Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah dengan
dosen pembimbing Friska Sinaga .,Ners.,MNS
Disusun Oleh :
Angelina Simanjorang 30120117014
Gabriela Steffi Christy Yuto 30120117017
Vera Elsawati Siregar 30120117022
Dion Hendry Hermawan 30120117042
2018
Proses Pembekuan Darah (Koagulasi)
Hemostasis, terdiri dari 4 peristiwa besar yang terjadi dalam urutan yang
ditetapkan setelah hilangnya integritas vaskular:
1. Tahap awal dari proses ini adalah penyempitan pembuluh darah. Hal ini
membatasi aliran darah ke daerah cedera.
1
3. Untuk memastikan stabilitas plug trombosit awalnya longgar, mesh fibrin (juga
disebut bekuan) bentuk dan menjebak steker. Jika steker hanya berisi trombosit itu
disebut trombus putih, jika sel-sel darah merah yang hadir itu disebut trombus
merah
4. Akhirnya, gumpalan harus dilarutkan dalam rangka untuk aliran darah normal
untuk melanjutkan perbaikan jaringan berikut. Pembubaran bekuan darah terjadi
melalui aksi plasmin Dua jalur mengarah pada pembentukan bekuan fibrin: jalur
intrinsik dan ekstrinsik. Meskipun mereka diprakarsai oleh mekanisme yang
berbeda, dua bertemu di jalur umum yang mengarah pada pembentukan
gumpalan. Kedua jalur yang kompleks dan melibatkan berbagai protein yang
berbeda disebut faktor pembekuan.
2
faktor anti hemofilik membentuk tromboplastin. Sel-sel jaringan tetangganya
yang luka kena pisau juga akan melepaskan substansi tromboplastin.
3
Fase-Fase Pembekuan
a. Jalur Ekstrinsik
Jalur ekstrinsik dipicu oleh tromboplastin dan melibatkan faktor
VII dan ion kalsium. Kedua jalur akan bergabung menjadi jalur bersama
yang melibatkan faktor X, V, platelet, faktor III, protrombin, dan
fibrinogen (D’Hiru, 2014). Jalur ekstrinsik merupakan jalur yang
diprakarsal oleh masuknya tomboplastin jaringan kedalam sirkulasi darah.
Tromboplastin jaringan berasal dari fosfolipoprotein dan membran organel
dari sel-sel jaringan yang terganggu, fosfolipid trombosit tidak diperlukan
untuk aktivasi pada jalur ekstrinsik karena faktor jaringan mempunyai
pasokan fosfolipid sendiri (Kiswari R, 2014).
4
faktor jaringan (tissue factor pathway inhibitor) yang membentuk suatu
karakter TPL, faktor VIIa, dan faktor IXa ( Pratiwi D T,2016).
b. Jalur Intrinsik
Rangkaian lainnya yang mengaktifkan faktor X adalah jalur
intrinsik, nama itu diberikan karena ia menggunakan faktor-faktor yang
terdapat dalam sistem vaskuler atau plasma. Dalam rangkaian ini terdapat
reaksi cascade, pengaktifan salah satu prokoagulan akan mengakibatkan
pengaktifan bentuk penerus berikutya. Jalur intrinsik diawali dengan
keluarnya plasma atau kolagen melalui pembuluh yang rusak dan
mengenai kulit (D’Hiru, 2014). Jalur intrinsik melibatkan aktivasi faktor
kontak prekallikrein, HMKW, faktor XII, dan faktor XI. Faktor-faktor ini
berinteraksi pada permukaan untuk mengaktifkan faktor IX menjadi faktor
IXa. Faktor IXa bereaksi dengan faktor VIII, PF3, kalsium untuk
menghasilkan faktor X menjadi Xa. Bersama faktor V, faktor Xa
mengaktifkan protrombin (Faktor II) menjadi trombin. Yang selanjutnya
mengubah fibrinogen menjadi fibrin (Kiswari R, 2014).
c. Jalur Bersama
Mekanisme pembekuan darah pada jalur bersama berawal dari
pengaktifan faktor X menjadi faktor Xa akibat dari reaksi pada jalur
ekstrinsik dan jalur intrinsik (Pratiwi D T, 2016). Baik jalur intrinsik
maupun ekstrinsik akan bertemu pada untuk membentuk jalur bersama,
yang akhirnya membentuk protein plasma protrombin (II) menjadi bentuk
aktifnya, trombin (IIa) (Sacher A R & McPherson A R, 2004). Faktor XIIa
menyebabkan ikatan peptida dalam jaringan fibrin terpolimerisasi. Reaksi
silang ini menyebabkan fibrin semakin elastis dan kurang rentang terhadap
lisis oleh agen fibrinolitik. Fibrin membentuk penutup yang longgar
didaerah luka, yang akan memperkuat sumbat trombosit dan menutup
luka. Setelah dalam waktu yang singkat, gumpalan menjadi lebih kecil dan
lebih padat. Fiamen fibrin berkumpul disekitar agregat trombosit.
Trombosit yang menepel pada fibrin akan menarik serat lebih dekat.
Ketika terjadi bekuan dalam tabung reaksi, terjadinya retraksi bekuan yang
5
dapat diamati, cairan diperas dari bekuan dan menghasilkan serum
(Kiswari R, 2014).
Faktor I
Faktor II
Faktor III
Faktor IV
Faktor V
6
intrinsik dan ekstrinsik koagulasi jalur. Proaccelerin mengkatalisis pembelahan
prothrombin trombin yang aktif. Kekurangan faktor ini, sifat resesif autosomal,
mengarah pada kecenderungan berdarah yang langka yang disebut
parahemophilia, dengan berbagai derajat keparahan. Disebut juga akselerator
globulin.
Faktor VI
Faktor VII
Faktor IX
Faktor X
7
Stuart faktor, sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang relatif stabil dan
berpartisipasi dalam baik intrinsik dan ekstrinsik jalur koagulasi, menyatukan
mereka untuk memulai jalur umum dari pembekuan. Setelah diaktifkan,
membentuk kompleks dengan kalsium, fosfolipid, dan faktor V, yang disebut
prothrombinase; hal ini dapat membelah dan mengaktifkan prothrombin untuk
trombin. Kekurangan faktor ini dapat menyebabkan gangguan koagulasi sistemik.
Disebut juga Prower Stuart-faktor. Bentuk yang diaktifkan disebut juga
thrombokinase.
Faktor XI
8
DAFTAR PUSTAKA
https://kupdf.net/download/proses-pembekuan-
darah_59ec699208bbc5b47feb8f93_pdf#
Rosdianti, 2017, Pengaruh Waktu Sentrifugasi terhadap Nilai aPTT (activated
Partial Tromboplastin Time), Universitas Muhammadiyah Semarang,
Semarang.