaluasi adalah 21,05%. Bila dilihat dari
parameter kompresibilitas yang ada maka serbuk antalgin ini dapat digolongkan ke
dalam kategori passable/ agak mudah mengalir yaitu berada di antara range 21 % –
25 %
E. Sudut Istirahat
Serbuk antalgin yang kami evaluasi memiliki sudut henti 37,23°. Bila dilihat dari
parameter sudut henti yang ada maka serbuk antalgin ini dapat digolongkan ke
dalam kategori passable/ mengalir yaitu berada di antara range 30 o – 40 o.
Dari evaluasi serbuk yang dilakukan didapatkan hasil kadar susut pengeringan
0,595% dan kadar lembab MC 0,596 %. Hasil pengujian ini menunjukan bahwa
serbuk antalgin tidak memenuhi syarat susut pengeringan dan kadar lembab yaitu 2
– 5 %. Hal ini bisa terjadi karena faktor penyimpanan serbuk yang kurang baik
sehingga meningkatkan kadar lembab serbuk tersebut
Pada evaluasi distribusi ukuran partikel didapat serbuk pada wadah paling bawah
sebanyak 97,36 %. Hal ini menunjukan bahwa ukuran partikel serbuk antalgin tidak
homogen karena terlalu banyak partikel halus yang seharusnya hanya 30 %. Ini
mungkin terjadi karena penyimpanan serbuk yang kurang baik.
Dari granul yang kami buat didapatkan hasil evaluasi buld density 0,61 g/mL.
C. Tap Density
Dari granul yang kami buat didapatkan hasil evaluasi tap density 0,64 g/mL
D. Rasio Housner
Nilai rasio housner yang diperoleh dari evaluasi granul adalah 1,05, yang
berarti granul tersebut exell/ sangat mudah mengalir karena berada pada range
1,00 – 1,11.
E. Komprebiltas
Kompresibilitas dari granul yang kami hasilkan adalah 4,7 %. Bila dilihat
dari parameter kompresibilitas yang ada maka granul ini dapat digolongkan
ke dalam kategori sangat mudah mengalir yaitu berada di antara range <10 %.
Kompresibilitas berhubungan dengan proses pencetakan dari tablet. Apabila
kompresibilitas baik berarti granul akan mudah untuk dicetak.
F. Sudut Istirahat
Granul yang kami hasilkan memiliki sudut henti 23,20°. Bila dilihat dari
parameter sudut henti yang ada maka granul ini dapat digolongkan ke dalam
kategori sangat mudah mengalir yaitu berada di antara range <25o.
Kadar air dari granul yang kami hasilkan adalah 1,86 % dan susut
pengeringan 2 % (granul ideal memiliki kadar air 2-5%), karena kadar air
yang kecil maka granul yang dihasilkan menjadi sangat keras dan sulit untuk
di lewatkan pada mesh. Kadar air yang kecil ini menyebabkan tablet yang
kami hasilkan menjadi rapuh.
4.3 Hasil dan Pembahasan Evaluasi Tablet
A. Organoleptik
Warna biru homogen tidak ada bintik-bintik atau noda, bau sesua spesifikasi, dan
rasa sesuai spesifikasi
B. Keseragaman Ukuran
Untuk menjamin penampilan tablet yang baik maka dilakukan evaluasi keseragaman
ukuran, berikut adalah tabel hasil evaluasi keseragaman ukuran tablet antalgin :
1 11,53 5,76
2 11,54 5,84
3 11,57 5,81
4 11,50 5,86
5 11,43 5,88
6 11,53 5,87
7 11,47 5,84
8 11,54 5,83
9 11,57 5,86
10 11,55 5,89
11 11,52 5,87
12 11,51 5,87
13 11,54 5,85
14 11,57 5,76
15 11,59 5,81
16 11,53 5,81
17 11,50 5,83
18 11,54 5,80
19 11,52 5,76
20 11,53 5,83
Rata-rata 11,53 5,83
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan tablet antalgin yang dihasilkan memenuhi
standard tablet yang ditetapkan oleh FI 3 yaitu diameter tablet tidak boleh lebih dari 3x dan
tidak boleh kurang dari 11/3 tebal tablet.
C. Keseragaman Bobot
Untuk menjamin kualitas tablet yang baik secara kualitatif berdasarkan bobot
dilakukan uji keseragaman bobot, berikut adalah tabel hasil dari evaluasi
keseragaman bobot yangtelah dilakukan;
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa tablet antalgin yang kita buat dengan bobot
700 mg telah memenuhi persyaratan karena tidak ada presentase penyimpangan lebih dar 5%
D. Kekerasan Tablet
Untuk menjamin ketahanan tablet pada gaya mekanik pada proses, pengemasan,
dan penghantaran maka dilakukan evaluasi kekerasan tablet, berikut dalah tabel
hasil evaluasi kekrasan tablet antalgin:
No Tablet Kekerasan Tablet (kg/cm2)
1 3
2 4
3 5
4 3
5 4
6 3
7 4
8 3
9 3,,5
10 3
11 3,5
12 3
13 4
14 4
15 3
16 3
17 3,5
18 3,5
19 3
20 4
Rata – Rata 3,5
Syarat untuk kekerasan tablet yang baik menurut FI yaitu tablet dengan bobot
400 – 700 mg kekerasannya 7 -9 kg/cm2, namun dari hasil evaluasi kita
mendapatkan rata- rata 3,5 kg/cm2 yang artinya tablet antalgin yang kita buat
tidak memenuhi persyaratan kekerasan tablet. Hal ini terjadi dikarenakan
kadar air yang kecil maka granul yang dihasilkan menjadi sangat keras dan
sulit untuk di lewatkan pada mesh. Kadar air yang kecil ini menyebabkan
tablet yang kami hasilkan menjadi rapuh.
E. Keregasan Tablet
Untuk menjamin ketahanan tablet pada gaya mekanik pada proses,
pengemasan, dan penghantaran maka dilakukan evaluasi keregasan tablet.
Diuji dengan menggunakan alat Friabilator menggunakan 20 tablet dengan
kecepatan 25 kali putaran permenit selama 4 menit. Alat ini menguji kerapuhan
suatu tablet terhadap gesekan dan bantingan selama waktu tertentu. Friabilitas
tablet Antalgin yang dihasilkan dalam praktikum adalah 7,02 %. Tablet yang
dihasilkan tidak memenuhi standar friabilitas yang seharusnya < 1%. Akibatnya
tablet yang dihasilkan menjadi sangat rapuh. Hal ini mungkin dapat disebabkan
karena kurangnya kadar air pada granul.
F. Waktu Hancur Tablet
Untuk menentukan kesesuaian dengan persyaratan waktu hancur maka
dilakukan uji waktu hancur. Namun pada saat evaluasi waktu hacur didapatkan
hasil tidak ada satupun tablet yang hancur selama 15 menit. Pada uji ini tablet
tidak memenuhi syarat karena tablet harus hancur tidak boleh lebih atau sama
dengan 15 menit.
Hal ini terjadi karena pada saat tablet yang sudah dikempa terlalu rapuh
sehingga ditambahkan lagi talkum sebagai glidan sehingga berpengaruh pada
waktu hancuur tablet
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Tablet adalah sediaan bahan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan
tambahan.
Dalam pembuatan tablet hal pertama yang dilakukan adalah pencampuran Fase dalam yang
terdiri Zat aktif dan zat tambahan fase dalam pengisi, penghancur dalam, dan pengikat.
Metode yang digunakan dalam pembuatan tablet adalah granulasi basah
Bulk density dari bahan aktif serbuk antalgin yang dievaluasi didapatkan hasil 0,5226 g/mL.
Dari granul yang kami buat didapatkan hasil evaluasi bulk density 0,61 g/mL.
Tap density dari bahan aktif serbuk antalgin yang dievaluasi didapatkan hasil 0,6670 g/mL.
Dari granul yang kami buat didapatkan hasil evaluasi tap density 0,64 g/mL
Bahan aktif yang dievaluasi memiliki angka rasio housner 1,27. Nilai rasio housner yang
diperoleh dari evaluasi granul adalah 1,05, yang berarti granul tersebut exell.
Komprebilitas dari serbuk antalgin yang dievaluasi adalah 21,05%. Kompresibilitas dari
granul yang kami hasilkan adalah 4,7 %.
Serbuk antalgin yang kami evaluasi memiliki sudut henti 37,23°. Granul yang kami hasilkan
memiliki sudut henti 23,20°
Kadar Lembab dan Susut Pengeringan dari evaluasi serbuk yang dilakukan didapatkan hasil
kadar susut pengeringan 0,595% dan kadar lembab MC 0,596 %. Kadar air dari granul yang
kami hasilkan adalah 1,86 % dan susut pengeringan 2 % (granul ideal memiliki kadar air 2-
5%), karena kadar air yang kecil maka granul yang dihasilkan menjadi sangat keras dan sulit
untuk di lewatkan pada mesh. Kadar air yang kecil ini menyebabkan tablet yang kami
hasilkan menjadi rapuh.
Distribusi Ukuran Partikel pada evaluasi distribusi ukuran partikel didapat serbuk pada
wadah paling bawah sebanyak 97,36 %.
Organoleptik
Warna biru homogen tidak ada bintik-bintik atau noda, bau sesua spesifikasi, dan rasa sesuai
spesifikasi
Keseragaman Ukuran
Berdasarkan data yang diperoleh dapat disimpulkan tablet antalgin yang kita hasilkan
memenuhi standard tablet yang ditetapkan oleh FI 3 yaitu diameter tablet tidak boleh lebih
dari 3x dan tidak boleh kurang dari 11/3 tebal tablet.
Keseragaman Bobot
Berdasarkan data yang di peroleh dapat disimpulkan bahwa tablet antalgin yang kita buat
dengan bobot 700 mg telah memenuhi persyaratan karena tidak ada presentase penyimpangan
lebih dar 5%. Sedangkan Persyaratan Tidak boleh ada 2 tablet yang presentase
penyimpangannya lebih besar dari harga yang ditetapkan pada kolom A, dan tidak bolelh ada
satupun tablet yang presentase penyimpangannya lebih dari harga yang ditetapkan pada
kolom B
Kekerasan Tablet
Syarat untuk kekerasan tablet yang baik menurut FI yaitu tablet dengan bobot 400 – 700 mg
kekerasannya 7 -9 kg/cm2, namun dari hasil evaluasi kita mendapatkan rata- rata 3,5 kg/cm2
yang artinya tablet antalgin yang kita buat tidak memenuhi persyaratan kekerasan tablet.
Keregasan Tablet
Friabilitas tablet Antalgin yang dihasilkan dalam praktikum adalah 7,02 %. Tablet yang
dihasilkan tidak memenuhi standar friabilitas yang seharusnya < 1%. Akibatnya tablet yang
dihasilkan menjadi sangat rapuh. Hal ini mungkin dapat disebabkan karena kurangnya kadar
air pada granul.
Waktu Hancur Tablet
Untuk menentukan kesesuaian dengan persyaratan waktu hancur maka dilakukan uji waktu
hancur. Namun pada saat evaluasi waktu hacur didapatkan hasil tidak ada satupun tablet yang
hancur selama 15 menit. Pada uji ini tablet tidak memenuhi syarat karena tablet harus hancur
tidak boleh lebih atau sama dengan 15 menit. Hal ini terjadi karena pada saat tablet yang
sudah dikempa terlalu rapuh sehingga ditambahkan lagi talkum sebagai glidan sehingga
berpengaruh pada waktu hancur tablet.
5.2 Saran
Diharapkan kepada praktikan agar lebih berhati – hati dalam praktikum. Diharapkan
kepada dosen pembimbing agar lebih membimbing praktikan dalam praktikum. Dan
diharapkan agar menambah fasilitas laboratorium.
DAFTAR PUSTAKA