Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PEMBEKUAN DARAH

DISUSUN OLEH
ANGGI BINTARI SYAHRA
ANNISHA SAFIRA HADI
DESY ARIANTI
DWINDA PRAMITHA SARI
ERVIN RISMALIA
IKA SUMARWATI
INTAN RAHMAHTANTYA
LESTI ENDAR PRIHANDINI
NURJANAH SAFITRI
RAHAYU DWI
AKADEMI FARMASI HANG TUAH JAKARTA
2014-2015
PEMBEKUAN DARAH

Pengertian Hemostasis
Hemostasis berasal dari kata haima (darah) dan stasis (berhenti), merupakan
proses yang amat kompleks, berlangsung terus menerus dalam mencegah kehilangan
darah secara spontan, serta menghentikan pendarahan akibat adanya kerusakan sistem
pembuluh darah. Proses ini mencakup pembekuan darah (koagulasi) dan melibatkan
pembuluh darah, agregasi trombosit (platelet) serta protein plasma baik yang
menyebabkan pembekuan maupun yang melarutkan bekuan.
Pada hemostasis primer terjadi vasokonstriksi inisial pada pembuluh darah yang
cedera sehingga aliran darah di sebelah distal cedera terganggu. Vasokonstriksi
merupakan respon segera terhadap cedera, yang diikuti dengan adhesi trombosit pada
kolagen pada dinding pembuluh yang terpajan dengan cedera dengan perantara faktor
von Willbrand. Trombosit yang teraktivasi menyebabkan reseptor trombosit Gp
IIb/IIIa siap menerima ligan fibrinogen dan terjadi agregasi trombosit dan
membentuk plak trombosit yang menutup luka/truma . Proses ini kemudian diikuti
proses hemostasis sekunder yang ditandai dengan aktivasi koagulasi melalui jalur
intrinsik dan jalur ekstrinsik.
Terdapat 4 fase hemostasis yaitu:
a. Fase pertama adalah konstriksi pembuluh darah yang rusak untuk
mengurangi aliran darah distal terhadap luka.
b. Fase kedua terdiri dari pembentukan sumbatan trombosit yang longgar,
atau thrombus putih, pada tempat luka bekerja sebagai respon terhadap
kolagen pengikat trombosit, yang sebagai respon terhadap kolagen
pengikat, mengalami kerusakan struktur interna dan mebebaskan
tromboxan dan ADP. Ini merangsang trombosit lain untuk melekat pada
trombosit yang terikat pada kolagen, membentuk sumbat trombosit
longgar dan sementara. Fase hemostasis ini mengukur dengan menentukan
waktu pendarahan.
c. Fase ketiga adalah pembentukan thrombus merah (bekuan darah).
d. Fase keempat adalah disolusi (pelarutan) sebagian atau seluruh bekuan.

Faktor Pembekuan Darah

Di awal abad 20, Howell mengatakan bahwa ada 4 faktor penggumpal darah,
yaitu tromboblastin, protrombin, Ca

2+

dan fibrinogen. Dewasa ini telah diketahui

paling tidak ada 12 faktor yang diperlukan dalam penggumpalan darah, seperti yang
tampak pada table berikut ini.
Faktor
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
X
XI
XII

Nama
Fibrinogen
Protrombin
Tromboplastin ( faktor jaringan)
Ca2+
Proakselerin = globulin akselerator (Ac-glob)
Prokonvertin
Faktor antihemofilia, globulin antihemofilia (AHG)
Komponen Tromboplastin plasma (faktor christmas)
Faktor stuart-power
Anteseden tromboplastin plasma (PTA)
Faktor hageman
Faktor Laki-Lorand

Pembagian faktor-faktor pembekuan adalah sebagai berikut:


Faktor I

: disebut fibrinogen, adalah suatu glikoprotein dengan berat molekul

330.000 dalton, tersusun atas 3 pasang rantai polipeptida. Fibrinogen adalah protein
terlarut yang merupakan factor koagulasi yang disintesis di dalam hati dan dilepaskan
ke dalam aliran darah. Fibrinogen berfungsi untuk membentuk benang- benang fibrin.
Kadar fibrinogen meningkat pada keadaan yang memerlukan hemostasis dan pada
keadaan nonspesifik, misalnya inflamasi, kehamilan, dan penyakit autoimun.
Faktor II

: Disebut dengan protrombin, dibentuk di hati dan memerlukan

vitamin K. Faktor ini merupakan prekusor enzim proteolitik tromion dan mungkin
asselerator konversi protrombin lain. Protrombin adalah sejenis glikoprotein atau
protein dalam plasma darahyang merupakan precursor tidak aktif yang bersifat tidak
stabil yang dibentuk oleh dan disimpan dalam hati dan dapat dipecah menjadi
senyawa yang lebih kecil salah satunya adalah trombin. Sekresi protrombin ke dalam
plasma darah terjadi karena stimulasi dari tromboplastin dan ion kalsium pada proses
koagulasi.

Faktor III

: Merupakan tromboplastin Jaringan yang berupa lipoprotein jaringan

activator protombin. Tromboplastin atau trombokinase adalah suatu zat (enzim) yang
akan mengubah atau memecahkan protrombin menjadi thrombin.
Faktor IV

: Merupakan Ion kalsium yang diperlukan untuk mengaktifkan

protrombin dan pembentukan fibrin. Sedangkan ion kalsium adalah ion yang
diperlukan untuk mempermudah dan mempercepat semua reaksi. Oleh karena itu,
tanpa ion kalsium, pembekuan darah tidak terjadi. Kadar ion kalsium dalam tubuh
jarang sekali turun sedemikian rendah sehingga nyata mempengaruhi kinetik
pembekuan darah. Sebaliknya, bila darah di keluarkan dari tubuh manusia,
pembekuan dapat dicegah dengan menurunkan kadar ion kalsium sampai di bawah
ambang pembekuan, dengan cara deionisasi kalsium yaitu mereaksikannya dengan
zat-zat lain seperti ion sitrat atau dengan mengendapkan kalsium dngan ion oksalat.
Sifat produk jaringan ini dalam kaitannya dengan aktivitas pembekuan belum banyak
diketahui, sehingga sulit dinyatakan sebagai faktor spesifik.
Faktor V

: Proakselerin adalah metabolit berupa protein yang ditemukan dalam

plasma darah yang merupakan precursor dari akselerin. Proakselerin berfungsi untuk
mempercepat proses konversi protrombin menjadi thrombin.
Faktor VI

: Merupakan enzim dari kelas serina protease asselerator koversi

protrombin serum, dibuat di hati dan memerlukan vitamin K dalam pembentukannya.


Faktor ini merupakan faktor serum yang mempercepat perubahan protrombin.
Faktor VII

: Dikenal sebagai faktor antihemofili, tidak dibentuk di hati.

Merupakan faktor plasma yang berkaitan dengan faktor III trombosit dan faktor
chrismas (IX), mengaktifkan protrombin.
Faktor VIII

: Disebut dengan faktor chrismas, dibuat di hati memerlukan vitamin

K. Merupakan faktor serum yang berkaitan dengan faktor III trombosit dan VII AHG
mengaktifkan protrombin.
Faktor IX

: Disebut dengan faktor stuart-power, dibuat di hati dan memerlukan

vitamin K. Merupakan kunci dari semua jalur aktivasi faktor-faktor pembekuan.


Faktor X

: Sebagai antisenden tromboplastin plasma, dibentuk di hati tetapi

tidak memerlukan vitamin K.

Faktor XI

: Disebut faktor Hageman. Merupakan faktor plasma mengaktifkan

PTA
Faktor XII

: Merupakan faktor untuk menstabilkan fibrin, diproduksi di hati

maupun megakariosit. Faktor ini menumbulkan bekuan fibrin yang lebih kuat yang
tidak larut dalam urea.
Proses Pembekuan Darah

1. Jaringan yang luka atau keeping darah (trombosit) yang rusak akan
menghasilkan tromboplastin atau (trombokinase) yang merupakan activator
dari protombrin.
2. Adanya trombokinase menyebabkan perubahan protombin menjadi enzim
thrombin. Ion kalsium merupakan zat yang dianggap pemacu perubahan
tersebut. Protombin adalah suatu protein plasma yang terdapat dalam plasma
dengan konsentrasi 15 mg/100ml (dalam kondisi normal) Protombin berupa
senyawa globulin dan selalu dibentuk dihati dengan bantuan vitamin K.
3. Trombin bekerja sebagai enzim yang mengubah fibrinogen menjadi fibrin
yang berupa benang benang. Fibrinogen adalah protein yang terdapat dalam
plasma dalam jumlah 10 -700 mg/ 100ml. sebagian besar fibrinogen dibentuk
dalam hati. Dengan terbentuknya benang benang fibrin yang bertautan
mengakibatkan sel-sel darah merah dan plasma terjaring untuk membentuk
bekuan itu sendiri.

Gangguan Pembekuan Darah


Gangguan pada tingkat pembuluh darah. Hal ini disebabkan oleh adanya
kekurangan vitamin C dalam jumlah yang banyak dan dalam jangka waktu yang agak
lama, yang berujung pada kerapuhan pemmbuluh darah, terutama pembuluh darah
kapiler. Akibatnya, mudah terjadinya pendarahan bahkan oleh trauma ringan
sekalipun.
Gangguan pada tingkat trombosit. Hal ini disebabkan adanya penurunan
jumlah trombosit yang mengakibatkan gangguan pada penggumpalan darah. Faktor
penyabab berkurangnya trombosit ini, bisa disebabkan berkurangnya jumlah
megakaryosit yang mana merupakan pembentukan sel asalnya yang berada di
sumsum tulang. Hal ini dinamakan Amegakaryocyte thrombopenia purpura (ATP).
Selain disebabkan oleh Amegakaryocyte thrombopenia purpura, penurunan jumlah
tromosit juga dapat disebabkan karena beberapa penyakit virus yang mengakibatkan
penurunan jumlah trombosit dalam darah. Keadaan ini disebut idiopathic
thrombocytopenia purpura (ITP) . Salah satu contohnya adalah pada penyakit Demam
Berdarah Dengue (DBD). Pada DBD terjadi penurunan tajam dari jumlah trombosit
di dalam darah tepi, sehingga peenderita tiap saat terancam oleh bahaya pendarahan.
Pada penyakit pembuluh darah, termasuk aterosklerosis, trombosit cenderung
mudah beragregasi. Gerombolan trombosit ini akan mengendap dan melekat di suatu
tempat, menimbulkan trombus, yang mengganggu aliran darah ke hilir. Trombus ini
dapat terlepas menjadi embolus dapat menimbulkan akibat yang parah.
Gangguan pada faktor penggumpalan. Kelainan ini dapat disebabkan oleh 3
faktor. Pertama, kelainan genetik. Kedua, kelainan karena kerusakan organ yang

membuatnya. Dan yang ketiga, kelainan yang disebabkan oleh adanya masalah pada
faktor pendukung proses sintesis.
Ada beberapa jenis penyakit kelainan penggumpalan darah yang disebabkan
oleh kelainan gen, yaitu hemofilia. Ada 2 jenis hemofilia yaitu hemofilia A dan
hemofilia B.

DAFTAR PUSTAKA
Guyton, Arthur C., dan John E Hall.1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.
Murray Robert K., dkk. 2009. Biokimia Harper Edisi 27. Jakarta: EGC.
Sadikin, Mohamad. 2001. Biokimia Darah. Jakarta: Widya Medika.
Price, Sylvia Anderson dan Lorraine M.Wilson. 2005. Patofisologi Konsep Klinis Prosesproses Penyakit Edisi6. Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai