Anda di halaman 1dari 5

4. jelaskan jalur instrinsik dan ekstrinsik activator protambin ?

a. Lintasan / jalur intrinsic (Intrinsic pathways)

Mekanisme Lintasan jalur intrinsik melibatkan factor XII, XI, IX, VIII dan X
di samping prekalikrein, kininogen dengan berat molekul tinggi, ion Ca2+ dan
fosfolipid trombosit. Lintasan ini membentuk faktorXa (aktif). Lintasan ini dimulai
dengan “fase kontak” dengan prekalikrein, kininogen dengan berat molekul tinggi,
factor XII dan XI terpajan pada permukaan pengaktif yang bermuatan negative.
Secara in vivo, kemungkinan protein tersebut teraktif pada permukaan sel endotel.
Kalau komponen dalam fase kontak terakit pada permukaan pengaktif,
faktorXII akan diaktifkan menjadi faktorXIIa pada saat proteolisis oleh kalikrein.
Factor XIIa ini akan menyerang prekalikrein untuk menghasilkan lebih banyak
kalikrein lagi dengan menimbulkan aktivasi timbale balik.
Begitu terbentuk, faktorXIIa mengaktifkan faktorXI menjadi Xia, dan juga
melepaskan bradikinin(vasodilator) dari kininogen dengan berat molekul
tinggi.Factor XIa dengan adanya ion Ca2+ mengaktifkan faktorIX, menjadi enzim
serin protease, yaitu faktorIXa. Factor ini selanjutnya memutuskan ikatan Arg-Ile
dalam faktorX untuk menghasilkan serinprotease 2-rantai, yaitu faktorXa.
Reaksi yang belakangan ini memerlukan perakitan komponen, yang
dinamakan kompleks tenase, pada permukaan trombosit aktif, yakni: Ca2+ dan
faktorIXa dan faktorX. Semua reaksi dalam hemostasis yang melibatkan zimogen
yang mengandung Gla (faktorII, VII, IX dan X), residu Gla dalam region terminal
amino pada molekul tersebut berfungsi sebagai tempat pengikatan berafinitas
tinggi untuk Ca2+.
Bagi perakitan kompleks tenase, trombosit pertama-tama harus diaktifkan
untuk membuka fosfolipid asidik (anionic). Fosfatidil serin dan fosfatoidil inositol
yang normalnya terdapat pada sisi keadaan tidak bekerja. Factor VIII, suatu
glikoprotein, bukan merupakan precursor protease, tetapi kofaktor yang berfungsi
sebagai reseptoruntuk faktorIXa dan X pada permukaan trombosit. Factor VIII
diaktifkan oleh thrombin dengan jumlah yang sangat kecil hingga terbentuk
faktorVIIIa, yang selanjutnya diinaktifkan oleh thrombin dalam proses pemecahan
lebih lanjut.

b. Lintasan / jalur Ekstrinsik(extrinsic Pathways)

Mekanisme lintasan jalur ekstrinsik melibatkan faktorjaringan, faktorVII,X


serta Ca2+ dan menghasilkan faktorXa. Produksi faktorXa dimulai pada tempat
cedera jaringan dengan ekspresi faktorjaringan pada sel endotel. Factor jaringan
berinteraksi dengan faktorVII dan mengaktifkannya; faktorVII merupakan
glikoprotein yang mengandung Gla, beredar dalam darah dan disintesis di hati.
Factor jaringan bekerja sebagai kofaktor untuk faktorVIIa dengan menggalakkan
aktivitas enzimatik untuk mengaktifkan faktorX. faktorVII memutuskan ikatan
Arg-Ile yang sama dalam faktorX yang dipotong oleh kompleks tenase pada
lintasan intrinsic. Aktivasi faktorX menciptakan hubungan yang penting antara
lintasan intrinsic dan ekstrinsik.Interaksi yangpenting lainnya antara lintasan
ekstrinsik dan intrinsic adalah bahwa kompleks faktorjaringan dengan faktorVIIa
juga mengaktifkan faktorIX dalam lintasan intrinsic. Sebenarna, pembentukan
kompleks antara faktorjaringan dan faktorVIIa kini dianggap sebagai proses
penting yang terlibat dalam memulai pembekuan darah secara in vivo. Makna
fisiologik tahap awal lintasan intrinsic, yang turut melibatkan faktorXII,
prekalikrein dan kininogen dengan berat molekul besar. Sebenarnya lintasan
intrinsik bisa lebih penting dari fibrinolisis dibandingkan dalam koagulasi, karena
kalikrein, faktorXIIa dan Xia dapat memotong plasminogen, dan kalikrein dapat
mengaktifkanurokinase rantai-tunggal.Inhibitor lintasan faktorjaringan (TFPI:
tissue faktorfatway inhibitior) merupakan inhibitor fisiologik utama yang
menghambat koagulasi. Inhibitor ini berupa protein yang beredar didalam darah
dan terikat lipoprotein. TFPI menghambat langsung faktorXa dengan terikat pada
enzim tersebut disekitar area aktifnya. Kemudian kompleks faktorXa-TFPI ini
manghambat kompleks faktorVIIa-faktor jaringan.
Sumber:
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wpcontent/uploads/2018/09/Hemostasis_
SC.pdf
 Pengertian fakto 1-13

1. Faktor I (fibrinogen). Fungsi sebagai komponen penting dalam protein plasma


hasil dari sintesis dalam hati dan diubah menjadi fibrin. Kekurangan fibrinogen
dapat mengakibatkan masalah seperti afibrinogenemia atau
hypofibrinogenemia.
2. Faktor II (protrombin). Fungsi sebagai protein plasma dan akan dikonversi
menjadi bentuk yang aktif berupa trombin (faktor IIa) melalui pembelahan
dengan aktivasi faktor X (Xa). Kekurangan protrombin dapat mengakibatkan
hypoprothrombinemia.
3. Faktor III (tromboplastin). Fungsi sebagai aktivasi faktor VII untuk membentuk
trombin
4. Faktor IV (kalsium). Fungsinya digunakan disemua proses pembekuan darah
5. Faktor V (Proakselerin, faktor labil, globulin akselator). Fungsi sebagai sistem
intrinsik dan ekstrinsik dan juga sebagai katalisis pembelahan protrombin
trombin yang aktif. Kekurangan faktor Proakselerin dapat mengakibatkan
parahemophilia.
6. Faktor VI. Faktor ini sudah tidak dipakai lagi karena fungsinya sama seperti
faktor V
7. Faktor VII (prokonvertin, faktor stabil). Fungsi sebagai sistem intrinsik.
8. Faktor VIII (Faktor antihemofilia/AHF, faktor antihemofilia A, globulin
antihemofilia/ AHG). Fungsi sebagai sistem ekstrinsik.
9. Faktor IX (komponen tromboplastik plasma (PTC), faktor antihemofilia B).
Fungsi sebagai sistem ekstrinsik.
10. Faktor X (faktor stuart-power). Fungsi sebagai sistem intrinstik dan ekstrinsik.
11. Faktor XI (Anteseden tromboplastin plasma, faktor antihemofilia C). Fungsi
sebagai sistem intrinsik.
12. Faktor XII (Faktor hageman). Fungsi sebagai sistem intrinsik.
13. Faktor XIII (Faktor stabilisasi fibrin). Fungsi sebagai penghubung silang
filamen fibril.

Sumber :https://generasibiologi.com/2016/10/13-faktor-mekanisme-pembekuan-
darah.html

5. sebutkan penyakit dengan masalah koagulasi dan trombositopenia


a. penyakit dengan masalah koagulasi
o Trombositopenia
o Trombositosis
o Immune thrombocytopenic purpura (ITP)
o Sindrom Bernard-Soulier
o Trombosis
o Emboli paru
o Hemofilia, terjadi ketika tubuh kekurangan protein pembekuan darah tertentu
o Penyakit Von Willebrand.

Sumber : https://hellosehat.com/kelainan-darah/sel-darah-putih/bahaya-penggumpalan-
darah-di-kaki-dvt/
b. Penyakit dengan trombositopenia

 Kecanduan alkohol dalam jangka panjang.


 Penyakit liver.
 Sindrom mielodisplasia.
 Penyakit anemia aplastik.
 Penyakit myelofibrosis.
 Kelainan genetik, seperti Sindrom Wiskott-Aldrich.
 Thrombotic thrombocytopenic purpura.
 Gangguan pada Sumsum Tulang
 Peningkatan penghancuran  trombosit
 Limpa menyimpan terlalu banyak trombosit.

Sumber : https://www.alodokter.com/trombositopenia
Kelainan fungsiTrombosit adalah komponen darah berukuran 2-4 mikron berbentuk bulat,
opal dan berfungsi untuk proses hemostasis, yaitu untuk melakukan penghentian perdarahan
pada saat terjadinya luka dengan cara melakukan penempelan pada kolagen (adhesi), dan
menempel dengan trombosit lain (agregasi) membentuk platelet plug.1.Kelainan adhesi
terhadap kolagenContohnya : ehlers-danlos syndrome (kelainan vaskuler)2.Kelainan adhesi
terhadap subendotelContohnya : sindroma bernard soulier (kelainan trombosit),sindroma von
willbrand (kelainan plasma )3.Kelainan pelepasanContohnya : sindroma hermansky (pudiak),
sindromawiskott (aldrich), defisiensi storage pool, sindroma chediak –higashi, defisiensi
cyclo -oxygenase (gangguan mekanik pelepasan), penyakit glikogen tipe i (gangguan
metabolisme nucleotide)4. Kelainan agregasi adp (kelainan trombosit)Contohnya :
thrombasthenia glanzmann, afibrinogemia

Anda mungkin juga menyukai