Anda di halaman 1dari 94

Pemicu 4

Luvea 405180138
Kelompok 12
LI 1 Komponen yg berperan dlm Hemostasis dan Fibrinolisis

Fungsi tubuh yg bertujuan untuk mempertahankan keenceran darah sehingga


tetap mengalir dalam pembuluh darah & menutup kerusakan dinding pembuluh
darah sehingga mengurangi kehilangan darah
Untuk mendapat faal yg baik, semua sistem harus bekerja sama agar seimbang.
Jika kelebihan fungsi hemostasis  Thrombosis, jika kekurangan  perdarahan
Komponen Penting yang terlibat:
⁻Pembuluh darah
⁻Trombosit
⁻Faktor koagulasi
⁻Inhibitor koagulasi
⁻Fibrinolisis
Faktor yg mempengaruhi hemostasis
Vaskuler :
– Vasokonstriksi segera, diperkuat serotonin dan tromboxan A₂
– Vasokonstriksi tergantung usia, gizi, letak perdarahan, ukuran luka
Intravaskuler
– Trombosit, faktor pembekuan lain
Ekstravaskuler
– Jaringan sekitar luka, faktor jaringan (F III) /tromboplastin
jaringan/tissue factor
Buku IPD Jilid
II Ed VI
Spasme vaskuler
Pembuluh darah yg tersayat/robek akan segera berkontriksi. Kontriksi ini (spasme
vaskuler) memperlambat aliran darah melalui kerusakan darah dan memperkecil
kehilangan darah. Permukaan2 endotel yg saling berhadapan juga saling menekan oleh
spasme vaskuler awal ini sehingga permukaan tersebut menjadi lekat satu sama lain dan
menambal pembuluh darah yang rusak.

Buku Fisiologi Lauralee


Sherwood Ed 8
1. Luka  kolagen endotel vaskuler terpapar
2. Trombosit teraktivasi oleh kolagen yang terpapar
3. Trombosit pada sirkulasi darah yang melewati luka akan menempel/beradhesi ke
kolagen
4. Trombosit yang beradhesi dengan kolagen membentuk pondasi “platelet plug” pada
bagian yang terluka
5. Kolagen mengaktivasi trombosit yang teradhesi sehingga elemen aktin sitoskeleton
trombosit berkembang menjadi struktur berduri  menjadi lebih lengket  trombosit
dapat beradhesi dengan kolagen & trombosit lainnya
6. Kolagen juga merangsang pelepasan molekul kimia dari granula trombosit yaitu ADP
(adenosine diphosphate)  ADP mengaktivasi trombosit di peredaran darah yang
berada disekitar luka  trombosit menjadi lengket  bisa beradhesi  membentuk
lapisan baru trombosit di bagian luka
7. Trombosit-trombosit yang telah menempel ini kemudian melepaskan ADP lebih
banyak lagi  lebih banyak trombosit lain yang menempel ke bagian luka
8. Trombosit juga mengeluarkan thromboxane A2 (TXA2), yang berperan secara
langsung dalam mendorong terjadinya agregasi trombosit dan merangsang
pelepasang ADP yang lebih banyak dari granula trombosit  lebih banyak
trombosit yang beragregasi  “platelet plug”
TXA2 juga merangsang terjadinya vasokonstriksi
Mekanisme ADP & thromboxane A2 dalam merangsang agregasi bekerja secara
umpan balik positif
9. Pada sisi lain, sel endotel normal yang berada disekitar luka mengeluarkan
molekul kimia yaitu NO & prostacyclin  menghinbisi agregasi trombosit agar
tidak terjadi penempelan trombosit pada sel endotel normal yang disamping luka
(menghinbisi agregasi yang berlebihan). Nitrat Oksida & prostacyclin juga
merangsang terjadinya vasodilatasi.
10. Agregasi trombosit merangsang tahapan hemostasis selanjutnya yaitu koagulasi
darah
Faktor Pembekuan
•Faktor I : Fibrinogen
•Faktor II : Protrombin
•Faktor III : Trombroplasmin (factor jaringan)
•Faktor IV : Kalsium
•Faktor V : Labile factor (Proakselerin/ Accelerator globulin)
•Faktor VI : Keberadaannya belum terbukti
•Faktor VII : Stable factor
•Faktor VIII : factor antihemofilik ( globulin hemofilik)
•Faktor IX : Faktor Christmas
•Faktor X : factor stuart-Power
•Faktor XI : plasma thromboplastin antecedent
•Faktor XII : Faktor Hegman (contact factor)
Buku K. Sembulingam
•Faktor XIII : Fibrin stabilizing factor (Fibrinase)
Ed 5 Jilid 1
Faktor I
Fibrinogen: sebuah faktor koagulasi yang tinggi berat molekul protein plasma dan diubah
menjadi fibrin melalui aksi trombin. Kekurangan faktor ini menyebabkan masalah
pembekuan darah afibrinogenemia atau hypofibrinogenemia.
Faktor II
Prothrombin: sebuah faktor koagulasi yang merupakan protein plasma dan diubah menjadi
bentuk aktif trombin (faktor IIa) oleh pembelahan dengan mengaktifkan faktor X (Xa) di
jalur umum dari pembekuan. Fibrinogen trombin kemudian memotong ke bentuk aktif
fibrin. Kekurangan faktor menyebabkan hypoprothrombinemia.
Faktor III
Jaringan Tromboplastin: koagulasi faktor yang berasal dari beberapa sumber yang berbeda
dalam tubuh, seperti otak dan paru-paru; Jaringan Tromboplastin penting dalam
pembentukan prothrombin ekstrinsik yang mengkonversi prinsip di Jalur koagulasi
ekstrinsik. Disebut juga faktor jaringan.
Faktor IV
Kalsium: sebuah faktor koagulasi diperlukan dalam berbagai fase pembekuan darah.
Faktor V
Proaccelerin: sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang relatif labil dan panas, yang
hadir dalam plasma, tetapi tidak dalam serum, dan fungsi baik di intrinsik dan ekstrinsik
koagulasi jalur. Proaccelerin mengkatalisis pembelahan prothrombin trombin yang aktif.
Kekurangan faktor ini, sifat resesif autosomal, mengarah pada kecenderungan berdarah
yang langka yang disebut parahemophilia, dengan berbagai derajat keparahan. Disebut
juga akselerator globulin.
Faktor VI
Sebuah faktor koagulasi sebelumnya dianggap suatu bentuk aktif faktor V, tetapi tidak
lagi dianggap dalam skema hemostasis.
Faktor VII
Proconvertin: sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang relatif stabildan panas dan
berpartisipasi dalam Jalur koagulasi ekstrinsik. Hal ini diaktifkan oleh kontak dengan
kalsium, dan bersama dengan mengaktifkan faktor III itu faktor X. Defisiensi faktor
Proconvertin, yang mungkin herediter (autosomal resesif) atau diperoleh (yang
berhubungan dengan kekurangan vitamin K), hasil dalam kecenderungan perdarahan.
Disebut juga serum prothrombin konversi faktor akselerator dan stabil.
Faktor VIII
Antihemophilic faktor, sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang relatif labil dan
berpartisipasi dalam jalur intrinsik dari koagulasi, bertindak (dalam konser dengan faktor von
Willebrand) sebagai kofaktor dalam aktivasi faktor X. Defisiensi, sebuah resesif terkait-X sifat,
penyebab hemofilia A. Disebut juga antihemophilic globulin dan faktor antihemophilic A.
Faktor IX
Tromboplastin Plasma komponen, sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang relatif stabil dan
terlibat dalam jalur intrinsik dari pembekuan. Setelah aktivasi, diaktifkan Defisiensi faktor X.
hasil di hemofilia B. Disebut juga faktor Natal dan faktor antihemophilic B.
Faktor X
Stuart faktor, sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang relatif stabil dan berpartisipasi dalam
baik intrinsik dan ekstrinsik jalur koagulasi, menyatukan mereka untuk memulai jalur umum
dari pembekuan. Setelah diaktifkan, membentuk kompleks dengan kalsium, fosfolipid, dan
faktor V, yang disebut prothrombinase; hal ini dapat membelah dan mengaktifkan
prothrombin untuk trombin. Kekurangan faktor ini dapat menyebabkan gangguan koagulasi
sistemik. Disebut juga Prower Stuart-faktor. Bentuk yang diaktifkan disebut juga
thrombokinase.
Faktor XI
Tromboplastin plasma yg di atas, faktor koagulasi yang stabil yang terlibat dalam
jalur intrinsik dari koagulasi; sekali diaktifkan, itu mengaktifkan faktor IX. Lihat juga
kekurangan faktor XI. Disebut juga faktor antihemophilic C.
Faktor XII
Hageman faktor: faktor koagulasi yang stabil yang diaktifkan oleh kontak dengan
kaca atau permukaan asing lainnya dan memulai jalur intrinsik dari koagulasi
dengan mengaktifkan faktor XI. Kekurangan faktor ini menghasilkan kecenderungan
trombosis.
Faktor XIII
Fibrin-faktor yang menstabilkan, sebuah faktor koagulasi yang merubah fibrin
monomer untuk polimer sehingga mereka menjadi stabil dan tidak larut dalam
urea, fibrin yang memungkinkan untuk membentuk pembekuan darah. Kekurangan
faktor ini memberikan kecenderungan seseorang hemorrhagic. Disebut juga
fibrinase dan protransglutaminase. Bentuk yang diaktifkan juga disebut
transglutaminase.
Kaskade Koagulasi
Faktor X mengubah prothrombin menjadi thrombin. Secara bersama-sama, 12
factor pembekuan plasma ikut serta dalam tahap2 essensial yg menyebabkan
perubahan akhir fibrinogen menjadi jala fibrin yg stabil. Sebagian besar factor
pembekuan ini adalah protein plasma yg disintesis oleh hati.
Dalam keadaan normal, faktor2 ini selalu terdapat dalam plasma dalam bentuk
inaktif, misalnya fibrinogen dan prothrombin. Berbeda dengan fibrinogen yg diubah
menjadi untai-untai fibrin tak larut, prothrombin dan precursor yg lain, ketika diubah
menjadi bentuk aktifnya, bekerja sebagai enzim proteolitik(pengurai protein).

Buku Fisiologi Lauralee


Sherwood Ed 8
Faktor jaringan dan inhibitor jalur faktor jaringan

Factor jaringan akan terbentuk bila terjadi suatu injuri/rangsangan, misalnya : induksi
induksi sitokin (IL-1a, TNF a), pengaktifan komplemen, terutama C5a, lipopolisakarida,
komplek imun dalam sirkulasi
Pembentukan thrombin

• Dibutuhkan : substrat (F.II), enzim (F.Xa), kofaktor (F.V), factor trombosit 3, ion
kalsium
• Peran kofaktor : menjamin bahwa hanya enzim dan substrat yg tepat akan masuk
dalam komplek pembentukan
• Pembentukan F.Xa dan trombin tergantung pada beberapa factor yang tergantung
vitamin K (factor II, VII, IX, X yang disintesis di hepar)
Pembentukan fibrin

Trombin melepaskan dua peptide kecil dari fibrinogen : fibrinopeptid A dan B


terbentuklah fibrin monomer (bersifat larut)
Peristiwanya disebut polimerisasi I
Trombin mengaktifkan F.XIII menjadi F.XIIIa, dimana F.XIIIa akan mengubah fibrin yang
larut menjadi tidak larut
Peristiwanya disebut polimerisasi II
Fibrinolisis
Adalah proses penghancuran deposit fibrin oleh sistem fibrinolitik shg
aliran darah akan terbuka kembali.
3 komponen utama sistem fibrinolisis :
– Plasminogen diaktifkan jd plasmin
– Aktivator plasminogen
Aktivator intrinsik : F XIIa, kalikrein
Aktivator ekstrinsik : t-PA (tissue plasminogen activator) pd endotel
pembuluh darah dan jaringan
Aktivator eksogen : urokinase (dibtk di ginjal, disekresikan ke urin),
streptokinase (streptokokus beta hemolitikus)
– Inhibitor plasmin : α-2 plasmin inhibitor, α-2 makroglobulin, α-1
antitripsin.
Sistem fibrinolisis
2 jalur pengaktifan fisiologik :
 Melibatkan activator plasminogen (t-PA)
 Melibatkan F.XIIa yg mengubah prekalikrein menjadi
kalikrein
Activator :
 Urokinase : mengaktifkan plasminogen menjadi plasmin
 Streptokinase : membentuk streptokinase-plasminogen
kemudian mengubah plasminogen menjadi plasmin
Inhibitor :
 α2-antiplasmin
 α2-mikroglobulin
 plasminogen activator inhibitor type 1 (PAI-1)
LI 2 Mekanisme Hemostatis dan Fibrinogen
Hemostasis  keadaan berhentinya pendarahan.
Terjadi melalui 3 cara :
1. Vasokontriksi : segera setelah cedera, pembuluh darah akan mengalami kontriksi
(mengurangi hilangnya darah dari bagian yg rusak) dan arteriola dan arteri kecil
akan melakukan kontriksi. Ketika pembuluh darah terpotong, endothelium akan
mengalami kerusakan dan dan kolagennya akan terpajan. Trombosit akan segera
melekat pada kolagen. Pelekatan trombosit dipercepat oleh vaktor von Willebrand.
2. Pembentukan bekuan vaskuler : trombosit melekat pd kolagen pemb. darah yg
rupture dan mensekresikan ADP serta tromboxan A2.
3. Koagulasi darah : benang2 fibrin akan tertarik untuk melekat pada sumbat
trombosit yg lonngar utk menyekat bgn pemb.darah yg rupture dan mencegah
kehilangan darah

Buku K. Sembulingam
Ed 5 Jilid 1
Buku K. Sembulingam
Ed 5 Jilid 1
Buku K. Sembulingam
Ed 5 Jilid 1
Buku K. Sembulingam
Ed 5 Jilid 1
LI 3 Kelainan Vaskuler
Kelainan Vaskuler Herediter
1 Hereditary hemorrhagic telangiectasia

2 Ehlers-Danlos syndrome

3 Osteogenesis imperfecta

4 Pseudoxantoma elasticum
Hereditary Hemorraghic Telangiectasia
Diwariskan sebagai sifat dominan autosom
Didasari oleh defek protein, endotel, endoglin
Terbentuk di kulit, selaput lendir, organ dalam, bibir, mata
Sering terjadi epistaksis berulang dan pendarahan saluran
cerna
Penyebab:
Alkohol (mempengaruhi aliran darah di pembuluh darah)
Kehamilan (mempengaruhi tekanan yg besar pada venula
Umur (pembuluh darah melemah)
•Diagnosa
Pada pemeriksaan fisik, tampak dengan jelas bintik-bintik perdarahan.
Tanda lainnya adalah pembesaran hati (hepatomegali) dan perdarahan
saluran pencernaan.
•Pengobatan
– Perdarahan bisa dihentikan dengan memberikan penekanan atau
astringen (zat yang dapat menghentikan perdarahan).
– Jika perdarahan kembali berulang, bisa digunakan sinar laser untuk
menghancurkan pembuluh darah yang rapuh.
– Perdarahan hebat bisa dihentikan dengan menyumbat arteri dengan
suatu butiran yang dimasukkan melalui kateter atau dengan
mencangkokkan jaringan yang normal. Perdarahan hampir selalu
berulang, menyebakan anemia karena kekurangan zat besi; karena itu
kepada penderita diberikan zat besi tambahan.
Tanda dan gejala:
nyeri (terkait dengan tekanan pada venula)
gatal
tanda merah pada kulit
Gejala:
sering mimisan
sesak napas
kejang
stroke kecil
Ehlers-Danlos syndrome
Definisi
Sindroma Ehler-Danlos adalah suatu penyakit jaringan ikat
keturunan yang sangat jarang terjadi

Penyebab
Penyebabnya adalah suatu kelainan pada gen yang mengendalikan
pembentukan jaringan ikat.

Gejala
persendian yang sangat lentur/longgar
kulit yang sangat elastis, rapuh dan mudah memar
jaringan yang rapuh
pembuluh darah yang mudah mengalami kerusakan
pecahnya organ dalam (jarang)
Diagnosis
Pada pemeriksaan fisik akan ditemukan:
– persendian sangat lentur/longgar dan mobilitasnya tinggi
– kulit lunak, tipis dan sangat elastis
– prolaps katup mitral
– periodontitis
– eksostosis oksipitalis (pertumbuhan pada tulang tengkorak bagian
belakang).
Pemeriksaan yang biasa dilakukan:
– Kadar piridinolin dalam air kemih
– Kadar tembaga dan seruloplasmin serum
– Tes mutasi gen kolagen
– Aktivitas lisil hidroksilase atau oksidase.
– Tes agregasi platelet.
Osteogenesis imperfecta
Definisi
Osteogenesis imperfecta adalah suatu
kondisi yang menyebabkan tulang
menjadi sangat rapuh

Penyebab
merupakan penyakit autosom dominan.
Biasanya disebabkan karena adanya
kerusakan pada gen yang memproduksi
kolagen tipe 1.

Gejala
– Blue tint to the whites of their eyes
(blue sclera)
– Multiple bone fractures
– Early hearing loss (deafness)
Pseudoxantoma Elasticum

 Definisi
Pseudoxantoma Elastika (PXE) adalah suatu penyakit jaringan ikat
keturunan yang menyerang kulit, mata dan pembuluh darah.
 Penyebab
PXE merupakan suatu penyakit yang diturunkan melalui pola
autosom resesif
 Gejala
◦ gambaran kulit yang berbintik-bintik
◦ kelainan mata, goresan angioid (robekan / retakan tipis pada
retina akibat pengapuran serat elastis)
◦ Kelainan jantung dan pembuluh darah, klaudikasio intermiten
(nyeri tungkai setelah berjalan atau melakukan olah raga berat).
Bisa terjadi serangan jantung dan stroke.
◦ perdarahan lambung
Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya dan hasil
pemeriksaan fisik.
Untuk memperkuat diagnosis biasanya dilakukan biopsi kulit.

Pengobatan
Untuk mengatasi klaudikasio intermiten bisa diberikan Pentoksifilin,
tetapi jika terdapat tanda-tanda perdarahan, pemakaian obat harus
segera dihentikan.
Beberapa ahli mata berpendapat bahwa pemberian vitamin A, C, E
ditambah seng dan selenium, bisa membantu mencegah
perdarahan retina.
Kelainan Vaskuler Didapat
1. Henoch schonlein syndrome
2. Pupura senilis
3. Purpura karena kortikosteroid
4. Purpura simpleks
5. Scurvy
6. Purpura karena obat-obatan

7. Purpura karena infeksi

8. Purpura mekanik

9. Purpura yg dihubungkan dengan paraproteinnemia


Henoch Schonlein Syndrome
Definisi
Suatu peradangan pada pembuluh darah kecil yang mungkin disebabkan oleh
suatu reaksi autoimun yang abnormal. Pembuluh darah di kulit, sendi, saluran
pencernaan atau ginjal meradang dan mengalami kebocoran
Penyebab
Kemungkinan penyebabnya adalah suatu respon abnormal dari sistem
kekebalan
Gejala
bintik keunguan (purpura) akibat perembesan darah ke dalam kulit, yang
paling sering ditemukan di daerah kaki, tungkai, lengan dan bokong.
pembengkakan pergelangan kaki, pinggul, lutut, pergelangan tangand an
sikut, yang biasanya disertai demam dan nyeri sendi.
Perdarahan saluran pencernaan bisa menyebabkan kram perut.
Hematuria (air kemihnya mengandung darah).
Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya.
Pengobatan
Jika diduga penyebabnya adalah obat, maka sebaiknya pemakaian obat
segera dihentikan.
Kortikosteroid bisa membantu meringankan pembengkakan, nyeri sendi
dan nyeri perut; tetapi tidak dapat mencegah kerusakan ginjal.
Jika terjadi kerusakan ginjal, kadang diberikan obat untuk mengurangi
aktivitas sistem kekebalan (obat imunosupresan), seperti azatioprin atau
siklofosfamid.
Purpura Senilis
Atrofi jaringan penunjang pembuluh darah kulit, terutama pada
bagian dorsal lengan bawah dan tangan
Usila
Bagian ekstensor lengan & tangan kulit yg terkena bersifat tidak
elastik, halus & licin degenerasi & kehilangan kolagen, elastin
& lemak
Purpura Kortikosteroid
Steroid dapat menyebabkan atrofi jaringan ikat pada penyangga kapiler bawah kulit
sehingga pembuluh darah mudah pecah
Penyakit cushing mendapat kortikosteroid dosis tinggi dlm wkt lama
Dasarnya: kehilangan jar. subkutan yg merupakan jar. penunjang pembuluh darah
Purpura simpleks
Pd ♀ dlm masa menstruasi & tampak sbg lebam kebiruan pd kulit.
Etilogi tidak jelas mungkin krn pe↑ fragilitas PD di kulit
Tidak dijumpai kelainan pd masa perdarahan /percobaan pembendungan.
Scurvy
Defisiensi vitamin C yang berakibat pada kerusakan kolagen,
sehingga pembuluh darah mudah pecah dan terjadi petechiae
perifolikuler
Kekurangan vit. C  gangguan pembetukan kolagen.
Fragilitas vaskuler ↑: petekhiae & ekhimosis
Petekhiae sifat perifolikuler : sekitar folikel rambut
Masa perdarahan biasanya memanjang & percobaan
pembendungan = +
Purpura Karena Obat-obatan
Beberapa obat-obatan dpt menimbulkan purpura, gejala hilang ketika obat dihentikan
Patofisiologi tidak jelas
Purpura karena Infeksi
Sebab infeksi bakteri, virus, riketsia, meningkokus & toksin bakteri  kerusakan
endotel vaskuler
Pd endokarditis bakterial purpura  emboli pd mikrovaskuler.
Beberapa keadaan terjadi jg trombositopenia & disseminated intravaskular
coagulation
Purpura mekanik
Kontraksi otot berlebih seperti pertusis & kejang” akan me↑ tekanan intrakapiler shg
tjd ekstravasasi darah.
Purpura pd leher, kepala, & extremitas atas
Purpura ortostatik yg timbul karena mekanisme yg sm : purpura di kaki pd org yg
berdiri terlalu lama
Purpura yang Dihubungkan dengan
Paraproteinemia
Kerusakan vaskuler  akibat langsung / tidak langsung dari
protein abnormal
Hal yg sama jg terjadi pd cryoglobulin & macroglobulinemia
waldenstrom’s
LI 4 Kelainan Trombosit
Trombositosis

Kelainan kuantitatif
/ jumlah
Trombositopenia
Kelainan
trombosit Herediter

Kelainan kualitatif /
fungsi
Didapat
Kelainan Jumlah  TROMBOSITOPENIA

Penyakit yang menyebabkan trombositopenia:


1. Kegagalan produksi trombosit
-Toksik obat atau infeksi virus  depresi megakariosit
-Obat yg mempengaruhi = sitotoksik, etanol,
kloramfenikol, ko-trimokzasol, dll
-Herediter (jarang)  ketiadaan os radius, anomaly
May-Heglin dengan inclusion bodies di granulosit,
sindrom WAS + eksim dgn defisiensi imun =>
merupakan mutase gen WASP  proteinnya =
regulator hemopoetik
2. Meningkatnya komsumsi/perusakan trombosit

a. Purpura Trombositopenik Autoimun (Idiopatik) ---- ITP

Kronik  wanita 15-50th


Patogenesis:
Autoantibodi trombosit (IgG) membuat clearance trombosit oleh makrofag di
RES lbh cepat dari sirkulasinya
Antibodi ditujukan utk Antigen di kompleks GPIIb-IIIa/Ib  usia trombosit
pendek (bbrp jam); megakariosit meningkat 5x
Gambaran Klinis:
− Awal  petekie, memar, menstruasi berlebih
− Parah  pendarahan mukosa (epistaksis / gusi berdarah)
− Penyakit bisa kambuh dan sembuh spontan
− Pendarahan SSP jarang  bisa mematikan
Diagnosis:
− Hitung trombosit 10.000-100.000/mm³
− Apusan darah tepi  trombosit menurun
− Tes imun  antibody antiglikoprotein GPIIb-IIIa / Ib di permukaan trombosit
Kronik  Wanita 15-50th
Terapi:
- Kortikosteroid  menekan makrofag, menurunkan ikatan IgG
- Imunoglobulin IV dosis tinggi  menaikan hitung trombosit
- Imunosupresan
- Antibody monoklonal = Rituksimab (anti CD20)
- Agonis reseptor trombopoetin  merangsang trombopoesis
- Androgen = Danazol
- Transfusi trombosit
- Transplantasi sel punca
- Splenektomi  jika pengobatan tdk berhasil dan terjadi splenomegali

Akut  sering terjadi pada anak


Patogenesis:
Perlekatan kompleks imun non-spesifik ke trombosit jika trombosit
<20.000/mm³ beri kortikosteroid atau Ig dosis tinggi
b. Infeksi = prosesnya diperantarai respons imun
c. Purpura Pasca Transfuse = trombositopenia 10 hari stlh
transfusi  terbentuk antibody dlm darah resipien thdp
Human Platelet Antigen-1a pada trombosit donor
d. Trombositopenia imun dipicu obat = kausa: kuinin,
kuinidin, heparin, penisilin, rifampisin, diazepam
tolbutamid, metildopa,dll
e. Purpura Trombositopenik Trombotik --- TTP
Defisiensi gen ADAMTS13 metalloprotease 
pengurai multimer vWF besar (ULvWF)
Bisa herediter atau didapat
Dipicu: infeksi, penyakit autoimun / jaringan ikat,
obat, bedah jantung
Purpura Trombositopenik Trombotik --- TTP
Patogenesis:
− Benang-benang multimer ULvWF melekat di endotel  trombosit yg
lewat melekat (mll reseptor GPIb)  agregasi meningkat thrombus
− Benang-benang multimer  embolus pembuluh halus  Iskemia organ
Gejala:
Trombositopenia, anemia hemolitik mikroangiopati, kelainan neurologic,
gagal ginjal, demam.
Diagnosis:
Trombositopenia, ADAMTS13 menurun
Terapi:
− Pertukaran plasma (Plasma Beku Segar  menghilangkan multimer dan
antibody, menyalurkan ADAMTS13)
− Rituksimab + infus plasma
− Kortikosteroid, vinkristin, immunoglobulin IV, imunosupresif
Kelainan fungsi  TROMBOPATI
Herediter
1. Trombastenia (Glanzmann)  resesif autosom
− Kegagalan agregasi trombosit primer  defisiensi GPIIb/IIIa yg
membentuk reseptor vWF dan fibrinogen
− Muncul: neonatus ; gambaran kegagalan agregasi invitro dgn semua
agonis (kecuali ristosetin)
2. Sindrom Bernard-Soulier  ukuran trombosit besar & defisiensi GPIb
− Gangguan pengikatan vWF, ggn perlekatan ke endotel terpajan,
trombosit tidak beragregasi dengan ristosetin
3. Storage Pool Diseases
− Sindrom trombosit abu2 = trombosit lbh besar, tidak ada granula α
− δ-storage pool disease = tidak ada granula padat
Didapat
1. Obat antitrombosit = aspirin; dipiridamol; klopidrogel;
abiksimab, eptifibatid, tirofiban
2. Hiperglobulinemia  gangguan perlekatan, agregasi,
pelepasan trombosit
3. Penyakit mieloproliferatif dan mielodisplastik  kelainan
intrinsic fungsi trombosit
4. Uremia
5. Penyakit hati

Obat utk kelainan trombosit = TROMBOMIMETIK


Meningkatkan produksi trombosit -> mengaktifkan reseptor
trombopoetin di megakariosit
Preparat: Tromboplastin (SK) dan Eltrombopag (PO)
LI 5 Kelainan Faktor Pembekuan Darah

Gangguan Koagulasi Herediter


Hemofilia A (defisiensi faktor VIII)
Hemofilia B (penyakit christmas , defisiensi faktor IX)
F. VIII diperlukan dalam pembentukan tenase complex yang akan mengaktifkan F
X.Defisiensi F VIII menganggu jalur intrinsik sehingga menyebabkan berkurangnya
pembentukan fibrin.Akibatnya terjadilah gangguan koagulasi
Penyakit Von Willebrand (VWD)
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi V
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi V
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi V
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi V
DIC
Patofisiologi DIC

Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi V


Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi V
VON WILLEBRAND

Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi V


Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi V
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi V
Gejala paling sering pada PVW:
• perdarahan gusi
• hematuri
• epistaksis
• perdarahan saluran kemih
• darah dalam feses
• mudah memar
• menoragi

Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi V


LI 6 Kelainan Trombosis
TROMBOSIS
• Terbentuknya massa bekuan darah intravaskuler pd org yg masih hidup
• Mekanisme trombosis arteri : (1) endotel pemb.darah yg tdk utuh (2)
trombosit yg teraktivasi (3) Klirens faktor pembekuan aktif berkurang (4)
sistem fibrinolisis berkurang
• Mekanisme trombosis vena Triad Virchow : (1) koagulasi darah (2) stagnasi
(3) kerusakan pemb.darah
• Gejala trombosis arteri : angina,heart attack, stroke, peripheral vascular
disease
• Gejala Trombosis vena :nyeri, pembengkakan, sindroma post trombosis,
kadang terjadi perubahan warna kulit
Trombosis Arteri
Sering terjadi di daerah percabangan, karena di situ terjadi perubahan
aliran darah yang memudahkan terjadinya kerusakan endotel.
Kerusakan endotel → sifat non trombogenik hilang → aktivasi trombosit
dan sistem pembekuan darah → thrombus
Trombus arteri biasanya berupa white thrombus yang terutama terdiri
dari trombosit.
Faktor resiko: keadaan-keadaan yang menyebabkan kerusakan
endotel/yang disertai kelainan trombosit.
Trombosis Arteri
Faktor resiko trombosis arteri :
1. Hipertensi
2. Hiperkolesterolemia
3. Hiperlipoproteinemia
4. Kebiasaan merokok
5. Diabetes melitus
6. Antiphospholipid syndrome
7. Hiperhomosisteinemia
8. Lipoprotein α
9. Trombositosis
10.Polisitemia
Trombosis Vena
Sering terjadi di daerah yang mengalami stasis, karena disitu terjadi penumpukan
faktor-faktor pembekuan yang aktif.
Selain stasis, faktor yang penting adalah hiperkoagulabilitas
Kerusakan endotel bukan merupakan faktor yang penting pada trombosis vena,
kecuali pada trombosis vena femoralis setelah operasi panggul.
Trombus vena biasanya berupa red thrombus yang banyak mengandung fibrin dan
eritrosit.
Faktor resiko: keadaan-keadaan yang menimbulkan stasis dan hiperkoagulabilitas.
Trombosis Vena
Faktor resiko : 9.Defisiensi antithrombin
1.Immobilisasi 10.Defisiensi protein C
2.Operasi 11.Defisiensi protein S
3.Trauma jaringan yang luas 12.Defisiensi F XII
4.Keganasan 13.Struktur molekul
5.Kehamilan plasminogen abnormal
6.Pil kontrasepsi 14.Paroxysmal nocturnal
7.Antiphospholipid hemoglobinuria
syndrome 15.Umur
8.Activated protein C 16.Obesitas
resistance
Perbedaan thrombosis arteri danthrombosis vena
Trombus Arteri Trombus Vena
Jenis White thrombi Red thrombi
Komponen utama Trombosit Fibrin + eritrosit
Lokalisasi Percabangan Daerah statis
Aliran darah Cepat Lama
Patogenesa - Kerusakan vaskuler - Statis
- Aktivasi trombosit - Hiperkoagulasi
Akibat - Infark Miokard - Emboli paru
- Trombosis arteri
Faktor Resiko Trombosis arteri dan Trombosis vena
Faktor Resiko Trombosis arteri Faktor Resiko Trombosis vena
• Keadan yang menimbulkan • Keadaan yang menimbulkan
kerusakan endotel stasis

• Keadaan yang disertai • Keadaan yang menyebabkan


thrombosis atau aktivitas hiperkoagulasi
trombosit meningkat
Risiko thrombosis
a. Stasis Vena dan Imobilitas

Stasis vena karena kelainan vena sendiri atau karena faktor luar memudahkan terjadi kontak
faktor pembekuan dengan endotel yang akhirnya meningkatkan risiko thrombosis.Imobilitas
memperlambat aliran vena karena tidak bekerjanya pompa otot juga menyababkan stasis aliran darah
sehingga meningkatkan risiko thrombosis
b. Thrombosis vena pasca operasi
Operasi yang disertai kerusakan jaringan yang luas meningkatkan aktivitas
faktor jaringan sehingga meningkatkan risiko thrombosis. Operasi yang
mempunyai risiko tinggi adalah operasi besar pada abdomen dan operasi
panggul

c. Keganasan
Penderita dengan kanker paru, payudara, prostat, pankreas dan saluran
cerna mempunyai risiko lebih tinggi untuk terjadinya thrombosis
d. Terapi estrogen
terapi estrogen meningkatkan kadar faktor II,VII,VIII,IX dan X . Serta
menurunkan kadar antithrombin dan tissue plasminogen activator
e. Kelainan darah
Peningkatan viskositas darah, thrombositosis dan gangguan reseptor
thrombosit meningkatkan risiko thrombosis pada polisitemia vera dan
thrombositosis esensial.
f. Artherothrombosis
Thrombosis yang terjadi di atas atheroma plug pada dinding pembuluh
darah. Dipicu oleh ruptur atau fisur pada permukaan plug yang tidak stabil
sehingga meningkatkan ekspresi tissue factor dan aktivasi thrombosit

g. Thrombosis vena dalam


Terbentuknya thrombus pada vena profunda terutama pada tungkai
bawah. Thrombus yang terbentuk adalah thrombus merah karena terdiri dari
fibrin dan sel darah merah, komponen thrombosit hanya sedikit
Terapi Thrombosis
Terapi Thrombosis harus didasarkan pada patogenesisnya, berikut prinsipterapi
thrombosis berdasarkan patogenesisnya:
Patogenesis Tindakan

Pencegahan: mengendalikan faktor


Faktor Risiko
risiko
Aktovasi trombosit:
• Platelet adhesion Obat antiplatelet
• Platelet aggregation

Koagulasi darah Antikoagulan

Thrombosis Thrombolitik
Pencegahan thrombosis  tindakan paling penting sebelum
thrombosis menimbulkan dampak negatif.
Untuk pencegahan maka faktor risiko harus dikendalikan.
Faktor risiko yang dpat dikendalikan adalah faktor risiko yang di
dapat, terutama thrombophilia didapat dan faktor risiko untuk
arteriskerosis.
LI 7 Pemeriksaan Lab

Pemeriksaan Penyaring Untuk Fungsi Hemostasis


Kelainan hemostasis dgn perdarahan abnormal dpt merupakan:
Kelainan pemb.darah
Trombositopenia atau gangguan fungsi trombosit
Keleainan koagulasi.

Pemeriksaan dpt digunakan untuk menilai komponen trombosit,


dinding pemb, & koagulasi dari trombosit
Hitung Darah dan Pemeriksaan Apusan Darah
Trombositopenia sering mjd penyebab perdarahan abnormal,
oleh karna itu pd pasien yg diduga menderita kelainan
perdarahan, pertama kali hrs dilakukan pemeriksaan hitung
darah berupa hitung trombosit & aapusan darah tepi. Selain utk
memastikan adanya trombositopenia, dari pemeriksaan darah
apus dpt menunjukkan kemungkinan penyebab yg jelas spt mis:
leukemia.
Pemeriksaan Penyaring Sistem
Koagulasi
Pemeriksaan ini meliputi penilaian jalur intrinsik &
ekstrinsik dari system koagulasi & perubahan dari
fibrinogen mjd fibrin.

Waktu protrombin (Prothrombin time , PT)


-Mengukur faktor VII, X, V, protrombin,&fibrinogen.
-Tromboplastin jaringan / faktor jaringan dengan lemak
& kalsium ditambahkan ke dlm plasma bersitrat.
-Waktu norma koagulasi adalah 10-14 detik.
-Dinyatakan juga sebagai International normalized ratio
(INR)
Activated partial thromboplastin time (APTT)
- Mengukur faktor VIII, IX, XI, dan XII selain itu tambahan pd faktor X,
V, protrombin, dan fibrinogen.
- Fosfolipid, suatu activator permukaan (mis:kaolin) dan kalsium,
ditambahkan ke plasma bersitrat.
- Waktu normal utk pembekuan adalah 30-40detik.

Memanjangnya waktu trombin (pembekuan) (Thrombin Time, TT) pada


ATP dan APTT karna defisiensi faktor dikoreksi dgn penambahan protein
plasma normal ke plasma yg sedang diperiksa. Jika tjd koreaksi atau
koreksinya tak sempurna dgn plasma normal maka perlu dicurigai adanya
inhibitor koagulasi.
Waktu trombin sensitive terhadap defisiensi fibrinogen / inhibisi trombin.
Trombin sapi yg telah diencerkan ditambahkan ke plasma bersitrat pd
konsentrasi yg menyebabkan waktu pembekuan 14-16detik pd org
normal.
Pemeriksaan Faktor Koagulasi Khusus
Fibrinogen, faktor vW, dan faktor VIII. Pemeriksaan ini bias scr
kuantitatif / dgn cara membandingkan efek koreksi dari plasma
yg mengandung kekurangan substrat tertentu yg mempunyai
perpanjangan waktu pembekuan (PT, aPTT), dgn efek koreksi thp
plasma normal, yg hasilnya dinyatakan persentase aktivitas
normal.
Waktu Perdarahan
Berguna utk pemeriksaan fungsi trombosit abnormal mis: pd
def.faktor vW. Pd trombositopenia, wktu perdarahan jg akan
memanjang, namun pd perdarahan abnormal yg disebabkan
kelainan pemb.darah, waktu perdarahan biasanya normal.
Pemeriksaan dilakukan dgn memberi tekanan pd lengan atas dgn
memasang manset tekanan darah. Lalu dibuat insisi kecil pd
daerah fleksor lengan bawah. Pd keadaan normal, perdarahan
akan berhenti dlm waktu 3-8menit.
Pemeriksaan Fungsi Trombosit
Tes ini mengukur penurunan penyerapan sinar pd plasma kaya
trombosit sbg agregat trombosit. Agregasi primer berasal dari
rangsangan agen eksternal, sedangkan respon sekunder
berasal dari agen yg sering dugunakan mis: ADP, kolagen,
ristosetin, asam arakidonat dan adrenalin.
Pemeriksaan Fibrinolisis
Peningkatan activator plasminogen dlm darah dpt dideteksi dgn
memendeknya euglobulin clot lysis time. Beberapa teknik
imunologik digunakan utk mendeteksi fibrinogen / produk
penguraian fibrin (termasuk D-Dimer) dlm serum.
Pasienn yg mengalami peningkatan fibrinolisis, kadar plasminogen
dlm darah mungkin rendah.
LI 8 Pemakaian dan Pemantauan Obat Anti Trombosis
TUJUAN PENGOBATAN TROMBOSIS:
• Mencegah perluasan ekstensi trombus
• Mengurangi terjadinya rekurensi trombus
• Mencegah pembentukan emboli
• Mencegah terjadinya sindrom post-trombotik

3 GOLONGAN OBAT-OBATAN ANTI TROMBOSIS:


• Antikoagulan
• Antiplatelet agregasi
• Trombolitik/fibrinolitik

Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi V


Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi V
Indikasi Pemberian Antikoagulan:
• Trombosis vena dalam
• Infark miokard
• Angina pektoris tidak stabil
• Trombosis yg berulang (rekurens)
• Terapi profilaksis trombosis (pd operasi besar sprt
neurosurgery)

Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi V


Kontra indikasi Pemberian Antikoagulan:
1. Absolut
- perdarahan aktif
- perdarahn serebrospinal
- riwayat hipersensitivitas thd heparin
- riwayat adanya trombositopenia terinduksi
heparin
- diatesis haemoragik
2. Relatif
- ulkus peptikum
- pasca operasi mayor yg kurang dr 5 hari
- trauma mayor yg baru terjadi
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi V
Efek samping Pemberian Antikoagulan:
• perdarahan
• trombositopenia
• rambut rontok (reversibel)
• osteoporosis (beratfraktur)

Untuk mengurangi efek samping: monitor waktu


pembekuan darah dan jumlah trombosit secara teratur

Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi V


Indikasi Pemberian Antiagregasi trombosit:
Untuk pencegahan terjadinya serangan iskemi akut
sprt iskemi strok, “transient ischemic attack”, angina
pektoris, penyakit vaskuler perifer

Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi V


Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi V
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi V
Kontra indikasi Pemberian obat Trombolitik:
• Hipertensi berat
• Endokarditis bakterialis subakut
• Hamil trimester pertama
• Gangguan fungsi hati
• Gangguan fungsi ginjal
• Usia lanjut (dgn kecenderungan degenerasi
arteriosklerotik

Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi V


Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi V
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi V

Anda mungkin juga menyukai